Anda di halaman 1dari 9

Nama : Berlyan Mellenia Susilo

Nim : 041811535040

RESUME METODOLOGI PENELITIAN TM 5

POPULASI, SAMPEL, METODE PENGUMPULAN DATA

A. POPULASI

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Contoh: Penelitian dengan judul analisis pengaruh motivasi kerja terhadap
kualitas pelayanan di PT AMANAH Semarang. Populasinya adalah semua karyawan di PT
AMANAH Semarang. Menurut Sugiyono (2008: 80), populasi ialah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulan.

Dengan kaata lain populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri dari, objek dan subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan objek itu.
Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi tentang populasi. Oleh
karena itu, sejak awal perlu mengidentifikasi dengan baik, maka kesimpulan yang dihasilkan dari
suatu penelitian kemungkinan akan keliru. Misalnya, suatu penelitian yang ingin mengetahui
profile pembeli mobil potensial. Dalam hal ini yang dijadikan populasi adalah orang dewasa
yang memiliki surat ijin mengemudi.

Dalam kerangka penelitian (terutama sekali penelitian kuantitatif), populasi merupakan


salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan skala seksama apabila peneliti
ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) atau
objek penelitiannya. Seandainya peneliti ingin menyimpulkan sesuatu aspek tertentu dalam
wilayah tertentu, atau pada individu tertentu dalam area tertentu atau terhadap peristiwa tertentu,
ia perlu menentukan terlebih dahulu apa batasan wilayah, objek, atau peristiwa yang akan
diselidikinya. Wilayah, objek, atau individu yang diselidiki mempunyai karakteristik tertentu,
yang akan mencerminkan atau memberi warna pada hasil penelitian. Semua krakteristik yang
terdapat pada individu, objek, atau peristiwa yang dijadikan sasaran penelitian hendaklah
terwakili. Kalau hanya tentang satu aspek, maka hasil penelitian tersebut hanya berlaku untuk
aspek itu, bukan semua karakteristik yang melekat pada unit tersebut.

Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi, yaitu:

a) merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang di inginkan;
b) dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, benda atau objek maupun kejadian
yang terdapat dalam suatu area/daerah tertentu yang telah ditetapkan;
c) merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat tertentu yang memungkinkan peneliti
menarik kesimpulan dari keadaan itu;
d) memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasilmpenelitian itu dapat di
generalisasikan.

Beberapa contoh populasi dalam penelitian yang berbeda;

1) seandainya peneliti ingin melihat indeks prestasi mahasiswa yang diterima melalui
penelusuran bakat, maka populasinya adalah mahasiswa yang diterima melalui
penelusuran bakat tetapi seandainya peneliti ingin membandingkan keampuan system
penerimaan mahasiswa baru dikaitkan dengan indeks prestasi yang mereka terdapat di
tahun I, maka populasi penelitiannya adalah mahasiswa tahun I, baik yang diterima
melalui penelusuran bakat maupun system penerimaan mahasiswa baru. Andai kata ada
mahasiswa titpan (tanpa melalui seleksi dan penerimaan penelusuran bakat), maka
mahasiswa itu tidak tergolong kedalam populasi penelitian.
2) seandainya ada pula peneliti yang ingin melihat pengaruh irigasi terhadap hasil panen
sawah, maka populasi penelitiannya semua area sawah yang mendapatkan irigasi teknis
dan semi teknis dalam wilayah penelitian.

Dengan demikian, jelaslah bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai – nilai yang
mungkin daripaada karakteristik tertentu sejumlah objek yang ingin di pelajari sifatnya. Bailey
(1978) menyatakan populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis, sedangkan
spiegl (1961) menyatakan pula bahwa populasi adalah keseluruhan unit ( yang telah ditetapkan )
mengenai dan darimana informasi yang di inginkan. justru karena itu, populasi penelitian dapat
berbeda – beda sesuai dengan masalah yang akan diselidiki. Sedangkan tuckman mengemukakan
bahwa populasi atau target populasi adalah kelopmpok darimana peneliti mengumpulkan
informasi dan kepada siapa kesimpulan akan di gambarkan.

