Anda di halaman 1dari 63

RSUD Sulawesi Utara

Nama Kelompok :
Aldy Alfiannor 197052563
Rizky Amalia A.M 177052122
Cristina Anggela P 197052604
Rahmat Romdani 197052563
 Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
 UU no 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
 Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 08
Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia No. 25 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penetapan
Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup.
 Peraturan Gurbernur Utara No 14 tahun 2018 Penetapan Jenis
Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Upaya
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 56 tahun
2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
 Peraturan Daerah Kota Manado No. 7 tahun 2017 tentang
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Manado
 Undang-undang no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan UU no. 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UU
no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 Peraturan Pemerintah no. 18 tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 8 tahun 2013
tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan izin Lingkungan.
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup no 15 tahun 2010
tentang Persyaratan Lingkungan Hidup no. 15 tahun 2010
Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 5 tahun 2012
tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Peraturan Daerah Kota Manado no. 1 tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Manado tahun 2014-2034.
A. TAHAP PRA-
KONSTRUKSI
1.2.1.1 Sosialisasi Rencana Kegiatan
Sosialisasi kegiatan meliputi sosialisasi rencana
pembongkaran RSJ, pemindahan pasien RSJ, relokasi penghuni
rumah dinas RSJ Ratumbuysang, serta kegiatan konstruksi
bangunan RSUD dan bangunan penunjang lainnya. Sosialisasi
rencana kegiatan tidak hanya ditujukan kepada para masyarakat
di sekitar lokasi kegiatan namun juga melibatkan pemangku
kebijakan terkait, termasuk para warga yang tinggal di rumah dinas
RSJ Ratumbuysang serta para pegawai RSJ Ratumbuysang.

1.2.1.2 Pemindahan Pasien dan fasilitas RSJ


Proses pemindahan akan memerlukan kendaraan-
kendaraan kecil dan kendaraan besar. Oleh sebab itu, pihak Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara akan bekerjasama dengan Dinas
Perhubungan Kota Manado terkait rencana mobilisasi kendaraan
pada saat dilakukan pemindahan Pasien dan fasilitas RSJ.
1.2.1.3 Relokasi Penghuni Rumah Dinas RSJ Ratumbuysang
Relokasi penghuni rumah dinas RSJ Ratumbuysang akan
dilakukan secara bertahap sebelum kegiatan konstruksi RSUD
dimulai. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara akan berdiskusi
dengan para penghuni rumah dinas RSJ Ratumbuysang terkait
kesepakatan relokasi hunian bagi para penghuni rumah dinas RSJ
sesuai ketentuan dan standar yang berlaku.
B. TAHAP KONSTRUKSI

1.2.2.1 Rekruitmen Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan ini meliputi
tenaga kerja bidang manajemen konstruksi, teknik sipil dan
arsitektur, teknik elektro dan mesin untuk pekerjaan MEP (mekanikal,
elektrikal dan plumbing), administrasi dan tenaga kerja lapangan.
Tenaga kerja lapangan terdiri atas mandor dan pekerja kasar
harian.
Kebutuhan maksimum tenaga kerja konstruksi untuk
kegiatan ini diprakirakan sebanyak 305 orang. Jumlah tenaga kerja
tersebut akan disediakan secara bertahap sesuai tahapan rencana
dalam kegiatan konstruksi. Latar belakang tingkat pendidikan
tenaga kerja yang diperlukan beragam, yakni meliputi strata
sarjana (S1), diploma atau ahli madya (D3), SLTA/sederajat,
SLTP/sederajat, dan SD/sederajat.
1.2.2.2 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat dan Material
Secara umum, jenis peralatan yang digunakan pada Tahap
Konstruksi antara lain adalah excavator/backhoe, dump truck,
concrete mixer, kompresor, mesin pemotong, mesin las, mesin bor,
mesin serut, scafolding, molen tangan, dan peralatan safety (helm,
sepatu boot dan sepatu safety, kacamata safety, sabuk
pengaman/full body hardness, dan lain-lain). Peralatan tersebut
akan digunakan dalam kegiatan pematangan lahan sampai
dengan kegiatan pembangunan fisik serta sarana dan prasarana.

