PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG”
Disusun oleh :
MUHAMMAD ISNAN (042789838)
ILMU PEMERITAHAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Kata pengatar
Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Yang
berjudul ”PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG”
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi
kami berhasil menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman – teman yang sudah
memberi kontribusi dan partisipasinya baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Penulis...............................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................4
Rumusan Masalah..............................................................................................5
Tujuan Penulisan................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Pengertian pilkada secara langsung..........................................................6
B. Perkembangan pilkada secara langsung di Indonesia............................7
C. Demokratisasi tingkat lokal.......................................................................8
BAB III................................................................................................................................9
PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemilihan Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 19451[1].Pemilihan langsung Kepala Daerah menjadi consensus
politik nasional2[2], yang merupakan salah satu instrument penting
penyelenggaraan pemerintahan setelah digulirkannya otonomi daerah di
Indonesia. Sedangkan Indonesia sendiri telah melaksanakan Pilkada secara
langsung sejak diberlakukannya Undang-undang nomor 32 tahun 2004. tentang
pemerintahan daerah. Hal ini apabila dilihat dari perspektif desentralisasi, Pilkada
langsung tersebut merupakan sebuat terobosan baru yang bermakna bagi proses
konsolidasi demokrasi di tingkat lokal. Pilkada langsung akan membuka ruang
partisipasi yang lebih luas bagi masyarakat dalam proses demokrasi untuk
menentukan kepemimpinan politik di tingkat lokal. Sistem ini juga membuka
peluang bagi masyarakat untuk mengaktualisasi hak-hak politiknya secara lebih
baik tanpa harus direduksi oleh kepentingan-kepentingan elite politik, seperti
ketika berlaku sistem demokrasi perwakilan. Pilkada langsung juga memicu
timbulnya figure pemimpin yang aspiratif, kompeten, legitimate, dan berdedikasi.
Sudah barang tentu hal ini karena Kepala Daerah yang terpilih akan lebih
berorientasi pada warga dibandingkan pada segelitir elite di DPRD.
Pada dasarnya Pilkada langsung adalah memilih Kepala Daerah yang
profesional, legitimate, dan demokratis, yang mampu mengemban amanat
otonomi daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Rumusan Masalah
2
1. Apa yang dimaksud dengan Pilkada secara langsung?
2. Bagaimanakah perkembangan Pilkada secara langsung di di indonedia?
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung diatur
dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 56 jo Pasal 119
dan Peraturan Pemerintah (PP) No.6/2005 tentang Cara Pemilihan,
Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah. Secara eksplisit ketentuan tentang pilkadasung tercermin
dalam cara pemilihan dan asas-asas yang digunakan dalam penyelenggaraan
pilkada. Dalam pasal 56 ayat (1) disebutkan :“Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara
demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.”
Setelah berakhirnya rezim Orde Baru, dilakukan revisi atas sejumlah UU.
Salah satunya, pemerintah mengundangkan UU Nomor 22 tahun 1999
mengenai penyelenggaraan pemerintah di daerah. Sebelumnya, DPRD hanya
mengusulkan nama dan kandidat kepala daerah, kemudian diserahkan kepada
Presiden yang akan memutuskan diterima atau tidak usulan tersebut. Kali ini,
DPRD mempunyai wewenang penuh terhadap terpilihnya kepala daerah.
DPRD membuka rekruitmen di daerah secara demokratis, namun praktik
pembelian suara oleh anggota DPRD dari calon kepala daerah banyak terjadi
pada era ini. Munculnya praktik politik uang menjadi kelemahan sistem ini.
Praktik politik uang yang bertujuan untuk membeli suara dari anggota DPR
membuat jalannya pemilihan mendapatkan kritik dari berbagai kalangan.
Pada 2004, dilakukan revisi UU hingga terbitnya UU Nomor 32 tahun 2004
yang mengatur pemilihan kepala daerah secara langsung. Calon diusulkan oleh
partai politik atau gabungan dari partai politik. Rakyat diberikan kesempatan
langsung untuk menentukan kepala daerah sesuai dengan pilihannya.
Setelah itu, muncul UU Nomor 12 tahun 2008. Dalam undang-undang ini,
mereka yang mencalonkan diri tidak harus bergabung atau masuk ke partai
politik terlebih dahulu.Calon perseorangan boleh mendaftar dengan syarat
dukungan masyarakat.
C. Demokratisasi tingkat lokal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3
B. Saran
Terkait dengan hal tersebut, saya menyarankan kegiatan-kegiatan
tersebut harus diselenggarakan oleh lembaga yang diatur secara ketat untuk
menjaga dan menjamin dilaksanakannya nilai-nilai keterbukaan sehingga
terwujudnya azas-azas pilkada langsung yang terdiri dari: langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil.
DAFTAR PUSTAKA
Jimly Asshiddiqie, konsolidasi naskan UUD 1945 setelah perubahan keempat, puat
Eko Prasojo, Irfan Ridwan Maksum, dan Teguuh Kurniawan, Desentralisasi &
2006, hlm 40
Sinaga, Kastorius, 2003, Pemilihan Kepala Daerah Langsung Kota dan Kabupaten:
Beberapa catatan Awal, dalam Abdul Gaffar Karim (ed.), Kompleksitas Persoalan
[2] Eko Prasojo, Irfan Ridwan Maksum, dan Teguuh Kurniawan, Desentralisasi &
2006, hlm 40