Populasi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu:

a) populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat di hitung, seperti luas area
sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa;
b) populasi tak terbatas ( indefinite ), yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah tak
terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti tinta, air, pasir dipantai, padi disawah, atau
beras di gudang.

Populasi akan memberikan gambaran yang tepat tentang berbagai kejadian, namun
jumlah yang besar, daerah yang luas, variasi yang banyak akan; akan membutuhkan biaya dan
waktu yang banyak. Disamping itu, populasi yang banyak dan luas akan menimbulkan berbagai
kealahan (errors) pada saat pengumpulan data karena keletihan dan kelelahan. Kemudian, kalau
ditilik dari sifat populasi, dan risiko yang ditimbulkan populasi tertentu, peneliti lebih baik
mengumpulkan data dari sample daripada dari populasi. Suatu hal yang esensial dan perlu
mendapatkan perhatian peneliti yaitu dengan menggunakan sample, temuan penelitian tidaklah
menyimpang dari hasil yang sebenarnya. Populasi dan sample dalam suatu penelitian
mempunyai peranan sentral dan menetukan. Kedua istilah itu merupakan suatu konsep yang
mempunyai karakteristik dan sifat – sifat tertentu. Populasi merupakan keseluruhan atribut; dapat
berupa manusia, objek, atau kejadaian yang menjadi focus penelitian, sedangkkan sample adalah
sebagian dari objek, manusia, atau kejadian yang mewakili populasi.

B. SAMPLE

Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
penelitian yang kita lakukan. Sampel penelitian mencerminkan dan menentukan seberapa jauh
sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian. Sampel merupakan suatu
bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan
demikian dari populasi merupakan sampel ( Sugiyono, 2003). Suatu subjek merupakan suatu
anggota tunggal dari sampel, sama halnya dengan elemen yang merupakan anggota tunggal dari
populasi. Misalnya jika 100 orang manajer dari total populasi 1000 orang manajer merupakan
suatu sampel penelitian, maka setiap manajer dari 100 sampel tersebut merupakan subjek.
Dengan kata lain, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Menurut Sugiyono (2008: 81), sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sample yang diambil dari populasi harus representatif.

Sample adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk
penelitian misal karena terbatasnya dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sample yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sample, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sample yang diambil dari populasi harus betul-betul
mewakili dan harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Contoh: kalau
yang ingin diukur adalah semua karyawan PT AMANAH Semarang sedangkan yang dijadikan
sample adalah hanya karyawan bagian keuangan saja, maka sample tersebut tidak valid, karena
tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur seharusnya semua bagian tapi harus sesuai
syarat teknik sampling.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sample adalah sebagian dari populasi yang
terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batasan di atas merupakan
dua kata kunci dan merujuk kepada semua ciri populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing
– masing karakteristiknya. Seandainya populasi itu memeiliki 10 karakteristik atau ciri tertentu,
maka sebagian dan mewakili dalam hal ini hendaklah mencakup kesepuluh karakteristik tersebut,
dan dari masing – masing karakteristik diambil sebagian kecil sesuai dengan peraturan yang
berlaku dalam menentukan besarnya ukuran sample. Di samping itu, perlu diperhatikan pula
tekhnik analisis yang akan digunakan sehingga data yang terkumpul dapat di olah dengan teknik
yang cepat.

Ada beberapa ciri – ciri sample yang baik sebagai berikut:

a) sample dipilih dengan cara hati – hati; dengan menggunakan cara tertentu dengan benar,
b) sample harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili
keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi,
c) besarnya ukuran sample hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang
dapat di toleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

Ukuran sample atau jumlah sample yang diambil merupakan hal yang penting jika
peneliti melakukan penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang
menggunakan analisis kualitatif, ukuran sample bukan menjadi hal yang penting, karena yang
dipentingkan adalah kekayaan informasi dari sample. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya
akan informasi, maka sampleya lebih bermafaat.

