Anda di halaman 1dari 12

1

Pengendalian Pencemaran

BAB I
ENERGI DAN PEMBANGUNAN

Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa mengetahui tentang peranan energi dalam pembangunan,
dampak yang ditimbulkan, effesiensi dan dilema penggunaannya, konservasi
energiserta sumber-sumber energi terperbaharui.

Pokok-pokok yang akan dibahas


1. Pendahuluan
2. Dampak produksi dan konsumsi energi
3. Bahan bakar fosil dan pencemaran udara
4. Effesiensi penggunaan energi
5. Dilema penggunaan bahan bakar fosil
6. Konservasi energi
7. Sumber-sumber energi terperbaharui
8. Energi angin
9. Energi biomasa
10. Energi pasang surut air laut
11. Biodesel
12. Biogas

Tujuan Instruksional Khusus ( Sasaran Relajar )


1. Mahasiswa mampu menjelaskan peranan energi dan dampak produksi
dan konsumsi energi terhadap lingkungan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai effesiensi penggunaan energi
dengan benar
3. Mahasiswa dapat melakukan konservasi energi dalam kehidupan sehari-
hari
4. Mahasiswa mampu menjelaskan sumber-sumber energi terperbaharui

1
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
2
Pengendalian Pencemaran

5. Mahasiswa mampu membuat energi biomasa, energi angin, biodesel dan


biogas dengan benar

1.1 Pendahuluan
Peran utama energi di dalam pembangunan telah lama dikenal manusia.
Usaha terutama ditujukan pada pembangunan produksi dan penggunaan energi
agar sistem lebih effesien dan lebih murah, mengusahakan sumber energi yang
sebelumnya belum pernah digunakan dan tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan.
Peningkatan kebutuhan energi dapat berarti perubahan sumber energi.
Misalnya perubahan energi yang dihasilkan dari bahan bakar biomasa seperti
kayu dan pupuk kandang yang biasa digunakan masyarakat dengan tingkat
ekonomi rendah menjadi bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan bahan
bakar fosil batu bara menjadi minyak dan gas bumi.
Peningkatan per kapita dan perkembangan di sektor industri juga akan
meningkatkan kebutuhan energi listrik. Kebanyakan pembangkit listrik
menggunakan bahan bakar fosil, tenaga air, atau beberapa negara maju
menggunakan tenaga nuklir. Perubahan ini akan membawa dampak pada
kesehatan dan lingkungan.
Bahan bakar fosil hampir 90 % berasal dari produksi energi bumi. Di
Negara maju di mana hanya terdapat 25 % penduduk bumi, menghabiskan 75 %
konsumsi bahan bakar fosil (energi primer ). Penggunaan bahan bakar fosil yang
tinggi dari sejumlah 25 % penduduk dunia tersebut ( masyarakat ekonomi eropa,
Amerika Serikat, Kanada ) disebabkan karena tingginya kebutuhan energi untuk
sistem produksi dan kebutuhan penduduknya terutama untuk pemanasan,
pendinginan serta transportasi.
Resiko dan ketidakpastian akibat konsumsi energi yang tinggi di masa
mendatang juga mencemaskan dan menimbulkan berbagai masalah. Empat
masalah utama yang menonjol di antaranya adalah :

2
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
3
Pengendalian Pencemaran

1. Peluang terjadinya perubahan iklim akibat efek rumah kaca oleh


gas-gas yang di lepaskan ke atmosfer. Yang paling utama adalah yang
disebabkan oleh gas karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil.
2. Pencemaran udara industri perkotaan yang disebabkan oleh
pencemaran atmosfer hasil pembakaran bahan bakar fosil
3. Pengasaman lingkungan
4. Resiko kecelakaan nuklir, masalah limbah pembuangan dan
pembongkaran reaktor setelah masa bhaktinya berakhir, dan bahaya yang
berkaitan dengan penggunaan energi nuklir.

