Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Salah satu materi yang dapat mengantar siswa untuk mampu berpikir logis, kritis,
analitis dan kreatif adalah program linier, sekaligus mengurangi anggapan bahwa
program linier itu sulit. Untuk itu guru sebagai fasilitator diharapkan mampu
menciptakan suatu kondisi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan,
strategi serta model pembelajaran yang mampu mengantarkan siswa kepada
tujuan pembelajaran.

Program linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya


yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan
dan meminimumkan biaya. Program Linier banyak diterapkan dalam masalah
ekonomi, industri, militer, sosial dan lain-lain. Konsep dasar program linier telah
ada pada jenjang pendidikan dasar, yang dimulai pengenalan lambang bilangan
yang direpresentasikan melalui gambar benda di sekitar siswa, kemudian
penjumlahan, pengurangan, perkalian serta membandingkan banyaknya benda. Di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) konsep diperluas melalui pembelajaran materi
Sistem Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV), kemudian ditingkatkan melalui
materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV), di Sekolah Menengah
Atas (SMA) telah diperkenalkan sistem pertidaksamaan linier dan materi khusus
program linier yang menyajikan persoalan sehari-hari, kemudian menerjemahkan
permasalahan ke dalam model matematika, menyelesaikan sistem pertidaksamaan
yang merupakan kendala atau pembatas, mencari penyelesaian optimum,
menjawab permasalahan. Metode yang digunakan adalah metode grafik dengan

1
menggunakan uji titiksudut dan garis selidik. Pada tingkat universitas, terdapat
mata kuliah khusus program linier yang membahas metode penyelesaian program
linier yang tujuannya mencari keuntungan maksimum dan mengeluarkan biaya
minimum. Metode yang diberikan pada universitas adalah metode grafik, metode
simpleks, metode analisis dual, metode transportasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV) ?

2. Apa Pengertian Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV) ?

3. Bagaimana Cara Menyelesaikan Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


(SPtLDV) ?

4. Apa Pengertian Program Linear ?

5. Bagaimana Cara Menyelesaikan Program Linear ?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Menjelaskan Pengertian Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV)

2. Menjelaskan Pengertian Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV)

3. Menjelaskan cara menyelesaikan Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


(SPtLDV)

4. Menjelaskan Pengertian Program Linear

5. Menjelaskan Cara Menyelesaikan Program Linear

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel ( SPtLDV)

2.1.1 Pengertian Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (PtLDV)

Pertidaksamaan linear dua variabel merupakan pertidaksamaan yang


terdiri atas dua variabel dan pangkat setiap variabel satu. Bentuk umum
pertidaksamaan linear dengan dua variabel x dan y dapat dituliskan sebagai
berikut.

ax + by ≤ c ; ax + by ≥ c ; ax + by < c ; ax + by > c dengan a,b,c € bilangan real

a dan b dinamakan koefisien

c dinamakan konstanta

x dan y dinamakan variabel

2.1.2 Pengertian Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel ( SPtLDV)

Sistem pertidaksamaan linear dua variabel (SPtLDV) adalah gabungan


dari dua atau lebih pertidaksamaan linear dua variabel.

2.1.3 Contoh penyelesaian Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


( SPtLDV)

Tentukan daerah himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan di


bawah ini:

a. 3x + 5y ≤ 15 b. x + y ≤ 6

x≥0 2x + 3y ≤ 12

y≥0 x≥1

y≥ 2

3
Jawab:

a. Langkah pertama adalah menggambar garis 3x + 5y =15, x = 0, dan y =0

Untuk 3x + 5y ≤ 15

Kemudian pilih titik (0,0), lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga


akan kita dapatkan:

3x 0 + 5x 0 ≤ 15

0 ≤ 15 (benar), yang berarti dipenuhi

Sehingga, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang memuat titik (0,0)

Untuk x ≥ 0, kita pilih titik (1,1) lalu disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga


akan kita dapatkan:

1 ≥ 0 (benar), yang berarti dipenuhi.

