Full
Full
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Maria Titian Moi Lay
NIM: 141114052
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Maria Titian Moi Lay
NIM: 141114052
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Cinta abadi dalam hidupku Tuhan Yesus, wanita yang menjadi teladan
yakni Bunda Maria, dan penggerak dalam hidupku yaitu Roh Kudus.
Diriku yang luar biasa dan sang adaptor hebat Maria Titian Moi Lay
Seluruh keluarga besar dan leluhur saya, Almamater dan para guru di
sekolah (TK Tunas Harapan Boawae, SDK Boawae, SMP dan SMA
St. Clemens Boawae), Universitas Sanata Dharma terkhusus Program
Studi Bimbingan dan Konseling dan para dosen dan Mas Moko,
Sahabat dan Teman-Teman seperjuangan BK angkatan 2014, Teman-
Teman Gnc Ministry, BEMU “Kabinet Driyarkara Muda” 2016 dan
DPMU 2017, Penghuni Kos Putri Cinta terutama untuk pemilik kos
Bapak Mulyadi dan Ibu Susi yang selalu menolong saya, para penolong
dan orang baik yang diberikan Tuhan untuk saya, seluruh makhluk
hidup dan alam semesta, serta daerah asal saya NTT dan Kota
Yogyakarta yang memberikan saya tempat untuk berlindung dan
belajar.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN
ASESMEN PENDIDIKAN KARAKTER
(Studi Deskriptif Eksploratif Keterlaksanaan
dan Hambatan-Hambatan Asesmen Pendidikan Karakter di SMP)
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE FEASIBILITY AND BARRIERS OF
CHARACTER EDUCATION ASSESSMENT
(An Explorative Descriptive Study of Character Education Assessment
Feasibility and Barriers in Junior High School)
The aim of this research was to know the feasibility and barriers of the character
education assessment in Junior High School that include: (1) The Planning of Character
Education and Assessment, (2) The Implementation of Character Education Assessment,
(3) The Evaluation of Character Education Assessment, (4) The Barriers of Character
Education Assessment, (5) The School‟s Efforts to Overcome the Character Education
Assessment Barriers.
This research was using a descriptive quantitative method in explorative level.
Data were gathered using an open and closed questionnaire that was distributed to 11
Junior High School nationally with total 51 teachers and principals. The data were
analyzed using explorative descriptive way with percentage technique and the result was
formed in graphics perspective.
The research result shows that 75% school with character education planning and
only 10% teachers that really understand the content of character education guideline. In
character education assessment planning, 98% teachers believed that character education
assessment is important, but 18% teachers admitted that the assessment only conducted if
needed and it was rarely done. The guideline of character education assessment creation
was mostly combine government rules and school‟s vision and mission. In the character
education assessment implementation, the main thing that teacher should do is preparing
the instrument. The popular way to assess character education was advantages and
disadvantages observations. The common assessment scoring for student‟s character
education result was using A-E. The character education assessment was used by 77%
teachers for class advancing requirements. After assessed the students, 94% teachers
conducted an evaluation and 94% teacher admitted that the evaluation was indeed
implemented. The common barriers that faced by teacher was the unavailability of test
that able to measure the character education achievement. The teacher‟s common effort in
dealing with this barrier was asking the principle or experts, involving all school‟s
components, understand the students‟ character, following seminar, and joining various
training that related to character education assessment.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
akhir skripsi ini dengan baik. Karya ilmiah yang penulis telah selesaikan ini,
berharga, di mana penulis boleh dan banyak mengalami berbagai macam proses di
dalamnya baik suka maupun duka. Penulis sungguh dan sangat bersyukur
mengalami semua ini. Karya ilmiah ini juga menjadi pendorong bagi penulis
humanis. Karya ilmiah ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah berhasil diselesaikan ini
tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah
mendukung dan mendampingi penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis
1. Dr. Gendon Barus, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
salah satu dosen yang baik, sabar dan hebat, yang mau memberikan
kesempatan kepada penulis menjadi Tim Peneliti PSHP 2017 di bawah asuhan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
biasa, dan menjadi sumber inspirasi bagi penulis untuk menjadi manusia yang
2. Juster Donal Sinaga, M. Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling yang mau membantu dengan memberikan arahan yang positif,
pemikiran-pemikiran beliau.
kesempatan kepada penulis dan teman-teman Tim Peneliti PSHP 2017 untuk
5. Aba Kornelius Lay (Alm.), Mama Maria Fermina Beku Lay, Kakak
Minikus Savio Lay yang senantiasa menjadi sumber kekuatan dan semangat
bagi penulis untuk mengejar dan menggapai cita-cita serta menjadi orang
sukses dan berguna bagi banyak orang. Terkhusus kepada Mama Fermina
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebahagiaan dan segala yang terbaik untuk penulis dan adik-adik dengan
6. Kakak Jefri Marianus Boboy, sang sumber inspirasi dan orang baik yang
boleh Tuhan perkenankan hadir dengan cara „istimewa‟ untuk bertemu dengan
penulis. Kakak yang sudah seperti keluarga dan saudara sendiri, yang dalam
selalu menjadi sumber kekuatan dan motivasi untuk mewujudkan segala cita-
8. Para penasihat yang sekaligus berperan sebagai sahabat, teman, dan keluarga
dalam hidup penulis yakni Sr. Veronika Lusia Buke PPYK, Sr. Damiana
Lestari Widiastuti FCh, dan Romo Blasius OCD. Mereka adalah salah satu
kehidupan terutama dalam masa perkuliahan dengan banyak hal dan kebaikan
Fuad Insani Anif, Rachmadi Bambang, dan Chandra Filemon yang telah
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi keluarga, teman, dan penolong penulis sejak awal penulis berkuliah
selama-lamanya.
10. Teman-teman penelitian PSHP 2017 (Lita, Dias, Vincent, Brigita, Inggrid,
Muda” 2016 (Kementerian Lingkungan Hidup: Fr. Willy, Vena, Dikta, dan
penulis di kampus.
12. Kos Putri Cinta No. 220 terutama kepada Bapak Mulyadi dan Ibu Susi yang
telah menerima dan memberikan tempat berteduh kepada penulis sejak awal
lupa juga untuk penghuni kos dan kamar No. 102 yang dengan caranya
untuk penulis.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, yang telah membantu
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................................... ix
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Pengetahuan Guru tentang Pedoman Pendidikan Karakter di SMP ............... 85
Karakter ........................................................................................................................... 93
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.15 Langkah-Langkah Asesmen Yang Paling Sulit Menurut Guru .................. 101
Tabel 4.20 Cara Guru Menilai Hasil Pendidikan Karakter Siswa ................................ 107
Tabel 4.24 Bentuk Penilaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa ................................... 114
Tabel 4.25 Bentuk Pedoman Penilaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa ................... 115
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.32 Usulan Guru Agara Asesmen Pendidikan Karakter Berjalan Sesuai
Rencana ......................................................................................................................... 125
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Salah Satu Surat Izin Penelitian dari 11 SMP ........................................... 202
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
perkembangan hidup anak didik dan bagi perkembangan bangsa dan negara
Indonesia ke depan”.
pilar pembangunan. Sejak awal tahun 2010, tepatnya pada tanggal 14 Januari,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diterbitkan pada tahun 2010. Bagi program pendidikan karakter di SMP, agar
kesiswaan.
guru dan siswa. Sebab, hal-hal yang terkandung dalam pendidikan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebenarnya sudah ada dalam kurikulum, namun selama ini tidak dikedepankan
dan diajarkan secara tersurat. Menurut Fasli, sekolah bebas untuk memilih dan
(http://nasional.kompas.com/read/2010/08/31/19585479/pendidikan.karakter.d
iintegrasikan).
pengalaman pribadi maupun lewat media massa atau sosial bahwa dasar-dasar
nilai karakter yang menjadi ciri baik seseorang yang khas mulai tergerus
tidak hormat pada yang lebih tua, malas berjuang, bullying dan masih banyak
lagi. Hal ini juga terjadi karena generasi sekarang menganggap bahwa
menjadi pelaku penurunan nilai karakter yang telah susah payah ditanamkan
sekolah. Melihat fenomena ini, sekolah yang menjadi tempat atau rumah
kedua bagi siswa dalam menghabiskan dan menyibukkan diri dengan belajar,
menanamkan pendidikan karakter yang lebih tepat sasaran dan efektif untuk
besar dengan penekanan pada Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2 tentang ketakwaan
dan karakter yang harus ditekankan di sekolah oleh setiap guru lewat mata
menjadi masalah baru lagi, ketika pendidikan karakter yang dicanangkan oleh
memberikan dampak nyata perubahan pada karakter peserta didik. Selain itu,
atau cara mudah agar dapat mendeteksi seberapa besar penurunan kualitas
karakter peserta didik. Padahal kembali lagi seperti yang kita ketahui, bahwa
(Barus, 2017: 155). Hal ini menjadi penting karena dengan adanya sistem
penilaian ini, guru akan secara tepat dapat mendeteksi penurunan kualitas
peserta didik. Oleh karena itu, alat penilaian yang tepat yang dapat membantu
metode dan atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga
guru dan sekolah dalam mencari data selengkap-lengkapnya tentang siswa dan
fenomena ini, guru sebagai pendidik sejak awal diharapkan telah memiliki
satu kunci dalam menilai dan mengukur hasil pendidikan kebanyakan lebih
berfokus pada mengukur hasil belajar. Sedangkan dalam hal penilain sikap
terutama berkaitan dengan pendidikan karakter, guru tidak cukup paham untuk
peserta didik di kelas maupun luar kelas. Cara-cara penilaian seperti ini
perdebatan (Barus, Widanarto & Sinaga, Laporan Tahunan (1) PSHP 2017: 2).
Hal ini tentunya harus dihindari, sehingga peserta didik tidak merasa dirugikan
terutama bila penilaian karakter tersebut juga dijadikan sebagai acuan dalam
karakter dinilai dan dievaluasi, ragam kegiatan pendidikan karakter apa yang
hingga saat ini belum tersedia, maka hal ini dibebankan menjadi tugas guru
untuk menyusunnya (Barus, Widanarto & Sinaga, Laporan Tahunan (1) PSHP
2017: 9).
beberapa guru yang telah dilakukan oleh peneliti, dengan jujur mereka
menyampaikan bahwa mereka tidak paham dan tidak tahu tentang dan
karena tidak adanya pedoman penilaian yang terstandar. Pada tubuh sekolah
dibuatkan standar penilaian yang dipatenkan oleh pihak sekolah. Selain itu,
bergunanya asesmen pendidikan karakter siswa bagi sekolah dan bagi siswa
itu sendiri. Tentunya ini hanya segelintir hambatan yang benar-benar terekam
karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-
diimplementasikan di sekolah.
oleh guru maupun sekolah terutama di tingkat SMP. Hasil penelitian ini akan
penilaian apa pun) yang sudah berjalan di sekolah dan dijadikan sebagai
sumber inspirasi dalam merefleksikan sistem penilaian umum yang selama ini
tetapi mampu mengukur secara tepat jalannya pendidikan karakter dan hasil
B. Identifikasi Masalah
generasi muda.
didik sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
guru tidak mengetahui harus mulai dari mana atau menggunakan cara apa
yang tepat.
7. Ada indikasi guru kurang paham dan tidak tahu menggunakan asesmen
saat ini belum ditemukan dan tersedia, maka guru dibebankan untuk
menyusunnya.
11
12. Sangat dibutuhkan alat penilaian yang tepat yang dapat membantu guru
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
dijalankan?
12
E. Tujuan Penelitian
SMP.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
13
khususnya SMP.
di sekolah.
14
baik.
d. Bagi peneliti
15
G. Batasan Istilah
1. Karakter
2. Pendidikan karakter
yang menjadi jati dirinya agar dapat mengambil keputusan dengan bijak
3. Asesmen
macam informasi yang disesuaikan dengan tujuan atau kriteria yang telah
16
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan kajian teori dan kajian penelitian yang relevan.
dari berbagai sumber dan jurnal ilmiah. Setiap pengertian dan penjabaran
1. Pengertian Karakter
lainnya.
cara berpikir dan berperilaku yang khas dari tiap individu yang
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
setiap individu dalam hidup dan bekerja sama dalam keluarga, sekolah,
19
dalam tindakan nyata seseorang yakni tingkah laku yang baik, jujur,
20
berpikir logis.
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya agar dapat
kehidupan sehari-hari.
manusia.
21
yang religius.
bangsa.
kekuatan.
22
harmoni.
sejahtera.
bermanfaat.
23
membangun karakter.
peserta didik
24
kokurikuler.
belajar.
menyenangkan.
1) Jujur
25
2) Bertanggungjawab
4) Disiplin
5) Kerja keras
6) Percaya diri
7) Berjiwa wirausaha
26
9) Mandiri
dan didengar.
pengetahuan.
milik atau hak diri sendiri dan orang lain serta tugas atau
27
4) Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa
5) Demokratis
membutuhkan.
e. Nilai kebangsaan
kelompoknya.
1) Nasionalis
28
bangsanya.
2) Menghargai keberagaman
macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku,
dan agama.
berikut:
perkembangan remaja
inovatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
berkarya
m. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan
sederhana
pendidikan menengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
B. Hakekat Asesmen
a. Pengertian Asesmen
31
tertentu.
32
b. Pengertian Tes
33
c. Pengertian Evaluasi
34
dan bagian mana suatu tujuan tercapai. Dengan kata lain, evaluasi
2. Tujuan Asesmen
dibutuhkan anak.
3. Fungsi Asesmen
35
seorang anak.
dan penjurusan.
Uno dan Koni (2012:17) isi model penilaian kelas ini meliputi
36
5. Prinsip-Prinsip Asesmen
berkesinambungan.
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
a. Valid (tepat). Dalam prinsip ini, alat ukur yang digunakan dalam
hendak diukur.
dengan baik.
38
psikomotorik.
didik.
6. Jenis-jenis Asesmen
itulah yang kemudian menjadi alat ukur dari objek penilaian yang
a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal
39
b. Performance Assessment
c. Penilaian Portofolio
d. Penilaian Proyek
penyajian data.
e. Product Assessment
40
f. Penilaian sikap
g. Self Assessment
didik.
i. Umpan Balik
memberi nilai atau skor (grading) peserta didik, tetapi juga untuk
41
a. Asesmen Konvensional
inilah yang biasa digunakan oleh guru. Metode paper and pencil
sendiri).
42
diskusi kelompok.
7. Teknik-teknik Asesmen
dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Poerwati (2001) menegaskan
a. Teknik Tes
Bila ditinjau dari berbagai segi, teknik asesmen tes terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dianggap sama.
perbaikan.
2) Tes ditinjau dari segi banyaknya orang yang dites. Test ini
terdiri atas:
44
atas:
itu.
b) Tes buatan guru, yaitu tes yang dibuat oleh seorang guru
diberikan.
b) Post test, yaitu tes yang diberikan pada akhir pelajaran. Tes
45
c) Sumatif test, yaitu tes yang dilakukan pada tiap akhir catur
terdiri atas:
peserta didik.
46
titik (…….).
(a) True False test, yaitu tes yang terdiri atas pernyataan-
(b) Multiple choice test atau tes pilihan ganda. Peserta tes
atau evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa
47
lain-lain. Teknik penilaian non tes menurut Uno dan Koni (2012:
a) Daftar Cek
sebaliknya.
b) Skala Rentang
akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2) Penilaian Produk
Penilaian ini, tidak hanya dinilai dari hasil akhir saja tetapi juga
proses pembuatannya.
