kerja dari Prototype Smart Home Dengan Konsep Internet of Things (IoT)
perancangan atau tidak. Setelah dilakukan pengujian alat penulis juga melakukan
analisa terhadap apa yang diuji untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari setiap
Hal pertama yang dilakukan dalam pengujian ini adalah menguji akses
Setelah itu dilakukan pengujian terhadap Prototype Smart Home yang dimulai
dari pengujian pada setiap blok Prototype Smart Home, kemudian dilanjutkan
75
76
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah Website Smart
lainnya. Pengujian Akses Website dapat dilihat pada Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3.
Galaxy Young 2
77
Gambar 4.3 Pengujian Akses Website Melalui Handphone Nokia Asha 210
Website Smart Home dapat diakses melalui Laptop ASUS A45V, Smartphone
Android Samsung Galaxy Young 2, dan Handphone Nokia Asha 210. Namun
terdapat perbedaan pada tampilan Otomasi Rumah yang diakses melalui Laptop
layar dari perangkat komunikasi yang digunakan User. Jika ukuran layarnya besar
seperti Laptop atau Tablet maka tampilannya akan berbentuk tabel. Sedangkan
jika ukuran layarnya kecil seperti Smartphone atau Handphone maka tampilannya
dapat diakses secara maksimal oleh perangkat komunikasi yang memiliki ukuran
layar yang besar saja seperti Laptop atau Tablet, namun jika yang mengakses
Smartphone atau Handphone maka Website tidak dapat diakses secara maksimal
atau dalam hal ini hanya dapat mengakses bagian tertentu saja.
tegangan output dari IC Regulator LM7805 dan LM7812 yang digunakan untuk
Gambar 4.4 Pengujian Power Supply 5VDC dan 12VDC untuk Rangkaian
Motor DC
Gambar 4.5 Pengujian Power Supply 5VDC untuk Rangkaian Switching Lampu
79
AC 220 Volt ke Trafo Step Down Non CT kemudian pada terminal keluaran
Target
Hasil
IC Yang
Yang Hasil Pengujian
Regulator Harus
Diperoleh
Dicapai
penyimpangan sebesar :
(5,00 − 5,04)
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖 = × 100% = 0,8%
5,00
penyimpangan sebesar :
(12,00 − 11,78)
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖 = × 100% = 1,83%
12
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Power Supply untuk Rangkaian Switching Lampu
Target
Hasil
IC Yang
Yang Hasil Pengujian
Regulator Harus
Diperoleh
Dicapai
penyimpangan sebesar :
(5,00 − 5,06)
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖 = × 100% = 1,2%
5,00
keluaran yang persis 5VDC atau 12VDC. Hal tersebut dikarenakan adanya unsur
menjadi tidak presisi. Baik Power Supply 5VDC maupun 12VDC memiliki batas
toleransi penyimpangan yang diizinkan, yakni sebesar ±4%. Jika tegangan yang
Supply tersebut tidak boleh digunakan karena dapat merusak rangkaian lainnya.
pada penelitian ini mempunyai toleransi penyimpangan kurang dari 2%. Sehingga
tegangan Pin GPIO pada saat berkondisi HIGH dan LOW menggunakan
multimeter. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pin GPIO dapat berfungsi
bahwa, ketika Pin GPIO berkondisi LOW menghasilkan tegangan rata-rata sebesar
rata-rata sebesar 3,3 Volt. Hal tersebut menunjukan bahwa Pin GPIO pada
tegangan lampu saat berkondisi ON dan OFF pada masing-masing blok lampu.
Dimulai dari blok Lampu Kamar Tidur, Lampu Ruang Tamu, Lampu Dapur,
Dari Gambar 4.7 dapat dijelaskan bahwa ketika Pin GPIO diberi logika
HIGH maka akan mengirimkan tegangan sebesar 3,3VDC ke Relay dan membuat
Relay menjadi NO. Pada Kondisi ini tegangan 220VAC tidak dapat mengalir ke
lampu sehingga membuat lampu padam. Sebaliknya, ketika Pin GPIO diberi
logika LOW maka akan menghasilkan tegangan sebesar 0VDC dan membuat
Relay menjadi NC. Pada kondisi ini tegangan 220VAC akan mengalir ke lampu
84
sehingga membuat lampu menyala. Relay yang digunakan pada penelitian ini
bertipe Active LOW, dimana ketika diberi logika “0” Relay akan menjadi NC dan
menyala, sebaliknya ketika Status Control Website OFF maka lampu padam.
Selain itu juga diketahui tegangan yang terukur ketika lampu menyala sebesar
sebesar 0VAC. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa lampu
tegangan Driver ULN2003A pada saat Motor Stepper membuka dan menutup
Garasi. Pengujian Rangkaian Motor Stepper dapat dilihat pada Gambar 4.18.
