Proposal Ronde Keperawatan
Proposal Ronde Keperawatan
PROFESI NERS
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul “Ronde Keperawatan Dengan Pasien Covid-19”
“Tak ada gading yang tak retak” begitu pula kami menyadari bahwa
proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
proposal ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta membantu kami dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses bekerja melalui staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini, dituntut agar
tugas manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin,
dan mnegevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan
asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga,
dan masyarakat (Gillies, 2016)
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat
dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen keperawatan
karena dengan adanya factor kelola yang optimal diharapkan mampu menjadi
wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus
lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan
pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan
efisien (Nursalam, 2014).
Pelayanan keperawatan pada klien secara professional dapat membantu
klien dalam mengenal dan mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi
klien. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang professional tersebut
dengan memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian
mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan
masalahnya. Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk
mencapai hal tersebut adalah Ronde Keperawatan.
Ronde keperawatan yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan
kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
primer/associate, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan
dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan(Nursalam,
2014). Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat
akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan
pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan(Nursalam, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menjadi penting untuk
menyusun makalah tentang ronde keperawatan untuk mengetahui lebih dalam
tentang manajemen ronde keperawatan. Sehingga perawat mampu
mengahapi masalah klien dengan baik dan semua kebutuhan dasar klien
dapat terpenuhi. Serta adanya role play tentang ronde keperawatan ini sangat
perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan
dapat mengaplikasikannya kelak saat bekerja dan dapat meningkatkan
kepuasan klien terhadap pelayanan keperawtaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makadapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa definisi dari ronde keperawatan?
2. Apa karakteristik dari ronde keperawatan?
3. Apa tujuan dari ronde keperawatan?
4. Apa manfaat dari ronde keperawatan?
5. Bagaimana kriteria pasien dari ronde keperawatan?
6. Bagaimana peran dari ronde keperawatan?
7. Bagaimana langkah-langkah dari ronde keperawatan?
8. Bagaimana kriteria evaluasi dari ronde keperawatan?
9. Bagaimana rencana kegiatan dari ronde keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan pada Program Studi Profesi
Ners Keperawatan di STIK Stella Maris Makassar.
2. Tujuan khusus
Diharapkan Mahasiswa mampu :
a. Untuk mengetahui definisi dari ronde keperawatan.
b. Untuk mengetahui karakteristik dari ronde keperawatan.
c. Untuk mengetahui tujuan dari ronde keperawatan.
d. Untuk mengetahui manfaat dari ronde keperawatan.
e. Untuk mengetahui kriteria pasien dari ronde keperawatan.
f. Untuk mengetahui peran dari ronde keperawatan.
g. Untuk mengetahui langkah-langkah dari ronde keperawatan.
h. Untuk mengetahui kriteria evaluasi dari ronde keperawatan.
i. Untuk mengetahui rencana kegiatan dari ronde keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Ronde keperawatan (Nursing Rounds) merupakan proses interaksi antara
pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran.
Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan
anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan
efek perawatan untuk setiap pasien (Saleh, 2012).
Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh
perawat, di samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate, dan
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam, 2014).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan ronde
keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat di dalam
suatu tim untuk mengetahui, membahas, dan melaksanakan asuhan
keperawatan untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien.
B. Karakteristik
Menurut Nursalam (2011), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut :
1. Klien dilibatkan secara langsung.
2. Klien merupakan fokus kegiatan.
3. Perawat assosciate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi
bersama.
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat assosciate,
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dala mengatasi masalah.
E. Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2014), mengatakan Pasien yang dipilih untuk dilakukan
ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sbb:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.
F. Peran
Menurut Nursalam (2002), dalam ronde keperawatan setiap perawat memiliki
peran masing-masing diantaranya :
1. Perawat primer dan perawat assosciate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa
untuk memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2. Perawat primer lain atau konsuler
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reinforcement.
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
G. Tipe-Tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.
Diantaranya ada empat tipe ronde keperawatan yaitu (Nursallam, 2011)
1) Metron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart
pelayanan, kebersihan, kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan
perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien
2) Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini
adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan
implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan
yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses
interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat
dan head nurse.
3) Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini
berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.
Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan
pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4) Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara
teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi
proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat.Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau
mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung
pada pasien
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round,
physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds
adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician-
nurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan
perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien
yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter,
perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dan sebagainya (Nursalam, 2011)
1. Penepatan
2. Persiapan pasien :
- Informed concent
- Hasil pengkajian/ validasi data
6. Kesimpulan dan
rekomendasi 5. Lanjutan diskusi
solusi masalah di nurse station
Tahap Pelaksanaan
di kamar pasien
Keterangan :
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Menentukan tim ronde.
c. Mencari sumber atau literature.
d. Membuat proposal.
e. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/keluarga.
f. Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?,
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan
yang ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala
ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
3. Pasca Ronde
a. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
b. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
c. Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.
H. Kriteria Evaluasi
Menurut Nursalam (2014), kriteria evalusi yang dapat diambil yaitu :
1. Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
d. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
e. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
f. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
g. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
h. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
i. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
j. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
k. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
BAB III
RENCANA KEGIATAN
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN TAHUN
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
PADA DIAGNOSIS MEDIS PNEUMONIA ( PDP COVID-19)
Waktu : 09.00-selesai
A. Pengorganisasian
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu
2. Tujuan Khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim
kesehatan lain.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah
pasien.
