Behavior Is Me
Behavior Is Me
Abstrak
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang lebih mengutamakan pada
perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat adanya stimulus dan respon. Dengan kata lain,
belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya yang
bertujuan merubah tingkah laku dengan cara interaksi antara stimulus dan respon. Menurut
Watson tingkah laku siswa merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh
lingkungan, sedangkan menurut Pavlov merujuk pada sejumlah prosedur pelatihan antara
satu stimulus dan rangsangan muncul untuk menggantikan stimulus lain dalam
mengembangkan respon, terakhir menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respons
terjadi karena melalui interaksi dengan lingkungan yang kemudian menimbulkan perubahan
tingkah laku. Dengan demikian, teori belajar behavioristik lebih memfokuskan untuk
mengembangkan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.
Kata Kunci: Teori Belajar, Behavioristik, Pembelajaran
64
Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) ISSN 2541-657X
Volume 1 Desember 2016
65
ISSN 2541-657X Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial )
Volume 1 Desember 2016
perubahan perilakunya. Menurut teori ini sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
dalam belajar yang penting adalah input berkembang menjadi aliranpsikologi belajar
yang berupa stimulus dan output yang yang berpengaruh terhadap arah
berupa respons. Stimulus adalah sesuatu pengembangan dan praktik pendidikan serta
yang diberikan guru kepada siswa, pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
sedangkan respons berupa reaksi atau behavioristik. Aliran ini menekankan pada
tanggapan siswa terhadap stimulus yang terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang hasil belajar. Teori behavioristik dengan
terjadi antara stimulus dan respons tidak model hubungan stimulus-responsnya
penting untukdiperhatikan karena tidak mendudukkan siswa yang belajarsebagai
dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang individu yang pasif. Respons atau perilaku
dapat diamati adalah stimulus dan respons, tertentu dengan menggunakan metode
oleh karenaitu ,apa yang diberikan oleh pelatihan atau pembiasaan semata.
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh Munculnyaperilakuakan semakin kuat bila
siswa (respons) harus dapat diamati dan diberikan penguatan dan akan menghilang
diukur (Putrayasa, 2013:42). bila dikenai hukuman (Rusli dan Kholik,
2013)
Teori behavioristik menekankan
pada kajian ilmiah mengenai berbagai Behaviorisme adalah suatu studi
respon perilaku yang dapat diamati dan tentang kelakuan manusia. Timbulnya
penentu lingkungannya. Dengan kata lain, aliran ini disebabkan oleh adanya rasa tidak
perilaku memusatkan pada interaksi dengan puas terhadap teori psikologi daya dan teori
lingkungannya yang dapat dilihat dan mental state. Hal ini karena aliran-aliran
diukur. Prinsip-prinsip perilaku diterapkan terdahulu hanya menekankan pada segi
secara luas untuk membantu orang-orang kesadaran saja. Pandangan dalam psikologi
mengubah perilakunya ke arah yang lebih dan naturalisme science, timbulah aliran
baik (King, 2010:15).Teori belajar baru ini. Jiwa atau sensasi atau image tidak
behavioristik adalah teori belajar yang dapat diterangkan melalui jiwa itu sendiri
menekankan pada tingkah laku manusia karena sesungguhnya jiwa itu adalah
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus respons-respons psikologis. Aliran
dan respon.Teori belajar behavioristik terdahulu memandang bahwa badan adalah
berpengaruh terhadap pengembangan teori skunder, padahal sebenarnya justru menjadi
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal titik tolak. Natural science melihat semua
dengan aliran behavioristik.Aliran ini realita sebagai gerakan-gerakan dan
menekankan pada terbentuknya perilaku pandangan natural science mempengaruhi
yang tampak sebagai hasil belajar. timbulnya behaviorisme. Dalam
behaviorisme, masalah metter (zat)
2. Belajar Menurut Pandangan Teori menempati kedudukan yang paling utama
Behavioristik dengan tingkah laku tentang sesuatu jiwa
Teoribelajarbehavioristikadalahsebu dapat diterangkan. Behaviorisme dapat
ah teori tentang perubahantingkah laku menjelaskan kelakuan manusia secara
66
Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) ISSN 2541-657X
Volume 1 Desember 2016
67
ISSN 2541-657X Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial )
Volume 1 Desember 2016
68
Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) ISSN 2541-657X
Volume 1 Desember 2016
karena tidak dapat diamati. Watson adalah akan memunculkan air liur (CR) (Desmita,
seorang behavioris murni, kajiannya 2005:55)
tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-
ilmu lain seperi fisika atau biologi yang Melalui paradigma kondisioning
sangat berorientasi pada pengalaman klasiknya, Pavlov memperlihatkan anjing
empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dapat dilatih mengeluarkan air liur bukan
dan diukur. Watson berasumsi bahwa hanya terhadap rangsang semula (makanan),
dengan cara demikianlah akan dapat melainkan terhadap rangsang bunyi. Hal ini
diramalkan perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu memperlihatkan
terjadi setelah seseorang melakukan tindak makanan kepada anjing sebagai rangsang
belajar. yang menimbulkan air liur, dilanjutkan
dengan membunyikan lonceng atau bel
2. Ivan P. Pavlov berkali-kali, akhirnya anjing akan
mengeluarkan air liur apabila mendengar
Paradigma kondisioning klasik bunyi lonceng atau bel, walaupun makanan
merupakan karya besar Ivan P. Pavlov tidak diperlihatkan atau diberikan. Disini
(1849-1936), ilmuan Rusia yang terlihat bahwa rangsang makanan telah
mengembangkan teori perilaku melalui berpindah ke rangsang bunyi untuk
percobaan tentang anjing dan air liurnya. memperlihatkan jawaban yang sama, yakni
Proses yang ditemukan oleh Pavlov, karena pengeluaran air liur. Paradigma kondioning
perangsang yang asli dan netral atau klasik ini menjadi paradigma bermacam-
rangsangan biasanya secara berulang-ulang macam pembentukan tingkah laku yang
dipasangkan dengan unsur penguat yang merupakan rangkaian dari satu kepada yang
menyebabkan suatu reaksi. Perangsang lain. Kondisoning klasik ini berhubungan
netral disebut perangsang bersyarat atau pula dengan susunan syaraf tak sadar serta
terkondisionir, yang disingkat dengan CS otot-ototnya. Dengan demikian emosional
(conditioned stimulus). Penguatnya adalah merupakan sesuatu yang terbentuk melalui
perangsang tidak bersyarat atau US kondisioning klasik (Desmita, 2005:56)
(unconditioned stimulus). Reaksi alami atau
reaksi yang tidak dipelajari disebut reaksi Teori belajar pengkondisian klasik
bersyarat atau CR (conditioned response). merujuk pada sejumlah prosedur pelatihan
Pavlov mengaplikasikan istilah-istilah karena satu stimulus dan rangsangan
tersebut sebagai suatu penguat.Maksudnya muncul untuk menggantikan stimulus
setiap agen seperti makanan, yang lainnya dalam mengembangkan suatu
mengurangi sebagaian dari suatu respon.Prosedur ini disebut klasik karena
kebutuhan. Dengan demikian dari mulut prioritas historisnya seperti dikembangkan
anjing akan keluar air liur (UR) sebagai Pavlov. Kata clasical yang mengawali nama
reaksi terhadap makanan (US). Apabila teori ini semata-mata dipakai untuk
suatu rangsangan netral, seperti sebuah bel menghargai karya Pavlov yang dianggap
atau genta (CS) dibunyikan bersamaan paling dahulu dibidang conditioning (upaya
dengan waktu penyajian maka peristiwa ini pengkondisian) dan untuk membedakannya
dari teori conditioning lainnya. Perasaan
69
ISSN 2541-657X Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial )
Volume 1 Desember 2016
orang belajar bersifat pasif karena untuk menyentuh tuas dan memperoleh makanan.
mengadakan respon perlu adanya suatu Disini tikus mempelajari hubungan antara
stimulus tertentu, sedangkan mengenai tuas dan makanan. Hubungan ini akan
penguat menurut pavlov bahwa stimulus terbentuk apabila makanan tetap merupakan
yang tidak terkontrol (unconditioned hadiah bagi kegiatan yang dilakukan tikus
stimulus) mempunyai hubungan dengan (Desmita. 2005:57).
penguatan. Stimulus itu yang menyebabkan
adanya pengulangan tingkah laku dan Kondisioning operan juga
berfungsi sebagai penguat (Zulhammi, melibatkan proses-proses belajar dengan
2015). menggunakan otot-otot secara sadar yang
memunculkan respons yang diikuti oleh
3. B.F. Skinner
pengulangan untuk penguatan. Tetapi hal
ini masih dipengaruhi oleh rangsang-
Skinner adalah seorang psikolog rangsang yang ada dalam lingkungan, yakni
dari Harvard yang telah berjasa kondisi dan kualitas serta penguatan
mengembangkan teori perilaku terhadap rangsangnya mempengaruhi
Watson.Pandangannya tentang kepribadian jawaban-jawaban yang akan diperlihatkan.
disebut dengan behaviorisme Oleh sebab itu, penguatan pengulangan
radikal.Behaviorisme menekankan studi rangsang-rangsang diperlihatkan sesuatu
ilmiah tentang respon perilaku yang dapat jawaban tingkah laku yang diharapkan
diamati dan determinan lingkungan.Dalam merupakan hal penting pada kondisioning
behaviorisme Skinner, pikiran, sadar atau operan.Agar suatu jawaban atau tingkah
tidak sadar, tidak diperlukan untuk laku yang baru dapat terus diperlihatkan,
menjelaskan perilaku dan perkembangan. diperlukan penguatan rangsangan sekunder
Menurut Skinner, perkembangan adalah atau melalui penguatan rangsangan yang
perilaku. Oleh karena itu para behavioris terencana (Desmita, 2005:58).
yakin bahwa perkembangan dipelajari dan
sering berubah sesuai dengan pengalaman- Konsep-konsep dikemukanan Skinner
penglaman lingkungan. Untuk tentang belajar lebih mengungguli konsep
mendemontrasikan pengkondisian operan di para tokoh sebelumnya. Skinner
laboratorium, Skinner meletakkan seekor menjelaskan konsep belajar secara
tikus yang lapar dalam sebuah kotak, yang sederhana, tetapi lebih komprehensif.
disebut kotak Skinner. Di dalam kotak Menurut Skinner hubungan antara stimulus
tersebut, tikus dibiarkan melakukan dan respons yang terjadi melalui interaksi
aktivitas, berjalan dan menjelajahi keadaan dengan lingkungannya, kemudian
sekitar. Dalam aktivitas itu, tikus tanpa menimbulkan perubahan tingkah laku yang
sengaja menyentuh suatu tuas dan tidak sesederhana yang dikemukakan oleh
menyebabkan keluarnya makanan. Tikus tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya
akan melakukan lagi aktivitas yang sama respons yang diterima seseorang tidak
untuk memperoleh makanan, yakni dengan sesederhana demikian, karena stimulus-
menekan tuas. Semakin lama semakin stimulus yang diberikan akan saling
sedikit aktivitas yang dilakukan untuk berinteraksi dan interaksi antar stimulus
70
Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) ISSN 2541-657X
Volume 1 Desember 2016
71
ISSN 2541-657X Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial )
Volume 1 Desember 2016
72
Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) ISSN 2541-657X
Volume 1 Desember 2016
73
ISSN 2541-657X Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial )
Volume 1 Desember 2016
74