1.2.2.3 Pembongkaran RSJ


Kegiatan pembongkaran RSJ akan dilakukan secara
bertahap. Bangunan RSJ yang baru akan berada di Desa Kalasey,
Kabupaten Minahasa dimana proses penyusunan AMDAL dan Izin
Lingkungan untuk RSJ baru tersebut sudah selesai dilakukan. Proses
pengangkutan puing-puing bangunan akan dilakukan sesuai
dengan rekomendasi dari Dinas Perhubungan Kota Manado.
1.2.2.4 Penimbunan dan Pemadatan Tanah
Alat-alat berat yang digunakan antara lain Excavator,
Bulldozer, Compactor, Dump Truck. Uji timbunan (trial embankment)
akan dilakukan untuk menentukan efektifitas dari beberapa metode
pemadatan dari material yang tersedia untuk pekerjaan timbunan.
Sasaran hasil dari uji timbunan adalah untuk mengkonfirmasi
efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan
ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan
yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari
pemadatan.

1.2.2.5 Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp Pekerja


Konstruksi
Basecamp atau barak kerja dibangun sebagai tempat tinggal
sementara bagi para pekerja yang menetap di lokasi proyek selama
kegiatan konstruksi berlangsung. Hal tersebut diasumsikan sebagian
pekerja tidak pulang ke rumah setiap hari karena terdapat beberapa
pekerjaan yang dikerjakan pada malam hari. Pembangunan barak
kerja dilakukan di dalam lokasi proyek dan di luar rencana lokasi
bangunan utama agar tidak mengganggu pekerjaan utama.
1.2.2.6 Pembangunan RSUD dan Fasilitas Penunjang
Kegiatan ini terdiri atas persiapan lahan, pekerjaan struktur
bawah, pekerjaan struktur atas, serta pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan
plumbing. Konsep pembangunan fisik gedung akan menerapkan konsep
roof garden sebagai healing environment untuk perawatan.
Persyaratan keandalan bangunan dan prasarana dalam
pembangunan RSUD akan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Dan Perizinan
Rumah Sakit.
Ilustras
i
Ponda
si
Bored
Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Plumbing

1. Sistem transportasi vertikal.


Bangunan rumah sakit akan menggunakan ramp dan lift
tahan api sebagai sarana transportasi vertikal. Ramp akan
dibangun dari mulai lantai 1 hingga lantai 4. Lift yang dipasang
berupa lift tahan api dengan ukuran sesuai dimensi ruang lift dan
peralatan lainnya berupa rell dan bandul pemberat. Lift akan
disediakan dari mulai lantai 5 hingga lantai 10.
Tangga darurat menggunakan sistem manual dan
mempunyai fungsi sebagai alat transportasi vertikal yang hanya
ditujukan untuk menurunkan penghuni ke luar bangunan
secepatnya dalam keadaan darurat. Desain tangga akan
memperhatikan aspekaspek, antara lain ketinggian anak tangga
dan jumlahnya (kelipatannya). Lebar tangga memiliki ukuran 140
cm, tinggi tangga dan lebar anak tangga sebesar 30 cm x 90 cm.
2. Pemadam kebakaran.
Untuk mencegah/menghindari bahaya kebakaran, pada
bangunan gedung ini akan dibuat sistem untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran. Sistem yang akan digunakan untuk
mencegah dan mengendalikan kebakaran adalah sistem fire hydrant
dan fire extinguisher.
Sistem tanggap darurat kebakaran yang ada di lokasi kegiatan
akan dilengkapi dengan buku panduan penanganan bahaya kebakaran
untuk rumah sakit. Koordinasi akan dilakukan secara intensif dalam hal
penanganan bahaya kebakaran yang mungkin terjadi. Simulasi evakuasi
pada saat kebakaran akan dilakukan secara bersama-sama antara
pengelola rumah sakit. Hal ini akan dilakukan setiap tahun sebagai
bagian dari pencegahan bahaya kebakaran dan peningkatan
kewaspadaan para petugas yang ada.
Selain itu akan dilengkapi juga dengan fire alarm. Fire alarm disini
adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran yang akan memberikan
indikasi secara audio maupun visual, dari mana kebakaran itu berasal,
sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk
memadamkan kebakaran.
3. Gedung Kantor
Gedung kantor akan dibangun sebanyak dua lantai
dengan luas lantai 1 yaitu 1.179 m2 dan lantai 2 yaitu 673 m2.
Fasilitas yang terdapat di lantai 1 melilputi Area privat (ruang
direktur dan kepala bagian), Area semi privat (ruang staff), Area
publik (ruang tunggu), Area semi publik (ruang rapat dan ruang
tamu), area servis (pantry dan ruang kontrol), toilet dan musholla.
Fasilitas yang terdapat di lantai 2 meliputi area pubilk (ruang
tunggu), area semi publik (ruang seminar dan ruang rapat), toilet
dan musholla.

