Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

Dosen pembimbing : Haslinda Ds.,SKM.,M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 1

Anggota :

1. Andi riansyah
2. Dewi putrid quini
3. Fauziah
4. Futri.g
5. Nur fadillah
6. Putri bulan
7. suratmi
8. Syahruni syam
9. Zulkaidah

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN


PELAMONIA KESDAM XIV/HASANUDDIN
MAKASSAR TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang ”Konsep dasar promosi
kesehatan”. Makalah  ini merupakan laporan yang dibuat sebagai
bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan salawat
kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum
muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan
disebabkan oleh kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan
keahlian, dana, dan tenaga penulis. Semoga segala bantuan,
dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan
kepada kami dapat bernilai ibadah di sisi Allah Subhana wa Taala.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfat  bagi kita semua,
khususnya  bagi penulis sendiri.

Makassar, 8 maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................2

BAB II Pembahasan..............................................................................3

A. Pengertian Promosi Kesehatan..................................................3


B. Upaya Promosi Kesehatan.........................................................4
C. Area Promosi Kesehatan............................................................10
a. Membangun Kebijakan Kesehatan Publik...........................10
b. Membangun Lingkungan Yang Mendukung Kesehatan .....11
c. Pemberdayaan Masyarakat .................................................13
d. Mengembangkan Kemampuan Personal.............................14
e. Berorientasi Pada Layanan Kesehatan................................15
f. Meningkatkan Tanggung Jawab Social Terhadap
Kesehatan.............................................................................15
g. Meningkatkan Investasi Kesehatan dan Ketidakadilan
Social....................................................................................16
h. Meningkatkan Konslidasi dan Memperluas Kerjasama
Dibidang Kesehatan.............................................................22
i. Membangun Infrastruktur Yang Kuat ..................................23

BAB III Penutup.....................................................................................25

A. Kesimpulan.................................................................................25
B. Saran...........................................................................................25

ii
Daftar Pustaka.......................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting
dalam penyelenggaraan Sistem kesehatan Nasional (SKN). Dalam
SKN, baik yang disusun tahun 2009 maupun yang disusun tahun
2010, disebutkan bahwa salah satu subsistemnya adalah Subsistem
pemberdayaan Masyarakat. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan,
kelompok, dan masyarakat umum dibidang kesehatan secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setingi- tingginya. Tujuan dari Subsistem
Pemberdayaan Masyarakat adalah terselenggaranya upaya
pelayanan, Advokasi, dan pengawasan sosial oleh perorangan,
kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna
dan berdayaguna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan (Departemen Kesehatan , 2010).
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI mendeskripsikan
promosi kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan. Bentuknya
bisa melalui pembelajaran dari, oleh, untuk masyarakat, agar dapat
mandiri maupun membantu orang-orang di sekitarnya. [ CITATION
Asn20 \l 1033 ]
Promosi kesehatan mencakup hal-hal ini Informasi tentang faskes
termasuk dalam promosi kesehatan. Terdapat 3 hal utama yang harus
diutamakan oleh institusi kesehatan dalam melakukan promosi
kesehatan, yakni pengetahuan kesehatan, sikap terhadap kesehatan,
serta praktik kesehatan. (1) Pengetahuan kesehatan, pengetahuan
tentang kesehatan mencakup segala hal yang diketahui oleh
seseorangterhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan
yang dimaksud bisa mengenai penyakit menular, faktor-faktor yang

1
terkait dan/atau memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang
fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari
kecelakaan. (2 )Sikap terhadap kesehatan, sikap terhadap kesehatan
adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan. Sikap yang dimaksud
seperti tindakan penting dalam menghadapi penyakit menular dan
tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan/atau
memengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan,
dan sikap untuk menghindari kecelakaan.(3) Praktik kesehatan,
praktik kesehatan untuk hidup sehat adalah semua aktivitas untuk
memelihara kesehatan. Termasuk di dalamnya adalah tindakan
terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap
faktor-faktor yang terkait dan/atau memengaruhi kesehatan, tindakan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk
menghindari kecelakaan.[ CITATION Asn20 \l 1033 ].

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Promosi Kesehatan ?
2. Bagaimana Bentuk Upaya Promosi Kesehatan ?
3. Jelaskan Area Promosi Kesehatan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Promosi Kesehatan
2. Mengetahui Bentuk Upaya Promosi Kesehatan
3. Mengetahui Area Promosi Kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Menurut WHO (dalam Fitriani, 2011), promosi kesehatan sebagai
“The process of enabling individuals and communities to increases
control over the determinants of health and there by improve their
health” (proses yang mengupayakan individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan
kesehatan pada masa yang lalu, di mana dalam konsep promosi
kesehatan tidak hanya merupakan proses penyadaran masyarakat
dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang
kesehatan saja, tetapi juga sebagai upaya yang mampu
menjembatani perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun
dalam organisasi dan lingkungannya. Perubahan lingkungan yang
diharapkan dalam kegiatan promosi kesehatan meliputi lingkungan
fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi, dan politik. Promosi kesehatan
adalah perpaduan dari berbagai macam dukungan baik pendidikan,
organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk
perubahan lingkungan (Mubarak dkk., 2007).
Promosi kesehatan merupakan istilah yang saat ini banyak
digunakan dalam kesehatan masyarakat dan telah mendapatkan
dukungan kebijakan dari pemerintah dalam melaksanakan
kegiatannya. Definisi promosi kesehatan juga tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/SK/VII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah “upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar merekan dapat menolong

3
diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan
publik yang berwawasan Kesehatan.

B. Upaya Promosi Kesehatan


1. Upaya Promotif

Upaya promotif adalah upaya promosi keschatan yang

ditujukan untuk meningkatkan status / derajad keschatan yang

optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya

promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan

kesehatannya. Dalam suatu survei di negara-negara berkembang,

dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80% -85% orang yang

benar-benar sehat.

Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan

bagaimana kesehatan, maka kelompok ini akan diatur, dan

kelompok orang yang sakit akan meningkat.

Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara

promotif sangat penting untuk mengurangi AKI, AKA dan AKB,

Pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang

pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan

keschatan. pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan

sampai dekat persalinan, deteruskan oleh penyembuhan (kuratif)

sebagai pertolongan persalinan yang sudah memadai sesuai

dengan tingkat risikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)

dengan masa nifas, laktasi / pemberian ASI dan Keluarga

4
Berencana (KB). Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil

dilakukan berdasarkan keluarga, sejak awal kepada suami dan

keluarga yang diberikan informasi mengenai kondisi ibu hamil.

Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut

sasarannya:

1. Bayi,
2. Anak balita
3. Remaja
4. Ibu hamil
5. Ibu bersalin
6. Ibu nifas
7. Ibu menyusui
8. PUS / WUS
9. Klimakterium / menopause.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu hamil
adalah dengan mencegah adanya anemia dalam kehamilan melalui
penyuluhan dan kegiatan-kegiatan lain. Anemia dalam kehamilan
memberi pengaruh kurang baik bagi ibu baik dalam kehamilan
maupun persalinan. Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia
seperti abortus, partusprematurus, syok, dan lain-lain. Karena
usaha promosi, peningkatan gizi ibu hamil sangat dipentingkan
untuk kehamilan kehamilan dengan anemia untuk mengurangi
angka kematian ibu dan bayi. Adapaun usaha promotifnya adalah
dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang
pencegahan anemi dengan perbaikan gizi yaitu dengan
menjelaskan dan menginformasikan mengenai pola nutrisi yang
baik bagi ibu hamil untuk menunjang keschatan ibu dan
pertumbuhan janin yang baik.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu untuk
anak tentang pemberian imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai
keuntungan-keuntungan yang didapat setelah mempersembahkan
imunisasi, serta bahaya imunisasi tersebut tidak diberikan. Selain
itu juga menjelaskan mengenai gizi seimbang yang baik untuk
diberikan kepada anak guna mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang maksimal serta menghindari gizi buruk pada
anak. Pentingnya usaha pelayanan kebidanan promotif bagi bayi
dan anak dengan berbagai upaya dengan upaya penyuluhan,

