Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KONFLIK ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN SEORANG


ANAK
SMA NEGERI 1 SUMEDANG
( Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran B.INDONESIA )

Disusun oleh :
Fajrul Falah Annafi
XI IPS 3

SMA NEGERI 1 SUMEDANG TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, berkah, bimbingan, dan
ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pengaruh konflik
orang tua terhadap kepribadian anak”. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata
pelajaran Sosiologi. Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari pihak-pihak yang selalu
memberikan dukungan, arahan serta masukan sehingga penulisan ini bisa diselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadi
perbaikan di masa yang akan datang.

Sumedang 10 Juni 2020

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 1
1.4 Manfaat………………………………………………………………………… 1
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………….. 2
2.1 Keprilakuan Orang Tua……………………………………………………….. 2
2.2 Perubahan Sikap Anak………………………………………………………… 2
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………… 2
3.1 Desain Penelitian……………………………………………………………… 3
3.2 Lokasi Penelitian……………………………………………………………… 3
3.3 Waktu Penelitian……………………………………………………………… 3
3.4 Sumber Data Penelitian………………………………………………………. 3
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………… 4
3.6 Teknik Analisis Data…………………………………………………………. 5
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………. 6-7
BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 8
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………… 8
5.2 Saran…………………………………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. iv

ii
BAB I
1.1 Latar Belakang

Sering di temui di sekitar kita banyak orang tua mengabaikan perasaan-


perasaan anaknya sendiri. Jika mereka mempunyai masalah dengan
pasangannya,seakan tak peduli apakah masalah diantara mereka mempengaruhi
perkembangan pribadi anaknya atau tidak. Terkadang diamnya anak dianggap sebagai
pemahaman, tanpa orang tua mencari tahu tentang perasaan anak-anaknya.
Di dalam keluarga saya ada seorang ayah yang menyesal dengan segala hal
yang telah dilakukannya. Ia tidak tahu pengaruh besarnya terhadap anaknya. Dan
sekarang dia hanya bisa duduk diam dan berdoa’a
Reyhan anak yang menerima segala dampaknya sekarang dia menjadi anak
yang trauma adanya permasalahan/pertengkaran. Perubahan sikapnya dengan
dramatis, patah semangat dalam segala kegiatan, dan selalu berdiam di kamar rumah
sendirian
Motivasi/dorongan saya meneliti sebab ingin memaparkan kepada orang tua
lain agar tahu bagaimana dampak besarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Konflik apa yang selalu orang tua bicarakan?
2. Bagaimana sikap yang seharusnya orang tua lakukan bilamana ada konflik terjadi?
3. Apakah dampak negatif dan positif konflik itu terhadap anak?
4. Bagaimana sikap anak bilamana konflik orang tua terjadi?
1.3 Tujuan
1. Agar orang tua tahu dampak besarnya dari konflik tersebut terhadap kepribadian anak
2. Agar kepribadian anak selalu berkembang dengan positif
3. Agar anak tidak broken home dan selalu menyayangi orang tuanya
4. Agar anak tidak berpaling atau memilih seseorang dari orang tuanya
1.3 Manfaat
Supaya tidak ada anak yang kepribadiannya berubah karena adanya konflik tersebut juga
bagaiamana anak tahu solusinya. Juga untuk mengurangi hal tersebut karena maraknya
hal tersebut.

1
BAB II
2.1 Keprilakuan Orang Tua
Sebagai orang tua tentunya ga akan muluk-muluk hanya  berharap anak mendapatkan
yang terbaik baik itu kepribadiannya, pergaulannya dan masa depannya dengan  fasilitas yang
cukup sesuai dengan kebutuhannya. Mendengarkan cerita dari keluarga saya seorang yang
menyesal ( paman saya ) dengan segala permasalah dunia rumah tangganya, jelas berdampak
terhadap tumbuh kembang anak. Karena keegoisan orang tua anak menjadi korbannya, sangat
miris, hanya bisa  merenung sambil berkaca.

Sering ditemui di sekitar kita banyak orangtua mengabaikan perasaan anak-anak


mereka jika mereka mempunyai masalah dengan pasangannya ,seakan tak perduli apakah
masalah diantara mereka mempengaruhi perkembangan anak atau tidak. tTerkadang
diamnya anak dianggap sebagai pemahaman, tanpa orangtua mencari tahu tentang perasaan
anak-anak.

2.2 Perbuhan Sikap Anak

Dan kebanyakan  anak-anaklah yang paling sering menjadi korban permasalahan orangtua .
Pengaruh konflik orang tua terhadap anak bisa berdampak  negatif, diantaranya:

1. Anak-anak bisa trauma, sehingga bisa tiba-tiba saja sakit bagi mereka yang
pertahanan tubuhnya lemah.
2. Adanya perubahan sikap, anak menjadi lebih tertutup, nggak mau lagi bergaul dengan
orang-orang yang mengetahui bahwa orangtuanya nggak akur.
3. Ketika dewasa kelak, jadi takut menikah.
4. Prestasi belajar di sekolah   menurun, akibat kepikiran orangtuanya yang selalu rebut
dan bertengkar setiap hari.
5. Mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif apabila salah pergaulan.
Jaman sekarang dipikir-pikir konflik didalam rumah tangga sepertinya sudah menjadi hal
yang biasa, seiring dengan kebutuhan hidup yang meningkat, kebanyakan permasalahn
adalah karena faktor ekonomi, perselingkuhan atau faktor keluarga lainnya. Ya, berharap
apapun itu permasalahannya, mulai banyak belajar pada pengalaman teman-teman, jika suatu
saat nanti mendapatkan ujian sudah pasang kuda-kuda apa yang harus dilakukan.
2
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menggambarkan,
menjelaskan, menemukan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
Dikarenakan penelitian kualitatif cenderung lebih efeketif dan landasi teorinya bias
dimanfaatkan sebagai penelitian yang sesuai dengan fakta yang terjadi
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini di laukan di kota Sumedang Selatan tepatnya berada di suatu daerah
yaitu Keboncau. Keboncau ini berlokasi di Cipamengpeuk,Jln.Pager Betis.
Penelitian langsung di laksanakan di RT 05 RW 01 yang lokasinya tepatnya berada di rumah
saya. Karena saya memilih seseorang dari keluarga saya yang tinggal di rumah yaitu Paman
Apep yang menyesal akibat yang ia lakukan terhadap anaknya di Bandung.

3.3 Waktu Penelitian


9 April 2020
3.4 Sumber Data Penelitian
Sumber data yang ada di dalam penelitian ini ada dua macam sumber :
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti itu sendiri kepada
narasumbernya yang tanpa ada melalui perantara. Sumber penelitian ini adalah Paman
saya sendiri
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang tidak langsung namun dapat memberikan
tambahan pelengkapan dalam penelitian .Sumber ini saya mendapatkan dari internet
( populasi konfliknya) dan orang tua saya yang membantu kegiatan ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3

Dalam penelitiaan setiap peneliti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor dalam pelaksanaannya.
Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam
Observasi di kategorikan menjadi dua bagian :
. Participant observation
. Non Participants observation
2.Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode
wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau
skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur
3. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni
kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup
4.Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai
macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Dokumen primer
b. Dokumen sekunder
5.Studi kepustakaan
sumbernya dari buku, majalah, naskah, kisah sejarah, dan dokumen.
3.6 Teknik Analisis Data
4
1. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari data-data lapangan
2. .Display data merupakan analisis merancang deretan dan kolom sebuah metriks untuk data
kualitatif dan menentukan jenis serta bentuk data yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak
metriks tersebut/menarik kesimpulan
3.Verifikasi Data merupakan proses pencarian dan penjabaran ide pokok/makna dari data
dalam penelitian tersebut.

5
BAB IV
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Dengan
menggunakan metode wawancara tersebut dapat dipaparkan temuan penelitian sebagai
berikut.
1. Konflik apa yang selalu orang tua bicarakan?

Dari pembicaraan yang saya dapatkan :

Dalam rumah tangga selalu ada perdebatan yang dilaukukan. Mereka


mengeluarkan egonya masing-masing, seiring dengan kebutuhan hidup yang
meningkat, kebanyakan permasalahn adalah karena faktor ekonomi, perselingkuhan
atau faktor keluarga lainnya, yang menyebabkan kedua orang tua menimbulkan
konflik
yang tidak tau dampaknya apa terhadap anaknya sendiri.