4. Fasiltas Area Parkir dan Gedung Parkir


Fasilitas area parkir yang disediakan yaitu area parkir
dokter dan Ambulance, area parkir direktur dan direksi, area
parkir instalasi jenazah serta area smart parking system. Area smart
parking system didesain dengan system multi level dengan sistem
mekanis. Melalui sistem tersebut, pengguna dapat langsung
mengakses (memarkirkan dan mengambil) kendaraannya secara
otomatis dengan sistem informasi yang sudah disediakan oleh
pengelola parkir.
Gambar 1.22 Desain WTP.
6. TPS Limbah Medis, Limbah B3 dan Limbah Domestik
TPS limbah medis, limbah B3 dan limbah domestik akan
dibuat terpisah. Lokasi TPS linbah medis, limbah B3 dan limbah
domestic berdekatan dengan lokasi STP. Luas masing-masing TPS
linbah medis, limbah B3 dan limbah domestik masing-masing
adalah ±14 m2. TPS Limbah B3 akan dibangun mengikuti Permen
LHK Nomor 56 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

7. IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit)


IPSRS merupakan bangunan berupa workshop yang
diperuntukkan bagi karyawan rumah sakit. Luas lahan IPSRS
adalah 252 m2.
Gambar 1.23 Desain STP.
1.2.2.7 Pengelolaan Limbah Konstruksi
Potensi limbah cair yang berasal dari aktivitas domestik
pekerja (WC/toilet) diperkirakan sebesar 12,2 m3/hari. Limbah
tersebut akan dialirkan ke septik tank dan selanjutnya
penanganan melalui pengurasan secara berkala bekerjasama
dengan pihak ketiga yang memiliki izin. Sedangkan limbah cair
dari konstruksi (5 m3/hari) akan dialirkan melewati drainase
menuju kolam pengendapan (sedimen trap) menuju kolam
pengendapan sebelum mengalir ke badan air penerima.
Untuk pengelolaan limbah B3 akan bekerja sama
dengan pihak ketiga yang mempunyai izin dari Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

1.2.2.8 Pelepasan Tenaga Kerja Konstruksi


Proses pelepasan tenaga kerja konstruksi akan dilakukan
sesuai dengan kesepakatan pada saat perekrutan tenaga kerja.
Semua tenaga kerja konstruksi akan dilepas sesuai dengan
prosedur yang dimilliki oleh kontraktor pelaksana sesuai
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
C. TAHAP OPERASI
1.2.3.1 Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Pasal 34 menyatakan bahwa
kepala rumah sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai dan
keahlian di bidang perumahsakitan. Adapun pejabat struktural kesehatan
rumah sakit yang diatur dalam Permenkes No.971/MENKES/PER/Xl/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan meliputi:
-Direktur.
-Wakil Direktur Pelayanan Medis, Administrasi Umum, Keuangan, Sumber
Daya Manusia, -Pendidikan.
-Kepala Bidang dan/atau Kepala Bagian.
-Kepala Seksi dan/atau Kepala Sub bagian.

Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di RSUD


Sulawesi Utara, kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) menurut
Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit, Rumah Sakit Umum Kelas B harus memiliki SDM yang terdiri atas (1)
tenaga medis, (2) tenaga kefarmasian, (3) tenaga keperawatan, (4)
tenaga kesehatan lain, serta (4) tenaga non kesehatan.
1.2.3.2 Aktivitas Rumah Sakit
1. Pelayanan Rumah Sakit
Rumah sakit umum mempunyai fasilitas dan kemampuan
sekurang-kurangnya 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar,
4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik, 8 (delapan)
pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 (dua) pelayanan medik
subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan apabila
telah memenuhi persyaratan dan standar.
Pelayanan di RSUD Provinsi Sulawesi Utara wajib
memenuhi seluruh komponen pelayanan yang diatur dalam
Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
mencakup (1) pelayanan medik umum; (2) pelayanan gawat
darurat; (3) pelayanan medik spesialis dasar; (4) pelayanan
spesialis penunjang medik; (5) pelayanan medik subspesialis; (6)
pelayanan kefarmasian; (7) pelayanan keperawatan dan
kebidanan, serta (8) pelayanan penunjang klinik. Kapasitas
tempat tidur di RSUD Sulawesi Utara sebanyak 417 TT.
PASIEN SAKIT MASUK
DAERAH PELAYANAN PASIEN

