Anda di halaman 1dari 6

HAL 48

PEMBELAJARAN MASTERYLEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS SOAL-SOAL


MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X MIPA-3 SMA N 1 BAURENO

Muhammad Ma'ruf Guru Matematika SMA Negeri 1 Baureno Bojonegoro

Naskah diterima: 20/06/2018, Direvisi akhir: 5/07/2018, Disetujui: 15/08/2018

Abstrak: Tujuan' penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menganalisis soal-soal
matematika melalui penerapan model pembelajaran Mastery Learning pada siswa kelas X MIPA-3 SMA
N 1 Baureno Bojonegoro Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas
dengan dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan belajar mengajar, dan tes formatif. Kegiatan
Belajar Mengajar dengan pembelajaran tuntas (mastery /earning) memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa secara
klasikal dalam setiap siklus yaitu siklus 1, 72,78%, siklus 2 , 74,67%, dan siklus 3, 76,60%

Kata Kunci : Mastery Learning, Soal soal Matematika /

PENDAHULUAN ' Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan

melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan
pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas siswa perlu ditingkatkan melalui Iatihan-Iatihan atau tugas-
tugas dengan bekerja kelompok kecu, menjelaskan ide-ide kepada orang lain(Ha/toyo,2000 : 24)

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada metode
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang
dimaksud adalah metode pembelajaran tuntas (mastery /earn/'ng) dengan model Inovasi. Pembelajaran
tuntas (mastery learning) adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok untuk menetapkan tujuan bersama (Felder, 1994: 2)

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MASTERYLEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


MENGANALISIS SOAL-SOAL MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X MIPA-3 SMA N 1 BAURENO

Muhammad Ma'ruf Guru Matematika SMA Negeri 1 Baureno Bojonegoro

Naskah diterima: 20/06/2018, Direvisi akhir: 5/07/2018, Disetujui: 15/08/2018

Abstrak: Tujuan' penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menganalisis soal-soal
matematika melalui penerapan model pembelajaran Mastery Learning pada siswa kelas X MIPA-3 SMA
N 1 Baureno Bojonegoro Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas
dengan dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan belajar mengajar, dan tes formatif. Kegiatan
Belajar Mengajar dengan pembelajaran tuntas (mastery /earning) memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa secara
klasikal dalam setiap siklus yaitu siklus 1, 72,78%, siklus 2 , 74,67%, dan siklus 3, 76,60%

Kata Kunci : Mastery Learning, Soal soal Matematika /

PENDAHULUAN ' Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan

melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan
pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas siswa perlu ditingkatkan melalui Iatihan-Iatihan atau tugas-
tugas dengan bekerja kelompok kecu, menjelaskan ide-ide kepada orang lain(Ha/toyo,2000 : 24)

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada metode
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang
dimaksud adalah metode pembelajaran tuntas (mastery /earn/'ng) dengan model Inovasi. Pembelajaran
tuntas (mastery learning) adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok untuk menetapkan tujuan bersama (Felder, 1994: 2)

HAL 51

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kurikulum 2006 (D/pdikbud, 2006) yaitu
seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70%, dan kelas disebut tuntas belajar bila di
kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70%.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada bulan Nopember di kelas X
MIPA-3. dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamat (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai


pengamat adalah guru IPA serumpun IPA pengajar kelas lainnya, seperti kelas XI atau kelas XII (guru
sejenis mata pelajaran matematika). Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dan ketuntasan dalam proses belajar mengajar
yang telah dilakukan mengikuti aturan ketuntasan klasikal.

Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I ditinjau dari aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik
adalah memotivasi siswa, menyempaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias.
Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi
pada siklus 1. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus
2.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa menunjukkan bahwa aktivitas guru yang
paling dominan pada siklus 1 adalah memberi umpan balik 20%, membimbing dan mengamati siswa
dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep 15%. Aktivitas yang lain yang prosentasenya
cukup besar adalah memotivasi siswa merumuskan masalah/hipotesis. mengkaitkan dengan pelajaran
berikutnya dan membimbing siswa merangkum pelajaran yaitu masingmasing sebesar 8,5%. _
Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mendengarkan atau memperhatikan penjelasan
guru 12%, aktivitas yang lain prosentasenya cukup besar adalah membaca buku siswa/mengerjakan LKS,
bekerja dengan mengunakan alat/media dan diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru yaitu
masing-masing 11%, 10,5% dan 10%.

Pada siklus 1 secara garis besar pembelajaran tuntas (mastery learning) menggunakan model
pembelajaran inovasi Power Point sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup
dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh
siswa.

Hasil berikutnya adalah tes formatif siswa menunjukkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran tuntas (maste/y learning) dengan metode pembelajaran inovasi diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa 72,78 dan ketuntasan belajar mencapai 84,78 % atau ada 32 siswa sudah tuntas
belajar dan' 7 siswa belum tuntas belajar. Hasil tersebutmenunjukan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai diatas SKBM sebesar 72,78 %.
Sedangkan secara individu masih terdapat tujuh siswa yang belum tuntas atau 27,22 %. Hal ini
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan
guru dengan menerapkan model pembelajaran tuntas (mastery learning) dengan metode inovasi Power
Point dan mengikuti ketentuan yang berlaku untuk menentukan pembelajaran tuntas.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 2 dilaksanakan pada

HAL 54

Saran

Untuk melaksanakan pembelajaran tuntas (mastery learning) memerlukan persiapan yang cukup
matang, sehingga guru harus mampu menemukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan
dengan cara pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh
hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anitah, Sri. 2007. Mode/ Model Belajar dan Rumpun Model Mengajar. )akarta, Depdiknas

Dahar, R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Dimyati dan Mudjiono, 2002. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Hasibun, Ibrahim, dan Toenlioe, 1988. Strategi Pembelajaran. Jakarta :Ba\a'\

Pustaka Sudjana. 2010. Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif . Bandung:

Falah. Rostiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rineka Cipta.

Sagala, Saiful, 2005. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Nfabeta.

Djamarah, 2002. Belajar dan Pembelajaran. JakartazRaja Grafindo Persada.

Suprijono, Agus . 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta '. Pustaka BeXa'yar.

Tarigan, HenryG. 1993. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Undang-undang R1 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pend'xd'xkan Nasionax.

Anda mungkin juga menyukai