Anda di halaman 1dari 9

Enrico :

Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing
Sebagai Usaha Mengurangi Limbah
DAMPAK LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL TERHADAP
LINGKUNGAN DAN APLIKASI TEHNIK ECO PRINTING SEBAGAI
USAHA MENGURANGI LIMBAH

Enrico
Universitas Ciputra Surabaya
enrico@ciputra.ac.id

ABSTRACT
Impact Of Liquid Waste In Textile Industry To The Environment And The Application Of Eco-Printing Tech-
nique To Reduce The Waste. Textile industry in Indonesia is ever growing, thanks to the increase in demand
of various textile products that flows along with trends and seasons. However, the production process
usually comes along with liquid waste that could pollute rivers and waters in the country. Therefore, many
methods have been used to reduce the waste. One of them is by Eco print technique with coloring agents
made of natural materials. With this technique, we hope to improve the sell value as well as creativity in
textile industry in Indonesia. This research will be done using qualitative descriptive method with observa-
tion, literature study and  experiments.

Keywords: Liquid Waste, Textile, Eco Print

ABSTRAK
Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai
Usaha Mengurangi Limbah. Industri tekstil di Indonesia semakin bertambah seiiring dengan permintaan
beragam produk tekstil yang selalu mengikuti tren mode, dan dalam pengolahannya selalu menghasilkan
limbah berupa zat cair yang dapat mencemari sungai dan perairan di Indonesia. Oleh karena itu, banyak
cara yang dilakukan dalam usaha mengurangi limbah dari industri tekstil. Salah satunya adalah dengan
tehnik Eco Print dengan menggunakan zat pewarna alami. Dengan menggunakan eksplorasi tehnik terse-
but juga diharapkan meningkatkan nilai jual dan kreativitas dari produk tekstil di Indonesia. Penelitian ini
akan dilakukan dengan metode kualitatif desktiptif dengan menggunakan tahapan observasi, studi literatur
dan eksperimental.

Kata Kunci: Limbah Cair, Tekstil, Eco Print

5
MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019

PENDAHULUAN banyak limbah padat. Limbah yang lebih banyak


Seiring dengan perkembangan teknologi dan dihasilkan secara volume yaitu limbah cair beru-
jaman, limbah adalah salah satu permasalahan pa pewarna dalam volume besar ke dalam per-
yang dihadapi dan semakin bertambah, baik dari airan di Indonesia baik sungai ataupun selokan.
sisi volume dan jenisnya di setiap daerah di Indo-
nesia. Dua jenis limbah yaitu limbah organik dan Limbah cair terutama dihasilkan dari proses
anorganik dimana limbah anorganik tidak dapat penyempurnaan tekstil, mengandung bahan-
terurai atau mengalami pembusukan alami. Den- bahan yang dilepas dari serat, sisa bahan kimia
gan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah yang ditambahkan pada proses penyempurnaan
dapat berdampak negatif terhadapa lingkungan tersebut, dan yang terlepas dengan cara kimia
terutama bagi kesehatan manusia. atau mekanik selama proses produksi tekstil ber-
jalan. Selain itu, limbah cair dari industri tekstil
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan juga didapat dari cairan kimia dalam mencetak
oleh limbah tergantung pada jenis dan karak- motif pada kain yang dilakukan dengan teknologi
teristik limbah. Berbagai cara dilakukan untuk mesin print.
mengurangi dan menanggulangi limbah. Untuk
limbah yang bersifat organik dapat dilakukan Banyak cara dilakukan untuk mengolah, me­
dengan salah satu caranya adalah pemupukan manfaatkan, dan mengurangi limbah pewarna
atau pengomposan, serta pembakaran untuk tekstil. Salah satu cara pengurangan limbah cair
limbah anorganik. Sampai saat ini, pengolahan berupa pewarna tekstil adalah dengan kembali
limbah masih belum maksimal dikarenakan oleh menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai
beberapa faktor seperti kurangnya teknologi pewarna tekstil dan membuat motif pada tekstil
untuk mengolah hingga bahaya dari efek samp- yang disebut Eco Print. Eco Print merupakan
ing pengolahan limbah (asap dan gas beracun tehnik cetak yang menggunakan pewarna alami,
seperti karbon monoksida, ammonia, HCN, dan yang tidak melibatkan mesin atau cairan kimia.
sebagainya).
Hingga kini dapat diaplikasikan pada bahan
Salah satu yang menjadi permasalahan ling- berserat alami seperti kain kanvas atau
kungan adalah adanya pencemaran oleh bahan kain katun yang mampu menyerap warna
pewarna tekstil dari industri-industri tekstil yang dengan baik.Inovasi ini merupakan cara
makin banyak bermunculan karena permintaan kreatif selain untuk mengurangi banyaknya
pasar atau market fesyen yang dimana tren fe- limbah cair akibat pewarna kimia, juga dapat
syen terus berubah mengikuti perkembangan ja- menambah kreativitas dalam pembuatan variasi
man. Industri tekstil tidak banyak menghasilkan tekstil sehingga produk tekstil tersebut memiliki

