ABSTRACT
3.3 Hasil Analisa Zeolit Alam analisa BET dapat dilihat pada Tabel
(Adsorben) 3.3.
Proses aktivasi zeolit alam Tabel 3.3 Diameter Pori Zeolit
dilakukan dengan menggunakan dua Tanpa Aktivasi dan Dengan Aktivasi
metode, yaitu aktivasi dengan Basa
panas/fisis serta aktivasi dengan Diameter Pori Zeolit
Ukuran
NaOH. Zeolit yang telah diaktivasi (Å)
Zeolit
lalu dianalisa. Analisa yang Tanpa Aktivasi
(mesh)
dilakukan pada zeolit (adsorben) Aktivasi Basa
pada penelitian ini yaitu analisa BET 100 2,01 1,99
(Brunauer-Emmet-Teller). Hasil analisa BET (Brunauer-
Analisa BET (Brunauer- Emmet-Teller), Tabel 3.3 diatas
Emmet-Teller) dilakukan untuk menunjukkan diameter pori zeolit
mengetahui luas permukaan dan alam setelah mengalami perlakuan
distribusi pori yang terdapat pada atau aktivasi menjadi semakin kecil,
zeolit. Data diameter pori zeolit hasil hal tersebut menunjukkan pengaruh
pemanasan dan penambahan basa permukaan zeolit semakin besar,
pada proses aktivasi. Pemanasan sehingga diharapkan terjadi
bertujuan menghilangkan molekul air peningkatan volume pori. Hal ini
yang terikat pada zeolit agar pori- merupakan salah satu faktor yang
porinya terbuka sehingga luas menyebabkan peningkatan
permukaan adsorben meningkat yang kemampuan adsorpsi zeolit setelah
berarti diameter pori zeolit mengecil. mengalami aktivasi [Kurniasari,
Sedangkan penambahan basa 2010]. Semakin kecil diameter pori
bertujuan untuk meningkatkan daya zeolit, semakin rendah rasio Si/Al,
adsorpsi air pada zeolit alam. maka zeolit menjadi lebih hidrofilik.
Perubahan diameter pori yang Hal ini menyebabkan kemampuan
mengecil, dimungkinkan terjadi adsorpsi zeolit terhadap uap air lebih
perubahan pada morfologi zeolit dan besar.
perubahan struktur zeolit. Semakin
kecil diameter pori zeolit maka luas
3.4 Pengaruh Ratio adsorbsi menggunakan molecular
Bioetanol:Adsorben sieve zeolit alam tanpa aktivasi dan
Terhadap Kenaikan Kadar zeolit alam teraktivasi basa dengan
Etanol ukuran partikel 100 mesh dan ratio
Dehidrasi etanol merupakan bioetanol:adsorben yaitu 1:0,35 ;
proses pemurnian etanol sehingga 1:0,5 ; 1:0,65. Kadar etanol sebelum
didapatkan etanol dengan kadar dan setelah proses distilasi-adsorbsi
diatas titik azeotrop. Dehidrasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
dilakukan yaitu dengan cara distilasi
Tabel 3.4 Pengaruh Ratio Bioetanol:Adsorben Terhadap Kenaikan Kadar Etanol
Ukuran
Ratio Kadar Etanol Kadar Etanol
Jenis Partikel
No. Etanol: Sebelum Setelah
Adsorben Adsorben
Adsorben Adsorbsi (%) Adsorbsi (%)
(mesh)
1 1:0,35 ZTA 100 95 99,5
2 1:0,5 ZTA 100 95 99,6
3 1:0,65 ZTA 100 95 99,7
4 1:0,35 ZTB 100 95 99,7
5 1:0,5 ZTB 100 95 99,7
6 1:0,65 ZTB 100 95 99,8
Keterangan:
ZTA : Zeolit tanpa aktivasi
ZTB : Zeolit teraktivasi basa
Grafik hubungan antara ratio kenaikan kadar etanol dapat dilihat
bioetanol:adsorben terhadap pada Gambar 3.1
Grafik Hubungan Kadar Etanol Vs Ratio Bioetanol:Adsorben
99,85
99,8
tanpa aktivasi
99,75
Kadar Etanol (%)
teraktivasi basa
99,7
99,65
99,6
99,55
99,5
99,45
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Ratio Bioetanol:Adsorben