Pada saat bekerja Motor Stepper membutuhkan arus yang besar, oleh
penguatan ganda sehingga dapat menghasilkan penguatan arus yang besar. Prinsip
kerja dari IC ini sama dengan transistor pada umumnya, yakni kaki input IC ini
ibarat kaki basis, kaki output IC ini ibarat kaki kolekor, dan kaki ground IC ini
ibarat kaki emitor. Ketika kaki input mendapatkan tegangan 3,3 Volt dari Pin
GPIO maka kaki output akan terhubung dengan kaki ground, sehingga membuat
91
tegangan 5 Volt Power Supply akan mengalir dari kaki output menuju kaki
Dari Gambar 4.18 dapat dijelaskan bahwa Pin GPIO 4, 17, 23, dan 24
bergantian atau sesuai dengan urutan logika pada pengendalian Half-Step. Setelah
itu kaki Motor Stepper yang terhubung dengan kaki output IC ULN2003A akan
Step Counter Clockwise. Pengendalian Half-Step Motor Stepper dapat dilihat pada
Tabel 4.9.
HALF-STEP
Tegangan yang diberikan pada lilitan
Clockwise Counter Clockwise
Step
L0 L1 L2 L3 L0 L1 L2 L3
1 1 0 0 0 1 0 0 1
2 1 1 0 0 0 0 0 1
3 0 1 0 0 0 0 1 1
4 0 1 1 0 0 0 1 0
5 0 0 1 0 0 1 1 0
6 0 0 1 1 0 1 0 0
7 0 0 0 1 1 1 0 0
8 1 0 0 1 1 0 0 0
92
penuh Clockwise diperlukan 8 Step, dimana pada Step ke-1, lilitan ke-0 Stator
menyebabkan kutub Utara Rotor bergerak menuju lilitan ke-0 Stator. Pada Step
ke-2, lilitan ke-0 dan ke-1 Stator mendapatkan tegangan sedangkan lilitan yang
lainnya tidak, sehingga menyebabkan kutub Utara Rotor bergerak menuju titik
tengah antara lilitan ke-0 dan ke-1 Stator. Pada Step ke-3, lilitan ke-1 Stator
menyebabkan kutub Utara Rotor bergerak menuju lilitan ke-1 Stator, begitu
cara melakukan kebalikan dari putaran Clockwise. Detail pengendalian Half Step
putaran Clockwise dan Counter Clockwise pada Motor Stepper dapat dilihat pada
Gambar 4.20 Pengendalian Half Step Motor Stepper Putaran Counter Clockwise
Pengujian Garasi
diperoleh hasil ketika Status Control Website OPEN maka Motor Stepper berputar
Status Control Website CLOSE maka Motor Stepper berputar sebanyak 32 Step
Counter Clockwise sehingga membuat Garasi tertutup. Selain itu juga diketahui
tegangan yang terukur pada Driver ULN2003A ketika Garasi terbuka sebesar 4,42
Volt, sedangkan tegangan yang terukur pada Driver ULN2003A ketika Garasi
tertutup sebesar 4,58 Volt. Beban yang diangkat pada saat Garasi terbuka lebih
pada saat Garasi terbuka lebih besar daripada saat Garasi tertutup.
95
tegangan antara kabel Power dan kabel Ground Motor Servo pada saat membuka
dan mengunci Pintu. Pengujian Rangkaian Motor Servo dapat dilihat pada
Gambar 4.23.
Dari Gambar 4.23 dapat dijelaskan bahwa ketika Pin GPIO 2 memberikan
sinyal PWM sebesar 1,5 ms maka poros pada Motor Servo akan berputar
sebanyak 90° kearah kanan sehingga membuat Pintu tidak terkunci, sedangkan
ketika Pin GPIO 2 memberikan sinyal PWM sebesar 0.5 ms maka poros pada
Motor Servo. PWM (Pulse Width Modulation) merupakan suatu cara yang
digunakan untuk memanipulasi lebar pulsa dalam suatu perioda, tujuannya adalah
untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Sinyal PWM pada umumnya
memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki lebar pulsa
yang bervariasi.
96
Dalam perhitungan ini nilai Ton dan Ttotal sudah ditentukan, yakni Ton = 1,5
1,5
= 100% = 7,5%
20
1,5
= 5 = 0 375
20
= 5 − 0,375 = 4 625
Dari Perhitungan diatas didapatkan hasil nilai Duty Cycle = 7,5%. Nilai
Duty Cycle ini yang akan digunakan oleh Raspberry Pi untuk menggerakan Motor
Servo ke posisi 90°. Tegangan yang terpakai ketika Motor Servo bergerak ke
97
posisi 90° = 0.375V. Dari hasil tersebut maka didapatkan tegangan keluaran
sebesar 4.625V.