3) Penilaian Proyek
penyajian data.
4) Portofolio
melakukan perbaikan.
5) Penilaian Sikap
49
a) Observasi Perilaku
b) Pertanyaan Langsung
c) Laporan Pribadi
50
7) Interviews (interviu)
8) Angket
Questionnaires).
mengkaji respon yang benar dan tidak benar yang dibuat siswa
51
11) Sociometri
8. Langkah-Langkah Asesmen
52
masing-masing teknik.
terbaik?).
evaluasi.
53
b. Menghimpun Data
terhadap makna yang terkandung pada data yang telah diolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
55
hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama.
Respon subjek atas tes merupakan perilaku yang ingin diketahui dari
hasil belajar. Tes ini dilakukan sebelum, saat, dan akhir pembelajaran,
ranah afektif, seperti ranah lainnya memerlukan data yang bisa berupa
56
57
yaitu instrumen yang hasilnya tidak ada yang benar atau salah.
1. Penilaian Pendidikan
isi (SI). Oleh karena itu, pada saat mengembangkan silabus yang
Dasar (KD);
psikomotor);
58
b. Penyusunan Kisi-kisi
59
Lain
deskrpsi penilaian.
60
Pelajaran
digunakan.
61
tengah kelompoknya.
1) Tujuan Umum
62
2) Tujuan Khusus
program pendidikan.
jalan keluarnya.
pelaksanan program.
63
antara lain:
64
kemudian hari.
b) Orang tua. Orang tua perlu ditanya apakah anak mereka memang
atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
disorot di sini adalah hambatan yang dialami guru dalam hal penilaian.
penilaian karakter yang ditanamkan pada peserta didik saat ini, diuji saat
target pendidikan karakter yang telah ditetapkan. Tidak semua guru dapat
66
setara atau bahkan mungkin sama. Apakah semua guru dengan variabilitas
peserta didik? Hal ini merupakan tantangan bagi semua pihak yang peduli
karakter di sekolah.
2. Meski sebagian besar guru (hampir 75% dalam kasus ini) mengaku
baik dan operasional, dan hampir 65% guru mengaku turut dilibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dalam perencanaan ini, namun hanya 10% saja dari 51 orang guru yang
yakni:
68
tataran kognitif); (3) Tidak tersedia alat dan cara evaluasi untuk
para guru dalam menjaga karakter tidak selalu sama, cenderung rapuh:
dan belum tercipta kolaborasi yang baik antara para guru dan
bahwa pendidikan karakter yang baik itu dapat berkembang dengan baik
karakter itu sendiri. Selain itu penilaian dan evaluasi juga menjadi sangat
dengan adanya bantuan ini guru dapat tertolong dalam melihat tingkat
buruk maka dapat dipikirkan jalan keluar serta strategi yang baik dan tepat,
dan bila hasil penilainnya baik, guru dapat mempertahankan kinerja dan
69
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek
teknik pengolahan data dan teknik analisis data. Ketujuh sub-bagian tersebut
A. Jenis Penelitian
dalam penulisan skripsi ini adalah bersifat deskriptif kuantitatif pada level
objek penelitian sesuai dengan apa adanya. Sementara itu, Nazir (Prastowo,
penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu system pemikiran, dan ataupun suatu kelas peristiwa yang ada
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pemahaman baru dari gejala sosial yang aktual dan menarik perhatian untuk
sekarang yang aktual secara luas berkaitan dengan sebab-sebab atau hal-hal
sumber data dan peneliti yang meneliti adalah instrumen kunci. Kedua,
penelitian kualitatif yang digunakan ini lebih bersifat deskriptif dan data yang
angka. Ketiga, metode ini lebih menekankan pada proses daripada produk
71
metode penelitian kualitatif ini lebih menekankan pada makna yakni data
SMP Swasta yang telah menjadi mitra Tim Peneliti PSHP (Barus, Widanarto,
area Pulau Jawa yakni Yogyakarta dan sekitarnya maupun di luar Pulau Jawa.
penelitian.
2017 dengan waktu pengambilan data 31 Mei-14 Juni 2017 berdasarkan hasil
luar Pulau Jawa, peneliti bekerja sama dengan Tim Peneliti PSHP 2017 lain
oleh peneliti dan Tim Peneliti PSHP 2017 prodi BK (Barus, Widanarto, &
Sinaga, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Tanggal Keterangan Tempat
Pertemuan
1. Senin, 1 Mei Penyusunan item-item kuisioner Kampus
2017 mengenai keterlaksanaan, hambatan, Paingan USD
dan penilaian hasil pendidikan
karakter.
2. Kamis, 4 Mei Penyelesaian dan perbaikan angket Kampus
2017 penelitian. Paingan USD
3. Jumad-Sabtu, 5- Uji Validitas bersama Tim Dosen Kampus
6 Mei 2017 Peneliti PSHP 2017. Paingan USD
4. Senin, 8 Mei Pemantapan dan penjilidan angket Kampus
2017 yang akan dibawa ke sekolah. Paingan USD
5. Selasa, 9 Mei Pendistribusian angket kapada tim Kampus
2017 peneliti PSHP 2017. Paingan USD
6. Rabu 31 Mei Pengambilan data di sekolah-sekolah Sekolah-sekolah
2017-Rabu 14 yang menjadi mitra penelitian PSHP mitra penelitian
Juni 2017 2017. PSHP 2017
7. Senin-Jumad, Waktu pengumpulan dan penyerahan Kampus
19-30 Juni 2017 angket penelitian kepada peneliti dari Paingan USD
tim peneliti PSHP 2017 luar dan Kos peneliti
Yogyakarta dan sekitarnya.
8. Senin-Minggu, Membuat tabulasi dan menganalisis Kampus
3-9 Juli 2017 hasil angket dari sekolah-sekolah. Paingan USD
dan Kos peneliti
9. Senin, 10 Juli Triangulasi teknik dan sumber sebagai Kampus
2017 uji validitas. Paingan USD
dan Kos peneliti
Tabel 3.2
Waktu Pengambilan data
No. Nama Sekolah Tanggal Penelitian
1. SMP N 31 Purworejo 31 Mei 2017
2. SMP N 7 Cirebon 12 Juni 2107
3. SMP Santo Aloysius Turi 12 Juni 2017
4. SMP N 2 Playen 14 Juni 2017
5. SMP N 4 Wates 13 Juni 2017
6. SMP N 2 Giriwoyo 13 Juni 2017
7. SMP K Santa Maria II Malang 7 Juni 2017
8. SMP Xaverius I Palembang 12-13 Juni 2017
9. SMP N 1 Gedungaji Baru 12 Juni 2017
10. SMP N 7 Pangkalpinang 12 Juni 2017
11. SMP Fransiskus Asisi Samarinda 12 Juni 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
C. Subjek Penelitian
kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan guru Bimbingan dan Konseling di
anggota sekolah yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 51 orang.
informasi.
Tabel 3.3
Subyek Penelitian
No. Nama Sekolah Subyek Jumlah
1. SMP N 31 Purwerejo Kepala sekolah/Wakil Kepala Sekolah 5 Orang
(1), Guru Mata Pelajaran (3), Guru BK
(1)
2. SMP N 7 Cirebon Kepala sekolah/Wakil Kepala Sekolah 5 Orang
(-), Guru Mata Pelajaran (2), Guru BK
(3)
3. SMP Santo Aloysius Kepala sekolah/Wakil Kepala Sekolah 5 Orang
Turi (1), Guru Mata Pelajaran (3), Guru BK
(1)
4. SMP N 2 Playen Kepala sekolah/Wakil Kepala Sekolah 5 Orang
(1), Guru Mata Pelajaran (3), Guru BK
(1)
5. SMP N 4 Wates Kepala sekolah/Wakil Kepala Sekolah 5 Orang
(1), Guru Mata Pelajaran (2), Guru BK
(2)
6. SMP N 2 Giriwoyo Kepala sekolah/Wakil Kepala Sekolah 4 Orang
(-), Guru Mata Pelajaran (3), Guru BK
(1)
7. SMP K Santa Maria Kepala sekolah/Wakil Kepala Sekolah 4 Orang
II Malang (-), Guru Mata Pelajaran (2), Guru BK
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi
penelitian.
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang sedang diteliti (Alimul
75
Tabel 3.4
Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Hasil
No Variabel Defenisi Variabel Skala
Ukur/Kategori
1. Keterlaksana Penilaian dan evaluasi 1. Perencanaan Nominal
an yang dilakukan oleh 2. Pelaksanaan
pendidik. 3. Penilaian
4. Evaluasi
5. Hasil
2. Hambatan Hambatan-hambatan yang 1. Hambatan Nominal
dialami oleh para pelaku 2. Upaya
pendidik. 3. Usulan
3. Asesmen Penilaian yang digunakan 1. Asesmen Tes Nominal
untuk memperoleh 2. Asesmen Non
berbagai macam Tes
informasi yang 3. Tujuan
disesuaikan dengan tujuan 4. Langkah-
atau kriteria yang telah Langkah
ditetapkan sehingga
tujuan tersebut dapat
tercapai.
4. Evaluasi Suatu tindakan atau suatu 1. Keterlaksanaan Nominal
proses untuk menentukan 2. Teknik
nilai dari sesuatu. 3. Sasaran
5. Pendidikan Pendidikan untuk 1. Perencanaan Nominal
Karakter membentuk kepribadian 2. Penyusunan
seseorang agar 3. Pelaksanaan
mengalami, memperoleh, 4. Pedoman
dan memiliki karakter 5. Sasaran
kuat yang diinginkan 6. Hasil
melalui pendidikan budi
yang sesuai dengan nilai-
nilai luhur yang menjadi
jati dirinya agar dapat
mengambil keputusan
dengan bijak dan
mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
76
angket. Menurut Sudaryono, Margano, & Rahayu (2013: 30) angket atau
data yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa
dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan tertutup. Prosedur
bersama tim dosen peneliti PSHP 2017. Peran peneliti di sini adalah: ikut
tempat penelitian PSHP, dan ikut mengelolah data bersama tim dosen
77
yaitu angket dengan tipe angket terbuka dan tertutup yang disatukan ke
a. Angket Terbuka
b. Angket tertutup
satu atau lebih dari antara jawaban tersebut. Pertanyaan tertutup yang
78
responden.
F. Validitas Instrumen
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
Azwar (2009: 45) menyebutkan bahwa, validitas isi tidak dapat dinyatakan
terhadap isi alat ukur tersebut dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang
expert judgement, dengan yang berperan sebagai expert judgement adalah ahli
bimbingan dan konseling yaitu Dr. Gendon Barus, M. Si., dan tim dosen
79
variable atau lebih tetapi bersifat mandiri, sehingga analisis ini tidak
perbandingan kejadian suatu kasus dengan total kasus yang ada dikalikan
dengan 100. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi data
(Warsito, 1992:59)
80
disajikan ke dalam bentuk tabel. Tabel yang digunakan adalah tabel biasa,
telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Salah satu cara
P = f/N x 100%
penyajian data dari tabel distribusi frekuensi yang diubah dalam bentuk
batang.
81
Tabel 3.5
Kriteria Deskriptif Persentase Tingkat Penilaian Menurut Arikunto
(2011)
Interval Kriteria Tingkat Penilaian
1. Reduksi data
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
82
341).
3. Penarikan kesimpulan
penggambaran yang utuh dari proyek yang utuh untuk konfigurasi yang
yang diperoleh dari beberapa sumber sehingga diperoleh data yang absah.
Dalam hal ini, peneliti memakai dua langkah, yakni membandingkan data
sumber). Hal ini mempertimbangkan bahwa kedua langkah ini lebih praktis
pola berpikir yang bersifat induktif, yaitu metode berpikir yang berangkat dari
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Perencanaan tentang Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Ada perencanaan yang baik dan operasional 38 74.5
Ada perencanaan, namun kurang operasional 13 25.5
Kurang direncanakan dengan baik 0 0
Tidak ada perencanaan yang jelas 0 0
Saya kurang begitu paham 0 0
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
operasional.
pendidikan karakter?
Tabel 4.2
Penyusunan Perencanaan Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Ya, saya dan semua guru turut terlibat 33 64.7
Ya, saya terlibat namun tidak semua guru 7 13.7
Beberapa guru terlibat, tetapi saya tidak 5 9.8
Hanya Kepala Sekolah dan beberapa guru (tim) yang
dilibatkan menyusun 6 11.8
Saya kurang begitu paham 0 0
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
Tetapi cukup disayangkan ketika masih ada guru yang tidak terlibat
(entah karena sudah ada tim khusus atau tidak ingin melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 4.3
Pengetahuan Guru tentang Pedoman Pendidikan Karakter
di SMP
Respon Partisipan F %
Saya sudah membaca dan mengetahui persis isinya 5 9.8
Saya belum sempat membacanya 11 21.6
Saya merasa tidak perlu membaca/mempelajarinya 0 0
Hanya Kepala Sekolah dan beberapa guru yang
ditugasi mempelajari 7 13.7
Sudah pernah disosialisasikan sekolah atau melalui
pelatihan guru 23 45.1
Pedoman itu bagus dan komplit, namun tidak
operasional/sulit diterapkan 3 5.9
Saya kurang begitu paham 2 3.9
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
Pada data ini, sangat beragam jawaban yang diberikan oleh guru.
86
Pengakuan ini menunjukkan bahwa jawaban pada tabel 4.1 dan 4.2
di sekolah ini?
Tabel 4.4
Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Direncanakan dan dilaksanakan sesuai rencana 16 31.4
Perencanaannya bagus, namun pelaksanaannya
sulit/kurang baik 17 33.3
Perencanaan maupun pelaksanaan belum memuaskan 10 19.6
Kurang baik dalam perencanaan, namun baik dalam
pelaksanaan 0 0
Ditulis indah dalam RPP, namun miskin dalam aksi/sulit
diterapkan 5 9.8
Saya kurang begitu paham 1 2
Belum pernah dievaluasi antara rencana, pelaksanaan,
maupun hasilnya 3 5.9
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
87
ini.
Tabel 4.5
Ragam Kegiatan Pendidikan Karakter yang
Dilaksanakan di SMP Menurut 51 Guru
SMP Negeri (7 Sekolah) N SMP Swasta (4 sekolah) N = 17
= 34
1. Kegiatan ekstra 1. Doa Angelus setiap jam 12 siang (11)
Pramuka (15) 2. Kegiatan pembiasaan (misal: renungan
2. Ekstra kurikuler (15) pagi, doa pagi, doa pulang) (10)
3. Kegiatan Keagamaan 3. Penerapan Budaya 3S (8)
(12) 4. Bimbingan konseling ( kelas, pribadi)
4. Upacara Bendera (6)
Senin /HB Nas (11) 5. Integrasi KBM pada semua mapel (5)
5. Budaya senyum, 6. Upacara bendera setiap Senin (5)
salam, sapa (11) 7. Kegiatan ekstrakulikuler. (5)
6. Sholat Dhuhur 8. Kerja bakti/Sabtu Bersih: bersih lingk,
berjamaah (10) gereja, patroli sampah (5)
7. Integrasi KBM 9. 6. Kegiatan bina iman dan non bina iman
Matapelajaran (9) (4)
8. Peduli bersih 10. Program kegiatan kesiswaan (LKTD,
lingkungan/kelas (8) AMT, Sexedu) (4)
9. Kelompok belajar (6) 11. Pembiasaan baca kitab suci (3)
10. Jum’at Peduli (Amal) 12. Kegiatan weekend (3)
(5) 13. Baksos. (3)
11. Baca tulis Al Quran (3) 14. Kegiatan ret-ret/rekoleksi (2)
12. Sholat Duha (3) 15. Kegiatan misa bulanan di sekolah (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
13. Kultum setelah Sholat 16. Pendidikan Budi Pekerti di semua kelas
Dhuhur (3) 17. Mengunjungi Orang Sakit Di RS.
