Anda di halaman 1dari 1

Menurut etimologis, istilah akuntansi syariah berdasarkan akar kata bahasa arab yaitu Muhasabah

yang berarti Hisab atau menghitung, menimbang atau mendata secara teliti dan dicatat dalam
sebuah pembukuan. Secara umum konsepnya sama seperti akuntansi konvensional pada umum
yaitu terkait entitas bisnis, kesinambungan, stabilitas daya beli, dan periode akuntansi. Akan tetapi
ada beberapa hal utama dalam perhitungan karena harus berkesesuaian dengan landasan ajaran
agama Islam.

Di Indonesia untuk penyusunan standar akuntansi keuangan syariah dirancang oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dengan berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai aturan baku yang
mengatur pengoperasiannya.

Pengertian Akuntansi Syariah

Para pakar akuntansi syariah sudah memberikan beberapa definisi tentang akuntansi syariah, namun
secara benang merah bahwa : akuntansi syariah ialah proses akuntansi yang berdasarkan pada
prinsip-prinsip syariah, baik dalam siklus akuntansinya maupun pencatatannya. Lebih jelasnya ialah
suatu proses akuntansi untuk transaksi-transaksi syariah seperti murabahah, musyrakah,
mudharabah dan lainnya.

Tujuan Akuntansi Syariah

Secara garis besar tujuan dari Akuntansi Syariah adalah untuk menjaga keuangan, juga sebagai bukti
pencatatan saat terjadi selisih debit dan kredit, memberikan keputusan, dan menentukan berapa
besarnya penghasilan yang wajib dizakati. Akan tetapi tujuan dasar dari laporan keuangan akuntansi
syariah yaitu untuk memberikan informasi laporan keuangannya kepada investor, akuntansi syariah
berguna untuk menyajikan suatu kegiatan perusahaan dan tidak mengambil suatu keuntungan yang
berlebihan. Dengan adanya laporan keuangan yang akurat dan tranparan akan memudahkan bagi
manajemen jika beban keuangan perusahaan semakin berat.

Anda mungkin juga menyukai