6
Enrico :
Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing
Sebagai Usaha Mengurangi Limbah

nilai jual yang lebih tinggi. Dengan adanya yang dihasilkan dari suatu proses produksi,
inovasi tersebut, penulis bermaksud ikut serta baik industri maupun domestik, yang kehadiran-
menanggulangi dampak limbah cair dari pewarna nya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki
tekstil dengan membahas lebih dalam tehnik eco lingkungan karena dapat menurunkan kualitas
print dan memberikan inovasi terhadap produk lingkungan (Zulkifli,2014). Menurut Zulkifli (2014)
tekstil yang dihasilkan. limbah dapat dikelompokkan berdasarkan sum-
bernya, antara lain :

METODE a. Limbah rumah tangga yang berasal dari ke-


Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini giatan pemukiman penduduk dan aktifitas
bersifat kualitatif deskriptif, dengan metode pen- usaha seperti pasar, rumah makan, gedung
gumpulan data, studi literatur, dan juga eksperi- perkantoran, dan sebagainya.
mental. Tahapan yang dilakukan b. Limbah industri yang merupakan buangan
1. Mulai dari pengumpulan data yang dilaku- dari proses selama membuat produk dari
kan dengan mengunjungi dan melakukan indsutri tersebut.
wawancara secara informal dengan salah c. Limbah medis berasal dari dunia kesehatan
satu industri tekstil di Bandung yang meng- seperti rumah sakit berupa sisa pakai seperti
gunakan zat kimia dalam pewarnaan tekstil. jarum suntik dan lainnya.
2. Studi literatur melalui buku-buku pustaka d. Limbah pariwisata yang merupakan hasil
dan beberapa jurnal yang membahas ten- buangan dari sarana transportasi.
tang limbah dan pengolahannya. e. Limbah pertanian yang berasal dari aktifitas
pertanian atau perkebunan.
Dilanjutkan dengan eksperimen yang meng- f. Limbah pertambangan yang berasal dari ak-
gunakan beberapa jenis tumbuhan seperti tifitas di sektor industri pertambangan.
daun mangga, daun teh, dan lainnya seb-
agai pewarna alami dan motif pada tekstil.
Beberapa jenis tekstil juga digunakan sep-
erti katun dan yang bersifat polyester se-
bagai perbandingan warna yang muncul
setelah mengalami proses eco printing.

Hasil dan Pembahasan


Limbah Figur 1. Limbah Rumah Tangga di Sungai
Limbah merupakan zat atau bahan buangan Sumber :www.google.com

7
MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019

Limbah Cair Tekstil


Di Indonesia industri tekstil merupakan salah satu
penghasil devisa negara, dimana pergerakan
dan perubahan tren fesyen sangat cepat menye-
babkan permintaan tekstil semakin besar. Pence-
maran industri dalam bentuk zat cair merupakan
Figur 2. Limbah Cair Tekstil di Sungai Citarum
Sumber :www.tribunnews.com
masalah yang sangat besar pada pengendalian
dampak lingkungan pada industri tekstil. Limbah
dan emisi merupakan non product output dari ke-
Sedangkan berdasarkan karakteristiknya (Zulkifli
giatan industri tekstil, khususnya di dalam proses
2014), Limbah dapat digolongkan menjadi 4
produksinya mempunyai unit finishing-pewar-
antara lain limbah padat, limbah cair, limbah
naan (dyeing) yang mempunyai potensi sebagai
gas, dan limbah yang mengandung bahan
penyebab pencemaran air dengan kandungan
berbahaya dan beracun (B3). Banyak sedikitnya
amoniak yang tinggi. Dalam beberapa contoh
(volume), kandungan zat yang ada dalam
kasus pembuangan limbah cari dengan kandun-
limbah, dan secara frekuensi pembuangan
gan kimia yang melebihi baku mutu seperti terjadi
limbah sangat mempengaruhi kualitas limbah.
pada pabrik tekstil yang salah satunya terletak di
Semakin banyak limbah maka dampaknya akan
kota Bandung, sangat mempengaruhi lingkungan
semakin berbahaya, tetapi jika pembuangan
di sekitarnya. Baku mutu yang tinggi menjadi pe-
limbah semakin sedikit atau berkurang maka
nyebab pendangkalan, kekeruhan pada air me-
limbah tersebut tidak membahayakan. Beberapa
nyebabkan sinar matahari terhalang untuk ma-
dampak negatif yang dihasilkan dari pembuangan
suk ke dalam dasar air sehingga proses dalam
limbah yang tidak menjalani pengolahan dengan
ekosistem pada sungai tidak dapat berlangsung.
benar terutama limbah bersifat cair, antara lain :
Selain itu menyebabkan bau busuk pada air dan
1. Menyebabkan pencemaran dan kontami-
mengakibatkan kematian pada biota air.
nasi pada air permukaan dan setiap tetes
air yang digunakan oleh manusia.
Zat warna tekstil merupakan zat warna yang
2. Mengganggu bahkan dapat mematikan ke-
mempunyai kemampuan untuk diserap oleh se-
hidupan dan ekosistem perairan.
rat tekstil, merupakan gabungan dari senyawa
3. Menimbulkan bau (hasil dari dekomposisi
organik tidak jenuh, kromofor (gugus pembawa
zat anaerobik dan anorganik)
warna) dan auksokrom (gugus yang dapat me-
4. Menghasilkan lumpur yang berdampak pe-
ningkatkan daya kerja kromofor, sehingga op-
nyumbatan yang dapat menimbulkan banjir
timal dalam pengikatan dengan serat tekstil).
(Chandra, 2006).

8
Enrico :
Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing
Sebagai Usaha Mengurangi Limbah

Limbah cair yang dihasilkan dalam proses pewar- gai, juga bersifat toksik (mengurangi kadar
naan tekstil berupa cairan berwarna merupakan oksigen) dan mutagenik terhadap organisme
senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan dalam air sungai. Nirmalarani et.al (1988) dalam
pencemar yang kuat dengan nilai COD (Chemi- M.Sudha. et.al (2014) menyebutkan jika pewarna
cal Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxy- azo dapat mengurangi efisiensi germinasi benih
gen Demand) tinggi dan bahan-bahan lain dari dan pertumbuhan tumbuhan, sedangkan dalam
zat warna yang dipakai. Salah satu contoh hasil kadar konsentrasi yang lebih tinggi mampu
percobaan di laboratorium BBT (Balai Besar Tek- menghambat pertumbuhan tunas dan akar.
stil) menunjukkan bahwa air dari limbah cair tek-
stil yang mengandung beberapa zat warna reak- Solusi Penanggulangan Limbah Cair Tekstil
tif sebanyak 225 mg/l mempunyai COD sebesar Dalam penggunaannya, zat kimia seperti pewar-
534 mg/l dan BOD 99 mg/l. na azo yang berlebihan sangat dapat mencemari
lingkungan khususnya perairan di Indonesia dan
Pewarna yang umumnya digunakan hingga 80% juga dapat menjadi bencana ekologis bagi manu-
proses pengerjaan dalam industri tekstil adalah sia. Perlunya regulasi dalam penggunaan zat kimia
pewarna jenis azo (Zolinger et.al 1987 dalam untuk kebutuhan produksi dan treatment limbah
m. sudha et.al. 2014). Pewarna jenis azo dapat cair tekstil baiknya disertai implementasi dalam re-
membuat warna tekstil jelas dan cerah. Kurang alitanya. Beberapa cara sudah mulai dilakukan oleh
lebih ada 3000 jenis pewarna azo yang lazim produsen-produsen industri tekstil untuk menguran-
digunakan dalam industri tekstil, juga digunak- gi limbah cair tekstil, beberapa diantaranya :
an pada industri kulit, kosmetik, makanan, dan a. Pengolahan limbah cair secara biologis (ala-
kertas. Pewarna azo tergolong limbah yang su- mi) pada prinsipnya, dengan memanfaatkan
lit untuk diuraikan (degradasi) dan pada kadar mikroorganisme yang dapat menguraikan zat
tertentu bersifat toksik dan karsinogenik (Dewi, organik terlarut dalam air limbah menjadi ba-
S,R & Lestari, S.2010). Dalam pewarna jenis han seluler yang baru dan sumber tenaga.
azo juga terdapat auksokrom atau radikal yang b. Pengolahan air limbah menggunakan ban-
mengikat kromofor sehingga warna akan terikat tuan alat instalasi dengan 3 tahapan treat-
dalam serat tekstil. Ikatan kedua gugus terse- ment, yaitu menyaring (filter), menstabilkan
but menyebabkan zat warna azo tidak dapat zat organik dalam limbah, dan menghilan-
hilang dari perairan. Limbah pewarna azo yang gkan unsur-unsur kimiawi dan mikroorgan-
dibuang ke dalam sungai dapat mempengaruhi isme patogen.
transparansi warna air sungai sehingga sinar c. Penurunan kadar warna, COD dengan
matahari terhalang masuk ke dalam dasar sun- menggunakan teknologi pengaruh tegangan

