BLOK 21
Disusun Oleh:
Lutfi Rahmawati
180600181
Langkah-langkahnya:
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengelompokkan data LAS1 menjadi
normal, rendah, dan hiposalivasi.
Untuk mengelompokkan data maka langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pilih “Transform”, sorot “Recode”, sorot “Recode into different variables”.
Kemudian, sorot variable LAS1 lalu klik tanda panah ke kanan sehingga LAS1
pindah ke kotak input variable output variable.
2. Pada kotak output variable, pada bagian Name, ketik Tingkat_LAS. Lalu klik
change pada kotak input variableoutput variable sehingga muncul LAS1
Tingkat_LAS.
3. Selanjutnya, klik option “old and new value”, terlihat di monitor. Lalu lakukan
recode.
4. Recode nilai LAS1 < 0,10 ml/menit menjadi kode 1, Pindahkan kursor ke kotak
“range lowest through value” dan ketik 0.09 lalu pindahkan kursor ke kotak “new
value” dan ketik 1 lalu klik add.
5. Setelah itu, recode LAS1 0,10-0,25 menjadi kode 2. Pindahkan kursor ke kotak
“range:through” dan ketik 0,10 dan 0,25. Lalu pindahkan kursor ke “new values”
dan ketik 2 dan klik add.
6. Selanjutnya, kita akan recode LAS1 > 0,25 ml/menit menjadi kode 3. Pindahkan
kursor ke kotak “range, value through highest” dan ketik 0,26. Lalu pindahkan
kursor ke kotak “new value” dan ketik 3. Lalu, klik add.
7. Setelah itu, klik continue.
8. Klik “ok” dan akan terlihat variable baru “Tingkat_LAS” terbentuk di kolom
paling kanan pada data view.
9. Berilah value pada variable view, seperti value label kode 1 = hiposalivasi, kode 2
= rendah dan kode 3= normal.
Setelah mengelompokkan data, maka kita akan melakukan uji untuk menentukan
hubungan laju alir saliva dan karies. Uji yang dilakukan adalah uji annova karena kita
menguji data numeric dan kategorik. Data numeric pada kasus ini adalah skor
pengalaman karies dan data kategorik pada kasus ini adalah laju alir saliva.
Digunakan uji annova karena data kategorik yaitu laju alir saliva memiliki lebih dari 2
kelompok yaitu hiposalivasi, rendah dan normal.
Langkah kedua yang kita lakukan adalah melakukan uji annova dengan cara sebagai
berikut:
1. Aktifkan data karies.
2. Lalu, pilih menu “analyze”, kemudian pilih submenu “ compare means”, dan pilih
“one way annova ”
3. Lalu, muncul window one way annova dan terlihat kotak “dependent list” dan
“faktor”.
4. Pada kotak “dependent list” diisi dengan data numeric yaitu pada kasus ini
pengalaman karies, dan ada kotak “factor” diisi dengan data kategorik yaitu
Tingkat_LAS.
5. Lalu pindahkan kursor dan klik tombol “options”
6. Lalu klik beri tanda tick/ centang pada “descriptive”, “homogeneity of variance
test” dan “means plot” dan klik continue.
7. Klik tombol “post hoc” dan beri tanda tick/centang pada kotak “LSD”
8. Klik “continue” lalu klik “ok”
9. Lalu muncul output sebagai berikut: (di file output).
ANALISIS DATA
Dari output diperoleh rata-rata skor pengalaman karies pada sampel yang memiliki
tingkat laju alir saliva normal adalah 2.25 ± 1.28. Pada sampel yang memiliki tingkat
laju alir saliva rendah rata-rata skor pengalaman karies 2.58 ± 1.84. Kemudian sampel
yang tingkat laju alir saliva hiposalivasi memiliki rata-rata skor pengalaman karies
3.91 ± 0.94. Pada hasil di atas nilai p uji anova dapat diketahui pada kolom “sig”,
terlihat p= 0.043, berarti alpha 5% dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (karena nilai
p < 0.05). sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara laju alir saliba dengan
karies.
Pada tabel „multiple comparisons LSD‟ berguna untuk menelusuri lebih lanjut
kelompok mana saja yang berhubungan dengan signifikan. Pada hasil di atas,
kelompok yang siginifikan adalah kelompok normal dengan hiposalivasi (p=0.032).
Kemudian kelompok rendah dengan hiposalivasi (p=0.023) dan kelompok terakhir
yaitu kelompok hiposalivasi dengan rendah (p=0.023) dan normal (p=0.032).