Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH
ELEKTRONIKA DASAR

“MENGUJI TRANSISTOR MENGGUNAKAN OHM METER”

Rahmad Ridho [ 3221711023]


Dony Ricardo Pasaribu [ 3221711029]
Krisdianto [ 3221711009]
M.Devan Revandi [ 3221711022]

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2017
1. Latar Belakang

Transistor adalah dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan itu membentuk
transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminal transistor berturut-turut disebut
emitor, base dan kolektor. Dalam konstruksi aslinya, urutan pin transistor tidak selalu
emitor, basis kolektor. Akan tetapi tergantung tipe transistor tersebut.

Transistor bipolar

Transistor ini disebut transistor bipolar,karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung
dari perpindahan electron di kutub negative mengisi kekurangan electron (hole) dikutub
positif.

Simbol Transistor Bipolar

Transistor NPN dan PNP

Bias DC Transistor Bipolar

Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan penggabungan 2


buah dioda.
Emiter-Base adalah satu junction dan Base-Kolektor junction lainnya. Seperti pada dioda,
arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif, yaitu hanya jika tegangan pada
material P lebih positif daripada material N (forward bias).

Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base-emiter diberi bias positif
sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).

Arus Elektron Transistor NPN

Karena base-emiter mendapat bias positif maka seperti pada dioda, elektron mengalir dari
emiter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab mendapat tegangan
positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju kutup ini.
Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju base seperti pada
dioda. Tetapi karena lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian elektron yang dapat
bergabung dengan hole yang ada pada base.

Sebagian besar akan menembus lapisan base menuju kolektor. Inilah alasannya mengapa
jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi sebuah transistor, karena persyaratannya
adalah lebar base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh elektron. Jika misalnya
tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan terjadi aliran elektron dari
emitor menuju kolektor.
Jika pelan-pelan ‘keran’ base diberi bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju
kolektor dan besarnya sebanding dengan besar arus bias base yang diberikan. Dengan
kata lain, arus base mengatur banyaknya elektron yang mengalir dari emiter menuju
kolektor. Ini yang dinamakan efek penguatan transistor, karena arus base yang kecil
menghasilkan arus emiter-colector yang lebih besar.

Istilah amplifier (penguatan) menjadi salah kaprah, karena dengan penjelasan di atas
sebenarnya yang terjadi bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil mengontrol
aliran arus yang lebih besar. Juga dapat dijelaskan bahwa base mengatur membuka dan
menutup aliran arus emiter-kolektor (switch on/off).Pada transistor PNP, fenomena yang
sama dapat dijelaskan dengan memberikan bias seperti pada gambar berikut. Dalam hal
ini yang disebut perpindahan arus adalah arus hole.

Arus Hole Transistor PNP


Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias transistor lebih lanjut, berikut adalah
terminologi parameter transistor. Dalam hal ini arah arus adalah dari potensial yang lebih
besar ke potensial yang lebih kecil.

Perlu diingat, walaupun tidak perbedaan pada doping bahan pembuat emitor dan kolektor,
namun pada prakteknya emitor dan kolektor tidak dapat dibalik.

Penampang transistor bipolar

2. Tujuan :
 Menentukan transistor baik atau rusak dengan menggunakan Avometer.
 Menentukan terminal kaki transistor dengan Avometer.

.3. Alat/Bahan :

Alat:
Multimeter Analog 1 buah
Bahan:
3. Transistor A : BC 547 1 buah
4. Transistor B : BD 137 1 buah
5. Transistor C : BD 138 1 buah
6. Tahanan 1 K 1 buah
Hasil

Tabel 1
Terminal Transistor
R R
No B E C PNP NPN
1 + -
2 + -
3 - +
4 + -
5 - +
6 - +

Tabel II

Terminal Hasil R
No X Y Z
1 + - Rendah
2 + - Tinggi
3 - + - Tinggi
4 - + - Tinggi
5 - + Rendah
6 - + Tinggi
Untuk langkah 5
Tabel III
Hasil
Hubungan
pengukuran ()
No X Y Z
1 + -
2 + -
3 - + -
4 - + -
5 - +
6 - +

Untuk langkah 6
Tabel IV
Hasil
Hubungan
pengukuran ()
No X Y Z
1 + -
2 + -
3 - + -
4 - + -
5 - +
6 - +
Percobaan II
Untuk langkah 5
Tabel V
No Hasil
Terminal
X Y Z
1 + -
2 +
3 - +
4 - +
5 -
6 -

Untuk langkah 6
Tabel VI

Hubungan Hasil pengukuran ()


X Y
+ -
-

Type = ...........
Terminal Colektor = ..............
Terminal Emitor = ..............
Pertanyaan : 1
1. a). Dari tabel 1, berapa kali hasil tahanan harus menjadi tinggi dan rendah untuk
transistor NPN dan PNP yang baik.

b). Dalam tabel 1jika hasil tahanan akan 3 kali rendah dan 3 kali tinggi, bagaimana
keadaan transistor tsb ?

c). Dalam tabel I, terminal Basis mempunyai polaritas apa untuk transistor PNP dan
NPN dilihat dari polaritas tegangan untuk hasil tahanan rendah

d). Hasil pengukuran antara colektor dan Emitor selalu besar, mengapa ?

e). Dari tabel II.manakah terminal basis dari X, Y, Z dan transistornya typenya apa
(PNP atau NPN)
f). Lihat tabel III
 Apakah transistor ini baik atau rusak ?
 Transistor jenis apa (PNP atau NPN)
 Terminal yang mana, terminal basis (X, Y, Z) ?

g). Lihat hasil tabel IV


 Apakah transistor inibaik atau rusak
 Mengapa rusak atau baik

Pertanyaan 2:
2. a Lihat gambar 3
Bagaimana kedudukan polaritas Ohm meter supaya tahanan rendah di dalam
rangkaian seprti gambar 3 untuk tipe NPN, tipe PNP ?

b). Tuliskan tipe dan terminal dari transistor yang terdapat pada gambar ?
Kesimpulan
DaftarPustaka

http://zonaelektro.net/transistor-bipolar/

Anda mungkin juga menyukai