9
MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019

d. Penggunaan bahan pewarna alami (natural


dye) untuk sektor industri UKM, danmasihban-
yakcaraatautehnik lain yang digalakkanindus-
tri-industridan pelaku mode di Indonesia.

Figur 2. Pengolahan Limbah Cair Tekstil di PT Gistex,


Bandung
Sumber : www.gistexgroup.com

Pewarna Tekstil Alami danTehnik Eco Print


Penggunaan pewarna alami (natural dye) untuk
tekstil pada dasarnya sudah dilakukan sejak
lama, akan tetapi seiring dengan besar dan vari-
atifnya permintaan akan tekstil, industri-industri
mulai beralih ke pewarna sintetik. Saat ini peng-
gunaan pewarna alami kembali banyak digunak-
an, terkait dengan proses produksinya yang ra-
mah lingkungan, tuntutan masyarakat sekarang
yang peduli terhadap lingkungan, terutama di
negara maju.

Pewarna alami memiliki beberapa kekurangan


dibandingkan pewarna sintetik, diantaranya
warna yang dihasilkan kurang beragam, mudah
memudar, dan membutuhkan waktu lebih lama
untuk proses produksi tekstil. Tetapi beberapa
kelebihan penggunaan pewarna alami yang
dapat diaplikasikan ke dalam dunia mode selain
mengurangi limbah cair tekstil, juga warna kain
yang dihasilkan lebih eksotis dan elegan, variasi
motif dan warna yang didapatkan dari bahan

10
Enrico :
Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing
Sebagai Usaha Mengurangi Limbah

alami seperti tumbuhan (tehnik eco print). Zat Eco printing adalah tehnik dimana bagian-bagian
pewarna alami merupakan zat warna alami yang dari tanaman, baik itu bunga dan daun mening-
berasal dari tumbuhan atau hewan. galkan bentuk, warna, dan tanda pada kain.
Daun dan bunga yang diproses melepaskan zat
Beberapa tumbuhan yang sering dipakai untuk warna yang ada dalam tanaman tersebut secara
mendapatkan warna-warna pada tekstil dian- alami, menciptakan motif cetak bentuk daun dan
taranya : bunga sesuai yang digunakan.
1. Daun/ranting tanaman indigo/Tarum/Nilo (In-
digofera tinctoria) untuk warna biru Tehnik dan hasil dari eco printing berbeda den-
2. Pucuk daun teh tua, kulit batang kayu Ma- gan tehnik membatik, dalam proses pewarnaan
honi, daun jati untuk warna coklat tekstil dengan tehnik eco printing semuanya
3. Tanaman mengkudu, kayu keras tanaman menggunakan bahan-bahan alami berbasis tum-
secang untuk warna merah buhan. Sedangkan batik walaupun alami, namun
4. Daun pohon mangga atau jambu biji untuk dalam pengerjaannya tetap menggunakan bahan
warna hijau kimia seperti lilin.
5. Kunyit, kayu soga, dan kayu tegeran untuk
warna kuning, dan lainnya. Tehnik eco printing juga dapat menciptakan mo-
tif batik seperti yang sudah dilakukan oleh be-
berapa pengrajin di Indonesia, dalam proses
pengerjaan motif sama dengan pembuatan
sketsa batik. Beberapa bahan yang perlu di-
siapkan untuk melakukan proses eco printing
pada tekstil adalah :

• Kain (tidak mengandung polyester) yang su-


dah di mordan dalam larutan tawas
Figur 3. Hasil Penggunaan Pewarna Alami pada Kain
Sumber : www.njcharters.com
• Daun dan bunga dari berbagai macam tana-
man sesuai kebutuhan corak dan warna
• Kayu / pipa logam untuk menggulung kain
Beberapa cara dilakukan selain sebagai pewar- dan tali / benang untuk mengikat gulungan
na utuh tekstil, juga membuat motif pada tekstil • Cuka untuk merendam daun dan bunga yang
seperti digunakannya tehnik membatik dengan akan dipakai
pewarna alami dan juga yang akan dibahas • Kompor, untuk mengukuskain yang sudah dig-
adalah tehnik eco printing. ulung dan diikat selama kurang lebih 2 jam

11
MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019

KESIMPULAN

Figur 4. Proses Eco Printing


Sumber :www.kata.co.id
Figur 5.Hasil Eksplorasi Tehnik Eco Printing
pada Scarf
Proses pengerjaaneco printing memang membu­ Sumber : Karya Mahasiswa FDB UC
tuhkan waktu yang lumayan panjang, tetapi
hasil yang didapatkan bervariasi dan kadang
mengejutkan karena warna yang dihasilkan dari
bunga dan daun yang tercetak beda dengan warna
aslinya. Para pengrajin dengan tehnik eco printing
dapat bereksplorasi dan berinovasi dengan berbagai
macam jenis tumbuhan dan terus meningkatkan
kualitas produk tekstil yang dihasilkan.

Di dalam tehnik eco print sendiri terdapat beragam


tehnik yang dipakai mulai dari tehnik ikat-rebus,
Figur 6. Eksplorasi Kombinasi Pewarna Alami Daun
tehnik memukul-mukul, dan menjemur. Dengan Teh dan Tehnik Eco Printing
Sumber : Karya Irene Paulina
beragam inovasi yang dapat dihasilkan dengan
tehnik eco printing, para pengrajin, pelaku mode,
dan industri sektor UKM dapat meningkatkan Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpul-
nilai jual dari produk tekstil dan fesyen yang kan beberapa hal :
dihasilkan. Dengan meningkatnya nilai jual 1. Bahwa limbah cair dari proses pewarnaan
produk, UKM dapat menjangkau pangsa pasar tekstil sangat berdampak besar pada pence-
yang lebih tinggi bahkan ekspor kebeberapa maran lingkungan. Proses pewarnaan tekstil
negara yang memperhatikan mode dan detail dengan pewarna sintetik memang lebih mu-
seperti negara Jepang dan bagian Eropa. dah diproses dan dapat membuat ragam

12
Enrico :
Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing
Sebagai Usaha Mengurangi Limbah

warna lebih cerah dan matang, tetapi dalam Current Microbiology and Applied Sciences,
kadar tertentu bersifat toksik dan karsinoge- 3 (2), 670-690
nik (pemicu kanker).
2. Dengan mengganti pewarna sintetik men- W. Wesley, (2000). Industrial Water Pollution
jadi perwarna alami dari tumbuhan sebagai Control. New York: McGraw Hills Companies.
pewarna tekstil dapat menjadi gerakan/kam-
panye untuk ikut mengurangi limbah tekstil. Wardhana, Arya. (2004).  Dampak Pencemaran
Karena di negara-negara maju juga sudah Lingkungan, Cetakan Keempat. Yogyakarta:
mulai memperhatikan hal-hal kesehatan. Andi.
3. Tehnik eco printing dengan menggunakan
pewarna alami menjadi salah satu alternatif Wheni, Anastasia. (2013). Pewarna Alam Dari
inovasi dalam industri tekstil dalam mengu- EkstrakTanaman Dan Aplikasinya Di Usaha
rangi limbah cair tekstil dan meningkatkan Kecil MenengahTekstil Indonesia. Seminar
kualitas produk tekstil serta nilai jual. Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia V.
Surakarta

DAFTAR RUJUKAN Zhou H. and Smith D.W. (2002). Advanced


Chandra, Budiman. (2006). Pengantar Kesehatan technologies in water and wastewater
Lingkungan. Jakarta.EGC. treatment, Journal Environmental Engineering
Science, 1, 247-264.
Dewi, R.S. dan Lestari, S. (2010). Dekolorisasi
Limbah Batik Tulis menggunakan Jamur Zollinger, H. (1987). Synthesis, Properties and
Indigenous Hasil Isolasi pada Konsentrasi Application of Organic Dye and Pigments.
Limbah yang Berbeda.MolekulVol 5 (2), 75-82 Color Chemistry, VCH New York,pp.92102.

Kristianto.(2004).  Ekologi Industri. Yogyakarta: Zollinger, H. (1991). Color chemistry: Synthesis,


Andi. Properties and Application of Organic Dyes
and Pigments. 496,456-980.
Kwartiningsih, Endang, dkk. (2009). Zat Pewarna
Tekstil Dari Kulit Buah Manggis. UNS, Zulkifli, Arif. (2014).  Dasar-Dasar Ilmu
Surakarta. Lingkungan. Jakarta. SalembaTeknika.

Sudha, M. (2014). Microbial Degradation of


AzoDyes : A Review, International Journal of

13

Anda mungkin juga menyukai