1.2. Dampak Produksi Dan Konsumsi Energi Terhadap Lingkungan


Setiap produksi dan konsumsi energi mempunyai potensi untuk
mengakibatkan perubahan lingkungan yang secara langsung maupun tidak
langsung berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Perubahan ini dapat
berasal dari penggunaan energi sehari-hari atau dari suatu kecelakaan dalam
penggunaan bahan bakar. Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat
menghilangkan emisi karbondioksida ( CO2 ) dari penggunaan bahan bakar fosil
Penggunaan batu bara yang tinggi juga akan meningkatkan emisi oksida
sulfur dan nitrogen yang sebagian besar akan berubah menjadi asam di
atmosfer. Teknologi untuk menghilangkan kedua emisi yang terakhir ini sekarang
telah diwajibkan di beberapa negara untuk semua fasilitas baru, dan bahkan
sebagian dari fasilitas lama, walaupun hal itu akan meningkatkan investasi
sebesar 15 – 25 %. Jika negara di dunia tidak siap untuk mengeluarkan biaya
tambahan tersebut, maka jalur ini akan menjadi semangkin tidak layak terutama
untuk negara-negara yang sedang berkembang.
Hal ini menunjukan perlunya menekan konsumsi energi di masa
mendatang namum tanpa mebatasi pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product
= Produk domestik kotor) dengan jalan megelaihkan kegiatan investasi dari
bentuk pembangunan yang lebih banyak membutuhkan sumber pasokan energi
primer ke arah pengembangan dan pasokan peralatan yang sangat hemat bahan

3
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
4
Pengendalian Pencemaran

bakar. Dengan cara demikian maka jasa energi yang dibutuhkan masyarakat
dapat dipasok pada tingkat produksi energi primer yang jauh berkurang.
Dengan menggunakan teknologi dan proses-proses yang sangat hemat
energi di semua sektor ekonomi, maka laju pertumbuhan GDP per kapita global
sebesar 3 % ( batas minimum bagi suatu pembangunan yang wajar ) akan dapat
dicapai.

1.3. Bahan Bakar Fosil Dan Pencemaran Udara


Bahan bakar fosil merupaka sumber utama terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran udara yang terjadi berbanding lurus dengan perkembangan industri
modern, pembangkit tenaga listrik, penggunaan batu bara dan kemajuan sektor
transportasi. Pembakaran sempurna bahan bakar fosil menghasilkan CO2 dan
H2O bersama beberapa nitrogen oksida yang muncul dari fiksasi nitrogen dari
atmosfer pada suhu tinggi. Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan
asap hitam yang terdiri dari partikel-partikel karbon atau hidrokarbon kompleks
atau CO dan senyawa organik yang teroksidasi sebagian. Bahan bakar fosil juga
mengandung senyawa sulfur organik dan anorganik dalam jumlah yang
bervariasi, yang proses pembersihannya pada gas dan minyak bumi lebih mudah
dilakukan dari pada yang terkandung di dalam batu bara. Kebanyakan sulfur
pada bahan bakar fosil dalam bentuk SO2. Partikel organik lain dari bahan bakar
fosil terutama pada batu bara adalah logam. Unsur logam yang dapat menguap
seperti air raksa diemisikan dalam bentuk uap, bahkan ada yang dalam bentuk
debu dan beberapa di antaranya dilepas dalam bentuk gas.
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan tergantung dari sumber
energi yang digunakan dan kemampuan pengendaliannya. Sebagai contoh ,
Cina merupakan konsumen terbesar pengguna batu bara lokal, sedangkan
Eropa Timur merupakan konsumen besar batu bara coklat. Cina dan beberapa
negara Eropa Timur menggunakan bahan bakar fosil kualitas rendah untuk
industrinya, dan karena kurangnya kontrol terhadap pencemaran maka
kemudian menimbulkan masalah pencemaran udara yang cukup serius.

4
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
5
Pengendalian Pencemaran

Tungku pembakaran yang besar dapat menghasilkan pembakaran batu


bara yang lebih sempurna. Cerobong asap yang disertai dengan aliran gas
keluar yang lebih cepat pun dapat menurunkan konsentarsi polutan sehingga
mengurangi pengaruh pencemaran setempat, tetapi secara keseluruhan tetap
menimbulkan masalah. Pabrik-pabrik tua masih banyak yang menimbulkan asap
hitam karena pembakaran yang tidak sempurna akan mengakibatkan
terbebasnya partikel-partikel kecil di udara sekitar pabriktersebut. Walaupun
debu yang timbul biasanya sudah dibersihkan dengan cara presipiatasi, namum
partikel yang lembut dapat juga lepas, misalnya cadmium, molybden, arsen dan
air raksa. Logam ini dapat membahayakan kesehatan seperti yang terjadi di
Cekoslovakia, di mana batubara yang mengandung arsen mengakibatkan
terjadinya kontaminasi di sekitar pabrik.
Timah (Pb) di udara tetap merupakan masalah utama di banyak kota.
Timah digunakan sebagai bahan aditif pada bahan bakar bensin untuk
meningkatkann angka oktan. Dalam konsentrasi yang tinggi timah dapat
mengkontaminasi tanah dan debu di kiri-kanan jalan yang padat lalu lintas.