14. Kegiatan outbound (3) 18. Melayat Kerumah Duka.
15. Menyanyikan lagu 19. Memberikan sumbangan sosial.
wajib nasional (2) 8. 20. Kelompok belajar yang
Olahraga (2) bertanggungjawab
16. Pend Tingkah laku 21. Kegiatan terprogram dari OSIS: PBB,
(PKN) (2) Live in
17. Pend Budi pekerti 22. Berdoa Rosario Bersama Di Goa Maria.
(Pendidikan Agama) 23. Misa bulanan di gereja
18. Latihan PBB 24. Pendalaman iman pada bulan
19. Kantin kejujuran September.
20. Tadarus pagi 25. Terlibat dalam APP
21. Kerja sosial 26. Kegiatan ekstra Pramuka
22. MOS 27. MOS
23. Berdoa ketika makan, 28. Apel pagi rutin: Budaya Disiplin &
masuk toilet, dll. Tertib
29. Budaya membaca
30. Budaya antri
31. Kegiatan keagamaan
32. Kegiatan bimbingan di kelas (Anti
Bullying)
33. Meditasi 2 minggu sekali
34. Ziarah
35. Budaya 6S, Tomat, 10 K
36. Kemah raya
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
partisipan survei ini, hanya satu orang guru yang masih mengingat
89
Tabel 4.6
Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter yang
Dirasakan 51 Guru Indikator Hasil Pendidikan Karakter
Indikator Hasil Frek Indikator Hasil Frek
Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter
1. Perilaku siswa yang 13 21. Kesadaran akan 1
etis/sopan santun lebih kebersihan kelas semakin
terasa meningkat
2. Siswa semakin disiplin 11 22. Toleransi terhadap 1
3. Perubahan karakter 8 perbedaan
menjadi lebih baik dari 23. Semangat belajar siswa 1
beberapa siswa, meningkat
4. Saling menghargai dan 8 24. Siswa semakin tanggung 1
menyayangi sesama jawab
5. Makin banyak 7 25. Siswa semakin integritas 1
anak,melakukan 5S, 26. Berkurangnya 1
6. Kedisplinan dalam 6 permasalahan perilaku
hidup dan belajar negatif siswa
7. Kesadaran siswa 6 27. Guru,TU, siswa terjalin 1
bertaqwa, berdoa, dan komunikasi yang harmonis,
beribadah meningkat kondusif
8. Siswa lebih memiliki 5 28. Mampu meningkatkan 1
rasa kebangsaan prestasi akademik dan non
9. Siswa lebih 4 akademik
menghormati dan 29. Suasana sekolah yang
menghargai bapak/ibu lebih menyenangkan. 1
guru. 30. Siswa tidak mudah
10. Menjaga kebersihan 4 terpengaruh hal-hal buruk 1
sekolah dan peduli 31. Siswa memiliki sikap
lingkungan kebersamaan yang tinggi 1
11. Percaya diri dan 4 32. Keakraban sesama siswa
keberanian semakin terjalin 1
bertanya/tampil 33. Berkurang frekuensi
meningkat siswa membolos/alpha 1
12. Siswa memiliki 4 34. Terbangun Budaya antri
empati dan peduli 35. Muncul kepedulian 1
terhadap yang lain siswa pandai untuk 1
13. Warga sekolah 3 membantu siswa yang lemah
semakin kerjasama dalam belajar.
secara baik 36. Kepedulian siswa pada
14. Tertib datang ke 3 teman yang pendiam untuk 1
sekolah/ berkurangnya diajak membaur.
siswa terlambat 37. Kepedulian siswa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
didukung data ini. Hanya 6 orang guru dari 51 guru yang merespon
beribadah.
91
Tabel 4.7
Indikasi Kekurangberhasilan Pendidikan Karakter di SMP
Menurut 51 Guru Indikasi Pendidikan Karakter
Kurang Berhasil
Indikasi Pendidikan Frek Indikasi Pendidikan Frek
Karakter Karakter
Kurang Berhasil Kurang Berhasil
1. Ada beberapa siswa 7 22. Ada beberapa siswa 1
yang berkarakter buruk yang terjaring kasus
2. Masih ada sebagian 7 klitih.
siswa yang melanggar 23. Hasil belajar siswa 1
aturan/ tata tertib sekolah. kurang maksimal
3. Masih ada siswa yang 5 24. Penyesuaian diri 1
bersikap tidak dengan visi sekolah
sopan/kurang ramah pada kurang
guru/karyawan. 25. Ada siswa 1
4. Belum berhasil karena 3 berperilaku menyimpang
belum 100 % dilakukan. 26. Masih ada siswa 1
5. Ada beberapa siswa 3 yang tidak jujur, disiplin,
yang belum terbentuk tanggungjawab, dsbnya.
karakternya 27. Masih terjadi 1
6. Latar belakang siswa 3 tawuran antar pelajar.
dan lingkungan sosial yang 28. Ada beberapa siswa 1
buruk yang belum peduli pada
7. Masih ada siswa tidak 2 lingkungan
tertib berpakaian 29. Sikap brutal dan 1
8. Sebagian siswa/kurang 2 menentang pada aturan
menerapkan 5S dan pada guru
9. Sebagian siswa kurang 2 30. Ada beberapa anak 1
memahami dan kurang yang berkata-kata kasar
peduli tentang pendidikan pada temannya.
karakter 31. Masih ada siswa 1
10. Kadang terdapat siswa 2 kelakar berlebihan
yang tidak disiplin 32. Masih ada siswa 1
11. Ada siswa lupa berdoa 2 alpha/bolos
dan ribut saat berdoa 33. Masih ada siswa 1
12. Siswa kadang malas 2 yang belum rapi
mengikuti upacara bendera menggunakan atribut
13. Belum berhasil 100% sekolah.
karena di sekolah tidak ada 1 34. Masih banyak siswa 1
Guru BK atau Psikolog yang malas belajar
Pendidikan, yang 35. Beberapa siswa 1
memberikan bimbingan memilih teman yang
klasikal tentang berperilaku buruk
pendidikan karakter. 36. Siswa masih suka 1
14. Belum berhasil karena pilih-pilih teman
baru dilaksanakna oleh 1 37. Siswa belum 1
kesiswaan, Pembina OSIS, memahami jarak sosial
dan guru tertentu. dengan orang yang lebih
15. Masih ada siswa yang tua.
tidak jujur, misalnya 1 38. Munculnya perilaku 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
93
Tabel 4.8
Sikap Guru Terhadap Penting/Tidaknya Asesmen
Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Sangat penting 37 72.5
Penting 13 25.5
Kurang penting 1 2
Tidak perlu 0 0
Membebani 0 0
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
94
sekolah ini?
Tabel 4.9
Keterlaksaanaan Asesmen Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Terlaksana rutin 42 82.4
Dilaksanakan bila perlu 7 13.7
Dilaksanakan bila ada permintaan dari dinas
pendidikan 0 0
Jarang 2 3.9
Tidak pernah 0 0
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
rutin. Untuk sekitar 18% guru mengakui bahwa penilaian ini hanya
pendidikan karakter?
95
sekolah ini?
96
Tabel 4.10
Rancangan Sekolah Tentang Asesmen Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Sekolah belum memikirkan dan melakukannya 5 9.8
Diserahkan kepada satu tim kerja untuk merancang 22 43.1
Diserahkan kepada masing-masing guru untuk
merancang 19 37.3
Sekolah maupun guru belum pernah memikirkan hal itu 0 0
Saya kurang begitu paham 1 2
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
hal tersebut. Sementara itu, sekitar 80% sekolah memiliki tim dan
Tabel 4.11
Pedoman Pembuatan Penilaian Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Mengikuti peraturan pemerintah 8 15.7
Membuat berdasarkan visi dan misi sekolah 13 25.5
Menggabungkan peraturan pemerintah dan Visi Misi
sekolah 28 54.9
Membuat berdasarkan nilai-nilai yang berkembang di
dalam sekolah 9 17.6
Membuat berdasarkan inisiatif pemikiran Kepala
sekolah dan Guru-guru 0 0
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
karakter.
karakter?
98
Tabel 4.12
Sasaran dari Penilaian Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Sejauh mana terlaksana tidaknya pendidikan karakter 14 27.5
Sejauh mana manfaat yang dicapai dari pendidikan
karakter 18 35.5
Sejauh mana efektivitas pencapaian tujuan pendidikan
karakter 15 29.4
Hasil apa yang diperoleh terkait peningkatan/perbaikan
karakter siswa 26 51
Hambatan/gangguan apa yang dialami dalam
pelaksanaan pendidikan karakter 11 21.6
Faktor-faktor pendukung apa yang menyumbang
kelancaran pendidikan karakter 8 15.7
Hal-hal apa yang dirasakan menjadi praktik baik
(unggul) dalam pendidikan karakter 12 23.5
Program/kegiatan apa yang perlu diperbaiki atau
dihapuskan 6 11.8
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 4.13
Ranah Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Kognitif (pengenalan/pemahaman) 10 19.6
Afektif (perasaan, sikap, dan nilai) 36 70.6
Psikomotorik (perilaku dan tindakan) 28 54.9
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
aspek afektif dan 54,9% kepada hasil tindakan, dan 19,6% kepada
bermoral.
Bapak/Ibu lakukan?
100
Tabel 4.14
Langkah-Langkah Asesmen
Respon Partisipan F %
A. Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil
Belajar 30 58.8
B. Menghimpun Data 19 37.3
C. Melakukan Verifikasi Data 12 23.5
D. Mengolah dan Menganalisis Data 15 29.4
E. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan
Menarik Kesimpulan 18 35.3
F. Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil
Asesmen 10 19.6
G. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi 16 31.4
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
lebih yakni sekitar 59% guru hanya sampai pada tahap menyusun
rencana asesmen. Fakta ini cukup kontradiksi karena pada tabel 4.9
101
Tabel 4.15
Langkah-Langkah Asesmen Yang Paling Sulit Menurut Guru
Respon Partisipan F %
A. Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil
Belajar 11 21.6
B. Menghimpun Data 0 0
C. Melakukan Verifikasi Data 5 9.8
D. Mengolah dan Menganalisis Data 12 23.5
E. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan
Menarik Kesimpulan 5 9.8
F. Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil
Asesmen 2 3.9
G. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi 22 43.1
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
kurang tepat, bias data, tidak valid, dan subjektif yakni berdasarkan
102
Tabel 4.16
Pihak yang Terlibat dalam Perancangan Asesmen Pendidikan
Karakter
D Respon Partisipan F %
Kepala sekolah 44 86.3
aWakasek Kesiswaan 41 80.4
Guru BK 37 72.5
lGuru Agama 36 70.6
Guru PPKN 36 70.6
aGuru Olahraga 29 56.9
Wali kelas 37 72.5
mOrang tua/komite sekolah 30 58.8
103
perancangan, karena mereka adalah orang tua dan orang tua kedua
dari siswa yang secara dekat maupun secara garis besar mengetahui
karakter.
Tabel 4.17
Asesmen sebagai Ukuran Kenaikan Kelas
Respon Partisipan F %
Ya, dijadikan sebagai ukuran 39 76.5
Sedikit ikut andil untuk dijadikan ukuran 1 2
Tidak dijadikan sebagai ukuran 2 3.9
Hanya sebatas sebagai penilai sikap 5 9.8
50% dijadikan ukuran, 50% penentu nilai sikap 3 5.9
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
pendidikan karakter?
Tabel 4.18
Frekuensi dan Durasi Kegiatan Asesmen Hasil Pendidikan
Karakter
Respon Partisipan F %
1 kali per semester selama 1-3 hari atau lebih 15 29.4
1 kali per tahun selama 2 hari atau lebih 0 0
2 kali per semester selama 1-2 hari/kali 6 11.8
2 kali per tahun selama 2-4 hari/kali 5 9.8
Tidak menentu tergatung kebijakan sekolah 21 41.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Saat para guru ditanya mengenai hal ini, sekitar 40% guru
sekolah. Fakta ini sangat kontradiktif dengan tabel 4.8 yang mana
bagian ini.
dilaksanakan di SMP.
106
Tabel 4.19
Hal yang Dilakukan Sebelum Melakukan Penilaian Pendidikan
Karakter
Respon Responden F %
Saya menyiapkan alat/instrument untuk penilaian
pendidikan karakter 27 54
Saya berkonsultasi terlebih dahulu dengan orang yang
paham dengan pendidikan karakter 12 24
Saya menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan
dalam penilaian pendidikan karakter 14 28
Saya bekerja sama dengan guru lain dalam
mempersiapkan diri dan bahan untuk penilaian diri 21 42
Saya mengecek lingkungan sekolah sehari sebelum
dimulai penilaian pendidikan karakter 4 8
Data pada tabel menunjukkan bahwa sebelum para guru melakukan
alat dan cara yang mereka pahami dalam pelaksanaanya serta 28%
pendidikan karakter dan bekerja sama dengan guru lain. Hal ini
107
Tabel 4.20
Cara Guru Menilai Hasil Pendidikan Karakter Siswa
Respon Responden F %
Tes 16 31.4
Observasi 40 78.4
Inventori skala sikap 8 15.7
Wawancara 22 43.1
Anekdota record 10 19.6
Diserahkan ke guru BK 10 19.6
Menulis refleksi pribadi 16 31.4
Dokumentasi 10 19.6
Mencermati laporan orang tua (orang lain) 14 27.5
Penilaian dari antar siswa 28 54.9
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
108
Tabel 4.21
Teknik-Teknik Penilaian Pendidikan Karakter
Respon Partisipan F %
Tes Inteligensi 2 3.9
Tes Bakat 3 7.8
Tes Minat 7 13.7
Tes Kepribadian 9 17.6
Tes Kreativitas 5 9.8
Tes Sikap 20 39.2
Tes Hasil Belajar 18 35.3
Tes Individual 5 9.8
Tes Kelompok 6 11.8
Tes Tertulis 5 9.8
Tes Lisan 12 23.5
Tes Perbuatan 12 23.5
Pengamatan 42 82.4
Wawancara 19 37.3
Angket 14 27.5
Pemeriksaan Dokumen 2 3.9
Inventori 0 0
Daftar cek (Checklist) 6 11.8
Skala Penilaian 3 5.9
Skala Penilaian diri 7 13.7
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
teknik yang telah memiliki instrumen yang telah teruji dan dapat
terukur seperti daftar cek dan skala penilaian. Teknik non tes yang
109
110
siswa dengan baik, dan 19) lebih subjektif sehingga lebih mudah
dalam mengevaluasi.
