Anda di halaman 1dari 2

F3 IBU DAN ANAK

PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SD KRISTEN 1


PARE-PARE
CAM/PIDI/LAIN
LB

Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu
dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat
pembelajaran, juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan
baik. Lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai
penyakit.

Kebiasaan PHBS harus ditanamkan sejak dini agar bisa terbawa hingga usia tua. Murid
Sekolah Dasar (SD) cenderung menjadi target yang tepat untuk dibekali dengan hal yang
positif seperti PHBS untuk hidup lebih sehat. Usia anak sekolah adalah usia yang masih
muda, mereka masih membutuhkan bantuan dan tuntunan dari orang di sekitar lingkungannya
yaitu, orang tua, guru dan teman. Pada dasarnya keluarga merupakan unit terkecil bagi suatu
bangsa yang memungkinkan untuk menjadi awal dari proses pendidikan dan sosialisasi
budaya baik, seperti salah satunya adalah budaya PHBS. Namun, karena kesibukkan orang
tua yang harus mencari nafkah, maka anak-anak cenderung lebih banyak berkomunikasi dan
menghabiskan waktu bersama dengan guru dan teman-temannya di lingkungan sekolah.
Dalam hal ini komunitas sekolah memegang peranan penting dalam penanaman kebiasaan
PHBS

Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2007, menunjukkan penyebab kematian
terbesar bagi bayi dan balita di dunia adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dan
diare. Dengan melakukan kebiasaan mencuci tangan dapat mengurangi kejadian diare
sebanyak 32%. Karena itu PHBS merupakan hal yang penting.

Di Indonesia, Setiap tahunnya ada 100.000 anak meninggal akibat diare dan prevalensi
kecacingan masih tinggi antara 60%-90% tergantung pada lokasi dan sanitasi lingkungan. Ini
karena disebabkan perilaku hidup anak yang kurang sehat. Jika siswa SD memahami PHBS
bukan tidak mungkin dapat menekan tingginya angka kesakitan.

Berdasarkan data Laporan Hasil Riset Kesehatan dasar (RIKESDAS) Nasional tahun 2018,
dapat disimpulkan bahwa perilaku yang menyangkut kebersihan dapat mempengaruhi
kesehatan. Banyak penyakit dapat disebabkan karena perilaku hidup bersih dan sehat yang
masih kurang. Dari hasil survey Indonesia tahun 2018 prevalensi penyakit yang disebabkan
karena rendahnya perilaku hidup bersih yaitu diare meningkat dari 4,5% di tahun 2013
menjadi 6,8%.

Berdasarkan uraian diatas, maka kami menyadari pentingnya sosialisasi Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS) untuk anak-anak usia sekolah dasar yang rentan terjangkit penyakit
sehingga diharapkan mampu menekan angka terjangkitnya penyakit seperti diare dan
kecacingan. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter, pemegang program, pihak
sekolah maupun masyarakat diperlukan agar kebiasaan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
dapat diterapkan khususnya di SD Kristen 1 Pare-Pare

PERMAS
Meskipun presentase diare dan kecacingan menurut Riskesdas sudah menurun dibandingkan
tahun 2013, namun diare dan kecacingan tetap menjadi penyakit tertinggi penyebab anak usia
sekolah terutama SD menjadi sakit. Kurangnya pengetahuan para siswa SD mengenai PHBS
yang benar membuat para siswa SD rentan terkena penyakit diare dan kecacingan. Sekolah
yang sehat dengan anggota komunitas tingkat sekolah yang berperilaku hidup bersih dan
sehat dapat mencegah sekolah menjadi titik penularan atau sumber berbagai penyakit.

Oleh karena itu diadakan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
sehingga dengan mengetahui indikator PHBS diharapkan para siswa SD Kristen 1 Pare-Pare
dapat menerapkan kebiasaan Perilaku Hidup Bersih Sehat dalam kehidupan sehari-hari
sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar-mengajar
dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.

Anda mungkin juga menyukai