Anda di halaman 1dari 34

Kementerian Keuangan

Republik Indonesia

Seminar Online
KEBIJAKAN TKDD
DALAM MASA PANDEMI COVID-19
Disampaikan oleh:

Sutarto, SE., M.AP

11 September 2020

1
PANDEMI COVID-19 MEMBERIKAN EFEK DOMINO PADA ASPEK
SOSIAL, EKONOMI, DAN KEUANGAN

KESEHATAN SOSIAL EKONOMI KEUANGAN


Penyebaran COVID-19 yang mudah, Langkah untuk flattening the Kinerja ekonomi menurun Volatilitas dan gejolak sektor
cepat, dan luas menciptakan curve dari cepat dan luasnya keuangan dirasakan seketika sejak
tajam: konsumsi terganggu,
krisis kesehatan dengan belum penularan memiliki wabah muncul seiring dengan
investasi terhambat, ekspor-impor
ditemukannya vaksin, obat, serta konsekuensi pada: turunnya investor confidence dan
terkontraksi. Pertumbuhan
keterbatasan alat dan tenaga medis. berhentinya aktivitas ekonomi melambat/menurun tajam terjadinya flight to quality
ekonomi yang
menyerap tenaga kerja Disamping itu, sektor keuangan juga
di berbagai sektor, tak terdampak melalui kanal menurunnya
terkecuali sektor-sektor kinerja sektor riil, di mana profitabilitas
informal. dan solvabilitas perusahaan ikut
menurun.

Rantai suplai global seketika


Krisis kesehatan langsung terjadi
terdisrupsi sejak Tiongkok dan
di Tiongkok dan sebagian kecil
negara-negara lain terguncang oleh
negara sejak awal tahun
krisis kesehatan.
Sebagian besar negara, termasuk Bagi beberapa negara, semisal Indonesia
Indonesia, baru merasakan dampak di mana eskalasi wabah baru terjadi di
wabah di akhir Februari atau awal Maret. Maret, dampak ekonomi diestimasi
memuncak pada Q2-2020.
2
PROYEKSI DAMPAK TERHADAP MAKROEKONOMI
COVID-19 membuat pertumbuhan ekonomi terus terkoreksi lebih rendah serta meningkatkan kemiskinan dan pengangguran

Pertumbuhan Q2 Pertumbuhan Pemutusan


Masyarakat
ekonomi hubungan kerja &
Rilis BPS -5,32 pengangguran
Miskin

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 Potensi dampak sosial penurunan pertumbuhan (juta orang)

Sebelum COVID-19 5,3%


(APBN 2020) Kemiskinan +5,71 +3,02
-0,4% 1,0% Pengangguran +5,23 +4,03
Sesudah COVID-19 Skenario Skenario
Skenario Skenario
Sangat Berat Berat Sangat Berat Berat
Sumber: Kemenkeu RI

UPDATE PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DARI LEMBAGA INTERNASIONAL & CONSENSUS (%, YOY)
Proyeksi Lembaga-lembaga lain masih menunjukkan perbedaan yang signifikan, mengindikasikan tingginya ketidakpastian
Proyeksi
2,0 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4
Bloomberg Median Proyeksi Pertumbuhan 2020Pertumbuhan
Ekonomi
0,0 World Bank OECD ADB Indonesia IMF
Q2 20 Q3 20 Q4 20 oleh
(Jun) (Jun) (Jun) Lembaga (Jun)
-2,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0 -1,0
Internasional
-4,0 -3,1 -3,1 -3,1 -3,4 -3,4 2020 0,0 -3,9 s.d -2,8 -1,0 Masih Belum -0,3
20 Mei 31 Mei 13 Juni 26 Juni 13 Juli Konvergen
Sumber: WB Global Economic Prospect 2020, OECD Economic Outlook 2020, Asian Development Outlook 2020, World
Sumber: Bloomberg (diolah) Economic Outlook IMF, Bloomberg (diolah) 3
RESPON KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT…(1)
FISKAL
Biaya Penanganan
COVID-19

Realokasi Stimulus Stimulus Stimulus Diperluas →


Anggaran & #1 (Feb) #2 (Mar) #3 (Mar)
Rp695,2
Refocusing triliun
Program Rp8,5 triliun Rp22,5 Rp405,9
(4,2% thd PDB)
triliun triliun

• Refocusing APBN & • Akselerasi belanja, Insentif Pajak, Penyelamatan kesehatan • Bidang Kesehatan Rp87,55T
APBD untuk terutama belanja modal kemudahan ekspor dan perekonomiannasional
menangani COVID-19 dan perlindungan sosial impor, stimulus untuk & menjaga stabilitas • Pemulihan Ekonomi
(social safety net) sektor keuangan keuangan (melalui Perppu Nasional/PEN Rp607,65T
No.1/2020)
• Stimulus untuk sektor
spesifik a.l. pariwisata

Bauran kebijakan
MONETER KEUANGAN
moneter dan • Menurunkan suku bunga BI 7DRR • Relaksasi persyaratan
keuangan untuk • Meningkatkan intensitas triple intervention kredit/pembiayaan/penyediaan dana bagi
mendukung UMKM
• Menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM)
kesinambungan • Restrukturisasi kredit/pembiayaan
perekonomian • Memperluas jenis underlying transaction
UMKM
• Menyediakan uang higienis, dll. 4
RESPON KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT…(2)
Biaya Penanganan COVID-19 → Rp695,2T
PROGRAM KESEHATAN PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
Total Anggaran Total Anggaran
Rp87,55 T Rp607,65 T
1. Belanja Penanganan Perlindungan Sosial Rp203,90T Sektoral K/L & Pemda Rp106,11 T
Covid-19 Rp65,80T
1. PKH Rp37,40T 1. Program Padat Karya K/L Rp18,44T
2. Insentif Tenaga Medis 2. Sembako Rp43,60T 2. Insentif Perumahan Rp1,30T
3. Bansos Jabodetabek Rp6,80T 3. Pariwisata Rp3,80T
Rp5,90T 4. Bansos Non-Jabodetabek Rp32,40T 4. DID Pemulihan Ekonomi Rp5,00T
5. Pra Kerja Rp20,00T 5. Cadangan DAK Fisik Rp8,70
3. Santunan Kematian 6. Diskon Listrik Rp6,90T 6. Fasilitas Pinjaman Daerah Rp10,00T
Rp0,30T 7. Logistik / Pangan / Sembako Rp25,00T 7. Cadangan Perluasan Rp58,87T
8. BLT Dana Desa Rp31,80T
4. Bantuan Iuran JKN
Rp3,00T
UMKM Rp123,46 T Pembiayaan Korporasi Rp53,57 T Insentif Usaha Rp120,61T
5. Gugus Tugas Covid-19
Rp3,50T 1. Subsidi bungaRp35,28T 1. Penempatan Dana untuk Restrukturisasi 1. PPh 21 DTP Rp39,66T
2. Penempatan Dana untuk Restru Rp78,78T; Padat Karya Rp3,42T 2. Pembebasan PPh 22 Impor Rp14,75T
6. Insentif perpajakan di 3. Belanja IJP Rp5,00T 2. PMN Rp20,50T (HK Rp7,5T, BPUI Rp6T, 3. Pengurangan Angsuran PPh 25
Bidang Kesehatan 4. Penjaminan untuk Modal Kerja (Stop Loss) PNM Rp1,5T, ITDC Rp0,5T, PPA Rp5T) Rp14,40T
Rp9,05T Rp1,00T; 3. Talangan (Investasi) untuk Modal Kerja 4. Pengembalian Pendahuluan PPN
5. PPh Final UMKM DTP Rp2,40T Rp29,65T (Garuda Rp8,5T, KAI Rp3,5T, Rp5,80T
6. Pembiayaan Investasi kepada Koperasi PTPN Rp4T, KS Rp3T, Perumnas Rp0,65T, 5. Penurunan Tarif PPh Badan Rp20,00T
melalui LPDB KUMKM Rp1,00T PPA Rp10T) 6. Stimulus Lainnya Rp26,00T

5
RESPON KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
Hasil Penyesuaian APBD Untuk Penanganan COVID-19 (Rp Triliun)
❖ Melalui SKB Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nasional Jakarta
Nomor 119/2813/SJ/2020 dan 177/KMK.07/2020, daerah Bidang Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
diminta untuk melalukan penyesuaian APBD 2020. Kesehatan 30.41 9.84 32.4% 1.04 0.63 60.3%
JPS 22.80 8.82 38.7% 1.49 0.85 56.8%
❖ Secara umum, kebijakan Pemerintah Daerah diarahkan Ekonomi 19.24 2.08 10.8% 0.50 0.00 0.1%
pada tiga hal pokok yakni: Total 72.45 20.74 28.6% 3.03 1.48 48.6%
• Penanganan Kesehatan Se-Jabar Se-Jatim
Bidang Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
• Social Safety Net; dan Kesehatan 3.70 1.52 40.9% 3.19 1.14 35.7%
• Pemulihan Ekonomi JPS 5.56 1.81 32.6% 2.78 0.95 34.3%

❖ Sebagai hasil penyesuaian APBD hingga 11 Agustus 2020, Ekonomi


Total
1.50
10.76
0.44
3.76
29.1%
35.0%
0.77
6.74
0.09
2.18
11.3%
32.4%
daerah telah mengalokasikan Rp72,45T dan Sumber: Laporan Penyesuaian APBD dan Realisasi Bansos/PenangananCOVID-19
merealisasikan Rp20.74T untuk penanganan COVID-19
dan dampaknya.
Contoh dukungan insentif fiskal Prov. DKI Jakarta
❖ Bentuk pelaksanaan kebijakan tersebut disesuaikan ✓ Penghapusan sanksi administrasi Pajak Daerah
dengan karakteristik masing masing daerah. (Pergub 36/2020)
❖ Secara umum, skema social safety net oleh daerah ✓ Peniadaan kenaikan ketetapan PBB P2 (Pergub
30/2020)
ditujukan untuk menutup gap yang belum tersentuh ✓ Pengurangan pokok pajak daerah bagi pelaku usaha
Pusat. terdampak COVID-19
❖ Skema dukungan ekonomi berbentuk dukungan
permodalan, pelatihan, pemasaran, hingga insentif
perpajakan daerah seperti penghapusan sanksi, fasilitas
angsuran, dan pengurangan pokok pajak terutang. 6
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

PANDEMI COVID 19 DAN RESPON TKDD 2020

01 Respon Awal: Relaksasi Penggunaan TKDD


(KMK 6, PMK 19)

02 Penyesuaian Alokasi TKDD melalui Perpres


54/2020 dan PMK 35/2020, serta Perpres
72/2020
Refocusing penggunaan TKDD untuk
03 Penanganan COVID-19

04 Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan

05 Percepatan Penyaluran TKDD

7
DUKUNGAN KEPADA DAERAH - KEBIJAKAN TKDD

8
RESPON TKDD 2020 DALAM PENANGANAN COVID-19:
Kebijakan Umum TKDD
Sebelum COVID-19 Setelah COVID-19
“TKDD diarahkan untuk mendukung perbaikan kualitas layanan “Mendukung dan Mendorong Pencegahan/ Penanganan Dampak
dasar publik di daerah, akselerasi daya saing, dan mendorong COVID-19 di daerah”
belanja produktif yang dapat meningkatkan aset daerah”
Pengutamaan Penggunaan untuk Penyempurnaan Tata Kelola,
Penanganan COVID-19,antara lain: melalui:
❑ Mempercepat penyediaan infrastruktur publik dan
penguatan kualitas SDM, terutama melalui bidang • Belanja infrastruktur 25% DTU; Persyaratan tambahan dalam
pendidikan, kesehatan, air minum, perlindungan sosial, penyaluran DAU dan DBH:
• Maksimal 25% sisa DBH SDA (1) Laporan kinerja pencegahan
dan konektivitas antarwilayah → Melalui 25% DTU Kehutanan Dana Reboisasi; dan/atau penanganan Covid-19;
untuk Mandatory Spending, DAK Fisik, Otsus, DTI, (2) Laporan Penyesuaian APBD TA 2020
• DAK Fisik Bidang Kesehatan &
DAIS dan Dana Desa Keluarga Berencana; (3) Penyaluran DAU berdasarkan kinerja
pengelolaan keuangan di daerah
• BOK Tambahan untuk insentif
❑ Meningkatkan daya saing melalui inovasi,
bagi tenaga kesehatan yang Sanksi bila tambahan penyaluran tidak
kemudahan berusaha, tata kelola pemerintahan, dan dipenuhi, berupa:
terlibat dalam penanganan
kebijakan insentif yang mendukung iklim investasi. → COVID-19; dan (1) penundaan 35% DAU dan/atau
Melalui DAK Non Fisik dan DID DBH;
• Dana Desa untuk Bantuan (2) pemotongan penyaluran sebagian
Langsung Tunai. DAU dan/atau DBH; atau
❑ Meningkatkan produktivitas terutama berorientasi (3) Bila hingga akhir tahun, maka DAU
ekspor melalui pengembangan potensi ekonomi dan/atau DBH yang ditunda tidak
Relaksasi Penyaluran Dana TKDD,
daerah. → Melalui DAK Fisik, DAK Non Fisik dan dapat disalurkan kembali kepada
seperti KB DBH & DBH Tahun daerah bersangkutan.
DID berjalan, DAK Fisik Kesehatan, DAK
Non fisik 9
RESPON TKDD 2020 DALAM PENANGANAN COVID-19
Respon Awal: Relaksasi Penggunaan TKDD (KMK 6/2020 & PMK 19/2020)

PMK No.19/PMK.07/2020 KMK No.6/MK.07/2020


DAU Mandatory spending via DAU utk anggaran Relaksasi pelaksanaan DAK Fisik Sub
DAK
kesehatan diprioritaskan penggunaanya utk Bidang Kesehatan dengan kemudahan
Fisik
kegiatan pencegahan dan/atau penanganan perubahan menu/kegiatan untuk
COVID-19 penanggulangan COVID-19

DBH Penyesuaian dan penajaman penggunaan pada DAK Non Relaksasi pelaksanaan Dana BOK
jenis DBH earmarked kesehatan (CHT dan Migas Fisik dengan kemudahan perubahan
Otsus) dan DBH SDA blockgrant (non Kehutanan) menu/kegiatan untuk penanggulangan
yg dapat digunakan untuk kegiatan pencegahan COVID-19
dan/atau penanganan COVID-19

Prioritas penggunaan DID untuk kegiatan


DID
pencegahan dan/atau penanganan COVID-19
dan relaksasi penyalurannya menjadi sekaligus utk
bidang kesehatan
10
RESPON TKDD 2020 DALAM PENANGANAN COVID-19
Penyesuaian Alokasi TKDD 2020 melalui Perpres 54/2020 dan PMK 35/2020

Terdapat penyesuaian alokasi TKDD 2020, yaitu dalam rangka pendanaan penanganan covid19 beserta dampaknya secara terpusat dan
terkoordinasi, sehingga dana yg dikurangi dari TKDD pada dasarnya kembali untuk masyarakat di daerah melalui bansos, insentif UMKM dll

Jenis TKDD APBN Perpres 54/PMK 35 Selisih Penjelasan


DBH 117,58 89,81 (27,76) Mengikuti penurunan penerimaan Negara (21,1%)
DAU 427,09 384,38 (42,71) Pemotongan 10%
DID 15,00 13,50 (1,50) Pemotongan Rp1,5 T
DAK Fisik 72,25 54,19 (18,06)
• Bidang Pendidikan (Non GOR Dipotong 25% dari pagu awal
18,33 18,33 - • Pemotongan dilakukan pada bidang selain Pendidikan
dan Perpustakaan)
(non GOR dan Perpusda) dan Kesehatan
• Bidang Kesehatan 20,78 20,78 -
• Alokasi DAK Fisik Bidang lainnya termasuk dana
• Bidang lain (GOR, Perpus, Ke- 33,13 15,07 (18,06) cadangan DAK Fisik sebesar Rp9,1 T
PU-an, LHK, dll)
DAK Non Fisik 130,27 128,77 (1,50)
• Pendidikan (BOS, TPG, dll) 117,07 112,18 (4,88) • Semua jenis diperkirakan dengan tingkat penyerapan
• Kesehatan (BOK) 9,70 13,40 3,70 dan sisa dana yang ada di Kasda
• Non Pendidikan & Kesehatan • Penambahan BOK Rp3,7 T utk insentif tenaga medis
3,50 3,18 (0,32)
(KB, Adminduk, dll)
Menyesuaikan dengan pagu DAU, Otsus terdapat penghematan
Otsus dan DIY 22,75 20,88 (1,87)
9,8% dan penghematan DTI 5% 11

Dana Desa 72,00 71,19 (0,81) Penghematan karena kapasitas penyerapan


Total 856,94 762,72 (94,22) 11
RESPON TKDD 2020 DALAM PENANGANAN COVID-19
Penyesuaian Kembali Alokasi TKDD 2020 melalui Perpres 72/2020 (Revisi Perpres 54/2020)
APBN Perpres ▪ Jika dibandingkan dengan pagu
URAIAN Selisih %
2020 72/2020 APBN 2020, terdapat pengurangan
Transfer ke Daerah 784,945.3 692,735.6 (92,209.7) -11.7% pagu TKDD sebesar Rp93,02 triliun
I. Dana Perimbangan 747,196.8 653,358.9 (93,837.9) -12.6% atau sebesar 10,9%.
A. Dana Tranfser Umum 544,670.9 470,800.2 (73,870.7) -13.6%
▪ DBH mengalami koreksi paling
1 Dana Bagi Hasil 117,580.3 86,418.7 (31,161.6) -26.5%
tinggi sebesar Rp31,16 triliun atau
2 Dana Alokasi Umum 427,090.6 384,381.5 (42,709.1) -10.0%
sekitar 26,5% sebagai akibat
B. Dana Tranfser Khusus 202,525.9 182,558.7 (19,967.2) -9.9%
penyesuaian target penerimaan
1 Dana Alokasi KhususFisik 72,249.8 53,787.4 (18,462.4) -25.6%
negara sebagai dampak covid-19.
2 Dana Alokasi Khusus Non Fisik 130,276.1 128,771.3 (1,504.8) -1.2%
▪ DID mengalami kenaikan sebesar
II. Dana Insentif Daerah 15,000.0 18,500.0 3,500.0 23.3%
Rp3,5 triliun (atau naik Rp5 triliun
III. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DIY 22,748.5 20,876.7 (1,871.8) -8.2%
jika dibandingkan Perpres 54/2020
A. Dana Otonomi Khusus 21,428.5 19,556.7 (1,871.8) -8.7%
dalam rangka mendorong
1 Dana Otsus Prov. Papua dan Papua Barat 8,374.2 7,555.3 (818.9) -9.8%
pemulihan ekonomi daerah.
2 Dana Otsus Prov. Aceh 8,374.2 7,555.3 (818.9) -9.8%
3 Dana Tambahan Infratsruktur Dalam Rangka Otsus 4,680.2 4,446.2 (234.0) -5.0% ▪ Dana Desa tidak mengalami koreksi
B. Dana Kesitimewaan DI. Yogyakarta 1,320.0 1,320.0 - 0.0% signifikan, namun penggunannya
Dana Desa 72,000.0 71,190.0 (810.0) -1.1% difokuskan pada pemulihan
Total 856,945.3 763,925.6 (93,019.7) -10.9%
ekonomi, al. melalui BLT desa.
112
RESPON TKDD 2020 DALAM PENANGANAN COVID-19
Refocusing Penggunaan TKDD untuk Penanganan COVID-19

Di luar penyesuaian TKDD yang telah dilakukan dalam Perpres 54/2020, TKDD juga secara langsung melakukan
intervensi untuk penanganan COVID-19, utamanya melalui refocusing penggunaannya
Jenis Dana Estimasi Penggunaan
DBH 4.634,89 • DBH CHT, DBH SDA Migas dalam rangka Otsus, dan Belanja infrastruktur 25% DTU dapat
DAU 4.000,00 digunakan sebagian/seluruhnya utk penanganan COVID-19.
• 25% Sisa DBH DR di RKUD dapat digunakan untuk mendanai penanganan COVID-19
dan/atau ancaman yang membahayakan perekonomian daerah dan/atau nasional.
DID 4.181,22 Realokasi dari rencana penggunaan DID seluruh kelompok kategori, terutama Bidang
Kesehatan.
DAK Fisik 9.357,90 Pembangunan ruang isolasi, pengadaan ventilator, mobile X-ray.
DAK Non Fisik 7.247,45 Puskesmas, balai faskes, insentif nakesda yang menangani Covid (BOK Tambahan).
Dana Desa • Refocusing Dana Desa untuk BLT Desa, sebesar:
BLT Desa 31.789,40 i. Rp600.000,-/KPM/bulan, untuk 3 bulan (April – Juni).
ii. Rp300.000,00/bulan/KPM selama 3 bulan berikutnya (Juli-Sept)

Total 61.210,90 • Dana Otonomi Khusus dan DTI dapat digunakan untuk kegiatan
pencegahan/penanganan COVID-19 dan/atau untuk pemberdayaan ekonomi
Jenis TKDD lainnya masyarakat yang terdampak pandemi.
• Dana Keistimewaan: dapat digunakan untuk mendanai penyelenggaraan urusan
13

Keistimewaan dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat yang terdampak


pandemi COVID-19 13
RESPON TKDD 2020 DALAM PENANGANAN COVID-19
Relaksasi Penyaluran TKDD 2020 untuk Penanganan COVID-19
Dalam rangka percepatan penanggulangan dampak pandemi COVID-19, kebijakan TKDD juga melakukan relaksasi
penyaluran dana TKDD 2020 agar daerah dapat segera menerima dana TKDD dan segera menggunakannya untuk
penanganan COVID-19 di daerah masing-masing, diantaranya melalui:

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Khusus Fisik


1. Penetapan alokasi sementara Kurang Bayar DBH TA • Relaksasi persyaratan penyaluran kepada 3 (tiga)
2019 berdasarkan prognosis realisasi penerimaan Subbidang di DAK Kesehatan terkait dengan menu
negara yang dibagihasilkan TA 2019. penanganan COVID-19.
Telah ditetapkan: • Penyaluran dilakukan secara sekaligus di awal (tanpa
menunggu adanya kontrak kegiatan).
➢ PMK No.36/PMK.07/2020 tentang Penetapan
Alokasi Sementara Kurang Bayar DBH Tahun
2019; dan
Dana Alokasi Khusus Non Fisik
➢ KMK No.8/KM.7/2020 tentang Penyaluran
• Penyaluran Dana BOK Tahap I dilaksanakan tanpa
Alokasi Sementara Kurang Bayar DBH Tahun
menyampaikan laporan realisasi TA sebelumnya
Anggaran 2019 dalam rangka Penanganan
dengan tidak memperhitungkan sisa dana di RKUD.
Pandemi COVID-19.
• Persyaratan penyaluran Dana BOK tahap I digeser
2. Melakukan relaksasi penyaluran DBH TA berjalan menjadi persyaratan penyaluran tahap II.
berdasarkan perkembangan penyebaran Covid-19 di
daerah.

14
RESPON TKDD 2020 DALAM PENANGANAN COVID-19
Akuntabilitas Pengelolaan TKDD 2020 untuk Penanganan COVID-19

Dalam rangka mendorong pencegahan/penanganan dampak COVID-19 di daerah dan sekaligus pengendalian pelaksanaan
APBN Tahun 2020, terdapat penambahan persyaratan penyaluran DAU dan DBH serta penerapan sanksi apabila tidak dipenuhi.

Tambahan Persyaratan dalam penyaluran DAU dan Sanksi bila tambahan persyaratan penyaluran tidak dipenuhi:
DBH: 1) Tidak menyampaikan Laporan pencegahan dan/atau
1) Penyaluran DAU dapat dilakukan berdasarkan penanganan COVID-19 selama 2 bulan berturut-turut,
kinerja pengelolaan keuangan di daerah. dapat dilakukan pemotongan penyaluran sebagian DAU
2) Laporan kinerja pencegahan dan/atau dan/atau DBH.
penanganan COVID-19, meliputi: 2) Tidak menyampaikan Laporan Penyesuaian APBD,
• Laporan kinerja bidang Kesehatan; dan dilakukan penundaan 35% DAU dan/atau DBH setiap
• Laporan kinerja bantuan sosial. bulan dan/atau triwulan, sejak bulan mei dan/atau
3) Laporan Penyesuaian APBD TA 2020, meliputi: triwulan II setelah mendapatkan pertimbangan dari
• penyesuaian pendapatan Transfer ke Daerah Menteri Dalam Negeri.
dan Dana Desa; 3) Bila hingga akhir tahun Laporan Penyesuaian APBD tidak
• penyesuaian Pendapatan Asli Daerah; disampaikan , maka DAU dan/atau DBH yang ditunda
• rasionalisasi belanja pegawai; tidak dapat disalurkan kembali kepada daerah
• rasionalisasi belanja barang/jasa bersangkutan.
sekurangkurangnya sebesar 50% (lima puluh
persen); dan
• rasionalisasi belanja modal sekurang-
kurangnya sebesar 50% (lima puluh persen).
15
PERKEMBANGAN
PELAKSANAAN KEBIJAKAN TKDD

16
1. PEMBERIAN INSENTIF TENAGA KESEHATAN
TUJUAN MEKANISME BARU
Memberikan penghargaan untuk tenaga kesehatan yang ➢ Proses verifikasi hanya dilakukan di Daerah (oleh
berjuang untuk menangani Covid-19 Dinkes+APIP Daerah) → Beban pembuktian kebenaran
data insentif Nakes beralih dari Kemenkes ke Pemda
TARGET SASARAN → dapat dilakukan post audit oleh APIP Pusat;
99.660 Nakes, diberikan 3 bulan (Maret s.d Mei) dan dapat
➢ Kemenkeu menyalurkan ke kas daerah secara
diperpanjang sesuai kebutuhan glondongan berdasarkan estimasi kebutuhan yang
disiapkan Kemenkes → Tahap I 60% dan Tahap II 40%
REALISASI sesuai progres;
➢ Dinkes meminta penyaluran utk Nakes ke BUD berdasar
s/d 30 Juni 2020 telah salur Rp58,3 miliar (1,6%) untuk
hasil verifikasi yang telah dilakukan
15.435 Nakes di 72 Daerah (Mekanisme Lama)
➢ Untuk mendapatkan info update secara periodik,
Kemenkes mewajibkan setiap Dinkes menyampaikan
TINDAK LANJUT
update pembayaran insentif ke Nakes setiap minggu.
Penyederhanaan mekanisme verifikasi dan penyaluran
→ telah ditetapkan Revisi Kepmenkes No.278/2020 REALISASI PENYALURAN
menjadi Kepmenkes No.392/2020 (untuk perbaikan Realisasi belum optimal, dan sd pertengahan Agustus
proses verifikasi) dan ditetapkan KMK
2020 di Daerah masih hanya di kisaran Rp100 an Miliar
No.15/KM.7/2020 (untuk mekanisme penyaluran) →
implementasi mulai 1 Juli 2020

17
INSENTIF TENAGA KESEHATAN DAERAH (BOK TAMBAHAN)

Rencana Realisasi*
No Program Keterangan/
Rp (M) Target Rp (M) % Target %

• Realisasi jumlah Nakes


melebihi target yg
direncanakan karena
penghitungan target
awal dg asumsi Nakes
• Meknsm Lama: 72 Daerah yang menerima tidak
Insentif tenaga kesehatan utk 15.435 Nakes berganti ganti, namun
542 Daerah • Meknsm Lama 58,3 M fakta di lapangan Nakes
1 daerah melalui BOK 3.700 M 60,1 • Meknsm Baru: 542 Daerah 152
99.660 Nakes • Meknsm Baru 1.298 M dapat berganti tiap
Tambahan “diperkirakan” untuk
harinya
122.246 Nakes
• Dengan mekanisme
baru, verifikasi lebih
cepat shg dihatapkan
benar2 bisa segera
tersalur ke Nakes

Total 3,700 1,357

*Awal September 2020

18
2. PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA DESA UNTUK BLT
$

TOTAL ANGGARAN BATAS MAKSIMAL

35% atau lebih dari


Rp21,19 T Rp31,79 T 35% dengan
sesuai dengan
kebutuhan BLT
persetujuan pemda dari
realisasi penerimaan DD Desa

PMK 40/2020
PMK 50/2020

BESARAN MANFAAT
JANGKA WAKTU
➢ 3 bulan Rp600.000
Rp600.000
3 bulan 6 bulan ➢ 3 bulan Rp300.000

per KPM
paling cepat bulan April 2020

19
REDESIGN PENYALURAN DANA DESA UNTUK BLT DESA

LOREM IPSUM
PMK 40/2020 PMK 50/2020

Penyaluran DD tahap II diajukan Penyaluran DD thp II langsung di


SIMPLIKASI oleh Kades ke Pemda lalu Pemda ajukan oleh pemda ke KPPN dengan
ke KPPN menandai pengajuan di OMSPAN
PROSEDUR
1. Syarat penyaluran Tahap I berupa 1. Syarat penyaluran Tahap I
Peraturan bupati/wali kota dapat berupa Keputusan
mengenai Rincian Dana Desa per
bupati/wali kota mengenai
RELAKSASI desa dan Perdes APBDes
Rincian Dana Desa per desa
PERSYARATAN 2. Penyaluran DD bulanan dilakukan
dengan syarat Perkades tentang 2. Penyaluran bulanan untuk
penetapan penerima BLT Desa dan BLT Desa dilakukan tanpa syarat
laporan pelaksanaan BLT Desa

RELAKSASI Penyaluran DD bulanan dapat dilakukan


Penyaluran DD bulanan hanya 2x dlm sebulan dng rentang waktu paling
MEKANISME PENYALURAN dapat dilakukan setiap bulan cepat 2 minggu 20
PERKEMBANGAN PENYALURAN (BLT) DANA DESA
Rencana Realisasi

Dukungan Pagu Target Rp (M) Penerima


No Target Keterangan/Status/Tindak lanjut
Fiskal DIPA Rp KPM
Rp (M) % thd
(M) (juta) Rp (M) KPM %
Target

Keterangan:
a. BLT DD bulan April s.d. Juni diberikan sebesarRp600.000,-
BLT Dana per KPM
1
Desa 31.800*) 31.800 11*) 9.242,62 29,06% 7.554.031 61,43% b. BLT DD bulan Juli s.d. Agustus diberikan sebesar
Rp300.000,- per KPM
c. Realisasi berdasrkan penyaluran BLT oleh Desa kepada
KPM, berdasarkan laporan dari DPMD Kab/Kota ke KPPN.
Sumber: 1. Data R-BLT Desa per 8 Juli dari DJPb Kemenkeu
Keterangan: 2. Data R-penerima BLT Desa (KPM) per 2 Juli dari Kemendes PDTT.

1.Sampai tanggal 12 Agustus 2020 penyaluran sebesar Rp9,24 T Monitoring Penyaluran BLT s.d. 12 Agustus 2020
untuk 7,5 juta KPM. Target Rp
Bulan KPM Nilai Salur % Dari Target
2.Penyaluran Dana Desa Tahap I sebanyak 74.884 desa (M)
(99,91%) April 7.130.177 4.278.106.200.000 13,45%
3.Penyaluran Dana Desa Tahap II sebanyak 62.132 desa Mei 5.180.314 3.108.188.400.000 9,77%
(82,89%)
31.800 Juni 3.010.318 1.806.190.800.000 5,68%
4.Penyaluran Dana Desa Tahap III sebanyak 961 desa (1,31%)
Juli 155.685 46.705.500.000 0,15%
Agustus 11.431 3.429.300.000 0,01%
TOTAL 9.242.620.200.000 29,06%

*) Sumber data KPPN dari DPMD Kabupaten/Kota


21
3 CADANGAN DAK FISIK

Latar Belakang Dasar Hukum


• Pasal 11 Perpres 54/2020 tentang Perubahan Postur dan
• Dana Cadangan DAK Fisik awalnya Rincian APBN TA 2020 sebagaimana telah diubah
sebesar Rp9,11 T, ditetapkan dalam
dengan Perpres 72/2020 → ketentuan lebih lanjut
PMK No. 35/2020 sebagaimana pelaksanaan Perpres diatur dengan PMK.
amanat Pasal 11 Perpres 54/2020. • Perpres 72/2020 tentang Perubahan atas Perpres
• Rincian alokasi per 54/2020 → Lampiran Perpres 72/2020 mengatur Rincian
Alokasi Per Daerah/Bidang/Subbidang Cadangan Dana
jenis/bidang/subbidang Cadangan DAK
Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2020.
Fisik disesuaikan menjadi sebesar
• Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
Rp8,7 (sesuai lampiran Perpres 76/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Cadangan DAK
72/2020). Fisik.
• Tujuan penggunaan Cadangan DAK • Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 101 tentang
Fisik untuk memenuhi kebutuhan Penyaluran Dan Penggunaan Transfer Ke Daerah Dan
mendesak, terutama pencegahan, Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Untuk Mendukung
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
penanganan, dan/atau mengatasi 19) Dan Pemulihan Ekonomi Nasional
dampak COVID-19.

222
PENGALOKASIAN CADANGAN DAK FISIK

Tujuan : digunakan untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional sesuai PP Nomor 23 Tahun 2020.

PMK 76/PMK.07/2020, Pasal 2 : Cadangan DAK Fisik dialokasikan pada bidang tertentu
berdasarkan kriteria umum dan kriteria khusus

• KRITERIA UMUM KRITERIA KHUSUS


▪ Mendukung pencapaian ▪ kegiatan yang akan
target pembangunan nasional didanai dari Cadangan BIDANG CADANGAN DAK FISIK
dalam Rencana Pembangunan DAK Fisik bukan
Jangka Menengah (RPJMN) merupakan usulan
dan Rencana Kerja kegiatan baru;
Pemerintah (RKP); ▪ pelaksanaan kegiatan
▪ memiliki daya dukung tinggi dapat dilakukan secara
terhadap pemulihan padat karya, Pertanian Perumahan dan
Permukiman Irigasi Air Minum Sanitasi
perekonomian Daerah; menggunakan material
▪ mendukung ketahanan dan tenaga kerja lokal;
pangan; dan/atau dan
▪ mendukung pengembangan ▪ dapat diselesaikan pada
kawasan strategis pariwisata sisa Tahun Anggaran Industri Kecil

nasional. 2020 Kelautan dan


Jalan
Transportasi Pariwisata dan
Perikanan Desa Menengah
23
CADANGAN DAK FISIK SEBAGAI BAGIAN PROGRAM
PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
Estimasi
Pagu Jumlah
Serapan
Bidang Menu / Rincian Kegiatan Alokasi Pemda
Tenaga
(miliar) Penerima*
Kerja
- Pemeliharaan Berkala Jalan
- Rehabilitasi Jalan
Jalan 22.590 1.800,98 139
- Pemeliharaan Berkala Jembatan
- Rehabilitasi Jembatan
Irigasi - Rehabilitasi Jaringan Irigasi 33.056 1.454,33 332
Air Minum - Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan 21.105 1.153,54 304
Sanitasi - Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Setempat (SPALD-S) 27.365 918,21 237
- Bantuan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya
Perumahan dan
- Bantuan Pembangunan Baru Rumah Swadaya 42.881 1.012,59 323
Permukiman
- Pembangunan Rumah Khusus
Pertanian - Pembangunan Sumber-Sumber Air 24.802 289,06 269
- Pembangunan Amenitas Kawasan Pariwisata (rincian kegiatan terbatas)
Pariwisata 35.905 593,99 257
- Pembangunan Atraksi/Daya Tarik Wisata (rincian kegiatan terbatas)
- Pengadaan Sarpras Pemberdayaan Budidaya Ikan Skala Kecil
- Pengadaan Sarpras Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil
- Rehabilitasi Sarpras Pengolahan Hasil Perikanan
Kelautan dan
- Pengadaan Sarpras Tambak Garam 152.665 584,55 434
Perikanan
- Pembangunan/Rehabilitasi Sarpras Fasilitas Pokok dan Fungsional Pelabuhan
Perikanan
- Pembangunan Rehabilitasi Sarpras Pembenihan UPTD Kab/Kota
Transportasi
- Pembangunan dan Peningkatan Jalan Desa Strategis 15.600 553,68 137
Perdesaan
Industri Kecil - Pembangunan Sentra IKM (rincian kegiatan terbatas)
3.434 194,50 88
Menengah - Revitalisasi Sentra IKM (rincian kegiatan terbatas)
Total 379.403 8.555,44 - 12
4. DID TAMBAHAN TA 2020 UNTUK PEMULIHAN EKONOMI

TUJUAN SASARAN PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN


✓ Pengalokasian dilakukan 3 periode:
Memberikan insentif atas tata normal 1. Pemda yang dapat i. Periode pertama pada bulan Juli 2020 sebesar
baru dengan melihat pemda yg telah berkinerja baik Rp1,92 triliun;
melakukan hal sbb: didalam penanganan ii. Periode kedua bulan September 2020; dan
1. Mengurangi jumlah paparan epidemi Covid-19; iii. Periode ketiga bulan Oktober 2020.
Covid-19 secara nasional; ✓ Penyaluran dilakukan sekaligus setelah daerah
2. Berhasil memperbaiki posisinya 2. Pemda yang menyampaikan Rencana Penggunaan DID Tambahan
menciptakan Inovasi (Paling lambat September untuk Periode I, November
dalam melakukan pencegahan dan untuk Periode II, dan Desember untuk Periode III)
penanggulangan Covid-19 yg terbaik dalam
efektif; penyiapan dan PENGGUNAAN
3. Mendukung percepatan pemulihan pelaksanaan tatanan ❑ DID Tambahan digunakan untuk mendorong pemulihan
ekonomi di dearah; dan ekonomi di daerah termasuk industri kecil, Usaha Mikro
normal baru produktif
Kecil dan Menengah, koperasi, dan pasar tradisional
4. Mendorong daerah untuk dan aman covid-19. serta penanganan COVID-19 bidang kesehatan dan
berinovasi dalam penerapan bantuan sosial.
protokol Covid-19. ❑ DID Tambahan tidak boleh digunakan untuk:
1) Honorarium; dan
2) Perjalanan Dinas.
25
Layak Penilaian Kategori
Prasyarat Utama Kinerja
(eligible)
Memenuhi:
• Kepatuhan Penyampaian Penyesuaian
APBD 2020 berdasarkan PMK
Tidak Layak Tidak
35/PMK.07/2020; dan (ineligible) Mendapatkan DID Memenuhi kriteria:
• Laporan Belanja Kesehatan dan Laporan 1. Kab/Kota yang
Belanja Bansos dalam rangka Pencegahan
mempertahankan zona hijau
dan/atau Penanganan Covid-19
berdasarkan PMK 19/PMK.07/2020 dan Tidak dalam jangka waktu tertentu
PMK 35/PMK.07/2020 2. Kab/Kota yang berubah dari
Memenuhi
zona merah menjadi zona
hijau dalam jangka waktu
Inovasi Daerah tertentu
3. Provinsi/Kab/Kota yang
Pemenang Lomba Inovasi Daerah Dalam memenuhi skor minimal 80
Penyiapan Tatanan Normal Baru Memenuhi dalam perhitungan
perkembangan skor
epidemiologi

Alokasi DID Tambahan


26
DID Tambahan Periode Pertama dan
Perhitungan
Rencana Pagu
DID Tambahan danKedua
Periode Alokasi
dan Ketiga (1)
Pagu Metode Variabel
▪ Skor epidemiologi;
▪ Menggunakan prasyarat utama
▪ Zonasi daerah;
Periode Rp1.918 dan kategori kinerja
▪ Risiko daerah; dan
Pertama miliar ▪ metode penilaian kinerja antar
▪ Inovasi daerah dalam rangka
waktu
covid.

Pagu Metode Variabel


▪ Menggunakan prasyarat utama
dan kategori kinerja
Rp2.082 ▪ Metode penilaian kinerja antar ▪ Skor epidemiologi;
Periode
waktu ▪ Zonasi daerah; dan
Kedua miliar
▪ Melihat kinerja penanganan ▪ Risiko daerah.
Covid-19 setelah pelaksanaan
periode pertama
Pagu Metode Variabel
▪ Menggunakan prasyarat utama
dan kategori kinerja ▪ Skor epidemiologi;
▪ metode penilaian kinerja antar ▪ Zonasi daerah;
Periode Rp1.000
waktu ▪ Risiko daerah;
Ketiga miliar ▪ Melihat kinerja penanganan ▪ Kinerja Investasi; dan 27

Covid-19 dan Pemulihan ekonomi ▪ Kinerja DTKS


di daerah
27
DID Tambahan Periode Pertama dan
Perhitungan
Rencana Pagu
DID Tambahan danKedua
Periode Alokasi
dan Ketiga (2)
Penggunaan Waktu
Penyaluran Realisasi
Data Pengalokasian

Juli - ▪ 171 Pemda (16 Prov, 120


Periode 7 – 28 Juni Kab, dan 35 Kota)
Juli 2020 September
Pertama 2020 ▪ 48 Pemda telah disalurkan,
2020
sebesar Rp556,39miliar

Penggunaan Waktu
Penyaluran
Data Pengalokasian

Periode 28 Juni – 26 Juli Agustus -


Agustus 2020
Kedua 2020 September 2020

Penggunaan Waktu
Penyaluran
Data Pengalokasian

Periode 26 Juli – 23 Agustus September September –


Ketiga 2020 2020 Oktober 2020 28

28
KRITERIA SELEKSI PENERIMA DID TAMBAHAN
DAERAH
PERIODE PENERIMA DID TAMBAHAN
PERTAMA
A. Pemerintah Daerah pemenang lomba inovasi Daerah dalam tatanan normal baru
➢ 7 Sektor yaitu pasar tradisional, pasar modern/mall, hotel, restoran, PTSP, transportasi umum dan tempat wisata
➢ 4 Klaster yaitu provinsi, kabupaten, kota, dan kabupaten/kota tertinggal/perbatasan

B. Pemerintah Daerah berkinerja baik dalam penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Prasyarat Utama Kategori Kinerja
Kabupaten/Kota Zona Hijau:
• Daerah yang mampu mempertahankan zona hijau dalam jangka waktu
tertentu (berbatasan administratif darat dengan zona merah)
Kepatuhan Penyampaian • Daerah yang berubah dari zona merah menjadi zona hijau dalam jangka
Penyesuaian APBD 2020 waktu tertentu
→ Sesuai PMK 35/2020
Kabupaten/Kota Zona Non Hijau:
• Perkembangan skor epidemiologi dalam jangka waktu tertentu

Penyampaian Laporan Kinerja Bidang Provinsi:


Kesehatan dan Laporan Bantuan • Perkembangan rata-rata skor epidemiologi kabupaten/kota dalam jangka
Sosial dalam rangka Covid-19; waktu tertentu
29
5 PENGATURAN PINJAMAN PEN DAERAH
Dasar hukum pemberian Pinjaman PEN daerah adalah PP 43/2020 tentang
Perubahan PP 23/2020 yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam PMK 105/2020

Pasal 15 Ayat (2) dan Pasal15B PMK 105/2020 Tentang Pengelolaan


PP 43/2020 Ttg Perubahan PP 23/2020 Pinjaman PEN untuk Pemda

Pokok-Pokok Pengaturan:
• Salah satu Investasi Pemerintah • Ruang Lingkup pinjaman (sumber dana,
dalam rangka pelaksanaan bentuk pinjaman, jangka waktu, persyaratan)
Program PEN adalah investasi • Perencanaan dan Penganggaran
langsung dalam bentuk • Perjanjian Pengelolaan Pinjaman
• Pengusulan dan penilaian
pinjaman PEN Daerah. • Perjanjian Pinjaman
• Ketentuan lebih lanjut • Pembayaran Pinjaman
• Subsidi Bunga Pinjaman Daerah dalam
mengenai Pinjaman PEN rangka mendukung Program PEN
Daerah diatur dengan PMK. • Pemantauan, evaluasi dan Pelaporan

30
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
SKEMA PENDANAAN PINJAMAN (Pasal 7 & 13)

1. APBN: RKUN 2. PT SMI: Rek. PT SMI PT SMI PEMDA


Pinjaman PEN Pinjaman Daerah dalam
Daerah rangka mendukung Program PEN
Rek Khusus RKUD

Perjanjian Pemberian
Perjanjian Pengelolaan Pinjaman Pinjaman
Dirut Kepala
a.n Menkeu PT SMI
dan
dan Dirut PT SMI Daerah
Dirjen PK

Jenis Pinjaman
1. Pinjaman Program
2. Pinjaman Kegiatan

31
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
PELAKSANAAN PINJAMAN PEN DAERAH TA 2020
PT SMI Sebagai Pelaksana Pinjaman PEN Daerah dan Pinjaman Dukungan Program PEN

1. Pinjaman PEN Daerah: Sumber Dana APBN (Rp10 T) (Pasal 2 sd 16)


Penyaluran Ke Pemda Jangka Waktu Pembayaran Kewajiban
Pasal 7 ayat (1) Pasal 2 ayat (2) Pasal 16
Melalui PT SMI berdasarkan Maksimal 10 Tahun, dengan grace period Diperhitungkan langsung terhadap
Perjanjian Pengelolaan Pinjaman maksimal 2 Tahun (disesuaikan dengan penyaluran Dana Transfer Umum
antara Kemenkeu dan PT SMI tenggat penyelesaian proyek) (DAU/DBH) oleh DJPK berdasarkan
permintaan PT SMI

Bentuk Pasal 9 ayat (3)


Suku Bunga 0% + Biaya PT SMI Relaksasi Persyaratan
Pasal 2 ayat (2) Pasal 10 ayat (5)
1. Pinjaman Program, dan -Biaya pengelolaan 0,185% : Tahunan Laporan Kepada DPRD
Memberitahukan kepada DPRD paling lama
2. Pinjaman Kegiatan -Biaya provisi sebesar 1% : 1X 5 hari kerja setelah mengajukan pinjaman
→ Pemda membayar kepada PT SMI dan dipertanggungjawabkan dalam APBD

2. Pinjaman Dukungan Program PEN: Sumber Dana PT SMI (Rp5 T) (Pasal 17 & 22)
Suku Bunga Ketentuan Pinjaman Dan Penyelesaian Tunggakan
-Bunga Pinjaman Kepada Pemda : 5,4%
Ketentuan Pinjaman berdasarkan ketentuan PT SMI. Apabila terdapat
-Selisih cost of fund PT SMI (8,45%) dengan Bunga 5,4 % akan
tunggakan oleh Pemda, diperhitungkan dari penyaluran Dana Transfer Umum
disubsidi oleh Pemerintah Pusat : 3,05%

32
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
UPAYA PERCEPATAN PENYALURAN TKDD
Arahan Presiden agar dilakukan percepatan TKDD sehingga daerah bisa segera
belanja, krn realisasi belanja Pemerintah adalah kunci untuk selamat dari krisis ekonomi

TINDAK LANJUT PMK No. 101/PMK.07/2020

✓ Telah dilakukan percepatan penyaluran KB DBH dan relaksasi ➢ Akan berdampak mulai Agustus 2020
penyaluran DBH Triwulan III terhadap daerah dengan risiko
tinggi COVID-19 ➢ Penyaluran DTU tidak mempersyaratkan dokumen
yang sebelumnya dipersyaratkan.
✓ Telah dilakukan akselerasi penyaluran DID bidang kesehatan
disalurkan sekaligus 100% di tahap I ➢ DAK Fisik disalurkan disalurkan langsung sekaligus
sebesar nilai kontrak (satu kali penyaluran)
✓ Telah ditetapkan PMK No. 101/PMK.07/2020 tentang
Penyaluran dan Penggunaan TKDD TA 2020 untuk ➢ Penyaluran DID tahap II tanpa mempersyaratkan batas
Mendukung Penanganan Pandemi COVID-19 & PEN pada minimal realisasi penyerapan.
tanggal 5 Agustus 2020

33
TERIMA KASIH
facebook.com/KementerianKeuanganRI
facebook.com/DirektoratJenderalPerimbanganKeuangan

@KemenkeuRI
@DitjenPK

@KemenkeuRI
@DitjenPK

www.youtube.com/KemenkeuRI
Ditjen PK Kemenkeu RI

www.djpk.kemenkeu.go.id

8/18/2020 29
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan 34
29

Anda mungkin juga menyukai