Rumus Slovin :

N
n= 1+( N x e 2)

Dimana:

n = Ukuran sample

N = Populasi

e = Presentasi kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan sample yang masih


diinginkan

Contoh : Populasi responden adalah seluruh pegawai Bank Artha Prima Media Yogyakarta
berjumlah 100 orang, maka sample yang kita ambil sebagai penelitian jika menggunakan rumus
Slovin dengan tingkat kepercayaan 95%, dan tingkat error 5 % adalah

100
n = 1+(100 x 0,052) = 80 Orang

Jadi sample penelitian untuk populasi 100 orang dan tingkat kepercayaan 95% adalah 80 orang.

Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang secara umum terbagi dua yaitu
probability sampling dan non probability sampling.

A. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel
random sampling, proportioate stratified random sampling, disproportionate stratified
random sampling, dan cluster sampling.
1. Simple random sampling
Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara
acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Misalnya,
Populasi adalah siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah
sampel ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan
adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 205. Jumlah
sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia
dan jenis kelamin.
2. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan
sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Misalnya,
populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan rumus Slovin (lihat
contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95.
Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan)
yang masing-masing berjumlah : Marketing : 15, Produksi : 75, Penjualan : 35.
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian tersebut
ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan)
x jumlah sampel yang ditentukan.
Marketing : 15 / 125 x 95 = 11,4 dibulatkan 11
Produksi : 75 / 125 x 95 = 57
Penjualan : 35 / 125 x 95 = 26.6 dibulatkan 27
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27 = 95
sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah keterogen
(tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja sehingga besaran
sampel pada masing-masing strata atau kelompok diambil secara proporsional
untuk memperoleh
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip
dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas
populasi. Namun, ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada
pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional
pembagiannya.
Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata
berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya
sangat tidak seimbang yaitu: SMP : 100 orang, SMA : 700 orang, D3 : 180 orang,
S1 : 10 orang, S2 : 10 orang. Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini
sangat tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain)
sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.
4. Cluster Sampling
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau populasi
sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan
perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang
dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara
random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing
daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random
sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda. Contoh : Peneliti ingin
mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU. Populasi
penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak
dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam
tahapan sebagai berikut :
Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara
acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang
selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota,
maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai
sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan /
Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU
yang dijadikan.
C. METODE PENGUMPULAN DATA

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum,
berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari
data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil
pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau
citra.

Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah
sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang
tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai
dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi. intinya data itu
adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu
keputusan.

Metode Pengumpulan Data :

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.metode pengumpulan data bisa dilakukan
dengan cara:

1. Observasi.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, obsevasi dapat dibedakan menjadi
participant observation dan non participant observation, selanjutnya dari segi
instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedaakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.
Macam-macam observasi:
 Observasi Partisipatif. Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang
diteliti.
 Observasi Terus Terang atau Tersamar. Peneliti berterus terang kepada
narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
 Observasi tak Berstruktur.Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus
penelitian belum jelas
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang digunakan dengan bertanya langsung pada
responden, dan terdapat 2 unsur wawancara yaitu wawancara secara langsung dan tak
langsung.
3. Angket kuesioner.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan angket yaitu isi dan tujuan
pertanyaan, bahasaa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan, pertanyaan yang tidak
mendua, tidak menanyakan hal yang sudah lupa, pertanyaan yang tidak mengarahkkan,
panajang pertayaan dan urutaan pertanyaan
Macam-macam kuisioner :
 Kuesioner tertutup. Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban.
Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
 Kuesioner terbuka. Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden
haru memformulasikan jawabannya sendiri.
 Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup. Dimana pertanyaan tertutup kemudian
disusul dengan pertanyaan terbuka.
 Kuesioner semi terbuka. Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi
masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
4. Studi dokumen
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung
kepada subjek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai