Anda di halaman 1dari 4

Efektivitas Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pembelajaran

Kimia
A. Rade

PENDAHULUAN
Pembelajaran kimia demonstrasi telah banyak digunakan untuk mengilustrasikan prinsip dan
konsep kimia dasar, dengan menggunakan diskusi mengenai kimia makroskopik dan
struktur molekuler dan mengevaluasi pemahaman konseptual dan kemampuan berpikir kritis
siswa

METODOLOGI
Penelitian dilakukan kepada 148 murid dari 4 kelas 12 yang berbeda, setiap kelas diambil
sebanyak 37 sampel.
- 2 kelas dijadikan sebagai kelompok experimental, dengan pengajaran menggunakan
buku kimia dan 11 demonstrasi yang telah direncanakan berhubungan dengan topik
yang akan dipelajari.
- 2 kelas lainnya, kelompok 'kontrol', pengajaran hanya menggunakan buku tulis
dengan metode naratif tradisional. Untuk mempertahankan keseimbangan waktu dan
kondisi belajar di antara kedua kelompok ini, bahan bahan kimia yang terlibat dalam
demonstrasi (kelompok 1) pun dijelaskan tanpa mempraktekannya.
Setelah pembelajaran, kedua kelompok diberikan kuis yang identik mengenai konsep dasar
dari pembelajaran kali ini.

HASIL DAN DISKUSI


Hasil dari percobaan ini, menunjukkan bahwa kelompok 'experimental' mendapatkan skor
yang lebih tinggi daripada kelompok 'kontrol'. Atas dasar hasil ini, dapat disimpulkan bahwa
metode demonstrasi lebih baik dilakukan pada pembelajaran kimia. Dengan segala aspek
yang sama, mulai dari instruksi, materi, metode dengan pengecualian bahwa demonstrasi
hanya dilakukan untuk kelompok eksperimen. Terungkap bahwa demonstrasi lebih menarik
bagi siswa sehingga pembelajaran tidak monoton, meningkatkan keingintahuan pada siswa,
dan mengerti situasi yang terjadi. Oleh karena itu pembelajaran dengan demonstrasi
menjadikan siswa lebih mudah mencapai pemahaman dalam konsep teoritis kimia

KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan demonstrasi jauh lebih efektif
dalam pembelajaran dan pembelajaran kimia daripada metode naratif tradisional. Melakukan
demonstrasi menimbulkan meningkatnya keingintahuan siswa, menerapkan apa yang telah
diketahui untuk memahami apa yang terjadi dan membuat kesimpulan logis tentang bahan
kimia tersebut dan proses yang terlibat.

Penggunaan Pembelajaran "Writing-Intensive" Sebagai Alat Komunikasi dan


Pembelajaran Laboratorium Kimia Anorganik
H. Jalali, L. Hanlan, dan J. P. Canal

PENDAHULUAN
Mewajibkan semua mahasiswa sarjana untuk mengambil dua mata kuliah yang ditetapkan
sebagai "writing-intensive". Hal ini memiliki 2 langkah, pertama, siswa akan menulis sebagai
bentuk pendisiplinan dan sebagai memberikan suatu gaya khas yang mewakili subjek
tertentu. Kedua, umpan balik dan tanggapan atas karya tulis siswa akan diberikan, yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas tulisan secara keseluruhan.
Meskipun sebagian besar kurikulum sarjana kimia difokuskan pada proses pengajaran,
penggunaan tulisan sebagai alat pembelajaran dan komunikasi dapat digunakan pula dalam
proses pembelajaran kimia.

METODOLOGI
Komponen penulisan dari pembelajaran laboratorium berfokus dalam 3 tugas
1. Menjaga gaya penulisan pada buku catatan laboratorium
2. Menyelesaikan lembaran laporan laboratorium (LKM)
3. Menulis laporan resmi
Selama perkenalan, disampaikan instruksi mengenai format dan gaya standar yang
digunakan pada setiap tugas. Setiap jenis dari tugas tersebut didiskusikan berbagai
komponen penilaian, mulai dari buku catatan, lembaran laporan, dan laporan resmi.

