Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

BAHAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN,


DAN ETIKA PENELITIAN

Pendahuluan

Setelah proposal penelitian selesai disusun maka langkah selanjutnya adalah proses
pengumpulan data. Meski instrumen telah disusun namun terkadang keraguan peneliti muncul
ketika hendak turun ke lapang. Banyak pertanyaan yang menyelimuti pikirannya, apakah bahan
dan instrumen penelitian layak untuk digunakan? Apakah pengukuran yang akan dilakukan tidak
terkendala oleh masalah etik?
Setelah instrumen selesai dikembangkan apakah ia layak untuk mendapatkan data yang
akurat? Jika pertanyaan itu sudah terjawab, apakah instrumen yang akan digunakan dan cara
pengukuran yang akan dilakukan tidak melanggar etika penelitian. Apa yang harus dilakukan
seorang peneliti agar terhindar dari pelanggaran etik penelitian?
Untuk menjawab pertanyaan itu maka dalam Bab 4 ini akan dibagi menjadi dua Topik
sebagai berikut
• Topik 1 : Bahan dan Instrumen Penelitian Berkaitan dengan jawaban pertanyaan pertama
• Topik 2 : Etika Penelitian Berkaitan dengan jawaban pertanyaan kedua

Dalam Topik 1 akan dibahas tentang hal-hal sebagai berikut: (1) bahan dan instrumen
penelitian, (2) validitas instrumen penelitian, (3) reliabilitas instrumen penelitian, (4) kuesioner
penelitian, dan (5) uji coba kuesioner.
Pada Topik 2 akan dibahas hal-hal sebagai berikut: (1) pengertian etik penelitian, (2)
perkembangan etik penelitian kesehatan, (3) prinsip dasar etik penelitian kesehatan, (4)
persetujuan setelah penjelasan, dan (5) etika peneliti kesehatan.
Kesungguhan dan ketekunan Anda dalam mempelajari Bab ini sangat dibutuhkan agar
pertanyaan tersebut dapat dijawab secara benar. Baca dan cermati setiap uraian, catat kata-kata
kunci dari setiap bagian. Selesaikan latihan secara disiplin. Kerjakan Tes lalu sesuaikan dengan
jawaban yang telah disediakan di akhir masing-masing Topik.
Selamat belajar, semoga mempelajari Bab ini menjadi kegiatan yang menyenangkan,
sehingga Anda berhasil menjawab secara benar kedua pertanyaan yang diajukan.
Topik 1
Bahan dan Instrumen Penelitian

Jika penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survei yang melibatkan populasi manusia
maka dalam penjelasan mengenai bahan dan instrumen penelitian adalah mengenai siapa
populasi dan sampelnya serta bagaimana cara pengambilan sampelnya. Jika penelitian yang
dilakukan adalah penelitian eksperimen maka pada bagian ini menguraikan semua bahan yang
digunakan dalam penelitian yang meliputi sampel atau bahan dan reagensia. Validitas adalah
derajat ketepatan suatu alat ukur tentang arti sebenarnya yang diukur. Validitas menunjukkan
sejauh mana suatu instrumen penelitian dapat mengukur apa yang ingin diukur. Dibagi menjadi
validitas konstruk, validitas isi, validitas eksternal, validitas prediktif dan validitas budaya.
Reliabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menujukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten (memperoleh hasil yang sama) apabila pengukuran dilakukan secara
berulang.
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu hal untuk
mendapatkan informasi penting dari responden. Kuesioner merupakan alat bantu untuk
pengumpulan data dengan cara wawancara atau angket. Pada umumnya kuesioner memuat
pertanyaan terkait dengan fakta, pendapat dan sikap, informasi, dan persepsi diri. Berdasarkan
jenis pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner ada empat jenis kuesioner yakni: (1) pertanyaan
tertutup, (2) pertanyaan terbuka, (3) kombinasi tertutup dan terbuka, dan (4) pertanyaan semi
terbuka.

Topik 2
Etika Penelitian

Bahan dan instrumen penelitian merupakan bagian dari bab Metode Penelitian yang
menjelaskan tentang jenis penelitian yang akan ditempuh, misalnya penelitian deskriptif,
eksperimental dengan menggunakan rancangan faktorial seperti rancangan acak lengkap (RAL)
atau salah satu dari metode penelitian yang lain. Perlu dijelaskan alasan pemilihan metode yang
dipilih tersebut. Selanjutnya diuraikan semua yang berkaitan dengan bahan dan prosedur
penelitian yang terdiri atas: (a) bahan-bahan, dan (b) alat-alat, (c) prosedur yang diterapkan serta
digunakan dalam penelitian. Metode penelitian harus ditulis sejelas mungkin sehingga percobaan
dapat diulang oleh peneliti lainnya jika diperlukan. Jadi ukuran bahwa metode penelitian telah
memenuhi syarat ialah bahwa percobaan dapat diulang oleh peneliti lain setelah membaca
metode penelitian tanpa perlu bertanya kepada penulisnya. Dalam Topik ini hanya akan dibahas
bahan dan instrumen penelitian.
Jika penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survei yang melibatkan populasi
manusia maka dalam penjelasan mengenai bahan dan instrumen penelitian adalah mengenai
siapa populasi dan sampelnya serta bagaimana cara pengambilan sampelnya. Penjelasan
instrumen tentu saja terkait dengan alat pengumpulan data dalam penelitian survei yakni
kuesioner dan alat ukur lainnya.
Jika penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen maka pada bagian bahan dan
instrumen penelitian dijelaskan semua bahan yang digunakan dalam penelitian yang meliputi
sampel atau bahan dan reagensia. Uraian ini meliputi sumber dan spesifikasi lengkap bahan dan
reagensia yang digunakan. Penjelasan yang dikemukakan harus cukup rinci sehingga jika peneliti
lain mengulang percobaan dengan menggunakan bahan dan kemurnian reagensia yang sama
diharapkan akan memberi hasil yang sama pula. Bagian ini disusun dalam bentuk kalimat, bukan
dengan membuat daftar bahan dari atas ke bawah.
Instrumen penelitian yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi
agar memperoleh data yang akurat. Validitas berkaitan dengan kesesuaian antara alat yang
digunakan dengan variabel apa yang hendak diukur. Sebagai contoh jika ingin mengukur berat
maka harus menggunakan alat timbangan. Reliabilitas berkaitan dengan keajekan atau
kekonsistenan hasil pengukuran pada subjek yang sama secara berulang. Reliabilitas lebih
mengukur kondisi alat atau instrumen apakah dalam kondisi baik atau tidak untuk digunakan
sehingga menghasilkan data yang sebenarnya.
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum mengenai
pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi itikad dan
kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.
Etika penelitian membantu untuk merumuskan pedoman etis yang lebih adekuat dan
norma- norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan dinamis dalam kehidupan
masyarakat. Etika penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan
penelitian. Dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian, peneliti harus memegang teguh
sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian.

Penelitian yang harus meminta persetujuan etik atau ethical clearance (EC) adalah
sebagai berikut:
• penelitian terapeutik: penelitian pada orang sakit dengan tujuan untuk penyembuhan
penyakitnya baik dengan obat maupun cara lain seperti pembedahan dan penyinaran,
• penelitian nonterapeutik: penelitian pada manusia yang tidak menyangkut pengobatan
penyakit secara langsung, tujuan penelitian ini hanya untuk mendapatkan data tentang segala
sesuatu mengenai penyakit,
• penelitian dengan masalah khusus atau dependent person dan wanita hamil,
• penelitian yang mengikut sertakan manusia sebagai subjek penelitian, dan
• penelitian yang menggunakan hewan percobaan (bukan penelitian kesehatan hewan) meliputi
aspek:
• farmasetika, alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur bedah, biologik, epidemiologik,
rekam medis, social, dan psikososial.

Penelitian yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh rancangan penelitian dan
instrumen yang memadai namun juga tergantung pada hal-hal seperti: memenuhi kaidahkaidah
ilmiah dan etik penelitian, tepat waktu dan tepat guna, dan sumber daya yang berkualitas serta
memiliki integritas yang tinggi sebagai seorang peneliti.
Tanggung jawab utama sebagai seorang peneliti adalah melindungi hak dan kesejahteraan
manusia dan pemanfaatan hewan coba sebagai subjek penelitian. Oleh sebab itu seorang peneliti
wajib hukumnya untuk mengetahui persyaratan dan peraturan perundang-undangan, kebijakan,
dan prosedur yang berlaku untuk melindungi manusia dan hewan coba sebagai subjek penelitian.
Seorang peneliti juga harus melakukan penelitian sesuai dengan protokol penelitian yang
telah mendapat persetujuan etik dari komisi etik. Seorang peneliti yang bertanggung jawab ia
harus dapat menjamin bahwa setiap subjek memahami jenis penelitian yang melibatkannya,
seorang subjek juga harus mendapat informasi yang lengkap terkait dengan partisipasinya dalam
penelitian yang dikutinya dengan membuat persetujuan setelah penjelasan. Oleh sebab itu
peneliti harus memberi satu copy dokumen informed concent yang telah disetujui oleh komisi
etik penelitian kesehatan kepada setiap subjek penelitian. Semua dokumen consent harus
disimpan sesuai dengan persyaratan institusi, jika akan dilakukan perubahan pelaksanaan
penelitian karena sesuatu hal maka peneliti wajib melaporkan kepada komisi etik penelitian
kesehatan secepatnya. Pelaksanaan perubahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat
persetujuan komisi etik penelitian kesehatan, kecuali apabila sangat mendesak untuk mencegah
terjadinya bahaya pada subjek dan hal ini pun harus segera diaporkan kepada komisi etik
penelitian kesehatan.
Masalah etik peneliti selain terkait dengan perlindungan kepada subjek penelitian juga
perlu memperhatikan apa yang disebut dengan plagiarisme. Plagiarisme berasal dari bahasa Latin
plagiarius yang bermakna penculik atau pencuri atau perampok naskah. Dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan istilah plagiat yang memiliki makna pencuri sastra, pencurian kepemilikan
intelektual, dan tindak kecurangan.
Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau
seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai. (Permendiknas No.17/2010).
Terdapat beberapa tindak pelanggaran etik peneliti yang dikategorikan sebagai plagiat.
Falsifikasi (falsification) adalah salah satunya, yaitu tindakan mengubah atau membuat laporan
dengan data yang tidak benar, atau mengulang pelaksanaan penelitian sampai menemukan hasil
yang diharapkan. Plagiat juga meliputi tindakan mengambil ide atau data orang lain yang
dinyatakannya sebagai milik sendiri tanpa menyebutkan sumbernya secara benar. Termasuk
tindak plagiat juga ketika seorang peneliti melakukan publikasi dari satu sumber secara berulang
kali dengan perubahan yang hampir tak berarti.
Selain plagiat ada pula istilah lain yaitu copyright yang lebih menekankan aspek hukum.
Melanggar atau tidaknya ditentukan oleh ijin yang dimiliki oleh penulis aslinya. Jika copyright
penuh, maka perlu mendapat ijin, namun jika tidak penuh, cukup hanya dengan mencantumkan
sumber. Plagiat lebih bersifat etika, misalnya meniru tulisan orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya dianggap plagiat. Pelanggaran copyright bisa dicegah dengan memperoleh ijin
terlebih dahulu dari penulis aslinya. Sedangkan plagiat masih perlu menimbang aspek lain lagi.
Dalam penelitian bisa terjadi tindak plagiat ketika seseorang mengulang penelitian orang
lain dan mengklaim sebagai penelitiannya sendiri. Plagiat dalam penelitian juga termasuk ketika
seseorang menggunakan data hasil penelitian orang lain dan menyatakan sebagai hasil
penelitiannya sendiri.
Seorang peneliti juga bertanggung jawab atas penyampaian laporan hasil penelitian
kepada komisi etik penelitian kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila terjadi masalah
yang tak terduga yang terkait dengan risiko subjek atau hal lainnya harus segera melaporkannya
kepada komisi etik penelitian kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai