Anda di halaman 1dari 4

TUGAS URAIAN PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu : Aang Supriatna, M.Pd.

Dibuat Oleh :

Zulfikri Ali Fatah


2001339
Pendidikan Geografi B

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
A. Resume Podcast

Podcast kali ini membahas tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai
ideology. Pancasila sebagai ideology negara alam konteks sejarah bangsa Indonesia
mengalami pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilainya. Pada masa orde lama, presiden
Soekarno dalam hal ini memahami Pancasila sebagai ideology negara, namun dalam
perjalanan pemerintahannya idelogi Pancasila mengalami pasang surut karena dicampur
dengan ideology komunisme dalam konsep NASAKOM. Kemudia pada masa orde baru,
Pancasila sebagai ideology diletakan pada kedudukan yang sangat kuat melalui TAP
MPR No.2/1978 tentang pemasyarakatan P4. Pada era reformasi, Pancasila sebagai
ideology mengalami pasang surut yang ditandai dengan beberapa hal, seperti keengganan
para penyelenggara negara mewacanakan tentang Pancasila. Meskipun saat ini kesadaran
Pancasila sebagai idelogi sudah mengalami peningkatan.

Tantangan Pancasila sebagai ideology disebabkan oleh dua faktor, yaitu eksternal,
dan internal. Faktor eksternal, seperti pertarungan ideology dunia, menguatnya isu
kebudayaan global, meningkatnya kebutuhan dunia, dan kemajuan teknologi yang
berdampak kepada eksploitasi alam. Faktor internal, yaitu pergantian rezim yang
berkuasa yang berkepentingan partai politik saja, dan KKN dalam penyelenggaraannya.

B. Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara


a) Dinamika Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Dinamika Pancasila sebagai ideology negara dalam sejarah bangsa Indonesia sudah
melewati masa pasang surut setiap pergantian pemerintahan. Pada masa presiden
Soekarno, Pancasila diakui sebagai ideology negara karena Soekarno merupakan pendiri
dan pencetus Pancasila. Namun dalam pelaksanaannya, Soekarno mencampurkan
ideology Pancasila dengan ideology komunis yang berbasis NASAKOM. Pada masa orde
baru atau pada masa pemerintaan Seoharto, Pancasila sebagai ideology negara
ditempatkan pada kedudukan tertinggi yang tertulis dalam TAP MPR No.2/1978 tentang
pemasyarakatan P4. Pada masa ini juga Pancasila dijadikan asas tunggal bagi organisasi
politik dan organisasi masyarakat.

Pada masa reformasi, Pancasila sebagai ideology negara masih mengalami pasang
surut dalam pelaksanaannya yang ditandai oleh beberapa hal, seperti enggannya para
penyelenggara negaran mewacanakan Pancasila yang berujung hilangnya Pancasila dari
kurikulum nasional. Namun pada akhirnya para penyelenggara negara sadar terhadap
pentingnya Pancasila di perguruan tinggi

b) Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Tantangan Pancasila sebagai ideology negara timbul karena disebabkan oleh dua
faktor, yakni faktor internal, dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal
dari dalam negeri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
negeri. Berikut pembagian faktor tantangan Pancasila sebagai ideology negara

 Faktor Ekternal
1) Adanya peperangan ideology negara: Pada tahun 1945 sampai 1990 terdapat
peperangan ideology yang dilakukan oleh dua negara super power, yaitu
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun Uni Soviet bubar pada tahun 1990,
sehingga hanya menyisakan satu negara super power.
2) Menguatnya isu kebudayaan global: Banyaknya budaya-budaya asing yang
dibarengi dengan ideology yang dapat mengikis budaya local jika tidak
melakukan penyaringan terhadap budaya yang masuk.
3) Meningkatnya kebutuhan dunia: Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi
dan kemajuan teknologi dapat menyebabkan kerusakan SDA karena
membutuhkan kebutuhan yang sangat tinggi guna menyesuaikan dengan
keadaan
 Faktor Internal
1) Adanya pergantian rezim: Pergantian rezim yang terjadi dapat
menyebabkan lahirnya ideology-ideologi dan kebijakan politik yang hanya
berorientasi pada kepentingan kelompok (partai), dan membuat Pancasila
sebagai ideology dilupakan
2) Penyalahgunaan kekuasaan: Hal ini sering terjadi di Indonesia, khususnya
Korupsi, Kolusi, Nepotisme. Dari hal itu lah masyarakat ragu atau bahkan
tidak percaya terhadap pemerintahan, sehingga kepercayaan terhadap
ideology menurun
Referensi:

Ristekdikti. (2019). Pendidikan Pancasila. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan


Kemahasiswaan

Anda mungkin juga menyukai