2. Bagaimana sikap yang seharusnya orang tua lakukan bilamana ada konflik
terjadi?

Mengalami  konflik di dalam rumah tangga itu biasa, pernah mengalami masa-masa sulit
akhirnya harus segera mencari  solusi untuk mengatasinya. Apalagi menghadapi anak yang
menjelang dewasa tentunya sangat kritis, paham banget kalau orang tuanya berselisih. Paling
tidak harus berusaha mencegah agar permasalahan tidak berlarut-larut.  Bisa saja dengan
melakukan tindakan-tindakan pencegahan masalah misalnya :

1. Mengungkapkan kemarahan dengan syarat tidak  memperdebatkannya di depan anak.


2. Berusaha menyelesaikan masalah bersama-sama.
3. Menepati janji dan konsekwen dengan aturan yang telah disepakati .
4. Jika pertengkaran  berlarut-larut tak bisa diselesaikan bedua, carilah bantuan
profesional
Semakin cepat permasalahan orangtua terselesaikan maka akan semakin baik, sehingga
tidak ada kemungkinan dampak negatif yang akan dialami anak-anak. Bagaimanapun
pertengkaran dan perselisihan apalagi sampai perceraian akan berdampak pada psikis anak.
Tak  ada anak yang menginginkan orangtuanya bercerai, tentu saja membuatnya menjadi
tertekan dan takut diabaikan.

3. Apakah dampak negatif dari konflik itu terhadap anak?


1. Anak-anak bisa trauma, sehingga bisa tiba-tiba saja sakit bagi mereka yang
pertahanan tubuhnya lemah.
2. Adanya perubahan sikap, anak menjadi lebih tertutup, nggak mau lagi bergaul dengan
orang-orang yang mengetahui bahwa orangtuanya nggak akur.
3. Ketika dewasa kelak, jadi takut menikah.
4. Prestasi belajar di sekolah   menurun, akibat kepikiran orangtuanya yang selalu rebut
dan bertengkar setiap hari.
5. Mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif apabila salah pergaulan.
6

4. Bagaimana sikap seorang anak bilamana konflik orang tua terjadi?

Seharusnya sikap yang harus dilakukan seorang anak adalah pengertian kita terhadap
orang tuanya bukan hanya sekedar orang tua harus mengerti juga dampaknya terhdap
anak. Hal yang harus dilakukan anak adalah

1. Harus menghindari konflik itu bia terjadi karena agar orang tua juga bisa
menyelsaikanya
2. Tetap mengawas karena takut adanya kekerasasn yang lebih
3. Harus bisa menjadi penengah mereka walaupun kita tidak tahu apa-apa
4. Jangan di ambil kehati dan jadikan pelajaran untuk di masa depan nanti

7
BAB V

Penutup
5.1 Kesimpulan
1. Kesimpulan Khusus

 Konflik orang tua bisa menyebabakan pengaruh besar terhadap


perkembangan seorang anak. Sering sekali konflik tersebut yang terjadi
dan rata-rata orang tua tidak mempedulikan seorang anaknya, mereka
mengabaikan anaknya demi egonya masing-masing
 Dampak terhadap anaknya itu bermacam-macam hingga dampak yang
sangat buruk bisa terjadi. Di kalangan seperti zaman sekarang anak
menjadi prontal terhadap orangtuanya sebab konflik tersebut
 Seharusnya sebagai orang tua sadar bila hal tersebut bisa berpengaruh
terhadap perkembangan kepribadian anaknya.

2. Kesimpulan Umum
Konflik orang tua adalah saluran buruknya terhadap kepribadian anak. Orang
tua harus bisa mempertimbangkan masalah tersebut untuk seotang anaknya
sendiri agar tidak berpengaruh terhadap kepribadianya yang sering terjadi di
kalangan sekarang ini

5.2 Saran

Seharusnya seorang orang tua tidak menimbulkan egonya masing-masing agar tidak
berdampak buruk terhadap anak. Wajar bila dalam rumah tangga terjadinya konflik
tetapi seharusnya adalah dengan cara yang baik dan benar tidak sampai berlebihan.
Dan seoranga anak harus menyadari dan mengerti kondisi orang tuanya dan tidak
boleh bertindak lansgung yang salah.

Anda mungkin juga menyukai