111
hanya sebatas di sekolah saja, 14) tidak tersedia tes untuk lebih
Sumber: Laporan Tahunan (1) PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2017)
Tabel 4.22
Pelaksanaan Teknik Penilaian Pendidikan Karakter
Respon Responden F %
Memberikan tes kepada siswa 14 27.5
Meminta siswa mengisi lembar kerja penilaian 13 25.5
Meminta siswa menuliskan kekuatan dan kelemahan
pribadi dirinya 16 31.4
Menugaskan siswa melakukan sebuah tindakan atau
aksi nyata berhubungan dengan nilai-nilai karakter,
kemudian dinilai 27 52.9
Memberikan siswa angket untuk diisi 15 29.4
Meminta siswa untuk saling menilai temannya 15 29.4
Ketika para guru diberikan pertanyaan ini, sebanyak 27 (52,9%)
112
Positif yang didapatkan dari beberapa cara terakhir ini adalah guru
entah dari guru maupun siswa yang ikut menilai serta siswa “ogah”
Tabel 4.23
Kesimpulan Penilaian Hasil Pendidikan Karakter
Respon Responden F %
Ya 38 74.5
Tidak 9 17.6
Berdasarkan data, sebanyak 74,5% guru mengungkapkan bahwa
113
karakter akan berhasil jika didukung oleh stake holder sekolah dan
12) karakter siswa masih sulit untuk diperbaiki, 13) hasil penilian
114
Tabel 4.24
Bentuk Penilaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa
Respon Responden F %
Menggunakan angka 1-10 atau 1-100 8 15.7
Menggunakan huruf A-E 27 52.9
Menggunakan deskripsi (menggambarkan dengan
kata atau kalimat) 15 29.4
Angka dan deskripsi 3 5.9
Angka, huruf, dan deskripsi penilaian 4 7.8
Di sekolah, dalam pemberian penilaian terhadap karakter siswa,
E adalah yang paling buruk. Sejalan dengan cara ini, 29,4% guru
115
Tabel 4.25
Bentuk Pedoman Penilaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa
Respon Responden F %
Ya, sekolah memiliki bentuk penilaian sendiri 11 21.6
Tidak, sekolah mengikuti bentuk penilaian dari
pemerintah 22 43.1
Ya, sekolah mengkombinasi bentuk penilaian sendiri
dan pemerintah 16 31.4
Ya, Sekolah bekerja sama dengan lembaga yang
berkarya dalam bidang pendidikan karakter untuk
membuat skor penilaian 2 3.9
Tidak, sekolah sama sekali tidak memiliki bentuk
penilaian sendiri 0 0
Dalam penilaian pendidikan karakter di sekolah, sebanyak 43,1%
116
dibuat oleh guru matapelajaran dan wali kelas sampai terdapat hasil
kecil).
117
Tabel 4.26
Pihak yang Terlibat dalam Menginterpretasi dan Mengambil
Kesimpulan Hasil Pendidikan Karakter Siswa
Respon Responden F %
Setiap guru (matapelajaran) sendiri-sendiri
menginterpretasi data karakter yang ada 42 82.4
Ada tim yang ditunjuk untuk menginterpretasi 8 15.7
Guru BK dan atau bersama wali kelas 27 52.9
Wali kelas saja 9 17.6
Perwakilan siswa 0 0
Masukan dari orang tua 2 3.9
Ahli penilaian dari luar sekolah 0 0
Psikolog pendidikan 0 0
Ketika menginterpretasi dan mengambil kesimpulan hasil
sangat kecil perannya yakni 3,9%. Selain itu dalam keterlibatan ini,
karakter di sekolah?
118
Tabel 4.27
Tindakan Evaluasi
Respon Responden F %
Ya, ada proses evaluasi bersama 28 54
Ya, ada proses evaluasi tetapi hanya dilakukan
beberapa guru yang bergabung dalam tim penilai 6 11.8
Ya, ada proses evaluasi, tetapi proses evaluasi
dilakukan secara mandiri oleh guru-guru. 9 17.6
Tidak ada proses evaluasi bersama, tetapi guru
mengevaluasi dengan menuliskan kritik dan saran 8 15.7
Tidak ada proses evaluasi sama sekali 0 0
Data pada tabel menunjukkan bahwa, setelah melakukan penilaian
sekolah.
119
Tabel 4.28
Ketercapaian Pendidikan Karakter yang Direncanakan
Respon Responden F %
Sangat tercapai dengan memuaskan 1 2
Tercapai dengan memuaskan 12 23.5
Tercapai, namun setengah memuaskan 24 47.1
Kurang tercapai dan belum memuaskan 13 25.5
Belum ada capaian sama sekali yang terlihat 1 2
Dari data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir
120
Tabel 4.29
Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Karakter
Respon Responden F %
Ya, sangat lancar dan baik 4 7.8
Ya, lancar dan baik 17 33.3
Ya, cukup lancar dan cukup baik 27 52.9
Tidak lancar dan tidak baik 0 0
Tidak, sangat tidak lancar dan tidak baik 0 0
Belum pernah dilakukan evaluasi sama sekali 1 2
Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Pendidikan dan
121
Tabel 4.30
Keterlibatan Sasaran Asesmen Pendidikan Karakter
Respon Responden F %
Ya sangat terlibat 28 54.9
Cukup terlibat 19 37.3
Kurang terlibat 3 5.9
Tidak terlibat 0 0
Sangat tidak terlibat 0 0
Data keterlibatan siswa sebagai sasaran dari penilaian ini cukup
mengakui bahwa siswa sangat terlibat dan 37,3% cukup terlibat. Ini
sasaran yang tepat terlepas dari bagaimana cara guru menilai. Sisi
mencari penyebab mengenai hal ini, apakah faktor ini berasal dari
guru sendiri maupun dari siswa sehingga segera dapat dicari jalan
122
maple, BK, wali kelas, bekerja sama untuk membuat nilai sikap
123
Tabel 4.31
Kendala Proses Asesmen Pendidikan Karakter
Respon Responden F %
Tidak ada waktu 7 13.7
Tidak ada ahli 11 21.6
Tidak ada model yang dapat diikuti 10 19.6
Tidak ada pedoman yang operasional dari pemerintah 13 25.5
Tidak ada perintah dan petunjuk dari sekolah 1 2
Saya tidak tahu teknik dan cara menilainya 5 9.8
Tidak tersedia soal-soal tes yang dapat mengukur capaian
karakter 20 39.2
Dari cara dan instrument yang tersedia, guru sulit
menggunakannya 3 5.9
Hambatan yang dihadapi oleh para guru yang menjadi responden
124
Hal-hal lain lagi yang menjadi hambatan bagi proses ini adalah
berasal dari tidak adanya waktu (13,7%), tidak ada ahli (21,6%), dan
tidak ada perintah dan petunjuk dari sekolah (2%). 3 (tiga) pengakuan
alasan tidak ada waktu, tidak adanya ahli yang paham tentang hal ini,
maupun tidak membuat karena tidak ada perintah dan petunjuk dari
sekolah.
Tabel 4.32
Upaya-Upaya Guru Mengatasi Hambatan Asesmen
Pendidikan Karakter
Upaya-upaya yang para guru lakukan/tempuh dalam mengatasi
No
Hambatan dalam menilai pendidikan karakter
Bertanya kepada pimpinan/ahli yang lebih membidangi penilaian
1.
pendidikan karakter.
2. Memberikan pengertian lebih kepada siswa.
3. Melakukan pendekatan, wawancara maupun observasi.
4. Melibatkan seluruh komponen sekolah.
Berusaha mencari referensi yang relevan dan konsultasi dengan
5.
ahli/pengawas agar mudah untuk melanjutkannya.
6. Mengevaluasi kembali .
7. Berkoordinasi bersama seluruh stake holder.
8. Membuat perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
kemudian hari?
Tabel 4.32
Usulan Guru Agara Asesmen Pendidikan Karakter Berjalan
Sesuai Rencana
Usulan yang ingin diaspirasikan agar penilaian hasil pendidikan
No.
karakter di sekolah ini berjalan sesuai dengan rencana
Adanya modul yang baku, dapat mengukur capaian karakter dari
1.
pemerintah.
Penilaian menggunakan standar baku/instrumen yang pas untuk
2.
menghasilkan karakter yang diharapkan.
Jumlah siswa harus relevan dan menemukan cara penilaian karakter
3.
siswa yang efektif.
4. Instrument lebih jelas dan lebih detil lagi.
Melibatkan peran orang tua dalam penilaian pendidikan karakter
5.
siswa.
6. Ada evaluasi berkala.
7. Kekompakkan antar dewan guru dan semua pihak yang terkait.
Pendidikan karakter harus lebih ditekankan, kegiatannya dibuat
8.
lebih detail, ada penilaian terjadwal dan tindak lanjut.
Seluruh dewan guru melaksanakan penilaian karakter dan saling
9.
mendukung terhadap kebijakan sekolah dengan tujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
127
dicanangkan pun harus sesuai dengan pedoman yang telah disusun dan
128
rumah dan keprihatin yang harus segera diperbaiki. Oleh karena itu,
khususnya orang tua di rumah, yakni dengan cara terus dievaluasi dan
dicari jalan keluar atau pun strategi yang tepat dalam mengurangi
ini.
129
bagi siswa dan bagi guru. Maka diketahui bahwa tujuan dilakukannya
130
pemerintah pusat.
tentang kondisi anak saat ini, 2) mengetahui profil anak secara utuh
131
Nasional, 2006).
132
fungsi dari watak yang terdiri atas kognitif, afektif, dan psikomotor,
ranah afektif.
yang harus dikuasai oleh guru. Pada penelitian ini terdapat 7 (tujuh)
hampir separuh lebih yakni sekitar 59% guru hanya sampai pada tahap
133
hendak melakukan tahap 2-7 (dua sampai tujuh) dengan baik, bila
134
orang tua dan orang tua kedua dari siswa yang secara dekat maupun
bila nilai karakter dianggap penting, dan tidak kalah penting dengan
yang perlu diwaspadai adalah kebijakan dan sistem penilaian ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
136
tes tersebut telah memiliki alat/instrumen yang telah teruji dan dapat
terukur. Sedangkan untuk teknik asesmen non tes, guru lebih sedikit
yang telah memiliki instrumen yang telah teruji dan dapat terukur
yang harus dikerjakan oleh orang yang diberi tes dan berdasarkan hasil
tertentu pada oramg tersebut. Alat tes ini memberikan tekanan pada
137
para guru dalam hasil penelitian, beberapa inti keunggulan dari teknik
138
Gibson & Mitchell dan Mc. Millan & Schumacher (Barus, 2017: 156),
tidak selalu sama terhadap objek yang dinilai. Hal ini karena setiap
Sehingga kesan dan hasil penilainnya juga tidak akan sama, 3) kesan
dinilai dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan aspek yang
139
Menurut peneliti cara ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar dapat
Hal positif yang didapatkan dari beberapa cara terakhir ini adalah guru
dari guru maupun siswa yang ikut menilai temannya “ogah” dalam
skor yang didapat 5,5 – 6,8; Siswa mendapat nilai A apabila skor yang
di dapat 6,9 – 8; Jika skor kurang dari 5,5 nilainya K, 5) secara umum
140
bersama dengan nilai pengetahuan siswa, sehingga siswa dan orang tua
agar karakter siswa yang kurang baik tidak selalu terlihat di dalam
BK dan atau bersama wali kelas sebanyak 52,9% maupun wali kelas
perannya yakni 3,9%. Selain itu dalam keterlibatan ini, sekolah hanya
sekitar 16% menyerahkan kepada tim ahli yang telah ditunjuk untuk
141
tertentu yang telah ditetapkan atau dipilih (Uno dan Koni, 2012: 3).
142
Menengah (2017) yang mana dalam terbitan ini terdapat penilaian dan
143
yang dimaksud dengan objek atau sasaran evaluasi adalah hal-hal yang
oleh evaluator atau penilai, itulah yang disebut dengan objek evaluasi.
mengakui bahwa siswa sangat terlibat dan 37,3% cukup terlibat. Ini
terlepas dari bagaimana cara guru menilai. Sisi positifnya adalah guru
144
pengakuan ini, 9,8% guru mengakui bahwa mereka tidak tahu teknik
Hal-hal lain lagi yang menjadi hambatan bagi proses ini adalah
berasal dari tidak adanya waktu (13,7%), tidak ada ahli (21,6%), dan
tidak ada perintah dan petunjuk dari sekolah (2%). 3 (tiga) pengakuan
alasan tidak ada waktu, tidak adanya ahli yang paham tentang hal ini,
maupun tidak membuat karena tidak ada perintah dan petunjuk dari
145
guru dalam hal penilaian. Sejalan dengan hal ini, Triatmanto (2010)
didik saat ini, diuji saat ini juga, mungkin belum menggambarkan hasil
146
upaya-upaya yang telah digalakan oleh para guru ini sebagai salah satu
baik.
usulan yang ingin diaspirasikan oleh para guru dari 11 SMP yang
hasil penelitian, usulan yang ingin para guru aspirasikan agar penilaian
147
guru-guru, tersedia soal-soal tes, diadakan tes setiap akhir semester dan
148
ditentukan oleh faktor pendidik yang akan jadi role model bagi peserta
2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang baik dan hanya sedikit yang benar-benar telah membaca dan
oleh Direktorat Pembinaan SMP pada tahun 2010. Sebagian besar guru
hal yang membentuk proses ini. Salah satu yang dilakukan oleh para guru
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
pendidikan karakter. Para guru memakai banyak cara dalam menilai hasil
sama, diserahkan kepada tim penilai, dilakukan secara mandiri oleh guru-
guru ataupun dengan cara memberikan kritik dan saran terhadap program
yang diterapkan. Proses pelaksanaan evaluasi ini menurut para guru benar
4. Hambatan yang dihadapi oleh para guru yang menjadi responden terhadap
guru mengaku bahwa belum adanya soal yang-soal tes yang dapat
pedoman yang operasional dari pemerintah 4) tidak ada model yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
diikuti 5) tidak tahu teknik dan cara menilainya. 6) tidak adanya waktu ,7)
tidak ada ahli, 8) tidak ada perintah dan petunjuk dari sekolah.
secara maksimal.
B. Saran-Saran
1. Bagi Pemerintah
152
2. Bagi sekolah:
siswa dengan benar, sehingga siswa dapat tumbuh tidak hanya dalam
hal intelektual, tetapi juga memiliki sikap, watak, dan tindakan yang
positif.
pendidikan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
3. Bagi guru:
dan tepat.
dan konsisten sehingga dapat terekam dengan jelas hal atau bagian
karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
hindari teknik penilaian yang bersifat subjektif, belum baik, dan belum
yang tepat.
harinya bisa belajar dan menemukan cara atau strategi baru yang tepat
pendidikan karakter.
155
156
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat. A. Aziz. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dam Teknik Analisa
Data. Semarang: Salemba Medika.
Ambara, Didith Pramunditya, dkk. (2014). Asesmen Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Barus, Gendon., Hastuti, M. M., & Sinaga, J. D., dkk. (2014). Penelitian Strategi
Nasional Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiental Learning.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Iqbal, Hasan. (2006). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Kesuma, Dharma., Triana, Cepi., & Permana H. Johar. (2011). Pendidikan Karakter:
Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Kurinasih, Imas & Berlin Sani. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Majid. Abdul. (2014). Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Permana, Fuji Eka dan Puspita, Ratna. (07 September 2017). Ini 5 Saran KPAI Agar
Pendidikan Karakter Berhasil. Diakses pada 15 Januari 2018.
