Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integra
l yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Sel ain itu, pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya m utu dan citra institusi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat strategis dalam menentukan mutu karena jumlah perawat terbanyak dari profesi lain dan paling lama kontak dengan klien, sehingga keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dan sering digunakan sebagai indikator pelayanan keseh atan yang bermutu, serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan klien (Priyant o, 2009). Proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan proporsi terbesar ya kni 40% dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga tersebut 65% bekerja di rumah s akit, 28% di puskesmas dan selebihnya 7% di sarana kesehatan lainnya (PPNI, 2005). Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan sistem pen gelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar menjadi berdayagun a dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila seseorang perawat y ang memiliki tanggung jawab mengelola mempunyai pengetahuan tentang manajeme n keperawatan dan kemampuan memimpin orang lain di samping pengetahuan dan ke terampilan klinis yang harus dikuasainya pula. Asuhan keperawatan yang bermutu da pat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehorm atan yang dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan as uhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawata n yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, impleme ntasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan. Perawat sebag ai seseorang yang memberikan asuhan keperawatan yang profesional haruslah memili ki kinerja, keterampilan, sosialisasi, dan mampu bekerja sama dalam satu tim secara u tuh dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain kemampuan, kepribadian dan minat kerja, kejelasan peran seorang pekerja, serta tingkat motivasi pekerja (Nurachmah, 2001). Keperawatan sebagai profesi dimanifestasikan melalui praktik profesi yang di atur dalam suatu ketetapan hukum, yaitu Kepmenkes No.1239/Menkes/2001 tentang Registrasi dan praktik Keperawatan (revisi Kepmenkes No.647/Menkes/2000), sehing ga diharapkan perlindungan terhadap kepentingan masyarakat terjamin melalui akunt abilitas perawat dan praktik keperawatan sesuai dengan wewenang yang dimiliki, bai k secara mandiri maupun kolaborasi. Semua itu dapat dilaksanakan karena perawat m emiliki ilmu dan kiat keperawatan yang mendasari praktik profesionalnya. Perawat se bagai tenaga profesional bertanggungjawab dan berwenang memberikan pelayanan k eperawatan secara mandiri, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ses uai dengan kewenangannya, terutama terkait dengan lingkungan praktik dan wewena ng perawat. Saat ini masyarakat menuntut pelayanan yang lebih baik, bermutu dan bi aya terjangkau. Sementara masalah lain dibidang kesehatan yang dihadapi perawat ko munitas semakin banyak dan kompleks. Sehingga perawat harus memiliki kemampua n dalam menganalisis penyebab masalah. Perawat juga perlu mempertimbangkan fak tor-faktor lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan seseorang, antara lain ling kungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan keturunan. Harlley (1997) mengemukakan, perawat adalah seseorang yang berperan dala m merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injur i, dan proses penuaan, sedangkan menurut Permenkes Ri No 1239 Th 2001 Perawat a dalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik dalam maupun diluar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Perawat adalah se seorang yang memiliki kemampuan dan wewenang melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan memperoleh ilmu itu melalui pendidikan kepe rawatan (Kozir, 1995). Dengan latar belakang ini kita merasa perlu untuk meningkatkan motivasi kerja perawat untuk menjadi profesional sehingga dapat membantu dan memberikan dampak yang positif untuk membantu menyelesaikan masalah masalah, untuk meningkatkan motivasi perawat.
1.2. Rumusan Masalah
a) Apa itu motivasi? b) Apa itu motivasi menurut Maslow? c) Bagaimana motivasi menjadi perawat profesional menurut teori Maslow 1.3. Tujuan a) Untuk mengetahui motivasi. b) Untuk mengetahui motivasi menurut Maslow. c) Untuk mengetahui bagaimana motivasi menjadi perawat profesional menurut teori Maslow 1.4. Manfaat a) Dapat memperoleh pengertian motivasi. b) Dapat memperoleh motivasi menurut Maslow. c) Dapat memperoleh bagaimana menjadi perawat profesional menurut teori Maslow