5
ataupun kegiatan promotif lainnya agar angka gizi buruk dapat
terus berkurang agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berlangsung dengan baik. Bentuk usuha promotifnya adalah dapat
berupa berbagai penyuluhan atau kegiatan lainnya yang dilakukan
di posyandu-posyandu bayi dan balita.
Contoh upaya promotif yang dilakukan dalam pelayanan
kebidanan:
1. melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu
tentang pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada
usianya.
2. Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang
memiliki bayi, informasi tersebut termasuk manfaat, efek
samping, jenis-jenis imunisasi dan akiba tidak dilakukan
imunisasi pada bayi
3. melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang
lingkungan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki
balita .
4. Pemeriksaan kesehatan dalam usia pranikah untuk melihat
keadaan organ reproduksinya.
5. Penyuluhan tentang keschatan ibu hamil.
6. Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena kehamilan ibu
mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus
memenuhi gizi tersebut.
7. Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan
ibu hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika
mengalami salah satu tanda tersebut.
8. Memberikan informasi tentang perawatan payudara pada ibu
hamil sebagai persiapan untuk masa laktasi memberikan
informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama
persalinan
9. Memberikan informasi tentang kebutuhan nifas seperti
kebutuhan gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bayi, dan lain-
lain
10. Memberikan informasi tentang diet yang tepat pada masa
lansia
11. Memberikan informasi tentang menopause pada lansia
12. Memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan
istirahat yang pada masa lansia

6
13. Memberikan promosi keschatan mengenai
mempersembahkan ASI eklusif pada ibu yang baru
melahirkan.
2. Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya promosi keschatan untuk

mencegah kejadian penyakit. Bentuk kegiatannya adalah

imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal

dan neonatal. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah

kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (berisiko tinggi),

misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui, BBL, para perokok,

obesitas (orang-orang kegemukan), para pekerja seks (wanita atau

pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada

kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena

penyakit (pencegahan primer) .Upaya pencegahan adalah sebuah

usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu

yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari

bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi

atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertianyang

sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya sengaja dilakukan

untuk mencegah kerusakan, kerusakan, atau kerugian bagi

sescorang atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005: 145).

3. Upaya Kuratif

Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk

mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan.

Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama

7
penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik, hipertensi dan

sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit

tersebut tidak lebih parah (pencegahan sekunder). Bentuk

kegiatannya adalah pengobatan.

Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran

individu, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya

sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat,

bidan, dan scbagainya) dengan pasien atau cenderung jauh.

Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, yaitu kelompok pada

umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya

dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmasatau tempat

praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah,

maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah

adanya penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan memakan

klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien

hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari keschatan

bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan

yang lainnya.

Program keschatan yang menekankan upaya kuratif adalah

"Program kesehatan untuk kelangsungan hidup". Upaya kesehatan

dalam pelayanan kebidanan melalui kuratif.

Pelayanan yang diberikan pada pekerja yang sudah

mengalami gangguan keschatan Pelayanan yang diberikan

8
termasuk pengobatan terhadap penyakit umum atau penyakit

akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual / utama & terapi

simtomatis.

a. Bayi

Mandiri:
1. Pemberian vitamin K

2. Obat tetes mata.

Kolaborasi:

1. Pengobatan pada kasus asfiksia berat

2. Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang

menderita gonore

3. Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial

4. pengobatan pada kasus hipoglikemia

5. Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti

ISPA. diare dll.

Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe (ibu

menderita gonore) kolaborasi untuk mempersembahkan terapi

pengobatan antibiotika.

b. Balita

Mandiri:

1. Pengobatan diare tanpa dehidrasi.


2. Balita dengan kasus BGM.

9
Kolaborasi:

1. Jalur pengobatan kasus ISPA


2. Pengobatan Dada kasus cacmgan
3. Pengobatan pada kasus gizi buruk
4. Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya.

Contoh: Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi,

pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk

mempersembahkan terapi obat antibiotika.

c. Remaja

Mandiri:

1. Jalur pengobatan kasus dismenorhoe

2. Pengobatan -ada kasus anemia ringan.

3. Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks

atau mukosa vagina dilakukan tindakan hekting.

Kolaborasi:

1. Pengobatan jalur kasus anemia berat.


2. Pengobatan pada kasus plour arbus
Contoh: Pada kasus dismenorhoe dilakukan kolaborasi untuk
mempersembahkan terapi hormonal.