C. Sasaran
D. Materi
E. Metode
Diskusi dan Tanya Jawab
F. Media
1. Dokumen/status pasien.
2. Sarana diskusi: kertas, bulpen.
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
3. Menetukan literature
4. Membuat proposal
PP1, PP2,
5. Mempersiapkan pasien
dan
6. Diskusi pelaksanaan Ruang B
PA1,PA2 P dan K
7. Melakukan persetujuan untuk III
memberi
menandatangani informed
respon
concent
8. Mengkaji keadaan pasien
5 menit Ronde Pembukaan Kepala - Nurse
(Nurse Ruangan Station
1. Salam pembukaan
Station) (Karu)
2. Memperkenalkan tim ronde
3. Menyampaikan identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan dari
ronde
15 menit Penyajian Masalah Karu, - Nurse
PP1,PP2, Station
1. Menjelaskan riwayat penyakit
PA1, PA2,
dan keperawatan pasien
Ahli Gizi,
2. Menjelaskan masalah pasien Dokter,
dan rencana tindakan yang Perawat
telah dilaksanakan dan serta Konselor
menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan
menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan.
3. Evaluasi dan rekomendasi
intervensi keperawatan
4. Penutup
H. Kriteria Evaluasi
1. Struktur:
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Bernadeth III
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses:
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
3. Hasil:
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
Lampiran
RONDE KEPERAWATAN
Umur : 22 tahun
Umur : 58 tahun
No RM : 13-12-15
1. Citra 1. …………………………
2. Elni
2. …………………………
LAMPIRAN
A. DEFENISI
B. ETIOLOGI
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
- Alpha Coronavirus
- Beta Coronavirus
- Delta Coronavirus
- Gamma Coronavirus.
C. PATOFISIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIS
E. KLASIFIKASI
3. Bronkoskopi
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pasien dengan hasil pemeriksaan positif yang dirawat di rumah dan di fasilitas
khusus/RS darurat maka obat diberikan secara oral. Dilarang menggunakan
kortikosteroid, kecuali pada kasus dengan komorbid tertentu. Untuk pasien anak
dosis obat disesuaikan.
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menghindari terkena virus corona
ini.
H. KOMPLIKASI
1. Pneumonia Ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas
cepat atau takipneu tanpa adanya tanda pneumonia berat.
2. Pneumonia Berat
Pada pasien dewasa
• Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
• Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: >30x/menit), distress
pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.
Pada pasien anak-anak: Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu
diantara kondisi berikut:
Anak :
• Bilevel NIV atau CPAP ≥5 cmH2O melalui masker full wajah:
PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg atau SpO2/FiO2 ≤264
• ARDS ringan (ventilasi invasif): 4 ≤ oxygenation index (OI) <8 or 5 ≤
OSI < 7.5
• ARDS sedang (ventilasi invasif): 8 ≤ OI < 16 atau 7.5 ≤ oxygenation
index using SpO2 (OSI) < 12.3
• ARDS berat (ventilasi invasif): OI ≥ 16 atau OSI ≥ 12.326
4. Sepsis
Sepsis merupakan suatu kondisi respons disregulasi tubuh terhadap suspek
infeksi atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda
disfungsi organ perubahan status mental, susah bernapas atau frekuensi
napas cepat, saturasi oksigen rendah, keluaran urin berkurang, frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, akral dingin atau tekanan darah rendah, kulit
mottling atau terdapat bukti laboratorium koagulopati, trombositopenia,
asidosis, tinggi laktat atau hiperbilirubinemia.
5. Syok Septik
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum
adekuat sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65
mmHg dan serum laktat > 2 mmol/L. Definisi syok septik pada anak yaitu
hipotensi dengan tekanan sistolik < persentil 5 atau >2 SD dibawah rata rata
tekanan sistolik normal berdasarkan usia atau diikuti dengan 2-3 kondisi
berikut :
• Perubahan status mental
• Bradikardia atau takikardia
• Pada balita: frekuensi nadi <90 x/menit atau >160x/menit
• Pada anak-anak: frekuensi nadi <70x/menit atau >150x/menit26
• Capillary refill time meningkat (>2 detik) atau vasodilatasi hangat
dengan bounding pulse
• Takipnea
• Kulit mottled atau petekia atau purpura
• Peningkatan laktat
• Oliguria
• Hipertemia atau hipotermia
7. Rhabdomyolisis
Penyakit ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Namun, para dokter dan
peneliti menilai penyakit ini perlu dimonitor pada pasien-pasien berisiko
tinggi yang positif Covid-19.
Pada rhabdomyolisis, jaringan otot akan rusak dan mati. Hal ini
menyebabkan protein dalam sel yang disebut myoglobin menjadi tumpah
memenuhi aliran darah. Jika ginjal tidak bisa menyaring myoglobin dengan
baik, maka akan terjadi kerusakan fungsi di tubuh dan mengakibatkan
kematian.
DAFTAR PUSTAKA
source/searo/indonesia/covid19/tatalaksana-klinis-suspek-penyakit-covid-
1935867f18642845f1a1b8fa0a0081efcb.pdf?sfvrsn=abae3a22_2 Diakses
U0T