Pengendalian Pencemaran
BAB I
ENERGI DAN PEMBANGUNAN
1
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
2
Pengendalian Pencemaran
1.1 Pendahuluan
Peran utama energi di dalam pembangunan telah lama dikenal manusia.
Usaha terutama ditujukan pada pembangunan produksi dan penggunaan energi
agar sistem lebih effesien dan lebih murah, mengusahakan sumber energi yang
sebelumnya belum pernah digunakan dan tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan.
Peningkatan kebutuhan energi dapat berarti perubahan sumber energi.
Misalnya perubahan energi yang dihasilkan dari bahan bakar biomasa seperti
kayu dan pupuk kandang yang biasa digunakan masyarakat dengan tingkat
ekonomi rendah menjadi bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan bahan
bakar fosil batu bara menjadi minyak dan gas bumi.
Peningkatan per kapita dan perkembangan di sektor industri juga akan
meningkatkan kebutuhan energi listrik. Kebanyakan pembangkit listrik
menggunakan bahan bakar fosil, tenaga air, atau beberapa negara maju
menggunakan tenaga nuklir. Perubahan ini akan membawa dampak pada
kesehatan dan lingkungan.
Bahan bakar fosil hampir 90 % berasal dari produksi energi bumi. Di
Negara maju di mana hanya terdapat 25 % penduduk bumi, menghabiskan 75 %
konsumsi bahan bakar fosil (energi primer ). Penggunaan bahan bakar fosil yang
tinggi dari sejumlah 25 % penduduk dunia tersebut ( masyarakat ekonomi eropa,
Amerika Serikat, Kanada ) disebabkan karena tingginya kebutuhan energi untuk
sistem produksi dan kebutuhan penduduknya terutama untuk pemanasan,
pendinginan serta transportasi.
Resiko dan ketidakpastian akibat konsumsi energi yang tinggi di masa
mendatang juga mencemaskan dan menimbulkan berbagai masalah. Empat
masalah utama yang menonjol di antaranya adalah :
2
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
3
Pengendalian Pencemaran
3
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
4
Pengendalian Pencemaran
bakar. Dengan cara demikian maka jasa energi yang dibutuhkan masyarakat
dapat dipasok pada tingkat produksi energi primer yang jauh berkurang.
Dengan menggunakan teknologi dan proses-proses yang sangat hemat
energi di semua sektor ekonomi, maka laju pertumbuhan GDP per kapita global
sebesar 3 % ( batas minimum bagi suatu pembangunan yang wajar ) akan dapat
dicapai.
4
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
5
Pengendalian Pencemaran
5
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
6
Pengendalian Pencemaran
6
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
7
Pengendalian Pencemaran
7
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
8
Pengendalian Pencemaran
8
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
9
Pengendalian Pencemaran
B. Energi Angin
Energi angin telah mulai dimanfaatkan sejak zaman dahulu, seperti pada
pompa air di daerah persawahan maupun untuk menggerakan perahu layar.
Pada asasnya, angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara panas
dan udara dingin. Di daerah khatulistiwa yang panas, udara akan naik suhunya,
mengembang, kerapatannya berkurang sehingga menjadi ringan dan naik ke
atas untuk bergerak ke daerah yang lebih dingin, misalnya ke daerah kutub.
Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udara turun suhunya, kerapatannya
meningkat sehingga turun ke bawah. Dengan demikian terjadi perputaran
penukaran udara.
Untuk memanfaatkan angin guna pengadaan energi listrik, digunakan
kincir angin. Dalam pemanfaatan ini dibutuhkan senuah pengatur tegangan
karena kecepatan angin yang selalu berubah-ubah yang mengakibatkan
tegangan yang dihasilkan juga berubah-ubah. Disamping itu juga dibutuhkan
batere untuk menyimpan energi, karena sering pula terjadi kecepatan angin yang
bertiup selalu rendah sehingga tidak mampu memutar kincir. Dalam kondisi yang
demikian maka perlu dicegah agar generator tidak bekerja sebagai motor. Oleh
karena itu dibutuhkan pula sebuah pemutus arus otomatis.