(Suryati,dkk.2009)

C. Area tindakan promosi kesehatan


a. Membangun Kebijakan Kesehatan Publik
Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan publik. Konsep
dari kebijakan publik dapat diartikan sebagai adanya suatu
Negara yang kokoh dan memiliki kewenanganserta legitimasi,
dimana mewakili suatu masyarakat dengan menggunakan
administrasidan teknik yang berkompeten terhadap keuangan

10
dan implementasi dalam mengaturkebijakan. Kebijakan adalah
suatu konsensus atau kesepakatan terhadap suatupersoalan,
dimana sasaran dan tujuannya diarahkan pada suatu prioritas
yangbertujuan, dan memiliki petunjuk utama untuk mencapainya
(Evans & Manning, 2003).
Definisi kebijakan kesehatan bervariasi. Kebijakan
kesehatan didefinisikan sebagaisuatu cara atau tindakan yang
berpengaruh terhadap perangkat institusi,organisasi,pelayanan
kesehatan (Walt, 1994).
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap
pengguna pelayanankesehatan termasuk manajer dan
pekerjaan kesehatan. Kebijakan kesehatan dapatdilihat sebagai
suatu jaringan keputusan yang saling berhubungan, yang
padaprakteknya peduli kepada pelayanan kesehatan
masyarakat (Green & Thorogood,1998).
Tujuan dari kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan
pola pencegahan,pelayanan yang terfokus pada pemeliharaan
kesehatan, pengobatan penyakit danperlindungan terhadap
kaum rentan (Gormley, 1999).
Kebijakan kesehatan juga peduliterhadap dampak dari
lingkungan dan sosial ekonomi terhadap kesehatan
(Poter,Ogden and Pronyk, 1999).
b. Menciptakan Lingkungan Yang Mendukung Kesehatan
Lingkungan bersih merupakan dambaan semua orang.
Namun tidak mudah untukmenciptakan lingkungan kita bias
terlihat bersih dan rapi sehingga nyaman untuk dilihat.Tidak
jarang karena kesibukan dan berbagai alasan lain, kita kurang
memperhatikanmasalah kebersihan lingkungan di sekitar
kita.Menciptakan lingkungan yang bersih adalah tanggung
jawab semua orang termasukdi dalamnya pemerintah melalui
kebijakan dan realisasi tindakan nyatanya. Selain itu,tujuan itu

11
juga merupakan sebuah kesadaran dan kebutuhan semua
orang. Adabeberapa langkah yang harus dilakukan untuk
menciptakan lingkungan yang bersih.Langkah-langkah tesebut
di antaranya adalah :
1) Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang
bersih kepadamasyarakat, terutama pada anak-anak agar
kesadaran tersebut bias tumbuhsejak usia dini.
Membiasakan hidup bersih sejaka usia anak-anak tentu
lebihmembuahkan hasil yang luar biasa dari pada
pembiasaan dari pada usiasetelahnya.
2) Buatlah tempat sampah yang memisahkan antara sampah
organik dan nonorganik. Hal ini penting dilakukan agar
memudahkan upaya untukmenanggulangi timbunan sampah.
Untuk itu, haruslah dipikirkan cara yangpaling cara yang
paling tepat untuk dapat mengelola sampah ini termasuk
dalampembuangan mulai dari tahap dirumah tangga sampai
ditempat pembuanganterakhir. Atau juga bagaimana cara
untuk mendaur ulang sampah agar masihdapat untuk
dipergunakan kembali.
3) Membuat jadwal rutin untuk melakukan aktivitas
pembersihan lingkungan secaraterjadwal. Melalui jadwal,
maka kita akan membiasakan diri disiplin
menjagakebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada
kendala di tenganpelaksanaannya.
4) Biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini
akan sangatbermanfaat jika diberikan juga kepada anak-
anak, sehingga akan menjadisebuah pola perilaku yang
tercipta di bawah sadar. Seperti yang telahdisebutkan bahwa
masalah sampah adalah masalah yang klasik. Namun
dapatdipecahkan dengan banyak hal yang sederhana.
Dengan membiasakan untukmembuang sampah ketempat