Catatan Laboratorium
Tutorial pertama, para siswa diperkenalkan mengenai pentingnya menjaga gaya penulisan
sebagai penemuan scientific. Hal ini diperkuat dengan menunjukkan contoh dari literatur
yang diterbitkan mulia dari judul, tanggal, dan, menguji komponen komponen tersebut. Para
murid juga diharuskan menyelesaikan beberapa catatan sebelum melakukan percobaan,
termasuk judul tanggal, data, persamaan, perhitungan dan percobaan objektif.
Pada setiap percobaan, disiapkan tabel data, yang harus mencakup nama dan data fisik dari
setiap reagen dan pelarut yang akan digunakan pada percobaan. Catatan ini akan dicek
oleh para asisten pada sesi awal percobaan laboratorium dan diberikan penilaian agar para
siswa dapat meningkatkan kualitasnya dalam laboratorium

Lembar Laporan Laboratorium


Sebelum membuat laporan laboratorium formal, siswa melengkapi laporan laboratorium
lembar untuk percobaan awal. Pada dasarnya lembaran ini merupakan laporan siswa atas
yang dilakukannya selama percobaan dan dapat digunakan untuk membangun laporan
laboratorium formal dengan tujuan untuk membimbing siswa dengan pertanyaan langsung
hingga aspek penting dari eksperimen yang layak untuk didiskusikan untuk memahami
konsep kimia. Lembar laporan dianggap tugas menulis berisiko tinggi. Dengan deadline
selama 1–2 minggu setelah selesai percobaan dan memiliki porsi yang signifikan pada nilai
akhir.

Laporan Formal
Laporan laboratorium formal merupakan alat komunikasi dari pembelajaran yang efektif
untuk para siswa dan audiens (sasaran). Hal ini menjadi sarana siswa untuk
mempresentasikan
pekerjaan mereka sebagai unit yang lengkap, sehingga mereka perlu mengeksplorasi lebih
jauh eksperimen ini dan menambah pemahaman, tidak seperti lembar laporan yang hanya
berisi tanya jawab. Dalam tutorial, makalah ilmiah direkonstruksi menjadi komponen-
komponennya (Pendahuluan, Eksperimen, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Referensi
dan Abstrak).
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
(1) Apa yang pernah dilakukan sebelumnya?
(2) Mengapa kita melakukan percobaan ini?
(3) Apakah kita akan melakukan ini?
(4) Bagaimana kita akan melakukannya?

Menulis cepat digunakan untuk latihan tambahan dalam menulis variasi


komponen laporan formal. Siswa diminta untuk mengambil catatan percobaan dan menulis
ulang sebagai bagian dari laporan formal atau menulis kesimpulan dari percobaan yang
telah diselesaikan sebelumnya. Pekerjaan ini dinilai dalam bentuk kelompok dan sesama
siswa saling memberi umpan balik yang membangun. Begitu siswa mengalami kemajuan
dengan semua komponen keilmuan, tugas lembar laporan awal di laboratorium diganti
dengan laporan laboratorium formal yang lebih tinggi. Tiga laboratorium formal laporan
diperlukan dalam pembelajaran. Pertama, siswa diberikan cukup pedoman dan saran
tentang apa yang harus dimasukkan dalam diskusi. Jumlah panduan dikurangi untuk
laporan formal kedua dan ketiga, diserahkan sepenuhnya kepada siswa individu untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan. Laporan laboratorium formal pertama tama
dievaluasi, baik untuk penulisan maupun isi. Setiap siswa
diberikan formulir umpan balik terperinci untuk menjelaskan apa yang telah dilakukan
dengan benar dan di mana mereka perlu perbaikan. Formulir umpan balik ini diberikan
kepada siswa sebagai panduan untuk memperbaiki laporan formal selanjutnya. Aspek
penulisan laporan laboratorium berpemgaruh pada nilai akhir.

Tugas Menulis Lainnya

Selain tiga jenis tugas utama yang dijelaskan di atas, berbagai tugas telah digunakan untuk
meningkatkan pengalaman "menulis untuk belajar". Berbagai contoh lembar data
keselamatan diperiksa, kemudian ditugaskan untuk menyusun lembar data keselamatan
mereka sendiri untuk bahan kimia tertentu.

Hasil dan Diskusi


Pada titik ini belum bisa mengkorelasikan apakah fokus pada pembelajaran laboratorium
kimia telah menghasilkan peningkatan pemahaman secara langsung
dari konsep kimia. Kami berharap dapat melacak peningkatan tersebut selama ini
beberapa semester berikutnya kursus ditawarkan.

Kesimpulan
Pembelajaran laboratorium kimia anorganik tahun kedua yang diwajibkan baru-baru ini
diubah untuk memasukkan komponen intensif menulis. Rancangan ini bertujuan untuk
meningkatkan
kemampuan menulis siswa di Jurusan Kimia. Awalnya mahasiswa
memiliki keraguan tentang pentingnya program ini, kualitas tulisan
mahasiswa di departemen tersebut telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Secara
keseluruhan
pengaruh kursus ini ada pada kemampuan siswa untuk lebih memahami dan mempelajari
konsep dasar kimia akan ditentukan di tahun-tahun mendatang.

Anda mungkin juga menyukai