1.4. Effesiensi Penggunaan Energi


Produksi dan konsumsi energi primer dunia menunjukan peningkatan
yang terus menerus. Namum dengan terjadinya krisis energi yang dimulai pada
tahun 1973 karena terjadinya perang Arab- Israel, laju kenaikan konsumsi energi
negara maju dapat dikurangi dengan meningkatkan effesiensi penggunaan
energi. Dengan peningkatan effesiensi ini pembakaran bahan bakar fosil per
satuan produk atau jasa dapat dikurangi tanpa harus mengorbankan
pertumbumhan ekonomi, bahkan keuntungan ekonomi yang lebih besar dapat
dicapai untuk per satuan energi yang digunakan. Dalam jangka waktu 10 tahun,
negara-negara industri dapat menurunkan penggunaan energi per satuan GDP.
Penurunan terbesar di capai oleh Jepang. Hasil penelitian di Denmark juga
menunjukan bahwa tingkat hidup yang mereka nikmati saat ini sebenarnya dapat
dicapai hanya dengan menggunakan 30 % energi listrik yang mereka gunakan.
Ini berarti 70 % dari energi yang mereka pergunakan itu sebenarnya mubazir.

5
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
6
Pengendalian Pencemaran

Transportasi juga telah mendapatkan perhatian, terutama sarana


transportasi dengan mobil, karena laju pertumbuhan jumlah mobil sangat tinggi.
Walaupun jumlah penduduk dunia terus bertambah, namum laju
pertambahannya tidak sebesar laju pertambahan jumlah mobil. Ini berarti laju
pertumbuhan jumlah kendaraan lebih besar dibandingkan laju pertambahan
jumlah penduduk
Beberapa aspek yang mendapatkan perhatian dunia untuk mengurangi
pencemaran udara karena mobil, adalah :
1. Effesiensi bahan bakar
2. Effesiensi angkutan penumpang dan barang
3. Pola pemukiman dan transpor

1.5. Dilema Penggunaan bahan Bakar Fosil


Banyak sekali peramal cadangan minyak dan gas bumi menyatakan
bahwa produksi minyak bumi akan mendatar atau stabil pada dasawarsa
mendatang, dan kemudian secara perlahan-lahan akan jatuh pada suatu periode
yang ditandai dengan berkurangnya pasokan dan harga yang tinggi.
Diperkirakan pada pertengahan abad ke 21 potensi produksi gas bumi tidak lagi
akan dapat memenuhi permintaan. Untuk itu perlu perhatian dunia agar segera
memulai kebijaksaan konservasi bahan bakar yang ketat.
Pembakaran bahan bakar fosil akan meningkatkan akumulasi
karbondioksida di atmosfer. Konsentrasi CO2 di atmosfer pada era-pra-industri
sebesar 280 ppm. Konsentrasi ini meningkat menjadi 340 ppm pada tahun 1980,
dan diperkirakan menjadi dua kali lipat menjadi 560 ppm antara pertengahan dan
akhir abad mendatang. Jika kecenderungan yang kini terjadi terus berlanjut ,
maka hal ini akan mengakibatkan naiknya suhu muka bumi lebih besar daripada
yang terjadi dalam sejarah peradaban umat manusia.
Berbagai studi pemodelan dan percobaan yang dilakukan menunjukan
bahwa akibat berlipat duanya konsentrasi CO2 di atmosfer, suhu muka bumi
dapat naik antara 1,5 – 4,5 C, dan proses penghangatan ini akan lebih terasa di
daerah kutub selama musim dingin dari pada khatulistiwa. Yang sangat

6
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
7
Pengendalian Pencemaran

memprihatinkan adalah bahwa naiknya suhu sebesar itu akan dapat


meningkatkan permukaan air 25 – 140 cm . Akibatnya , kota-kota dan daerah
pertanian yang subur yang terletak di dataran rendah akan tergenang.
Untuk menangani energi yang digunakan untuk pembangunan dan
menekan kerugian yang ditimbulkannya membutuhkan tindakan yang bijaksana.
Teknologi yang digunakan pun harus disesuaikan dengan permintaan energi,
sumber daya manusia dan kondisi lingkungan. Setiap negara harus
mengembangkan strategi dan rekomendasi dalam menggunakan sumber
energinya, termasuk bagaimana menangani dampak negatif yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan baik untuk tingkat lokal, regional maupun
global agar dapat mengkombinasikan sumber daya alam dan teknologi guna
menghasilkan energi dengan menekan kerugian yang ditimbulkan terhadap
kesehatan dan lingkungan.

1.6. Konservasi Energi


Jika dalam tahun-tahun antara 1950 – 1960 an dan awal tahun 1970-an
pemakaian enegri meningkat dengan pesat untuk mendorong poses
industrialisasi di negara-negara maju, effesiensi penggunaan energi tidak
dipermasalahkan. Yang penting adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Hal ini disebabkan harga energi pada umumnya dan harga minyak bumi
pada khususnya yang sangat rendah, serta adanya anggapan yang sebenarnya
keliru bahwa energi tiu akan tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan.
Landasan pemikiran konservasi energi adalah pemanfaatan sumber-
sumber daya energi dengan daya guna yang lebih tinggi, dengan menggunakan
cara-cara yang layak dari sudut teknis, tidak mengganggu lingkungan serta
dapat diterima oleh masyarakat. Istilah konservasi energi dalam kaitan itu
merupakan semua langkah yang diambil guna menurunkan berbagai kehilangan
energi pada semua tingkat pengelolaan. Hemat energi merupakan bagian dari
konservasi energi.

7
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
8
Pengendalian Pencemaran

1.7. Sumber-Sumber Energi Terperbarukan


Dewasa ini upaya untuk mendapatkan energi yang terperbarukan terus di
upayakan. Pada abad ke 19, energi yang digunakan di muka bumi ini bersandar
pada kayu (yang merupakan sumber energi terperbarukan ). Kondisi hutan pada
dewasa ini sudah tidak mampu lagi mecukupi kebutuhan kayu sebagai bahan
bakar. Jika manusia membutuhkan wilayah baru untuk daerah pemukiman,
pertanian, perindustrian, wilayah hutanlah yang harus dikorbankan sehingga
bahan bakar kayu yang semula sifatnya terperbarukan menjadi tidak
terperbarukan karena laju konsumsi yang tinggi membuat hutan tidak sempat
untuk meremajakan diri.
Oleh karena itu manusia berpaling ke bentuk energi lain yang sifatnya
terperbaharui dengan kemungkinan masih dapat di kembangkan lebih lanjut.
Bentuk-bentuk energi tersebut antara lain energi surya, energi angin, energi air
sungai dan jeram, energi pasang surut air laut, biodesel dan lain-lain.
A. Energi Surya
Energi surya merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari matahari.
Energi surya bukan saja dihasilkan dari penyinaran langsung oleh pancaran
radiasi matahari ke bumi akan tetapi sebenarnya termasuk seluruh efek tidak
langsung yang ditimbulkan, misalnya energi angin, air, dan energi dari laut.
Dalam pelaksanaannya, pemanfaatan energi surya dapat melalui tiga cara,
yaitu :
1. Cara pertama , merupakan prinsip pemanasan langsung. Dalam hal ini
sinar matahari secara langsung memanasi benda yang akan dipanaskan,
atau secara langsung memanasi medium.
2. Cara ke dua, panas yang terkandung dalam medium dikonversikan
menjadi energi listrik
3. Cara ketiga, dengan menggunakan sel fotovoltaik. Dengan cara ini energi
matahari langsung dikonversikan menjadi energi listrik.

8
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
9
Pengendalian Pencemaran

B. Energi Angin
Energi angin telah mulai dimanfaatkan sejak zaman dahulu, seperti pada
pompa air di daerah persawahan maupun untuk menggerakan perahu layar.
Pada asasnya, angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara panas
dan udara dingin. Di daerah khatulistiwa yang panas, udara akan naik suhunya,
mengembang, kerapatannya berkurang sehingga menjadi ringan dan naik ke
atas untuk bergerak ke daerah yang lebih dingin, misalnya ke daerah kutub.
Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udara turun suhunya, kerapatannya
meningkat sehingga turun ke bawah. Dengan demikian terjadi perputaran
penukaran udara.
Untuk memanfaatkan angin guna pengadaan energi listrik, digunakan
kincir angin. Dalam pemanfaatan ini dibutuhkan senuah pengatur tegangan
karena kecepatan angin yang selalu berubah-ubah yang mengakibatkan
tegangan yang dihasilkan juga berubah-ubah. Disamping itu juga dibutuhkan
batere untuk menyimpan energi, karena sering pula terjadi kecepatan angin yang
bertiup selalu rendah sehingga tidak mampu memutar kincir. Dalam kondisi yang
demikian maka perlu dicegah agar generator tidak bekerja sebagai motor. Oleh
karena itu dibutuhkan pula sebuah pemutus arus otomatis.
Energi surya di samping untuk pembangkit listrik juga dapat dimanfaatkan
misalnya untuk :
1. Menggerakan pompa-pompa air untuk kepentingan irigasi atau untuk
mendapatkan air tawar bagi ternak
2. Menggiling padi

C. Energi Biomasa
Biomasa merupakan produk fotosintesis, yaitu butir-butir hijau daun yang
bekerja sebagai sel-sel suryamenyerap energi radiasi matahari dan
mengkonversikan CO2 dengan H2O menjadi senyawa karbon, hidrogen dan
oksigen. Senyawa ini dapat dianggap sebagai suatu hasil penyerapan energi
yang dikonversikan menjadi suatu produk lain. Hasil dari konversi senyawa itu
dapat dibentuk arang atau karbon, alkohol, kayu, ter dan sebagainya. Energi

9
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
10
Pengendalian Pencemaran

yang tersimpan itu dapat pula dimanfaatkan secara langsung misalnya dengan
membakar kayu tersebut sehingga panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk
memasak atau keperluan lainnya.

D. Energi Pasang Surut Air-Laut


Pada saat laut pasang, permukaan air laut tinggi, mendekati ujung atas
dari bendungan. Waduk di isi dengan air laut, dengan mengalirkannya melalui
sebuah turbin air yang dihubungkan dengan sebuah generatorlistrik sehingga
pada proses pengisian waduk dari laut, putaran turbin akan menggerakan
generator dan energi listrik akan dihasilkan. Proses ini berlangsung hingga tinggi
permukaan air laut dalam waduk akan sama dengan tinggi permukaan air laut.
Pada saat laut surut, terjadi hal sebaliknya, waduk dikosongkan . Dengan
sendirinya air mengalir lagi melalui generator turbin yang juga akan
menghasilkan energi listrik

E. Biogas
Gas yang dihasilkan dari dekomposisi bahan bakar organik di bawah
kondisi anaerobik. Gas yang dihasilkan dari bahan organik tersebut sebagian
besar terdiri dari campuran metan dan karbondioksida. Gas ini dikenal dengan
gas rawa atau biogas. Campuran gas ini adalah hasil proses fermentasi atau
peranan bakteri anaerobik terutama bakteri metan. Suhu yang ideal untuk
berlangsungnya proses fermentasi adalah dari 30 C hingga 55 C.
Program pengembangan alkohol untuk bahan bakar di Brasil telah
menghasilkan 10 milliar liter etanol dari gula tebu pada tahun 1984, dan program
ini mampu menggantikan sekitar 60 % bensin sebagai bahan bakar. Program ini
sangat menghemat devisa, disamping juga mengurangi emisi gas buang CO dan
HC, meningkatkan swasembada energi, meningkatkan lapangan kerja di sektor
pertanian gula tebu.

10
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
11
Pengendalian Pencemaran

Soal Latihan
1. Resiko dan ketidakpastian akibat konsumsi energi yang tinggi di masa
mendatang juga
mencemaskan dan menimbulkan berbagai masalah. Ada Empat masalah
utama yang menonjol. Tuliskan empat masalah tersebut
2. Setiap produksi dan konsumsi energi ( Fosil dan batubara )mempunyai potensi
untuk mengakibatkan perubahan lingkungan yang secara langsung maupun
tidak langsung berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Tuliskan
saran kamu bagaimana mengurangi konsumsi energi
3. Tuliskan empat energi lain yang sifatnya terperbaharui dengan kemungkinan
masih dapat di kembangkan lebih lanjut.

Rangkuman
Peningkatan penggunaan energi primer akan menyebabkan timbulnya
peramsalahan terhadap lingkungan, karena semangkin besar penggunaan
energi primer maka akan mengakibatkan semangkin besar pencemaran yang
terjadi. Untuk itu maka diperlukan suatu sumber energi yang tidak pencemari
lingkungan. Energi tersebut adalah energi yang dapat di perbaharui

Sumber bacaan
Ahmad, R, 2004, Kimia Lingkungan , Andi Yogyakarta
Indrasti, N,S, 2009, Produksi Bersih, IPB Press
Kristanto, P, 2002, Ekologi Industri, Andi Yogyakarta
Rusbiantoro, D, 2008, Global Warming For Beginner, O2 Yogyakarta
Sunu, P, 2001, Melindungi lingkungan dengan menerapkaan ISO 14001, PT
Grasindo, Jakarta
Wardhana, W.A, 1999, Dampak Pencemaran Lingkungan, edisi pertama, Andi
Offset, Yogyakarta

11
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
12
Pengendalian Pencemaran

12
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011

Anda mungkin juga menyukai