PENDAFTARAN / ADMINISTRASI

INSTALASI RAWAT JALAN

INSTALASI LABORATORIUM

INSTALASI RADIOLOGI

INSTALASI
DAERAH PELAYANAN KRITIS

GAWAT
DARURAT

INSTALASI
INSTALASI BEDAH KEBIDANAN DAN
KANDUNGAN

INSTALASI PERAWATAN INTENSIF


DAERAH PELAYANAN UMUM

INSTALASI RAWAT INAP

PULANG
INSTALASI RAWAT
SEHAT
INAP KEBIDANAN
KELUAR

INSTALASI PEMULASAN JENAZAH


2. Kebutuhan Air
RSUD Provinsi Sulawesi Utara akan menggunakan air dari
PDAM Kota Manado sebagai sumber air utama untuk memenuhi
kebutuhan air pada saat operasional rumah sakit. Apabila
kebutuhan tersebut tidak mencukupi, RSUD Provinsi Sulawesi
Utara akan mengunakan air tanah dalam untuk menutupi
kekurangan air sampai tercukupi.
Titik pengeboran akan ditentukan lebih lanjut oleh
kontraktor pelaksana Secara umum, perkiraan jumlah kebutuhan
air minum dan air bersih untuk rumah sakit berdasarkan pada
jumlah tempat tidur yaitu minimal air bersih 500 liter per tempat
tidur per hari. Besarnya kebutuhan air dari PDAM dan air tanah
tergantung persediaan dari PDAM Kota Manado pada saat
operasional rumah sakit. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara
akan berkoordinasi dengan PDAM Kota Manado terkait suplai air
PDAM.
DIAGRAM
PENGOLAHA
N AIR
PENGOPERASIA
N HELIPED
1.2.3.4 Pemeliharaan Bangunan dan Fasilitas
Kegiatan pemeliharaan bangunan dan fasilitas RSUD
Sulawesi Utara meliputi berbagai aspek yang bisa dikategorikan
dalam empat kegiatan,
yaitu :
-Pemeliharaan rutin
-Rectification (perbaikan bangunan yang baru saja selesai)
-Replacement (penggantian bagian yang berharga dari suatu
bangunan)
-Retrofitting (melengkapi bangunan sesuai kemajuan teknologi)
PENGOLAHA
N LIMBAH B3
PROSES AIR LIMBAH
PROSES BIOFILTER
MEDIS TPS LIMBAH MEDIS AUTOCLAVE

Limbah Padat dari


Mesin Autoclave

DIANGKUT OLEH

Mesin Autoclave
Limbah Cair dari
PIHAK KETIGA
PADAT B3 TPS LIMBAH B3
YANG BERIZIN
DARI KLHK

DIANGKUT OLEH

DOMESTIK TPS LIMBAH PADAT DINAS


KEBERSIHAN

RUMAH SAKIT KOTA MANADO

MEDIS

STP
RUMAH SAKIT

CAIR Saluran
DOMESTIK
Drainase
Eksisting

DIANGKUT OLEH PIHAK KETIGA


B3 TPS LIMBAH B3
YANG BERIZIN DARI KLHK

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT


A. GEO-FISIK KIMIA
TITIK PENGAMBILAN SAMPEL KUALITAS UDARA AMBIEN.

Koordinat
Kode
Kelurahan Kecamatan Keterangan
Lokasi Bujur Timur Lintang Selatan

Gedung
Fakultas
U1 Kleak Malalayang 1°27' 39,200" N 124°49' 46,400" E Kesehatan
Masyarakat

U2 Sario 1°27' 56,800" N 124°49' 57,000" E Perumahan


Malalayang
Tumpaan

RSJ
Kleak Malalayang
U3 1°27' 46,700" N 124°49' 52,800" E Ratumbuysa
ng
U4 1°27' 40,200" N 124°49' 54,300" E Perumahan
Kleak Malalayang
TINGKAT KEBISINGAN DI WILAYAH STUDI.