Sehingga, daerah penyelesaiannya ialah daerah yang memuat titik (1,1)

Untuk y ≥ 0, kita pilih titik (1,1) lalu substitusikan ke dalam pertidaksamaan


sehingga akan kita dapatkan:

1 ≥ 0 (benar), yang berarti dipenuhi.

Sehingga, himpunan penyelesaian dari soal tersebut adalah daerah yang memuat
titik (1,1).

4
Daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan adalah irisan dari ketiga
daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan di atas

Yakni yang tertera seperti pada gambar berikut ini (daerah yang diarsir).

b. Langkah pertama adalah menggambar garis x + y =6, 2x + 3y = 12, x = 1, dan


y = 2.

Untuk x + y ≤ 6, kita pilih titik (0,0), lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan


sehingga akan kita dapatkan:

1 x0 + 1 x0 ≤ 6

0 ≤ 6 (benar), yang berarti dipenuhi.

Sehingga, daerah penyelesaiannya yaiu daerah yang memuat titik (0,0).

Untuk 2x + 3y ≤ 12, pilih titik (0,0), lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan


sehingga akan kita dapatkan:

2 x0 + 3x 0 ≤ 12

0 ≤ 12 (benar), yang berarti dipenuhi.

Sehingga dapat kita ketahui daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang memuat
titik (0,0).

Untuk x ≥ 1, pilih titik (2,1) lalu kita substitusikan ke pertidaksamaan sehingga


kita dapatkan 2 ≥ 1 (benar) yang berarti dipenuhi.

Sehingga, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang memuat titik (2,1).

Untuk y ≥ 2, kita pilih titik (1,3) lalu disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga


akan kita peroleh 3 ≥ 2 (benar) yang berarti dipenuhi.

Sehingga, himpunan penyelesaiannya berada di daerah yang memuat titik (1,3).

5
2.2 Program Linear

2.2.1 Pengertian

Program linear adalah suatu metode penentuan nilai optimum dari suatu


persoalan linear. Nilai optimum (maksimal atau minimum) diperoleh dari nilai
dalam suatu himpunan penyelesaiaan persoalan linear. Di dalam persoalan linear
terdapat fungsi linear yang bisa disebut sebagai fungsi objektif. Persyaratan,
batasan, dan kendala dalam persoalan linear merupakan sistem pertidaksamaan
linear.

2.2.2 Model Matematika

Model matematika merupakan pernyataan yang menggunakan peubah


(pemisal) dan notasi matematika.

Sebagai ilustrasi, produsen sepatu membuat 2 model sepatu menggunakan


2 bahan yang berbeda. Komposisi model pertama terdiri dari 200 gr bahan
pertama dan 150 gr bahan kedua. Sedangkan komposisi model kedua terdiri dari
180 gr bahan pertama dan 170 gr bahan kedua. Persediaan di gudang bahan
pertama 72 kg dan bahan kedua 64 kg. Harga model pertama adalah Rp.
500.000,00 dan model kedua Rp. 400.000,00. Jika disimpulkan/disederhanakan
dalam bentuk tabel menjadi berikut:

6
Dengan peubah dari jumlah optimal model 1 adalah x dan model 2 adalah y, dan
hasil penjualan optimal adalah f(x, y) = 500.000x + 400.000y. Dengan syarat:

 Jumlah maksimal bahan 1 adalah 72.000 gr, maka 200x + 180y ≤ 72.000.

 Jumlah maksimal bahan 2 adalah 64.000 gr, maka 150x + 170y ≤ 64.000

 Masing-masing model harus terbuat.