Dalam perhitungan ini nilai Ton dan Ttotal sudah ditentukan, yakni Ton = 0.5
05
= 100% = 2,5%
20
0,5
= 5 = 0 125
20
= 5 − 0,125 = 4,875
Dari Perhitungan diatas didapatkan hasil nilai Duty Cycle = 2,5%. Nilai
Duty Cycle ini yang akan digunakan oleh Raspberry Pi untuk menggerakan Motor
Servo ke posisi 0°. Tegangan yang terpakai ketika Motor Servo bergerak ke posisi
4.875V.
98
diperoleh hasil ketika Status Control Website UNLOCK maka poros pada Motor
Servo berputar sebanyak 90° kearah kanan sehingga membuat Pintu tidak
terkunci, sebaliknya ketika Status Control Website LOCK maka poros pada Motor
Dari Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara hasil
Motor Servo berputar ke posisi 0° sebesar 4,98 Volt dan ketika berputar ke posisi
90° sebesar 4,97 Volt. Sedangkan pada perhitungan, tegangan keluaran Motor
Servo ketika berputar ke posisi 0° sebesar 4,875 Volt dan ketika berputar ke posisi
90° sebesar 4,625 Volt. Selisih antara pengukuran dengan perhitungan tegangan
keluaran pada Motor Servo yaitu, ketika berputar ke posisi 0° sebesar 0,105 Volt
mengukur tegangan antara kabel Power dan kabel Ground Motor Brushless pada
saat berkondisi ON dan OFF. Pengujian Rangkaian Motor Brushless dapat dilihat
Dari Gambar 4.27 dapat dijelaskan bahwa ketika Pin GPIO 16 diberi
logika HIGH maka akan mengirimkan tegangan sebesar 3,3 Volt ke kaki Basis
Transistor, sehingga tegangan 12 Volt Power Supply dapat mengalir dari Kolektor
menuju Emitor dan membuat Motor Brushless ON. Sedangkan ketika Pin GPIO
16 diberi logika LOW maka akan menghasilkan tegangan sebesar 0 Volt. Pada
Kondisi ini kaki Basis Transistor tidak mendapat tegangan, sehingga membuat
tegangan 12 Volt Power Supply tidak dapat mengalir dari Kolektor menuju
101
Emitor dan membuat Motor Brushless OFF. Dioda pada Rangkaian Motor
polaritas terbalik antara tegangan positif dan negatif dari Power Supply.
diperoleh hasil ketika Status Control Website ON maka Motor Brushless berputar,
sebaliknya ketika Status Control Website OFF maka Motor Brushless tidak
berputar. Selain itu juga diketahui tegangan yang terukur pada Motor Brushless
ketika berputar sebesar 11,74 Volt, sedangkan tegangan yang terukur pada Motor
Brushless ketika tidak berputar sebesar 0 Volt. Dari hasil pengujian tersebut dapat
Setelah dilakukan pengujian pada setiap blok dari Prototype Smart Home,
untuk memastikan setiap sistem dari Prototype Smart Home Dengan Konsep
diperoleh hasil Lampu Kamar Tidur, Lampu Ruang Tamu, Lampu Dapur, Lampu
Kamar Mandi, Lampu Teras, Garasi, Kunci Pintu, dan Kipas Angin dapat berjalan
Sistem Secara Keseluruhan berhasil dilakukan. Tujuan dari pengujian ini adalah
untuk mengetahui seberapa jauh jarak kendali dari Prototype Smart Home. Jika
berada pada jarak ±1 meter dari Prototype Smart Home, maka pada pengujian ini
penulis melakukan pengujian jarak kendali antar kota, dimana Prototype Smart
Home yang berada di rumah Penulis di kota Demak akan dikendalikan oleh teman
dan kerabat penulis yang pada saat penulisan Tugas Akhir ini berada di luar dari
kota penulis. Pengujian ini dilakukan dengan cara teman dan kerabat penulis
mencoba mengakses Website Smart Home dan mengubah status dari setiap
dilakukan, diperoleh hasil bahwa Lampu Kamar Tidur, Lampu Ruang Tamu,
Lampu Dapur, Lampu Kamar Mandi, Lampu Teras, Garasi, Kunci Pintu, dan
Kipas Angin dapat dikendalikan dengan lancar dari luar kota atau tempat dimana
oleh seberapa bagus jaringan internet yang diterima oleh Prototype Smart Home
maupun User itu sendiri. Semakin bagus jaringan internet yang diterima proses
dapat dikendalikan dari jarak yang sangat jauh melalui Website yang sudah
Smart Home, maka dimanapun User berada Prototype Smart Home dapat