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/17/09/07/ovwe2t-ini-5-
saran-kpai-agar-pendidikan-karakter-berhasil.
Samani dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Sardiman AM. (28 September 2013). Pendidikan karakter dan Peran Pemerintah.
Diakses pada 09 Januari 2018. http://www.infodiknas.com/pendidikan-
karakter-dan-peran pemerintah.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
160
Uno, Hamzah B. & Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
http://www.referensimakalah.com/2013/02/jenis-jenis-assessment-penilaian.html
diakses pada 17 Juli 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANGKET PENELITIAN
Disusun oleh:
Tim Peneliti PSHP 2017
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
A. Pengantar
Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keberlangsungan, kesulitan/hambatan-
hambatan penilaian (asesmen) pendidikan karakter yang Bapak/Ibu lakukan di sekolah ini.
Informasi atau data tersebut diharapkan dapat membantu memahami permasalahan mengenai
keterlaksanaan evaluasi pendidikan karakter sehingga dapat dipikirkan jalan atau solusi
pemecahannya, agar pelaksanaan pendidikan karakter dapat lebih baik. Penelitian ini difasilitasi
oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Kemenristekdikti tahun 2017 dengan sampel
skala nasional. Sekolah ini dipilih menjadi salah satu tempat penelitian ini. Untuk itu, dengan
kerendahan hati, perkenankanlah kami memohon bantuan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi
angket ini, sesuai dengan pemahaman, pengalaman, pemikiran, dan penilaian Bapak/Ibu terkait
dengan masalah-masalah pelaksanaan pendidikan karakter dan sistem penilaiannya di sekolah
ini. Keikhlasan dan bantuan Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi kami dalam mengembangkan
sebuah model asesmen (penilaian) hasil pendidikan karakter di SMP. Kami menyadari pekerjaan
ini sangat melelahkan Bapak/Ibu, hanya Tuhanlah Yang Maha Murah membalas kebaikan
Bapak/Ibu. Kami hanya dapat menghaturkan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya.
Yogyakarta, Mei 2017
Tim Peneliti
B. Petunjuk Pengisian
1. Terdapat berbagai format pertanyaan dalam angket ini. Bapak/Ibu dimohon membaca
secara cermat sebelum memberi respon.
2. Untuk pertanyaan yang disediakan alternatif jawabannya, lingkarilah huruf di depan
setiap jawaban yang sesuai dengan penilaian/pengalaman/pendapat/ pemikiran
Bapak/Ibu. Dimungkinkan pilihan jawaban Bapak/Ibu lebih dari satu pilihan jawaban.
Kami menyediakan space kosong (_______) untuk menampung respon Bapak/Ibu yang
belum terwakili pada alternatif pilihan itu, maka jika dipandang perlu berkenanlah
Bapak/Ibu untuk mengisinya.
3. Untuk pertanyaan tertentu yang mengandung kemungkinan jawaban terbuka, kami
menyediakan tempat isian berupa garis kosong atau kotak. Berkenanlah Bapak/Ibu
mengisinya dengan jawaban yang sesuai.
4. Kami menyadari pekerjaan ini sangat melelahkan Bapak/Ibu, hanya Tuhanlah Yang
Maha Murah membalas kebaikan Bapak/Ibu. Kami hanya dapat menghaturkan terima
kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
C. Identitas
Nama sekolah :
Nama lengkap responden :
Jabatan stuktural :
Guru matapelajaran :
1. Menurut penilaian Bapak/Ibu, apakah sekolah ini memiliki perencanaan tentang pendidikan
karakter?
A. Ada perencanaan yang baik dan operasional
B. Ada perencanaan, namun kurang operasional
C. Kurang direncanakan dengan baik
D. Tidak ada perencanaan yang jelas
E. Saya kurang begitu paham
F. _____________________________________________________________
2. Apakah Bapak/Ibu turut terlibat dalam menyusun perencanaan pendidikan karakter?
A. Ya, saya dan semua guru turut terlibat
B. Ya, saya terlibat namun tidak semua guru
C. Beberapa guru terlibat, tetapi saya tidak
D. Hanya Kepala Sekolah dan beberapa guru (tim) yang dilibatkan menyusun
E. Saya kurang begitu paham
F. _____________________________________________________________
3. Pemerintah c.q Direktorat Pembinaan SMP, Depdiknas (2010) telah memberlakukan
Pedoman Pendidikan Karakter di SMP. Sejauhmana Bapak/Ibu mengetahui isinya?
A. Saya sudah membaca dan mengetahui persis isinya
B. Saya belum sempat membacanya
C. Saya merasa tidak perlu membaca/mempelajarinya
D. Hanya Kepala Sekolah dan beberapa guru yang ditugasi mempelajari
E. Sudah pernah disosialisasikan sekolah atau melalui pelatihan guru
F. Pedoman itu bagus dan komplit, namun tidak operasional/sulit diterapkan
G. Saya kurang begitu paham
H. _____________________________________________________________
4. Bagaimanakah perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini?
A. Direncanakan dan dilaksanakan sesuai rencana
B. Perencanaannya bagus, namun pelaksanaannya sulit/kurang baik
C. Perencanaan maupun pelaksanaan belum memuaskan
D. Kurang baik dalam perencanaan, namun baik dalam pelaksanaan
E. Ditulis indah dalam RPP, namun miskin dalam aksi/sulit diterapkan
F. Saya kurang begitu paham
G. Belum pernah dievaluasi antara rencana, pelaksanaan, maupun hasilnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
H. _________________________________________________________
5. Mohon Bapak/Ibu berkenan menuliskan jenis/bentuk kegiatan atau melalui kegiatan apa
pendidikan karakter dilaksanakan di sekolah ini:
(1) _______________________________ (6)________________________________
(2) _______________________________ (7) _______________________________
(3) _______________________________ (8) _______________________________
(4) ________________________________ (9) _______________________________
(5) ________________________________(10) _______________________________
6. Indikasi apa yang dapat Bapak/Ibu tunjukkan/rasakan atas keberhasilan pendidikan karakter
di sekolah ini? Mohon dituliskan beberapa tanda/indikasi di kotak ini.
165
F. _______________________________________________________
3. Bagi Bapak/Ibu, apa tujuan melakukan asesmen (penilaian) pendidikan karakter?
(1) ___________________________________________________________________
(2) ___________________________________________________________________
(3) ___________________________________________________________________
4. Bagaimana sekolah merancang asesmen pendidikan karakter di sekolah ini?
A. Sekolah belum memikirkan dan melakukannya
B. Diserahkan kepada satu tim kerja untuk merancang
C. Diserahkan kepada masing-masing guru untuk merancang
D. Sekolah maupun guru belum pernah memikirkan hal itu
E. Saya kurang begitu paham
F. ___________________________________________________________
5. Sepengetahuan Bapak/Ibu, pedoman penilaian pendidikan karakter di sekolah ini dibuat
berdasarkan apa?
A. Mengikuti peraturan pemerintah
B. Membuat berdasarkan visi dan misi sekolah
C. Menggabungkan peraturan pemerintah dan Visi Misi sekolah
D. Membuat berdasarkan nilai-nilai yang berkembang di dalam sekolah
E. Membuat berdasarkan inisiatif pemikiran Kepala sekolah dan Guru-guru
F. ___________________________________________________________
6. Sasaran apa yang Bapak/Ibu harapkan dari penilaian pendidikan karakter?
A. Sejauh mana terlaksana tidaknya pendidikan karakter
B. Sejauh mana manfaat yang dicapai dari pendidikan karakter
C. Sejauh mana efektivitas pencapaian tujuan pendidikan karakter
D. Hasil apa yang diperoleh terkait peningkatan/perbaikan karakter siswa
E. Hambatan/gangguan apa yang dialami dalam pelaksanaan pendidikan karakter
F. Faktor-faktor pendukung apa yang menyumbang kelancaran pendidikan karakter
G. Hal-hal apa yang dirasakan menjadi praktik baik (unggul) dalam pendidikan karakter
H. Program/kegiatan apa yang perlu diperbaiki atau dihapuskan
7. Ranah pendidikan karakter manakah menurut Bapak/Ibu yang paling diutamakan untuk
dinilai dalam asesmen pendidikan karakter di sekolah ini?
A. Kognitif (pengenalan/pemahaman)
B. Afektif (perasaan, sikap, dan nilai)
C. Psikomotorik (perilaku dan tindakan)
8. Dari ketujuh langkah penilaian berikut ini, langkah mana yang Bapak/Ibu lakukan?
A. Menyusun Rencana Asesmen atau Evaluasi Hasil Belajar
B. Menghimpun Data
C. Melakukan Verifikasi Data
D. Mengolah dan Menganalisis Data
E. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
F. Menyimpan Instrumen Asesmen dan Hasil Asesmen
G. Menindaklanjuti Hasil Evaluasi
9. Dari ketujuh langkah diatas, Lingkarilah langkah yang Bapak/Ibu rasakan paling sulit!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
A B C D E F G
10. Siapa-siapa sajakah yang terlibat dalam perancangan asesmen pendidikan karakter di
sekolah ini dan apa perannya?
A. Kepala sekolah (perannya: ………………………………………………………)
B. Wakasek Kesiswaan (perannya: …………………………………………………)
C. Guru BK (perannya: …………………………………………………………..…)
D. Guru Agama (perannya: …………………………………………………………)
E. Guru PPKN (perannya: ………………………………………………………..…)
F. Guru Olahraga (perannya: ……………………………………..…………………)
G. Wali kelas (perannya: …………………………………………………………….)
H. Orang tua/komite sekolah (perannya: ……………………………………………)
I. ________________________________________________________________
11. Apakah hasil asesemen pendidikan karakter siswa dapat dijadikan ukuran penentu siswa
naik kelas?
A. Ya, dijadikan sebagai ukuran
B. Sedikit ikut andil untuk dijadikan ukuran
C. Tidak dijadikan sebagai ukuran
D. Hanya sebatas sebagai penilai sikap
E. 50% dijadikan ukuran, 50% penentu nilai sikap
F. ____________________________________________________________
12. Bagaimanakah frekuensi dan durasi kegiatan asesmen hasil pendidikan karakter?
A. 1 kali per semester selama 1-3 hari atau lebih
B. 1 kali per tahun selama 2 hari atau lebih
C. 2 kali per semester selama 1-2 hari/kali
D. 2 kali per tahun selama 2-4 hari/kali
E. Tidak menentu tergatung kebijakan sekolah
F. Belum pernah dilakukan
1. Sebelum melakukan penilaian pendidikan karakter di sekolah, hal apa saja yang
dilakukan atau dipersiapkan oleh Bapak/Ibu?
A. Saya menyiapkan alat/instrument untuk penilaian pendidikan karakter
B. Saya berkonsultasi terlebih dahulu dengan orang yang paham dengan pendidikan
karakter
C. Saya menyiapkan bahan-bahan yang akan diguanakan dalam penilaian pendidikan
karakter
D. Saya bekerja sama dengan guru lain dalam mempersiapkan diri dan bahan untuk
penilaian diri
E. Saya mengecek lingkungan sekolah sehari sebelum dimulai penilaian pendidikan
karakter
F. _______________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
2. Cara-cara apa yang Bapak/Ibu pakai untuk menilai hasil pendidikan karakter siswa di
sekolah?
A. Tes G. Menulis refleksi pribadi
B. Observasi H. Dokumentasi
C. Inventori skala sikap I. Mencermati laporan orang
D. Wawancara tua (orang lain)
E. Anekdota record J. Penilaian dari antar siswa
F. Diserahkan ke guru BK K. ________________________
3. Berikut ini adalah teknik-teknik penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian
pendidikan karakter. Teknik manakah yang paling sering Bapak/Ibu gunakan?
A. Tes Inteligensi K. Tes Lisan
B. Tes Bakat L. Tes Perbuatan
C. Tes Minat M. Pengamatan
D. Tes Kepribadian N. Wawancara
E. Tes Kreativitas O. Angket
F. Tes Sikap P. Pemeriksaan Dokumen
G. Tes Hasil Belajar Q. Inventori
H. Tes Individual R. Daftar cek (Checklist)
I. Tes Kelompok S. Skala Penilaian
J. Tes Tertulis T. Skala Penilaian diri
4. Apa saja kelebihan dari teknik asesemen yang digunakan oleh Bapak/Ibu dalam
mengasesmen pendidikan karakter di sekolah?
5. Apa saja kekurangan dari teknik asesemen yang digunakan oleh Bapak/Ibu dalam
mengasesmen pendidikan karakter di sekolah?
168
1. Bentuk penilaian apakah yang Bapak/Ibu gunakan untuk menilai hasil pendidikan
karakter siswa di sekolah ini?
A. Menggunakan angka 1-10 atau 1-100
B. Menggunakan huruf A-E
C. Menggunakan deskripsi (menggambarkan dengan kata atau kalimat)
D. Angka dan deskripsi
E. Angka, huruf, dan deskripsi penilaian
F. __________________________________________________________
2. Apakah sekolah memiliki bentuk penilaian sendiri terhadap hasil asesmen pendidikan
karakter di sekolah ini?
A. Ya, sekolah memiliki bentuk penilaian sendiri
B. Tidak, sekolah mengikuti bentuk penilaian dari pemerintah
C. Ya, sekolah mengkombinasi bentuk penilaian sendiri dan pemerintah
D. Ya, Sekolah bekerja sama dengan lembaga yang berkarya dalam bidang
pendidikan karakter untuk membuat skor penilaian
E. Tidak, sekolah sama sekali tidak memiliki bentuk penilaian sendiri
F. ________________________________________________________________
3. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu menganalisis dan mengelola data hasil asesemen
pendidikan karakter di sekolah ini? Mohon Bapak/Ibu berkenan menuliskan cara
Bapak/Ibu menganalisis dan mengelolah data hasil penilaian pendidikan karakter di
sekolah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
170
4. Apakah siswa sebagai sasaran asesmen pendidikan karakter di sekolah benar-benar ikut
terlibat?
A. Ya sangat terlibat
B. Cukup terlibat
C. Kurang terlibat
D. Tidak terlibat
E. Sangat tidak terlibat
F. ____________________________________________________________
5. Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah tindak lanjut dari temuan penilaian hasil pendidikan
karakter di sekolah ini?
3. Usulan seperti apa yang ingin diaspirasikan agar penilaian hasil pendidikan karakter di
sekolah ini berjalan sesuai dengan rencana di kemudian hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Bapak/Ibu telah mengamati uji coba penggunaan prototipe tes hasil pendidikan karakter berbasis
potongan film/video yang baru saja kami lakukan di kelas. Kami mohon Bapak/Ibu memberikan
feedback/masukan dengan merespon pernyataan berikut.
No. Pernyataan kualitas/efektivitas model Ya Tidak Ragu
1. Tes ini sangat kami perlukan untuk menilai karakter siswa
2. Tes ini sangat bermanfaat untuk mengukur hasil karakter
3. Tes ini valid/tepat/cermat untuk mengukur hasil karakter
4. Tes ini lebih baik/berkualitas dibanding cara lain yang sudah ada
5. Tes ini menyenangkan siswa
6. Tes ini bagus sekali dan perlu disebarkan
7. Tes ini terlalu sulit dikerjakan siswa
8. Tes ini buang-buang waktu
9. Tes ini kurang meyakinkan untuk mengukur karakter siswa
10. Tes ini terlalu panjang dan melelahkan siswa
11. Tes ini tidak efektif menggambarkan karakter siswa
12. Tes ini baik digunakan setiap menjelang akhir semester
Tes ini sangat menginspirasi siswa untuk memperbaiki
13.
karakternya
14. Tes ini mampu menggugah siswa untuk bertobat
15. Tes ini sangat inspiratif bagi siswa untuk berefleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
penerima nilai.
Triyono – Bahasa 1. Sholat berjamaah Masih ada beberapa Untuk A. Kepala sekolah:
Indonesia 2. BTQ siswa yang kurang meningkatkan B. Wakases kesiswaan:
3. Pramuka memperhatikan karakter anak C. Guru BK:
4. Olahraga didik. D. Guru Agama:
5. matapelajaran E. Guru PPKN:
F. Guru Olahraga:
Sugeng Wibowo – 1. Kegiatan Jumat peduli 1. Kepedulian social Beberapa siswa 1. Peningkatan mutu
Pembina Pramuka – 2. Sholat Dhuhur berjamaah siswa lebih kurang peduli pendidikan.
Seni Budaya 3. Menyambut di pintu meningkat. dalam kegiatan
gerbang 2. Ketaqwaan siswa social, ketaqwaan,
lebih terlihat. dan tata
3. Tata sopan santun pergaulan.
lebih terasa.
SMP N 7 Khairunnisa – Ilmu 1. 5S Dengan sikap anak- Keterbelakangan 1. Meningkatkan A. Kepala sekolah: menyusun
CIREBON Pengetahuan Alam 2. Eskul anak,melakukan 5S, keluarga, keluarga oralitas siswa rencana.
3. Kelompok belajar kebersihan kelas yang tidak mendukung sekolah. B. Wakases kesiswaan:
4. Kebersihan kelas semakin disadari oleh dan kurang 2. Menjunjung nilai- membantu kepsek
anak-anak. kebebasan. nilai keagamaan menyusun.
3. Menjadi pribadi C. Guru BK: menindaklanjuti.
yang lebih baik D. Guru Agama:
menindaklanjuti.
E. Guru PPKN:
menindaklanjuti.
F. Guru Olahraga:
G. Wali Kelas: menindaklanjuti
dan berhubungan dengan
orang tua siswa.
H. Orang tua/komite sekolah:
mendampingi siswa.
Ernalia A. K – 1. Eskul 2. Kedisplinan dalam 1. Latar 1. Melatih untuk A. Kepala sekolah: penanggung
Koordinator BK – 2. Keagamaan hidup belakang meningkatka jawaab program.
Bimbingan dan 3. Kelompok belajar 3. Kedisplinan dalam siswa moralitas pelajar. B. Wakases kesiswaan:
Konseling belajar 2. lingkungan mengkoordinir kegiatan
4. Saling menhargai sosial pengembangan diri.
5. proses C. Guru BK: mengkoordinir
kegiatan pengembangan diri.
D. Guru Agama:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
mengkoordinir kegiatan
pengembangan diri.
E. Guru PPKN: mengkoordinir
kegiatan pengembangan diri.
F. Guru Olahraga:
mengkoordinir kegiatan
pengembangan diri.
G. Wali Kelas: mengkoordinir
kegiatan pengembangan diri.
H. Orang tua/komite sekolah:
mengkoordinir kegiatan
pengembangan diri.
Yohanes Prayitno – 1. Eskul 1. Kedisplinan dalam 1. Latar 1. Melatih untuk A. Kepala sekolah: penanggung
Bimbingan dan 2. Keagamaan hidup belakang meningkatka jawab program.
Konseling 3. Kelompok belajar 2. Kedisplinan dalam siswa moralitas pelajar. B. Wakases kesiswaan:
belajar 2. lingkungan 2. Meningkatkan mengkoordinir kegiatan
3. Saling menhargai sosial nilai-nilai hidup. pengembangan diri.
4. proses C. Guru BK: pelaksana,
pioneer, koordinator.
D. Guru Agama: pelaksana,
pioneer, koordinator.
E. Guru PPKN: pelaksana,
pioneer, koordinator.
F. Guru Olahraga: pelaksana,
pioneer, koordinator.
G. Wali Kelas: pelaksana,
pioneer, koordinator.
Astrianingsih – Ilmu 1. 5S Penguatan pendidikan Latar belakang 1. Meningkatkan A. Kepala sekolah: menyusun
Pengetahuan Sosial 2. Eskul moral, karena pendidikan keluarga. moralitas pelajar. rencana.
3. Kelompok belajar yang berkarakter 2. Semua orang bisa B. Wakases kesiswaan:
didukung oleh kebaikan berbuat baik. membantu kepsek menyusun
(perbuatan baik). 3. Menjunjung nilai- rencana.
nilai keagamaan. C. Guru BK: menghimpun
data.
D. Guru Agama:
menindaklanjuti.
E. Guru PPKN:
menindaklanjuti.
F. Guru Olahraga:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
176
Inggris (masuk kelas, pribadi) dikendalikan sebatas pada sikap rendah coordinator.
3. Kegiatan ekstrakulikuler. 4. semangat aturan dan taat hati/sopan/jujur. C. Guru BK: pelaku
4. Kegiatan pembiasaan bukan karena 2. Mempunyai kasih sosialisasi/pengamat/penilai/
(misal: apel pagi) sadar, penting dan dan peka. evaluasi.
5. Kegiatan terprogram dari mengerti. 3. Beriman dan D. Guru Agama: pelaku
OSIS. beretika. pengamat/penilai/evaluasi.
E. Guru PPKN: pelaku
pengamat/penilai/evaluasi.
F. Guru Olahraga: pelaku
pengamat/penilai/evaluasi.
G. Wali Kelas: pelaku
pengamat/penilai/evaluasi.
H. Orang tua/komite sekolah:
pemberi
masukkan/kritikkan.
Restuti Dwi Wahyu 1. Kegiatan pembiasaan (apel 1. Peserta didik Siswa/peserta 1. Mengukur tingkat A. Kepala sekolah:
Handayani – Wakil pagi, angelus, dll.) memetuhi didik masih ada keberhasilan pelindung/pembina.
Kepala Sekolah – Seni 2. Program kegiatan peraturan/tata tertib yang melanggar pelaksanaan B. Wakases kesiswaan:
Budaya kesiswaan (LKTD, ret-ret) yang berlaku di aturan karena pendidikan coordinator.
3. KBM pada setiap maple sekolah konsep karakter. C. Guru BK: pelaku
4. Pendampingan BK dan 2. Peserta didik lebih pendidikan 2. Mendapatkan nilai sosialisasi/pengamat/penilai/
wali kelas mudah diarahkan dan karakter belum akhlak dan evaluasi.
5. Kegiatan ekstrakulikuler dikendalikan menjadi sebuah kepribadian peserta D. Guru Agama: pelaku
3. Memiliki sikap sopan kesadaran. didik. pengamat/penilai/evaluasi.
dan menghargai 3. Membentuk pribadi E. Guru PPKN: pelaku
orang lain yang berkualitas. pengamat/penilai/evaluasi.
F. Guru Olahraga: pelaku
pengamat/penilai/evaluasi.
G. Wali Kelas: pelaku
pengamat/penilai/evaluasi.
H. Orang tua/komite sekolah:
pemberi masukkan.
Agustina Ambar 1. Apel pagi 1. Keterlambatan anak Ada beberapa 1. Untuk mengetahui A. Kepala sekolah:
Purbayanti – Bidang 2. Sabtu bersih masuk sekolah siswa yang keberhasilan penanggungjawab.
Kesiswaan – 3. Doa setiap jam 12 prosentasenya kecil. terjaring kasus pendidikan B. Wakases kesiswaan:
Matematika dan TIK 4. Meditasi 2 minggu sekali 2. Lingkungan bersih klitih. karakter yang kita merancang tata tertib.
5. MOS dan nyaman. terapkan. C. Guru BK: merancang tata
6. LKTD 3. Bullying antar siswa 2. Hasilnya bisa tertib.
7. Ziarah satu sekolah sedikit. digunakan untuk D. Guru Agama: merancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
178
179
180
Kurikulum - 2. Ekstrakulikuler pramuka 2. Etika dan sopan sebagian siswa orang tua/wali mensosialisasikan.
Matematika 3. Kegiatan keagamaan santun siswa yang melanggar siswa di raport B. Wakasek Kesiswaan:
4. Upacara bendera terhadap guru tata tertib sekolah. menuangkan dalam
kurikulum.
Mahmuda – Bimbingan 1. Pembiasaan beribadah Sikap sopan santun yang Sikap brutal dan 1. Agar pendidikan A. Kepala sekolah:
dan Konseling di tunjukkan siswa dalam menentang pada karakter dapat coordinator.
kesehariannya. aturan dan pada mencapai tujuan B. Wakasek Kesiswaan: ikut
guru. 2. Agar diketahui membantu permasalahan
sampai di mana siswa.
tujuan tercapai C. Guru BK: membantu
3. Menentukan masalah siswa.
langkah pendidikan
selanjutnya.
Sugaib Suhatmoko – 1. Ibadah Anak dapat bersikap Ada anak yang 1. Pendidikan A. Kepala sekolah: sebagai
Bimbingan dan 2. Kerja sosial lebih santun baik kepada masih belum karakter dapat coordinator guru.
Konseling guru maupun kepada santun karena tercapai. B. Wakasek Kesiswaan:
yang lain. tidak terbiasa 2. Anak-anak dapat sebagai coordinator siswa.
sebelumnya. lebih bersikap C. Guru BK: ikut menilai
sopan. pendidikan karakter.
3. Menjadi
kepribadian yang
baik
Huly Sumarlen - PPKN 1. Beribadah Anak lebih bisa bersikap Ada beberapa 1. Agar pendidikan A. Kepala sekolah: sebagai
2. Kerja kelompok sopan santun kepada anak yang karakter bisa coordinator dan pimpinan
sesama berkata-kata kasar tercapai tujuannya. B. Wakasek Kesiswaan:
pada temannya. 2. Anak-anak bisa mengurusi kegiatan siswa.
lebih memahami C. Guru PPKN: ikut
aturan yang menanamkan karakter.
berlaku.
3. Agar tidak terjadi
banyak
pelanggaran.
Wasiyem – Pendidikan 1. Sholat jamaah (di rumah) Yang saya rasakan Yang bapak ibu 1. Agar anak terbiasa A. Kepala sekolah: coordinator
Agama Islam 2. Jabat tangan terhadap guru adalah puas ketika anak rasakan atas hidup sehat. semua.
3. Tadarus pagi mampu atau kekurangberhasila 2. Agar siswa taat B. Wakasek Kesiswaan: ikut
4. Jamaah Dhuhur 1. Menghafal surat dari n pendidikan berbadah sesuai membina siswa.
5. Sholat Duha Al Qur’an ketiak mau karakter di agamanya masing- C. Guru Agama: pelaksana.
6. Berdoa masuk (mulai) pelajaran, dll. sekolah ini, sikap masing. D. Wali kelas: membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
pelajaran 2. Terbiasa menyapa siswa yang 3. Agar siswa bisa mengarahkan siswa.
7. Mengucapkan salam setiap dengan ucapan salam kemungkinan belajar dengan
datang dan berjabat tangan. besar berasal dari nyaman dan
8. Duduk ketika makan dan 3. Terbiasa beribadah lingkungan rumah berprestasi.
minum dengan rutin seperti dan bermain.
9. Berdoa ketika makan, sholat Duha, jamaah
masuk toilet, dll. Dhuhur, membaca Al
10. Pengumpulan sampah di Qur’an yang
lingkungan sekolah dilakukan dalam
kehidupan.
SMP N 2 Sunarso -Kesiswaan- 1. Awal pelajaran 1. Keakraban sesame 1. Masih 1. Untuk mengukur A. Kepala sekolah: penentu
GIRIWOYO Ilmu Pengetahuan 2. Dalam pembelajaran siswa ada/jarang keberhasilan kebijakan, pencapaian visi
Sosial 3. Mengakhiri pelajaran 2. Saling menghargai siswa guyon 2. Untuk mencari dan misi.
4. Dalam upacara bendera sesama siswa berlebihan kelemahan B. Wakasek Kesiswaan:
5. Kegiatan keagamaan di 3. Ketertiban dan 2. Masih 3. Untuk evaluasi pelaksana kebijakan umum
sekolah kedisiplinan siswa ada/jarang kepada siswa.
4. Sikap hormat siswa siswa C. Guru BK: pelaksana
kepada guru alpha/bolos kebijakan dalam bimbingan
3. Masih dan konseling.
ada/jarang D. Guru Agama: pelaksana
siswa tidak kebijakan dalam aspek
tertib keagamaan.
berpakaian. E. Guru PPKN: pelaksana
kebijakan dalam aspek
pendidikan karakter.
F. Guru Olahraga: pelaksana
kebijakan dalam aspek
kegiatan fisik.
G. Wali kelas: pelaksana
kebijakan dalam inter kelas
H. Orang Tua/Komite sekolah:
pelaksana kebijakan dalam
pelaksanaan di rumah.
Endah Rosita Kurniasih 1. Proses KBM dalam kelas Minimnya frekuensi Masih ada siswa 1. Untuk mengetahui
– Bimbingan dan 2. Pada saat upacara bendera siswa membolos/alpha yang belum rapi sejauh mana
Konseling menggunakan pendidikan
atribut sekolah. karakter.
Elisabeth Srilestari – 1. Ekstra pramuka Siswa bisa bersikap lebih Masih banyak 1. Bisa membantu A. Kepala sekolah:
Ekstra Pembina 2. Upacara bendera santun siswa yang minat siswa menentukan penanggungjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Pramuka 3. Pengamatan dalam PBM belajarnya rendah pola belajarnya. B. Wakasek Kesiswaan:
membantu kepala sekolah.
C. Guru Agama: penentu
komponen penilaian akhlak
D. Guru PPKN: penentu
komponen penilaian
kepribadian.
Dra. Dwi Harmini - 1. Upacara bendera A. Kepala sekolah: ketua
PPKN 2. Pembelajaran di kelas sekaligus
3. Penghormatan siswa penannggungjawab.
B. Wakasek Kesiswaan:
membantu kepala sekolah.
C. Guru PPKN: sebagai guru
yang bersentuhan langsung
dengan tindakan
pembentukan karakter
siswa.
SMP K SANTA Maria Marsiti – 1. Budaya 6S, Tomat 1. Hormat kepada 1. Belum semua 1. Membantu agar A. Kepala sekolah:
MARIA II Document Control – 2. Weekend suster, Bapak/Ibu siswa mau terbentuk karakter penanggungjawab.
MALANG Bimbingan dan 3. 10 K guru dan karyawan menyapa yang baik B. Guru BK: menampung hasli
Konseling 4. Budaya antri 2. Budaya antri guru/karyawa 2. Membentuk pribadi konseling siswa.
5. Memberi salam dengan 3. Buang sampah pada n yang utuh C. Semua guru
hormat tempatnya 2. Ada siswa
4. Tertib berseragam yang memakai
5. Tertib datang ke seragam
sekolah kurang rapi
3. Memilih
teman
Theresia Sri Wahyuni – 1. Melalui tata tertib di 1. Kepedulian siswa Masih ada siswa 1. Mengetahui sejauh A. Kepala sekolah:
Tim Kurikulum – sekolah pandai untuk yang bersikap mana penanggungjawab.
