ABSTRAK
Infeksi jalan lahir menjadi salah satu penghambat proses penyembuhan luka.
Pemberian mobilisasi bertahap dapat membantu penyembuhan luka perineum.
Mobilisasi dini ini juga bermanfaat untuk meningkatkan ventilasi, mencegah
stasis darah dengan meningkatkan kecepatan sirkulasi pada ekstremitas,
melancarkan pengeluaran lochea, mencegah terjadinya trombosis, sirkulasi darah
normal dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh mobilisasi dalam mencegah infeksi pada luka episiotomy.
Jenis penelitian ini deskritif sederhana degan pendekatan studi kasus yang
melibatkan II subjekmdengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Teknik
analisis digunakan dengan observasi oleh peneliti yang selanjutnya
diinterprestasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk
memberikan rekomendasi dalam intervensi. Penelitian ini dilakukan dalam 5 hari
secara bertahap, menunjukan bahwa mobilisasi dini dapat mencegah infeksi pada
luka episiotomy.
ABSTRACT
Birth canal infection is one of the obstacles in the process of wound healing.
Provision of gradual mobilization can help heal perineal wounds. This early
mobilization is also useful to improve ventilation, prevent blood stasis by
increasing the speed of circulation to the extremities, smoothing out lochea,
preventing thrombosis, normal blood circulation and accelerating the recovery of
maternal strength. This study aims to determine the effect of mobilization in
preventing infection in episiotomy wounds. This type of research is simple
descriptive with a case study approach involving II subjects with established
inclusion criteria. The analysis technique is used by observations by researchers
who are then interpreted and compared the existing theories as material to
provide recommendations in interventions. This study was conducted in 5 days
incrementally, showing that early mobilization can prevent infection in
episiotomy wounds.
Keywords: Early Mobilization, Episiotomy Wounds, Preventing Infection
I.Pendahuluan kematian ibu di Dunia menurun
Masa nifas (purpurium) adalah
sekitar 44% dibandingkan dengan
masa setelah keluarnya plasenta
tahun 2010. Data dari World Health
sampai alat-alat reproduksi pulih
Organizer (2014) menyebutkan
sebelum hamil yang berlangsung
bahwa angka kejadian rupture
selama 6-8 minggu.Hal yang sering
pereneium di Indonesia adalah
dialami oleh ibu nifas diantaranya
67,2%, meningkat dari tahun
rasa nyeri serta ketidak nyamanan
sebelum nya yaitu 60% pada tahun
pada luka jahitan repture
2013 dengan kejadian infeksi
(Ambarwati,2010:106).
puerpurium 7% (WHO 2015).
desain deskriptif dan rancangan yang dengan skala 2-3, hasil observasi
2013). Populasi dalam penelitian ini terlihat tenang, lebih rileks, dapat
dilakukan episiotomy dan usia getasi napas dalam, sudah dapat melakukan
36-40 minggu di Rumah Sakit Pelni gerakan ringan seperti miring kiri
penelitian ini adalah nursing kit, benjolan, saat di palpasi tidak teraba
miring kanan dan kiri serta duduk di tidak ada tanda-tanda terjadinya
luka tidak tampak kemerahan, saat tidak teraba hangat, dan subjek I dan
cairan, tidak ada benjolan, tidak katakan peneliti dan mau mengikuti
dapatkan dapat dilihat dari kondisi mobilisasi dini, 2-4 jam setelah
kemerahan, dan setelah di berikan pembekuan darah pada luka dan tidak
infeksi.
Serta Muh Imran (2014) mengatakan peneliti lain untuk melakukan
pada ibu post partum normal. Dengan Yayasan Essentia Medica. Jakarta.
Ketiga. Yayasan Bina Pustaka. Dini Pada Ibu Nifas. Vol 3.Manado;
Nursing Research.