12
sampah yang benar adalah hal awan untukmenanggulangi
masalah sampah.
c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses
untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara,
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya
atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
(Supardan, 2013).
Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara
untuk menumbuhkan dan mengembangkan norma yang
membuat masyarakat mampu untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat. Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer
agar berperan serta secara aktif (Supardan, 2013).
Strategi/upaya pemberdayaan masyrakat meliputi:
1) Meningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat
dalam mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang dihadapi
2) Meningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan
masyarakat
3) Mengembangkan dan pengorganisasian masyarakat
4) Menguatkan dan Meningkatan advokasi kepasa pamangku
kepentingan
5) Meningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sector,
Lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan
swasta
6) Meningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya
berbasis kearifan local

13
7) Meningtegrasian program, kegiatan, dan atau kelembagaan
pemberdayan masyarakat yang sudah ada sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan masyarakat.
8) Mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan
memanfaatkan sumber daya yang memiliki oleh masyarakat
untuk pembangunan kesehatan
9) Mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki
masyarakat secara terbuka(transparan)
d. Mengembangkan Kemampuan Personal
Meningkatnya keterampilan setiap anggota masyarakat agar
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri ( personal skill) sangat penting. Dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu
mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu
yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka
akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan
masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat.
ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan
keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil
tentunya individu dan masyarakat perlu dibekali dengan
berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu
masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-
pola hidup sehat.
Masing-masing individu setidaknya mempunyai
pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap :
1) Cara - cara memelihara kesehatannya
2) Mengenal penyakit2 dan penyebabnya
3) Mampu mencegah penyakit
4) Mampu meningkatkan kesehatannya
5) Mampu mencari pengobatan yang layak bilamana
sakit 

14
Promosi kesehatan mendukung pengembangan
personal dan sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan
kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan
demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi
masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan
lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif
bagi kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar
melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua
tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan
sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah,
rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.
Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam
menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam
mencontohkan (mendemostrrasikan).

Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau


kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan,kader
kesehatan,pelatihan dokter kecil,pelatihan guru,UKS,dll.

e. Berorientasi Pada Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi
organisasi pelayanan kesehatandi Indonesia, agar tetap eksis
ditengah persaingan global yang semakin kuat. Salah satu
strategi yang paling tepat dalam mengantisipasi adanya
persaingan terbuka adalah melalui pendekatan mutu paripurna
yang berorientasi pada proses pelayanan yangbermutu, dan
hasil mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan
pelanggan atau pasien (Wijono,1999).
f. Meningkatkan tanggung jawab sosial terhadap kesehatan
Para pembuat keputusan harus mempunyai komitmen
tanggung jawab yang kuat. Semua sektor, baik sektor yang

15
berurusan dengan masyarakat umum maupun sektor swasta.
Harus mempromosikan kesehatan, baik dalam kebijaksanaan
maupun praktik, sebagai berikut :
1) Menghindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain
2) Melindungi lingkungan dan menjamin terus dimanfaatkannya
sumber daya
3) Membatasi produksi dan perdagangan barang-barang yang
berbahaya seperti tembakau dan senjata, termasuk juga
membatasi praktik pemasarannya yang tidak sehat
4) Menjaga keselamatan masyarakat, baik di tempat umum
maupun di tempat kerja
5) Memasukan dampak kesehatan sebagai integral dari
kebijakan pembangunan
g. Meningkatkan Investasi Kesehatan dan Ketidakadilan Sosial
1) Meningkatkan Investasi Kesehatan
Investasi merupakan bidang kesehatan penting dalam
suatu Negara, karena dengan adanya sumber daya
sumber daya yang sehat akan tercipta manusia yang
lebih berkualitas sehingga dapat memajukan diri, bangsa,
dan Negara. Investasi kesehataan sangat berguna dalam
meningkatkan nilai stok manusia yang berupa
peningkatan kesehatan fisik dan intelegensia, serta dapat
mengurangi penyusutan nilai manusia. Perbaikan
kesehatan dan gizi yang terus menerusmenuju pada
suatu keadaan yang sehat dan bergizi seimbang akan
dapat mempertaankan kondisi bobot fisik tubuh manusia
(Elfindri, 2003).
Puskesmas merupakan salah satu investasi
pelayanan kesehatan dasar yang didirikan untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal

16
diwilayah kerja puskesmas. Program dan upaya yang di
selenggarakan oleh puskesmas merupakan program
pokok (public health essential) yang wajib dilaksanakan
oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan
masyrakat ( Dinas Kesehatan Kota Padaang, 2010).
Oleh sebab itu diperlukan analisis biaya. Analisis
biaya ini merupakan dan pengelompokan data keuangan
organisasi pelayanan yang diberikan atau untu
menghitung unit cos (biaya satuan) per unit layanan.
Analisis biaya puskesmas ini merupakankegiatan
menghitung biaya puskesmas untuk berbagai jenis
pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun
secara per unit/per pasien yang dilakukan dengan cara
menghitung seluruh biaya pada seluruh unit/ pusat biaya
serta mendistribusikannya ke unit-unit produksi yang
kemudian dibayar oleh pasien (Widayani, 2003).
Dalam menghitung unit cost pelayanan kesehatan,
dapat dilihat dari dua sudut pandang,yaitu dari segi
konsumen dan produsen. Dari segi produsen dimaksud
agar diketahui biaya perkasus, biaya per pasien, hari
atau minggu yang dipergunakan untuk penyusunan
rencana anggaran belanja. Sedangan biaya yang
dikeluarkan oleh pasien dapat dipergunakan untuk
menganalisis sampai seberapa jauh kemampuan
masyarakat dengan melihat tingkat pendapatanya.
Namun, dalam mencapai tujuan pembangunan tersebut,
harus ada upaya baik dari pemerintah maupun
masyarakat dalam mewujudkaanya. Salah satu cara
yang dapat di lakukan oleh pemerintah yaitu
meningkatkan pelayanan kesehatan yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, seperti puskesmas.

17
2) Ketidakadilan Sosial
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan dalam
bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada
seluruh rakyat Indonesia melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia. Pembangunan dibidang kesehatan
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk.
Pendapatan ini diinisiasi oleh konsideren menimbang
pada UU Nomor 29 36 tahun 2009 tentang kesehatan
dan UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran.
Kesehatan merupakan cita-cita bangsa, kongritisasi
keberhasilan pembangunan kesehatan dibuktikan
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat menjaga kesehatanya masing-masing.
Indonesia sedang mengalami pembangunan yang
terus berkembang terutama dalam sector kesehatan.
Saat ini Indonesia tengah menghadapi pencapaian target
Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.
Tantangan MDGs tersebut harus ditanggapi dengan
respond an gerakan yang konkiret dari tiap Negara
termasuk Indonesia, sehingga diperluknya paying,
landasan dan langkah hukum agar aksi tersebut dapat
berjalan dengan semestinya.
Posisi kesehatan yang menduduki tangga pertama
dari pembangunan manusi, mka kesehatan diakui secara
global sebagai Hak asasi manusia. Di tegaskan dalam
kostitusi wirld heralth organization (WHO) 1948, bahwa

18
mwmperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
adala suatu hak asasi bagi setiap orang. Indra perwira
melalui disertsinya yang berjudul “Tanggung Jawab
Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas Kesehatan
Berdasarkan Undang-Undang 1945”, indra
mengungkapkan fakta dengan indikatr “umur harapan
hidup” WHO meletakan derajat kesehatan Indonesia
pada peringkat 103 dan 109 negara.
Undang-undang kesehatan terbaru nomor 36 tahun
2009 telah membuka paradigma baru terhadapruang
lingkup keehatan. Kesehatan merupakan kesejahteraan
dan keselamatan yang mencakup fisik mental dan
spiritual maupu sosial, yang pada akhirnya menjadi daya
dorong utama setiap orag dapat hidup secara produktif
dalam hal sosial dan ekonomi. Sebelumnya telah lahir
ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 dan UU No.39
Tahun 1999 tentang hak asasi manusia semakin
menguatkan perubahan paradigma tersebut. Setidaknya
kedudukan TAP MPR tersebut berkedudukan lebih tinggi
dari undang-undang telah mempertegas bahwa perihal
kesehatan termuat dalam dua BAB utama yaitu terkait
hak mengembangkan pada Bab III dan hak
kesejahteraan pada Bab VIII.
“Hak kesejahteraan “pasal 27 : setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin. Pasal 28 : setiap orang
berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Pasa
29 : setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta
berkehidupan yang layak. Pasal 30 ; setiap orang berhak
memproleh kemudahan dan perlkuan khusus di masa
kanak-kanak, di hari tua, dan apabila menyandang cacat.

19
Program jaminan kesehatan merupakan salah satu
bentuk sistem jaminan sosial nasional Indonesia, karena
sifatnya adalah jaminan ssosial maka sejak semua stael
program ini tidak boleh berbentuk comersial system.
Pengertian jaminan dalam UU No. 1 tahun 2014
tentang penyelenggaraan jaminan kesehatan adalah
jaminan berupa perlindungan kesehatan agar perserta
memperoleh manfaat pmeliharaan kesehatan dan
perlindungan di dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membyar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah. Sementara itu Negara dengan sengaja
menciptakan formula JKN (jamina kesehatn nasional),
yang merupakan program pemrerintah yang bertujuan
memberikan kepastian jaminan kesehatan yang
menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat
hidup sehat, produktif dan sejahtera.
Jaminan kesehatan merupakan hubungan dimana
Negara bertindak sebagai penjamin, dan warga Negara
sebagai pihak yang dijamin. Untuk mendapatkan jaminan
tersebut maka waga Negara berkewajiban memberikan
perikatan material dengan cara membayar iuran. Maka
Negara pun menerbitka peraturan perundang-undangan
untuk menjalankan kewajiban Negara tersebut.
Indonesia sebagai Negara hukum tidak bisa
memisahkan asspek hukum dalam penyelenggaraan
tugas dan kewajibanya, apalagi terhadap bidang
kesehatan yang merupakan urusan hak aasi manusia
yang diamanatkan langsung oleh uud 1945. Negara
memberikan perhatian yang penuh, wujud dari perhatian

20
tersebut adalah membuat sistem jaminan sisial nasional
sekaligus lembaga penyelenggaraan jaminan sosial.
Berdasarkan data terakhir menunjukan bahwa saat ini
lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu
mendapatkan jaminan kesehatan dari lembaga atau
perusahaan dibidang pemeliharaan kesehatan, seperti
akses,taspen, dan jamsostek. Golongang masyarakat
yang di anggap “Teranaktirikan’ dalam hal jaminan
kesehatan adalah mereka dari golonan msyarakat kecil,
dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan masalah ini
menjadi pelik, karena tidak saja terkait beberapa
kelompok manusia, tetapi sifat yang kusus dipelayanan
kesehatan itu sendiri.
Problem utama pekayanan kesehatan di Indonesia
akses kesehatan di Indonesia yaitu isu kemiskinan,
terutama kemiskinan yang disebabkan oleh faktor
structural. Karena pendapatan ekonomi yang tidak sama
sekaligus kesenjangan yang sangat tajam antara warga
Negara sehingga mengakibatkan setiap warga Negara
mendapatkan layanan ekonomi yang berbeda
berdasarkan pada kepemilikan harta untuk membayar
biaya kesehatan.
Lembaga survey independen indonesi yang dimotori
oleh Yasin Muhammad selaku direktur utama LSIN
telah melakukan studi tentang BPJS kesehatan pada
bulan juni 2013. Yasin Ahmad memberikan sejumlahh
catatan bahwa layanan kesehatan di DKI Jakarta 81,4 %
warga DKI setuju dengan syarat terhadap program
pelaksanaan KJS.publik menilai sistem pelaksanaan KJS
dibawa control PT akses terbukti masih berantakan mulai
dari sistem proses kepersertaan, layanan kesehatan,

21
pembayaran, dan mekanisme kerja sama dengan RS,
bahkan berpotensi terjadinya praktek korupsi bernilai
milyaran rupiah. Terlepas dari pro dan kontra tersebut,
UU BPJS pasal 60 telah mengamanahkan bahwa BPJS
ksehatan diharuskan beroperasi dan menyelenggarakan
program jaminan kesehatan pada tanggal 1 januari 2014.
Kemudian paal 59 menjelaskan bahwa dewan komisaris
dan direksi PT akses di angkat menjadi dewan pengawas
dan direksi BPJS kesehatan untuk jangka waktu 2 tahun.
Maka, sejak 1 jnuari 2014 PT askes akan bertransformasi
menjadi BPJS kesehatan.
h. Meningkatkan Konsolidasi dan Memperluas Kerjasama
Dibidang kesehatan
Kemitraan antara lembaga pembangunan, donor dan
pmerintah diperlukan dalam keberhasilan kegiatan Kesehatan.
Misal kegiatan Kesehatan Ibu. Kemitraan ini telah dilaksanakan
di beberapa daerah, menunjakkan kemitraan antara
penyandang dana, pelayanan kesehatan pemerintah dan tokoh
masyarakat. Komitmen nasional terhadap kesehatan ibu oleh
bapenas dan depkes memberikan lingkungan yang mendukung
pelayanan kesehatan ibu. Pemerintah telah menempatkan satu
bidang disetiap desa dengan mendidik 55.000 bidan didesa
dalam kurun waktu delapan tahun. Pondok bersalin desa
dilayani oleh bidan, dukun bayi, dan kader disediakan untuk
memberikan pelayanan antenatal dan persalinan ditingkat desa
disamping itu, kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi
dilaksanakan untuk mendukung kegiatan ini serta disediakan
sarana komunikasi radio dengan fasilitas merespon obstetric
gawat. Agar upaya keselamatan ibu tidak hanya sekedar
retorika tetapi menjadi kenyataan diperlukan komitmen kuat dari

22
penentuan kebijakan, pengelola program dan masyarakat,
implikasi program keselamatan ibu mencakup hal berikut:
1) Menjamin kehadiran tenaga kesehatan pada setiap
persalinan
2) Memperluas akses terhadap pelayanan kebidanan di tingkat
masyarakat
3) Meningkatkan akses terhadap pelayanan obstetri esensial,
termasuk pelayanan gawat darurat
4) Menyediakan pelayanan terpadu kesehatan reproduksi
termasuk keluarga berencana dan pelayanan pasca aborsi
5) Menjamin kesinambungan pelayanan yang berhubungan
dengan sarana rujukan dan didukung oleh bahan habis
pakai, alat, obat dan transportasi yang memadai
i. Membangun infrastruktur yang kuat
Untuk mengembangkan infrastruktur kesehatan, harus di

cari mekanisme pembiayaan baru baik lokal, nasional, maupun

global. Insentive dan rangsangan harus diciptakan untuk

memengaruhi tindakan pemerintah,lembaga swadaya

masyarakat. Institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk

memaksimalkan mobilisasi sumber daya promosi kesehatan.

Berbagai tatanan kesehatan merupakan dasar

kelembagaan untuk menembangkan infrastruktur yang di

perlukan dalam promosi kesehatan.tantangan- tantangan baru di

bidang kesehatan menunjukan bahwa jaringan kerja yang baru

perlu diciptakan untuk mencapai lintas sektor. Jaringan kerja

tersebut harus membentuk kerja sama baik di dalam ataupun

23
dalam negara, da mempermudah pertukaran informasi tentang

strategi yang efektif untuk setiap tatanan .

Pelatihan dan praktik kepemimpinan lokal harus di dorong

untuk menunjang kegiatan promosi kesehatan. Dokumentasi

berbagai pengalaman promosi kesehatan dari berbagai penelian

dan laporan kegiatan, harus di tingkatkan untuk memperbaiki

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Semua negara harus

mengembangkan promosi kesehatanyang di sesuaikan dengan

lingkungan politik, hukum.pendidikan, sosial dan ekonomi.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat kami simpulkan bahwa promosi kesehatan adalah


upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai social budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan public yang berwawasan
kesehatan.

B. Saran

Satu saran untuk para pembaca makalah kami yaitu,

perbanyaklah membaca dan mencari sesuatu yang belum dipahami

dalam materi kami, karena materi ini tentunya masih banyak

kekurangan dan kelemahannya. Dan kami berharap untuk para

pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang bersifat

membangun kepada penulis demi untuk kesempurnaan makalah

ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani,Sinta. 2011. Promosi kesehatan. Yogyakarta : Graha ilmu

Mubarak, WI, (2007). Promosi kesehatan sebuah pengantar belajar

mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta :Graha ilmu

Depkes RI. (2010) .profil kesehatan Indonesia tahun 2009.Jakarta

kementrian kesehatan RI.

Harismi, Asni. (2020). Indikator Prestasi Belajar Anak dan Faktor Yang

Mempengaruhinya. Diakses dari laman web tanggal 22 Agustus 2020,

dari:https://www.sehatq.com/artikel/indikator-prestasi-belajar-anak-dan-

faktor-yang-memengaruhinya

26

Anda mungkin juga menyukai