Bimbingan dan 2. Kegiatan ekstra pramuka membantu siswa tidak perkembangan B. Guru BK: menggali dan
Konseling (kelas VIII) yang lemah dalam sopan/kurang karakter anak membantu siwa untuk
3. Kegiatan bimbingan di belajar. ramah pada mengalami mengungkapkan masalah
kelas (Anti Bullying) 2. Kepedulian siswa guru/karyawan. peningkatan dan membantu
4. Doa pagi, Angelus, doa pada teman yang menyelesaikan.
pulang pendiam untuk diajak C. Guru Agama:
5. Kegiatan weekend (kelas membaur. D. Guru PPKN:
VII) 3. Kepedulian siswa E. Wali kelas:
6. Kegiatan ret-ret/rekoleksi pada teman sehingga I. Orang Tua/Komite sekolah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
184
pendampingan moral
F. Wali kelas: memberikan
pendampingan intensif
terhadap kelasnya.
G. Orang Tua/Komite sekolah:
berkoordinasi dengan
sekolah.
Rafael sukasah - PKN 1. RPP berbasis PPR Penerapan 5S : senyum, Sebagian 1. Mengetahui
2. Upacara bendera sapa, salam, sopan, siswa/peserta karakter peserta
3. Pemb. Wali kelas santun didik kurang didik
4. Salam pagi menerapkan 5S 2. Mencari solusi
5. Bimbingan dan konseling yang tepat
3. Menerapkan secara
konsisten
Catarina Lis Wahyuni 1. Upacara bendera Peserta didik dan juga Masih ada
– Bimbingan dan 2. Senyum, salam, sapa personil sekolah sudah sebagian peserta
Konseling 3. Rekoleksi menerapkan langsung didik belum
4. Ret-ret dan ikut kerjasama memahami dan
5. Pembinaan iman secara baik. menerapkan
pendidikan
karakter dalam
kehidupan sehari-
hari.
SMP N 1 Suparjo – Kepala 1. Pramuka Belum berhasil karena 1. Masih Untuk mengetahui A. Kepala sekolah:
GEDUNGAJI Sekolah - PKN 2. Masuk kelas dan baru dilaksanakna oleh banyaknya perkebangan karakter penanggungjawab.
BARU pulang,bersalaman dan kesiswaan, Pembina anak siswa, maksudnya ada B. Wakasek kesiswaan: ketua.
mencium tangan guru OSIS, dan guru. Maka melanggar perubahan atau tidak C. Guru BK: pembimbing.
3. Berdoa saat akan belajar hasilnya belum bisa aturan dengan dengan bimbingan D. Guru Agama: pembimbing.
dan diakhiri dipakai untuk ukuran sengaja kesiswaan, Pembina E. Guru PPKN: pembimbing.
4. Sholat Dhuhur berjamaah keberhasilan. 2. Munculnya OSIS maupun para F. Guru Olahraga:
5. Kultum (kuliah 7 menit) perilaku guru. pembimbing.
setelah Sholat Dhuhur meniru yang G. Wali Kelas: pembimbing.
6. Berbagai kegiatan dia lihat tanpa H. Orang tua/komite sekolah:
ekstrakulikuler memperdulika pemantau.
n benar atau
salah
3. Masih banyak
siswa yang
keluar karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
menikah usia
dini.
Siti Fatonah – 1. Pramuka Belum berhasil karena Masih banyak 1. Untuk mengetahui A. Kepala sekolah:
Pendidikan Agama 2. Sholat Duha belum 100 % dilakukan. siswa yang perkembangan penanggungjawab.
Islam 3. Kultum setelah Sholat melanggar siswa B. Wakasek kesiswaan: ketua.
4. Kegiatan ekstrakulikuler peraturan. 2. Untuk mengontrol C. Guru BK: pembimbing.
kepribadian siswa D. Guru Agama: pembimbing.
agar tidak banyak E. Guru PPKN: pembimbing.
melakukan F. Guru Olahraga:
kesalahan pembimbing.
G. Wali Kelas: pembimbing.
H. Orang tua/komite sekolah:
pemantau.
Yusmala Adinta – Ilmu 1. Pramuka Masih banyak 1. Untuk A. Wakasek kesiswaan:
Pengetahuan Sosial 2. Berdoa sebelum dan siswa melakukan memperbaiki menindaklanjut.
sesudah belajar pelanggaran tata karakter dan sikap B. Guru Agama: membimbing
3. Menyanyikan lagu wajib tertib. siswa siswa dengan nilai-nilai
nasional 2. Untuk spiritual.
memperbaiki sopan C. Guru PPKN: membimbing
santun dan budi siswa dengan nilai-nilai
pekerti moral.
D. Guru Olahraga:
membimbing siswa disiplin
di lapangan.
E. Wali Kelas: membimbing
perbaikan karakter secara
intensif di dalam kelas.
Ngatiyem – Bahasa 1. Pramuka Belum berhasil karena Masih banyak 1. Untuk mengetahui A. Kepala sekolah :
Indonesia 2. Sholat Dhuha belum 100% dilakukan siswa yang perkembangan penanggungjawab.
3. Kultum setelah Sholat melanggar siswa B. Wakasek kesiswaan: ketua.
4. Kegiatan ekstrakulikuler peraturan 2. Untuk mengontrol C. Guru BK: pembimbing.
kepribadian siswa D. Guru Agama: membimbing
agar tidak banyak siswa dengan nilai-nilai
melakukan spiritual.
kesalahan E. Guru PPKN: membimbing
siswa dengan nilai-nilai
moral.
F. Guru Olahraga:
membimbing disiplin di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
lapangan.
G. Wali Kelas: membimbing
perbaikan karakter secara
intensif dalam 1 kelas.
H. Orang tua/komite sekolah:
pembantu.
Adi Setiawan - PKN 1. Pramuka Belum berhasil 100% 1. Masih ada 1. Untuk mengetahui A. Kepala sekolah:
2. Menyanyikan lagu karena di sekolah tidak siswa yang perkembangan penanggungjawab.
Indonesia Raya di jam ada Guru BK atau melanggar karakter siswa B. Wakasek kesiswaan: ketua.
pertama, sebelum Psikolog Pendidikan, tata tertib C. Guru BK: pembimbing.
pelajaran di mulai yang memberikan dengan D. Guru Agama: pembimbing.
bimbingan klasikal sengaja E. Guru PPKN: pembimbing.
tentang pendidikan 2. Lingkungan F. Guru Olahraga:
karakter. kurang pembimbing.
mendukung G. Wali Kelas: pembimbing.
H. Orang tua/komite sekolah:
pemantau.
SMP N 7 Ira Suci Febrianti - Perubahan karakter Beberpa siswa 1. menumbuhkan nilai A. Kepala Sekolah: Penanggung
Pangkalpinang Guru Bimbingan dan menjadi lebih baik dari masih banyak karakter disekolah Jawab
konseling beberapa siswa, walupun memiliki karekter 2. untuk mengetahui B. Waka Kesiswaan: kordinator
belum begitu maksimal buruk seperti pada pengembangan dalam perencanaan
1. perencanaan dalam RPP tetapi masih terus bulan puasa, pendidikan karakter C. Guru BK: Merancang dengan
2. Pengembangan dalam diupayakan agar hasinya merka guru lain tentang asasmen
Ekstrakurikuler sesuai dengan harapan, makan/minum pendidikan
3. litegrasi dalam yaitu menghasilkan dilingkungan G. Wali kelas: mengetahui
pembelajaran siswa yang bersikap baik sekolah atau sehauh mana pendidikan
budi perkertinya tempat umum karakter
lainnya H. Orang tua/komite sekolah:
mengetahui perkembanagan pen
karakter anak disekolah
Purnama Dewi – Guru 1. indikasi dalam pembelajran Sudah merasa senang Merasa prihatin 1. untuk mengetahui A. Kepala sekolah; Kordinator
Matimatika 2. pengembangan diri melihat karakter siswa karena pindah perkembangan dan penanggung jawab
eksrakurikuler yang dapat dilihat dalam sekolah belum pendidiakan karakter B. Wakasek kesiswaan:
3. perencanaan dalam RPP kegiatan sehari-hari. berhasil dalam disekolah kordinator data permasalahan
pendidikan 2. menumbuhkan nilai- karakter
karakter yang nilai karakter disekolah C. Guru BK: memotivasi dalam
sudah pendidikan karakter
disampaikan G. Wali kelas: untuk
mengertahui perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
pendidikan karakter
H. Orang tua/komite sekolah:
untuk mengetahui kegunaan dari
hasil pendidikan karakter
disekolah
Laila Intan G –Guru 1. Literasi 1. Terbiasa untuk disiplin Sebagian siswa 1. unutk membiasakan A. Kepala sekolah: sebagai
PKN 2. Dalam pembuatan RPP dan 2. Lebih memiliki rasa kurang siswa dalam pemimpin
Silabus nasionalisme memahami dan memanajemen B. Wakasek Kesiswaan: sebagai
3. Dalam proses pembelajaran kurang peduli 2. Pola hidupnya coordinator
tentang menuju masa depan C. Guru BK: Pembimbing
pendidikan D. Guru Agama: penasehat
karakter. Contoh: E. Guru PPKN: Memberikan
masih ada siswa contoh sikap
yang tidak jujur G. Wali kelas: Pengarah
dll H. Orang tua/komite sekolah:
pelindung
Indrarita Y S – Guru 1. literasi 1. terbiasa untuk Sebagian siswa 1. sebagai pembiasaan A. Kepala sekolah: pemimpin
pendidikan agama 2. dalam pembuatan RPP berdisiplin kurang bagi siswa B. Wakasek Kesiswaan:
islam 3. dalam silabus 2. lebih memiliki rasa memahami dan 2. agar siswa terbiasa koordinator
4. dalam proses pembelajaran kebangsaan kurang peduli unutk melakukan hal- C. Guru BK:
tentang hal positif Fasilitator/pembimbing
pentingnya D. Guru Agama: penasihat
pendidikan E. Guru PPKN: penentuan sikap
karakter. Contoh: G: Wali kelas: Sebagai
masih ada siswa pengarah buat siswa
yang kurang H. Orang tua/Komite sekolah:
memiliki rasa sebagai pelindung
tanggung jawab
Marlina – kepala 1. mengitergrasi kesetiap mata Merasa senang atau Merasa 1. untuk mengetahui A. Kepala sekolah: Penanggung
sekolah pelajaran bahagia ketika melihat sedih/prihatin perkembangan hasil jawab
2. melalui maple muatan local seorang siswa yang karena sekolah pendidikan karakter B. Wakasek kesiswaan:
3. melalui pengembangan diri: tadinya kurang disiplin belum bisa/belum 2. untuk membiasakan coordinator
ekstrakurikuler, kegiatan (datang terlambat) berhak dalam nilai-nilai karakter H. orang tua/komite sekolah:
pembiasaan, kegiatan menjadi seorang anak memecahkan pelindung
kerohaniann, kegiatan belajar yang rajin (tidak pernah masalah karakter
diluar kelas terlambat lagi) siswa
SMP Fransiskus Sr. Oktavic Purba 1. Bimbingan. Menjadikan sisa semakin Sisa kehilangan 1. Perkembangan
Asisi FSE.S.Pd.-kepala 2. Kerohanian. berkarakter. karakter yang karakteryang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
189
Yeni Susanti S.Pd.- 1. Berdoa setiap pagi sebelum 1. Siswa lebih mencintai 1. Kadang Supaya siswa semakin A. Memberikan masukan
Guru Bahasa Indonesia dan siang sesudah KBM. sesama. terdapat siswa memahami betapa mengenai karakter dan
2. Mendengarkan firman 2. Siswa lebih mampu yang tidak pentingnya penerapan memutusan.
Tuhan dan merenungan bekerjasama dengan disiplin. karakter dalam B. Memberikan masukan.
setiap pagi. teman. 2. Terdapat kehidupan sehari-hari C. Memberikan masukan dan
3. Mengucapkan salam 3. Siswa lebih siswa yang dalam berbagai mengevaluasi kasus siswa.
sambil berjabat tangan menghormati dan tidak sopan lingkungan hidup. D. Memberikan masukan.
dengan bapak/ibu guru. menghargai santun. E. Memberikan masukan.
4. Baksos. bapak/ibu guru. 3. Terkadang F. Memberikan masukan.
5. Kerja bakti. 4. Lebih rajin berdoa siswa asa yang G. Memberikan masukan.
6. Upacara bendera setiap dan beribadah. lupa berdoa H. Memberikan masukan.
senin. 5. Siswa semakin dan ribut saat
7. Doa Angelus setiap jam 12 mengetahui lagu-lagu berdoa
siang. wajib nasional dan 4. Siswa kadang
semakin cinta tanah malas
air. mengikuti
upacara
bendera
190
SMP N 31 F. Sugeng Subagyo Secara langsung Masih ragu, Ya. Dari pengamatan, Adanya Bertanya kepada Adanya modul
PURWEREJO – Bimbingan dan dapat terlihat apakah Ada perubahan wawancara – konvesi parenting di pimpinan/yang yang baku, dapat
Konseling valid/tidak. sikap/tindakan nilai ke angka – awal tahun lebih membidangi mengukur capaian
deskripsi. ajaran baru. pendidikan karakter.
karakter.
Drs. Yuwandi Dapat memberikan Ya. Konversi dari angka ke
Purwantoro- penilaian karakter Terjadi huruf.
Prakarya peserta didik secara perubahan
langsung. tindakan siswa.
Rini Handayani – Langsung melihat Siswa yang Tidak. Berdasarkan nilai Guru maple, Perlu waktu yang Penilaian
Wakil Kepala ke siswa yang baik-baik sering angka – kemudian BK, wali kelas, banyak untuk menggunakan
Sekolah – Ilmu dinilai (terutama tidak tersentuh. dideskripsikan menurut bekerja sama mencermati standar
Pengetahuan Sosial yang bermasalah). konversi. untuk membuat penilaian yang baku/instrumen
nilai sikap diharapkan (kerja yang pas untuk
digunakan untuk sama dengan BK, menghasilkan
dasar kenaikan. wali kelas). karakter yang
diharapkan.
Triyono – Bahasa Dapat memberi Ya. Mengkonversi dari
Indonesia penilaian kenaikan Ada perubahan angka ke huruf.
peserta didik secara karakter siswa.
langsung.
Sugeng Wibowo – Hasil lebih nyata Waktu yang Memberikan arahan Sebagai dasar Memberikan 1. Direncanakan
Pembina Pramuka – dibutuhkan atau petunjuk tindakan pengertian lebih dengan lebih
Seni Budaya lebih banyak. pelaksanaan dan berikutnya. kepada siswa. baik.
evaluasi. 2. Perlu
kerjasama
semua warga
sekolah.
SMP N 7 Khairunnisa – Ilmu Mudah untuk Terlalu banyak Ya. 1. Pengelompokkan Peningkatan 1. Pendekatan 1. Jumlah siswa
CIREBON Pengetahuan Alam menilai. siswa. Perbedaan latar siswa. peran walikelas 2. Wawancara harus
belakang 2. Pendekatan lebih dan guru bidang 3. Observasi memadai.
keluarga siswa. mudah. studi. 2. Didikan oleh
orang tua.