Energi surya di samping untuk pembangkit listrik juga dapat dimanfaatkan
misalnya untuk :
1. Menggerakan pompa-pompa air untuk kepentingan irigasi atau untuk
mendapatkan air tawar bagi ternak
2. Menggiling padi
C. Energi Biomasa
Biomasa merupakan produk fotosintesis, yaitu butir-butir hijau daun yang
bekerja sebagai sel-sel suryamenyerap energi radiasi matahari dan
mengkonversikan CO2 dengan H2O menjadi senyawa karbon, hidrogen dan
oksigen. Senyawa ini dapat dianggap sebagai suatu hasil penyerapan energi
yang dikonversikan menjadi suatu produk lain. Hasil dari konversi senyawa itu
dapat dibentuk arang atau karbon, alkohol, kayu, ter dan sebagainya. Energi
9
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
10
Pengendalian Pencemaran
yang tersimpan itu dapat pula dimanfaatkan secara langsung misalnya dengan
membakar kayu tersebut sehingga panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk
memasak atau keperluan lainnya.
E. Biogas
Gas yang dihasilkan dari dekomposisi bahan bakar organik di bawah
kondisi anaerobik. Gas yang dihasilkan dari bahan organik tersebut sebagian
besar terdiri dari campuran metan dan karbondioksida. Gas ini dikenal dengan
gas rawa atau biogas. Campuran gas ini adalah hasil proses fermentasi atau
peranan bakteri anaerobik terutama bakteri metan. Suhu yang ideal untuk
berlangsungnya proses fermentasi adalah dari 30 C hingga 55 C.
Program pengembangan alkohol untuk bahan bakar di Brasil telah
menghasilkan 10 milliar liter etanol dari gula tebu pada tahun 1984, dan program
ini mampu menggantikan sekitar 60 % bensin sebagai bahan bakar. Program ini
sangat menghemat devisa, disamping juga mengurangi emisi gas buang CO dan
HC, meningkatkan swasembada energi, meningkatkan lapangan kerja di sektor
pertanian gula tebu.
10
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
11
Pengendalian Pencemaran
Soal Latihan
1. Resiko dan ketidakpastian akibat konsumsi energi yang tinggi di masa
mendatang juga
mencemaskan dan menimbulkan berbagai masalah. Ada Empat masalah
utama yang menonjol. Tuliskan empat masalah tersebut
2. Setiap produksi dan konsumsi energi ( Fosil dan batubara )mempunyai potensi
untuk mengakibatkan perubahan lingkungan yang secara langsung maupun
tidak langsung berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Tuliskan
saran kamu bagaimana mengurangi konsumsi energi
3. Tuliskan empat energi lain yang sifatnya terperbaharui dengan kemungkinan
masih dapat di kembangkan lebih lanjut.
Rangkuman
Peningkatan penggunaan energi primer akan menyebabkan timbulnya
peramsalahan terhadap lingkungan, karena semangkin besar penggunaan
energi primer maka akan mengakibatkan semangkin besar pencemaran yang
terjadi. Untuk itu maka diperlukan suatu sumber energi yang tidak pencemari
lingkungan. Energi tersebut adalah energi yang dapat di perbaharui
Sumber bacaan
Ahmad, R, 2004, Kimia Lingkungan , Andi Yogyakarta
Indrasti, N,S, 2009, Produksi Bersih, IPB Press
Kristanto, P, 2002, Ekologi Industri, Andi Yogyakarta
Rusbiantoro, D, 2008, Global Warming For Beginner, O2 Yogyakarta
Sunu, P, 2001, Melindungi lingkungan dengan menerapkaan ISO 14001, PT
Grasindo, Jakarta
Wardhana, W.A, 1999, Dampak Pencemaran Lingkungan, edisi pertama, Andi
Offset, Yogyakarta
11
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011
12
Pengendalian Pencemaran
12
Politeknik Negeri Sriwijaya/Rd/2011