Model matematika untuk mendapat jumlah penjualan yang maksimum adalah:

Maksimum f(x, y) = 500.000x + 400.000y

Syarat:

 200x + 180y ≤ 72.000

 150x + 170y ≤ 64.000

 x≥0

 y≥0

2.2.3 Nilai Optimum Fungsi Objektif

Model matematika yang terdiri atas beberapa pertidaksamaan linear


mempunyai banyak penyelesaian. Dari semua penyelesaian itu, satu atau lebih
memberikan hasil yang lebih baik. Hasil inilah yang disebut nilai optimum.
Fungsi objektif merupakan fungsi yang menjelaskan tujuan (meminimumkan atau
memaksimumkan) berdasarkan batasan-batasan yang ada. Fungsi objektif
umumnya dinyatakan dengan f(x,y) = ax + by.

Nilai fungsi objektif f (x,y)=ax + by bergantung pada nilai-nilai x dan y


yang memenuhi sistem pertidaksamaan. Nilai optimum fungsi objektif dapat
ditentukan dengan menggunakan metode uji titik pojok atau garis selidik.

a. Metode Uji Titik Pojok


Langkah-langkah menentukan nilai optimum fungsi objektif
menggunakan metode uji titik pojok :
1. Gambarkan daerah himpunan penyelesaian dari sistem
pertidaksamaan linear 2 variabel

7
2. Tentukan koordinat titik-titik pojok daerah penyelesaian tersebut.
3. Tentukan nilai fungsi objektif f(x,y) = ax + by untuk setiap titik
pojok (x,y) tersebut.
a) Jika memaksimumkan fungsi objektif, pilih nilai f (x,y)
terbesar
b) Jika meminimumkan fungsi objektif, pilih nilai f (x,y) terkecil
b. Metode Garis Selidik
Langkah-langkah menentukan nilai optimum fungsi objektif
menggunakan metode garis selidik sebagai berikut :
1. Gambarkan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear
2 variabel
2. Tentukan persamaan garis selidik.
Jika fungsi objektif yang akan di optimumkan f(x,y) = ax + by ,
persamaan garis selidik yang digunakan ax + by = k.
Pilihlah k = ab agar lebih mudah menggambarnya
3. Gambarkan garis-garis selidik yang sejajar dengan garis ax + by =
k dan melalui setiap titik pojok daerah penyelesaian
4. Tentukan nilai optimum fungsi objektif
a. Jika memaksimumkan fungsi objektif, pilih garis selidik
yang jaraknya terjauh dari titik asal ( 0,0)
b. Jika memaksimumkan fungsi objektif, pilih garis selidik
yang jaraknya terdekat dari titik asal ( 0,0)

2.2.4 Contoh Penyelesaian Program Linear


Pedagang buah memiliki modal Rp. 1.000.000,00 untuk membeli apel dan pisang
untuk dijual kembali. Harga beli tiap kg apel Rp 4000,00 dan pisang Rp 1.600,00.
Tempatnya hanya bisa menampung 400 kg buah. Tentukan jumlah apel dan pisang agar
kapasitas maksimum.

Diketahui:

Dengan syarat:

8
Kapasitas tempat: x + y ≤ 400

Modal: 4.000x + 1.600y ≤ 1.000.000 5x + 2y \le 1.250

x≥0

y≥0

Diagramnya

Titik ekstrim:

A(0, 400) bukan optimum karena tidak ada apel

C(250, 0) bukan optimum karena tidak ada pisang

B(x_B, y_B) dengan metode eliminasi 2 persamaan diatas diperoleh

penyelesaian pertidaksamaan program linear

Sehingga jumlah masimum :

Apel: 150 kg

9
Pisang: 250 kg

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program linear adalah suatu cara matematis yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengalokasian sumberdaya yang
terbatas untuk mencapai optimasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan
fungsi tujuan yang bergabung pada sejumlah variabel input. Yang termasuk dalam
komponen model program linear adalah variable keputusan, fungsi tujuan, dan
batasan model. Program linier bisa di selesaikan menggunakan metode grafik
untuk menentukan persoalan maksimum maupun minimum.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih terdapat banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mendalam bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

10

Anda mungkin juga menyukai