Ernalia A. K – 1. Mudah dalam Kelas gemuk. Ya. Peneglompokkan siswa Pendampingan Melibatkan seluruh Perlu tindak
Koordinator BK – pengelolahan Tingkah laku dalam perilaku. komponen. lanjut.
Bimbingan dan 2. Lebih jelas. dan kebiasaan
Konseling belajar.
Yohanes Prayitno – 1. Mudah dalam Terlalu banyak Ya. Pengelompkkan siswa. 1. Pendamping 1. Koordinasi Perlu kontinuitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Bimbingan dan pengelolahan siswa/ kelas 1. Kebiasaan an lebih dengan pihak dan tindak lanjut.
Konseling 2. Lebih jelas. gemuk. dalam ekstra terkait.
tingkah 2. Melalui 2. Melibatkan
laku. bimbingan seluruh
2. Kebiasaan baik komponen
belajar. individual sekolah.
maupun
kelompok.
Astrianingsih – Mudah memberikan Terlalu banyak Ya. 1. Pengelompokkan Peningkatan 1. Pendekatan 1. Jumlah siswa
Ilmu Pengetahuan nilai. siswa. Perbedaan latar siswa. peran wali kelas 2. Wawancara. yang relative
Sosial belakang 2. Pendekatan lebih dan guru bidang sesuai.
keluarga siswa. mudah. studi. 2. Peningkatan
elektibitas
dari masing-
masing guru
dan orang tua.
Anny Marfuah – 1. Lebih jelas. Terlalu banyak Pengelompokkan 1. Melalui 1. Melibatkan Perlu kontinuitas
Bimbingan dan 2. Mudah dalam siswa/kelas siswa. bimbingan seluruh dan tindak lanjut.
Konseling pengelolahan. gemuk. baik komponen
individu/kel sekolah.
ompok. 2. Koordinasi
2. Pendamping dengan pihak
an lebih terkait.
ekstra.
SMP SANTO Danu Mukti – Obyektif Kurang detil Ya Melihat catatan buku Tindak lanjut Berusaha mencari Menemukan cara
ALOYSIUS Bimbingan dan dan spesifik. Pengaruh tertulis siswa, sangat baik, referensi yang penilaian karakter
TURI Konseling negative dari mengelolah hasil karena relevan dan siswa yang
lingkungan yang asesmen. menyesuaikan konsultasi dengan efektif.
kurang baik kebutuhan ahli/pengawas.
bagi siswa.
perkembangan
siswa.
Agnes Natalia Lebih obyektif Kurang detil Ya. Bekerja sama dengan Sebagai 1. Mengevaluasi 1. Lebih intensif.
Endry Kecenderungan guru BK/Konselor pedoman kembali 2. Instrument
Krisnawardani – anak untuk sekolah untuk pemantauan kelemahan/keku lebih jelas dan
Kurikulum – bersikap karena menggabungkan nilai- siakp siswa rangan. lebih detil
Bahasa Inggris pengaruh nilai yang sudah dibuat dalam hidup 2. Koordinasi lagi.
teman/lingkung oleh guru sehari-hari baik bersama guru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
193
194
195
khusus di
serahkan ke
guru BK dan
wali kelas.
Mahmuda – Dapat membentuk Kurang valid Ya. Pengumpulan data Di Pendekatan secara Kekompakkan
Bimbingan dan karakter siswa yang dalam Ada beberapa dulu, kemudian di musyawarakan face to face kepada antar semua
Konseling baik. mengukur yang masih musyawarakan dengan di dalam rapat siswa. pihak.
karakter siswa. belum mentaati semua siswa dewan guru.
atau melakukan
kesalahan.
Sugaib Suhatmoko Mengamati sikap Tidak semua Ya. Data yang sudah Dimusyawaraka Pendekatan dengan Dengan guru-guru
– Bimbingan dan anak di sekolah. siswa dapat Ada beberap terkumpul di bahas dan n oleh semua anak yang punya mendukung
Konseling diamati dengan anak yang dimusyawarakan guru masalah. program yang
baik. masih tidak bersama. sudah disepakati
bersikap sopan. bersama.
Huly Sumarlen - Teknik pengamatan Karena jumlah Ya. Setelah data terkumpul, Dibicarakan dan Pendekatan secara Agar semua
PPKN tentang perilaku siswa yang Ada beberapa kemudian semua bapak simusyawarakan pribadi dengan komponen
anak dalam banyak, kadang anak yang ibu guru membahas dengan dewan anak-anak yang sekolah
kehidupan di kita tidak bisa belum bisa hasil data tersebut guru semua. bermasalah. mendukung dan
sekolah. mengawasi menghargai kemudian melaksanakan
semuanya. orang lain. dimusyawarakan dengan tujuan
bersama. yang sama.
Wasiyem – Dapat melihat, Tidak Ya. Siswa diberikan tugas Dimusyawaraka Pendekatan Kekompakkan
Pendidikan Agama menilai tentang mengutamakan Kesimpulan: (angket), melakukan n dalam rapat terhadap siswa antar dewan guru
Islam hasil belajar anak, nilai siswa terbiasa sebuah tindakan atau dewan guru. secara face to face. dan semua pihak
sikap anak, dalam pengetahuan untuk aksi nyata yang yang terkait.
kehidupan sehari- (intelegensi) melakukan hal berhubungan dengan
hari. anak namun yang terbaik nilai-nilai karakter
kebiasaanlah yang sangat yang diketahui dan
yang bermanfaat bagi ditandatangani oleh
diutamakan. kehidupannya wali murid di rumah
baik hidup dan diserahkan pada
dalam dunia ini guru setiap minggu.
lebih-lebih (Angket)
sangat
bermanfaat bagi
lingkungan
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
SMP N 2 Sunarso - Mudah dalam Kurang Ya. 1. Disiapkan daftar 1. Temuan Membangun Memudahkan
GIRIWOYO Kesiswaan- Ilmu pelaksanaan karena spesifik/detail 1. Tindakan nilai pengamatan siswa yang kesadaran semua semua komponen.
Pengetahuan Sosial cukup pengamatan dalam capaian ekstriem sikap. positif pihak.
langsung. yang atas/menonj 2. Pengisisan dipanggil
dinilai/item ol/positif berdasarkan dan di
karakter 2. Tindakan temuan yang motivasi.
ekstrem bersifat ekstrem 2. Temuan
bawah/negat positif/atas dan siswa yang
if ekstrem negative
bawah/negatif dipanggil di
tekankan
kelemahann
ya.
Endah Rosita Mengamati bakat Belum Belum mencoba Bimbingan
Kurniasih – siswa serta menganalisis kelompok dalam
Bimbingan dan kecenderungannya proses KBM
Konseling
Elisabeth Srilestari Kurang obyektif Ya. 1. Ditentukan Masih mencari Mohon diberi soal
– Ekstra Pembina Kesimpulan komponen acuan yang tepat tes yang dapat
Pramuka karakternya penilaian untuk penilaian mengukur capaian
baik. 2. Penilaian skala 1- karakter. karakter.
100 lalu dikonversi
ke A-E.
Dra. Dwi Harmini -
PPKN
SMP K SANTA Maria Marsiti – Dengan Hasil kadang Tidak Masing-masing guru Perlu terus Mengikuti seminar, Ada bentuk tes
MARIA II Document Control pengamatan tidak sama dari menilai sikap siswa, menerus emamhami karakter yang bisa menilai
MALANG – Bimbingan dan langsung bisa masing-masing diolah menjadi nilai dilakukan, siswa, kerja sama karakter dan
Konseling berhadapan dengan guru. sikap akhir. dievaluasi dan dengan guru, orang menggambarkan
siswa. dikembangkan. tua. secara tepat
karakter siswa
tersebut.
Theresia Sri Saling mendukung Kurang ada tes Tidak Dilihat dari sikap dan Perlu 1. Mengikuti Ada tes baku,
Wahyuni – Tim dan melengkapi untuk lebih perilaku siswa dilaksanakan seminar sehngga dapat
Kurikulum – mendalami dibandingkan dengan secara continue pendidikan mengukur dengan
Bimbingan dan karakter siswa hasil belajar serta hasil dan karakter tepat sesuai
Konseling tes IQ. pengembangan 2. Kerjasama perkembangan
lebih lanjut. dengan orang zaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
tua
Regina Mayura Dengan Teknik Tidak. Nilai pendidikan Ditindaklanjuti Membuat angket Pendidikan
Agni – Bahasa pengamatan, bisa pengamatan karakter tersebut dengan endekati dan checklist sesuai karakter harus
Inggris mengamati dan mungkin termasuk dalam nilai siswa yang petunjuk dan lebih ditekankan,
menilai setiap saat. memberikan sikap. Nilai sikap dari bermasalah, pedoman kegiatannyadibuat
hasil yang tiap maple konsultasi dan pemerintah. lebih detail, ada
berbeda-beda digabungkan dan terus mengawasi penilaian
tiap guru. diolah menjadi nilai perkembangann terjadwal dan
sikap akhir. ya. tindak lanjut.
R. Aldo Aggasi – Ya.
Bahasa Indonesia Hanya
kesimpulan
singkat
bagaimana
kepribadian dan
latar belakang si
anak.
SMP XAVERIUS Maleluan Pramana Semakin kompleks Membutuhkan Ya. Saya tidak tahu persis Pendidikan 1. Merencanakan Seluruh dewan
I PALEMBANG – Bimbingan dan assesmen yang waktu dan Pendidikan karena saya tidak karakter perlu ulang guru
Konseling digunakan maka tenaga yang karakter akan terlibat di dalamnya. dilaksanakan pendidikan melaksanakan
semakin lebih banyak berhasil jika dengan karakter yang penilaian karakter
berpengaruh untuk didukung oleh konsisten dan akan dan saling
terhadap validitas mengumpulkan stake holder berkesinambung dilaksanakan mendukung
hasil. data dan sekolah dan an dengan (waktu) terhadap
membandingkan orang tua di melihat hasil 2. Mencari kebijakan sekolah
hasil/setiap rumah. evaluasi referensi (buku) dengan tujuan
assemen. Dukungan sebelumnya. untuk untuk
teman sebaya pengembangan mengembangkan
juga sangat asesmen. karakter siswa.
penting.
Rafael sukasah - objektif Ya. Mengelolah dari 1. Mengevaluasi 1. Mendatangka
PKN angket, observasi. 2. Mencari n narasumber
formulasi 2. Formulasi
instrumen yang model
tepat instrument
lain.
Catarina Lis Ya.
Wahyuni –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Bimbingan dan
Konseling
SMP N 1 Suparjo – Kepala
GEDUNGAJI Sekolah - PKN
BARU
Siti Fatonah –
Pendidikan Agama
Islam
Yusmala Adinta – Hasil penilain Ya.
Ilmu Pengetahuan kurang obyektif. Karakter siswa
Sosial masih sulit
untuk
diperbaiki.
Ngatiyem – Bahasa Ya.
Indonesia
Adi Setiawan - Ya. Hanya melakukan Ditindaklanjuti Diadakann diklat
PKN Perilaku siswa pengamatan dan oleh waka tentang
yang kurang disimpulkan. kesiswaan dan pendidikan
disiplin, kurang wali kelas. karakter bagi
sopan, dan guru-guru,
rendahnya tersedia soal-soal
motivasi belajar. tes, diadakan tes
setiap akhir
semester.
SMP N 7 Ira Suci Febrianti - Untuk lebih Terkadang tidak Mengumpulkan data – Melakukan Diharappkan ada Lebih senang
Pangkalpinang Guru Bimbingan memudhkan dalam siswa tidak jujur data dan tindak lanjut ahli, model yang diadakan
dan konseling mengetahui dalam mengisi menyimpulkan hasil terhadp dapat dijadikan sosialisai tentang
perkembangan pen tes yang dari ters yang diberikan penilaian acuan dalam pendidikan
karakter siswa diberikan pendidikan pendidikan karakter karakter
karakter disekolah/walli
siswa, semua
warga sekolah
Purnama Dewi – Untuk Terlalu banyak tidak Bahan menganalilis Melakukan Kami hendaklah lebih di
Guru Matimatika memudahkan data masalah- dan mengolah data pembinaan mengharapkan tingkatkan lagi
penilian pendidikan masalah dan hasil penilaian terhadap adanya ahli atau atau disosialisasi
karakter yang telah terlalu banyak pendidikan karakter penilian orang yang paham tentang
dilakukan bahan-bahan pendidikan sekali tentang pendidikan
yang diperlukan karakter pendidikan karakter karakter di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
200
karakter siswa siswa maupun siswa dapat dan mengolahnya terus melakukan memahami agar agar siswa
dengan baik. guru. menunjukan sesuai petunjuk. asesmen mudah untuk memiliki karakter
karakter yang pendidikan melanjutkannya. yang baik.
baik. karakter agar
siswa semakin
berkembang.
Marlina Malau, Lebih subjektif Kadang sulit Siswa paham Dengan 1. Tetap Berkoordinasi Kerjasama yang
S.Pd.- Guru PPKN sehingga lebih mengikuti setiap dengan caramemberukan 100 mengawasi dengan guru-guru baik antara warga
mudah dalam tindakan siswa pendidikan poin diawal tahun tindakan sekolah dalam
mengevaluasi. tersebut. karakter yang ajaran. Setiap setiap siswa. penerapan
diterapkan oleh pelanggaran terhadap 2. Memberikan karakter dalam
sekolah namun karakter dikurangi motivasi. lingkungan
sulit berdasarkan ketentuan sekolah.
menerapkan yang ditetapkan.
nya. Contoh : siswa yang
terlambat masuk
setelah jam istirahat
dikurangi poin 3.
Vesmor Filiarus Lebih bersifat Kadangkala ada Siswa Dengan cara 1. Bapak/ibu Kerjasama dan Kerjasama yang
Sitsus. S.Pd.- Guru subjektif sehingga kesulitan dalam memahami memberikan 100 poin guru dan saling baik dengan
pendidikan agama memudahkan mengevaluasi pendidikan kepada setiap peserta komite berkoordinasi warga sekolah
katolik- pendidikan bapak/ibu guru setiap tindakan karakter yang didik diawal tahun sekolah tetap dengan para guru. dalam Penerapan
budipekerti. mengevaluasi peserta didik diterapkan oleh ajaran pada buku mengevaluas karakter di
peserta didik. tersebut. sekolah namun pribadi, setiap i setiap lingkungan
ada kesulitan pelanggaran terhadap karakter sekolah
yang dihadapi aturan sekolah maka siswa.
tetapi dengan akan dikurangi sesuai 2. Memberikan
jesulitan itu, dengan ketentuan yang motovasi
bapak/ibu berlaku. dan nasehat.
guru/komite
mencari
solusinya.
Yeni Susanti S.Pd.- Bersifat subjektif Kadang sulit Siswa paham Dengan 1. Tetap Berkoordinasi Kerjasama yang
Guru Bahasa sehingga mudah mengikuti setiap dengan caramemberukan 100 mengawasi dengan guru-guru. baik antara warga
Indonesia dalam tindakan siswa pendidikan poin diawal tahun tindakan sekolah dalam
mengevaluasi. tersebut. karakter yang ajaran. Setiap setiap siswa. penerapan
diterapkan oleh pelanggaran terhadap 2. Memberikan karakter dalam
sekolah namun karakter dikurangi motivasi. lingkungan
sulit berdasarkan ketentuan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
203
DOKUMENTASI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208