Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENCEGAHAN

INFEKSI LUKA EPISIOTOMI PADA IBU POST PARTUM


NORMAL

Rizki Agustiana1, Sri Mulyani2, Nining Hening Pramesti3


Mahasiswa Akper Peln Jakartai1, Dosen Keperawatan Maternitas Akper Pelni
Jakarta2, Dosen Keperawatan Maternitas Akper Pelni Jakarta3

ABSTRAK

Infeksi jalan lahir menjadi salah satu penghambat proses penyembuhan luka.
Pemberian mobilisasi bertahap dapat membantu penyembuhan luka perineum.
Mobilisasi dini ini juga bermanfaat untuk meningkatkan ventilasi, mencegah
stasis darah dengan meningkatkan kecepatan sirkulasi pada ekstremitas,
melancarkan pengeluaran lochea, mencegah terjadinya trombosis, sirkulasi darah
normal dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh mobilisasi dalam mencegah infeksi pada luka episiotomy.
Jenis penelitian ini deskritif sederhana degan pendekatan studi kasus yang
melibatkan II subjekmdengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Teknik
analisis digunakan dengan observasi oleh peneliti yang selanjutnya
diinterprestasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk
memberikan rekomendasi dalam intervensi. Penelitian ini dilakukan dalam 5 hari
secara bertahap, menunjukan bahwa mobilisasi dini dapat mencegah infeksi pada
luka episiotomy.

Kata kunci : Mencegah Infeksi, Mobilisasi Dini, Luka Episiotomi.

ABSTRACT

Birth canal infection is one of the obstacles in the process of wound healing.
Provision of gradual mobilization can help heal perineal wounds. This early
mobilization is also useful to improve ventilation, prevent blood stasis by
increasing the speed of circulation to the extremities, smoothing out lochea,
preventing thrombosis, normal blood circulation and accelerating the recovery of
maternal strength. This study aims to determine the effect of mobilization in
preventing infection in episiotomy wounds. This type of research is simple
descriptive with a case study approach involving II subjects with established
inclusion criteria. The analysis technique is used by observations by researchers
who are then interpreted and compared the existing theories as material to
provide recommendations in interventions. This study was conducted in 5 days
incrementally, showing that early mobilization can prevent infection in
episiotomy wounds.
Keywords: Early Mobilization, Episiotomy Wounds, Preventing Infection
I.Pendahuluan kematian ibu di Dunia menurun
Masa nifas (purpurium) adalah
sekitar 44% dibandingkan dengan
masa setelah keluarnya plasenta
tahun 2010. Data dari World Health
sampai alat-alat reproduksi pulih
Organizer (2014) menyebutkan
sebelum hamil yang berlangsung
bahwa angka kejadian rupture
selama 6-8 minggu.Hal yang sering
pereneium di Indonesia adalah
dialami oleh ibu nifas diantaranya
67,2%, meningkat dari tahun
rasa nyeri serta ketidak nyamanan
sebelum nya yaitu 60% pada tahun
pada luka jahitan repture
2013 dengan kejadian infeksi
(Ambarwati,2010:106).
puerpurium 7% (WHO 2015).

Menurut WHO pada tahun 2015


Banyak faktor penyebab kematian
AKI (Angka Kematian Ibu) angka
ibu diantaranya adalah infeksi,
kematian ibu di Dunia sebesar
infeksi pada masa nifas menyokong
303.000.WHO memperkirakan ada
tingginya mortalitas dan morbiditas
500.000 kematian ibu melahirkan
maternal di Indonesia yaitu sekitar
di seluruh dunia setiap
38 % dari jumlah ibu post partum.
tahunnya.Penyumbang terbesar
Kejadian infeksi nifas di Indonesia
angka kematian ibu merupakan
memberikan kontribusi 10%
negara berkembang dengan 290
penyebab langsung obstetrik dan 8%
kematian ibu per 100.000 kelahiran
dari semua kematian ibu, selain itu
hidup,jika dibandingkan dengan
penyebab AKI di Indonesia
angka kematian ibu (AKI) di negara
diantaranya perdarahan nifas sekitar
maju yaitu 14 kematian ibu per
26,9%, infeksi termasuk infeksi luka
100.00 kelahiran hidup. Angka
rupture perineum 11%, komplikasi sfingter dan memperbaiki respon

puerpurium 8%, dan penyebab tidak verbal. (Bahiyatun, 2009)

langsung 10,90025 (Depkes RI,

2015) Menurut Christina dalam Krisnawati

(2007) mobilisasi dini pada ibu post

Keterlambatan penyembuhan luka partum pelaksanaannya tergantung

perineum pada ibu nifas di pengaruhi pada kondisi penderita, apabila

oleh beberapa factor yaitu kurang penderita melakukan persalinan

nutrisi, kurang menjaga kebersihan dengan normal, bisa dilakukan

diri atau perineum, kurang istirahat, setelah 2 – 4 jam setelah persalinan.

kurang mobilisasi dan olahraga Latihan mobilisasi ini bermanfaat

seperti senam nifas sehingga dapat untuk mempercepat kesembuhan

menimbulkan infeksi. Mobilisasi luka, melancarkan pengeluaran

dapat mengencangkan otot-otot perut lochea, mencegah terjadinya

dan perineum, juga mempercepat trombosis dan tromboemboli,

penyembuhan luka. Salah satu sirkulasi darah normal dan

gerakan dalam senam nifas mempercepat pemulihan kekuatan

diantaranya adalah latihan kegel yang ibu .

bermanfaat untuk penyembuhan luka

perineum, meredakan haemoroid dan Mobilisasi dini pada masa post

varises vulva, meningkatkan partum, merupakan aktifitas yang

pengendalian urine, membangkitkan dilakukan pada ibu beberapa jam

kembali pengendalian atas otot-otot setelah persalinan. Konsep mobilisasi

dini, berlangsung sekitar 2-3 hari,


dan kunjungan ulang 1 minggu III. Hasil

kemudian untuk pemeriksaan luka


Hasil penelitian yang dilaksanakan
jahitan pasca heacting (Manuaba,
setelah 5 hari melakukan mobilisasi
2009).
dini maka hasil dari subjek penelitian

II. Metode I mengalami penurunan skala nyeri

Dalam penelitian ini menggunakan dengan mengatakan nyeri berkurang

desain deskriptif dan rancangan yang dengan skala 2-3, hasil observasi

digunakan studi kasus (Nursalam, dilakukan pada hari kelima , Subjek

2013). Populasi dalam penelitian ini terlihat tenang, lebih rileks, dapat

adalah ibu partum normal yang mengontrol nyeri dengan relaksasi

dilakukan episiotomy dan usia getasi napas dalam, sudah dapat melakukan

36-40 minggu di Rumah Sakit Pelni gerakan ringan seperti miring kiri

Jakarta. Sampel penelitian iini dan kanan, duduk ditepian tempat

berjumlah 2 orang. Teknik yang tidur, berjalan menuju kamar mandi

digunakan adalah random sampling dan aktivitas ringan lainnya. Tidak

teknik pengambilan sampel dengan ada tanda-tanda adanya infeksi., Pada

cara pengambilan sample untuk luka tidak tampak kemerahan, tidak

tujuan tertentu (Hidayat, 2012). ada pembengkakan, tidak ada bintik

Instrument yang digunakan pada merah keunguan menyerupai

penelitian ini adalah nursing kit, benjolan, saat di palpasi tidak teraba

lembar pengkajian, lembar hangat, tidak di temukan adanya

wawancara, lembar observasi infeksi, pengeluaran cairan. Sedangkan hasl

lembar latihan mobilisasi dini. pada subjek penelitian II yaitu subjek

mengatakan nyeri berkurang dengan


skala 3-4, subjek sudah dapat episiotomi ditemukan bahwa saat

melakukan gerakan ringan seperti dilakukan observasi pada hari kelima

miring kanan dan kiri serta duduk di tidak ada tanda-tanda terjadinya

tepian tempat tidur dengan mandiri, infeksi, tidak ada pembengkakan,

serta melakukan aktivitas ringan tidak terdapat bintik merah keunguan

lainnya. Tidak ada tanda-tanda menyerupai benjolan, tiidak ada

infeksi pada luka, genetalia bersih, kemerahan,saat dilakukan palpasi

luka tidak tampak kemerahan, saat tidak teraba hangat, dan subjek I dan

dilakukan palpasi pada luka tidak II sangat kooperatif saat melakukan

teraba hangat,tidak ada pengeluaran intervensi, memahami apa yang di

cairan, tidak ada benjolan, tidak katakan peneliti dan mau mengikuti

terdapat bintik merah keunguan instruksi peneliti. Dari hasil

menyerupai benjolan, luka jahitan pengukuran skala nyeri dan hasil

menyatu observasi keadaan luka episiotomy

antara subjek I dan II bahwa kedua

IV. Pembahasan nya mengalami penurunan skala

Setelah peneliti melakukan penelitian nyeri dan tidak adanya tanda-tanda

tentang analisis intervensi mobilisasi infeksi pada luka episiotomi .

dini untuk mencegah infeksi luka

episiotomy terhadap Subjek I dan Menurut Bobak (2004) Mobilisasi

Subjek II selama bertahap dan dini dapat dilakukan sedini mungkin

menyesuaikan kemampuan subjek, 2 jam setelah persalinan normal,

dilakukan 2-4 jam setelah ibu sedangkan pada ibu yang

melahirkan normal dengan mendapatkan anastesi local atau


anastesi umum selama melahirkan Menurut menurut Christina (2007)

dapat melakukan setelah anastesi pada ibu post partum

hilang. Menurut Suzzane, pelaksanaannya tergantung pada

Menyatakan Mobilisasi yang kondisi penderita, apabila penderita

dilakukan untuk meningkatkan melakukan persalinan dengan

ventilasi, mencegah stasis darah normal, bisa dilakukan setelah 2 – 4

dengan meningkatkan kecepatan jam setelah persalinan. Latihan

sirkulasi pada ekstremitas dan mobilisasi ini bermanfaat untuk

kecepatan pemulihan pada luka , mempercepat kesembuhan luka,

pernyataan ini di dukung oleh melancarkan pengeluaran lochea,

Neneng Shiti Lhatifah (2015) dengan mencegah terjadinya trombosis dan

judul penelitian gambaran tromboemboli, sirkulasi darah

pengetahuan ibu tentang mobilisasi normal dan mempercepat pemulihan

dini pasca hecting perineum, kekuatan ibu .

menyatakan infeksi post partum

dapat terjadi pada jalan lahir,

bendungan ASI, dan subinvolusi

uterus juga retensio urine yang

disebabkan karena tidak melakukan

mobilisasi dini, dan inu nifas

mengalami penyembuhan luka

karena melakukan mobilisasi dini.


Dari data responden yang peneliti Menurut Peneliti melakukan

dapatkan dapat dilihat dari kondisi mobilisasi dini, 2-4 jam setelah

luka episiotomi sebelum di berikan melahirkan memang sangat efektif

mobilisasi dini pada Subjek I dan dilakukan sesuai kemampuan subjek

Subjek II, luka tampak basah, ada untuk melancarkan pengeluaran

pengeluaran cairan, tampak lochea sehingga tidak terjadi

kemerahan, dan setelah di berikan pembekuan darah pada luka dan tidak

intervensi mobilisasi dini kondisi menyebabkan komplikasi yang lain,

luka subjek I dan II tidak ada yang serta meningkatkan kecepatan

menunjukan adanya infeksi. Maka sirkulasi pada ekstremitas dan

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecepatan pemulihan pada luka.

mobilisasi dini untuik mencegah

terjadinya infeksi pada luka Hasil penelitian ini sejalan dengan

episiotomy. Fithryani (2014) Hubungan

mobilisasi pada ibu post partum

dengan pencegahan infeksi luka

perineum, menyatakan dari 10 ibu

post partum yang melakukan

mobilisasi dini yaitu 9 responden

tidak terjadi infeksi pada luka

perineum, dan 1 responden terjadi

infeksi.
Serta Muh Imran (2014) mengatakan peneliti lain untuk melakukan

bahwa mobilisasi dini yang dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

secara tahap demi tahap sangat penerapan mobilisasi dini dengan

berguna dalam mempercepat meneliti faktor lain yang sekiranya

penyembuhan luka karena akan dapat merugikan setelah persalinan.

mencegah terjadinya tromoemboli,

serta personal hygiene dalam VII. Referensi

kehidupan sehari-hari kebersihan Ambarwati, Wulandari. (2010).

harus diperhatikan merupakan hal Asuhan Kebidanan Nifas.Nuha

yang sangat penting untuk kesehatan. Medika :Yogyakarta.

V. Kesimpulan Bobak, L. 2005. Keperawatan

Berdasarkan penelitian yang telah Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC

dilakukan, maka kesimpulan yang

diambil adalah adanya pengaruh Harry Oxorn, (2010). Ilmu

mobilisasi dini dalam upaya Kebidanan :Patologi Dan Fisiologi

mencegah infeksi luka episiotomy Persalinan: Human Labor And Birth.

pada ibu post partum normal. Dengan Yayasan Essentia Medica. Jakarta.

demikian mobilisasi dini efektif

dalam mencegah infeksi luka Manuaba, Ida Ayu ;Dkk (2010).Ilmu

episiotomy pada ibu post partum. Kebidanan Penyakit Kandungan.

VI. Saran Jakarta: EGC

Saran ini ditujukan pada peneliti

selanjutnya yaitu diharapkan bagi


Nursalam (2003).Konsep Dan Luka Perinium. Vol 2.

Penerapan Metodologi Penelitian Baturaja;Cendekia Media.

Ilmu Keperawatan. Jakarta :Salemba

Medika Indriyanti, Kurnia. (2013). Efektivitas

Mobilisasi Dini Terhadap

Saleha, (2009). Asuhan Kebidanan Penyembuhan Luka Post

Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Partum.Mojekerto: Jurnal

Medika Keperawatan &Kebidanan: Stikes

Dian Husada Mojokerto

Sarwono Prawirohardjo, 2002.

Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Ita; Dkk (2014). Hubungan Tingkat

Neonatal.Cetakan Kelima. Edisi Pengetahuan Dengan Mobilisasi

Ketiga. Yayasan Bina Pustaka. Dini Pada Ibu Nifas. Vol 3.Manado;

Jakarta. Ejournal Keperawatan.

Sulistyawati, A. 2009.Buku Ajar Mustakim.(2009). Efektifitas

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Mobilisasi Dini Terhadap Kejadian

Nifas.Yogyakarta: Andi Offset. Infeksi Luka Operasi Pada Klien

Post Partum.Vol 3. Jember;The

Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu Indonesian Journal Infeksi Luka

Kebidanan. Jakarta : EGC Operasi.

Astriana, Willy.(2017). Mobilisai Sumaryati.(2015). Hubungan

Dini Ditinjau Dari Penyembuhan Mobilisasi Dini Dengan Tingkat


Kemandirian Pasien.Vol 1.

Temanggung; Indonesian Journal Of

Nursing Research.

Anda mungkin juga menyukai