Baku Lokasi
Parameter Unit Mutu* Sampling
N-1 N-2 N-3 N-4
Kebisingan siang (LS) - 48,0 49,4 50,7 50,7
Kebisingan malam - 42,5 43,1 42,1 43,7
(LM) dB(A)
Kebisingan siang- 55+3 47,9 49,0 49,8 50,2
malam (LSM)
2.1.5 Kualitas Air Bersih
Pengambilan sampel air bersih dilakukan di salah satu
perumahan warga Kelurahan Kleak Lingkungan 1 pada Bulan
Oktober 2018. Parameter dan standar kualitas Air Sungai mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian

2.1.6 Kualitas Air Laut


Pengambilan sampel air laut dilakukan di muara Pantai
Bahu pada Bulan Oktober 2018. Parameter dan standar kualitas air
laut mengacu pada KepMenLH No. 51 Tahun 2004 Lampiran III
(Untuk Biota Laut
2.1.7 Hidrologi
Rencana lokasi pembangunan RSUD Provinsi Sulawesi Utara
berada di DAS yakni DAS Gayam, DAS Sario dengan ketinggian
rata-rata 15 - 25 mdpl, lokasi RSUD Provinsi Sulawesi Utara melintasi
anak-anak sungai dengan karakteristik morfologi masing-masing
sungai.
Berdasarkan data morfologi DAS, maka dapat diprediksi
tingkat kerentanan banjir dengan menggunakan indikator
kerapatan aliran (Drainage Density/Dd) di sekitar wilayah proyek
dengan nilai kerapatan aliran pada Sungai Sario adalah 0,7
km/km2 . Nilai tersebut menunjukkan bahwa wilayah alur sungai di
sekitar tapak proyek melewati batuan dengan resistensi yang lebih
lunak sehingga angkutan sedimen yang terangkut akan lebih
besar.
PETA
GEOLO
GI
PETA
RAWAN
BENCAN
A
PETA
TOPOGRA
FI
B. BIOLOGI
PENGAMATA
N FLORA DAN
FAUNA
C. SOSIAL
PERSEPSI MASYARAKAT TERKAIT RENCANA PEMBANGUNAN
RSUD PROVINSI SULAWESI UTARA

PERSEPSI MASYARAKAT TERKAIT RENCANA


1.20 %
KEGIATAN
18 ,10%

Setuju

Setuju dengan catatan

Tidak Setuju

81 ,10%
Harapan Masyarakat Terkait Rencana
Pembangunan
RSUD Provinsi Sulawesi Utara.
D. KESEHATAN
MASYARAKAT
PERSENTASE JENIS PELAYANAN KESEHATAN YANG DIGUNAKAN
MASYARAKAT
UNTUK BEROBAT DI WILAYAH STUDI TAHUN 2018

20%
34% Rumah
Sakit
Dokter Umum
Puskesmas/ Balai
Pengobatan

46%
E. TRANSPORTASI
Geometri Ruas Jalan Bethesda merupakan ruas yang akan
terkena dampak, adapun type Jl. Bethesda , 2 arah 2 lajur tanpa
median (2/2 UD), ruas jalan ini memiliki lebar jalan cukup lebar
sekitar ± 10 M.
No Variabel Ukuran
1. Tipe Ruas Jalan Dua Lajur Terbagi 2/2 UD (dua arah)
2. Lebar Efektif Ruas Jalan 10 Meter
3. Lebar Lajur Jalan 5 Meter
No Variabel Ukuran
4. Bahu Jalan 1,5 Meter
5. Hambatan Samping Tinggi
6. Jumlah Penduduk 2016 BPS 427.906 Penduduk

Ringkasan Kondisi Geometrik Ruas Jalan Bhetesda


E. KEGIATAN LAIN DI
SEKITAR LOKASI
RENCANA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN
Hasil analisis evaluasi dampak sesuai dengan bagan alir menunjukkan
bahwa terdapat 8 kegiatan yang menimbulkan dampak penting
antara lain:
1. Rekrutmen tenaga kerja;
2. Mobilisasi dan demoblisasi alat dan material;
3. Pembongkaran RSJ;
4. Penimbunan dan pemadatan tanah;
5. Pembangunan RSUD dan fasilitas penunjang;
6. Pelepasan tenaga kerja konstruksi;
7. Rekrutmen tenaga kerja operasi;
8. Aktivitas rumah sakit.

Pada tahap konsttruksi, kegiatan yang paling banyak menimbulkan


dampak penting adalah moblisasi peralatan dan bahan (5 DPH),
penimbunan dan pemadatan tanah (4 DPH), pembangunan RSUD dan
fasilitas penunjang (3 DPH), penerimaan tenaga kerja (3 DPH),
pelepasan tenaga kerja (3 DPH) dan pembongkaran RSJ
Ratumbuysang (2 DPH). Pada tahap operasi, kegiatan yang
menimbulkan dampak adalah aktivitas rumah sakit (9 DPH) dan
Penerimaan tenaga kerja (3 DPH).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai