Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .

01 (2018) 34-46

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA
EVALUASI PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK PADA
PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 3 SALATIGA

Oleh:
Andriyani Dea Wulandari1, Risya Pramana Situmorang2, Lusiawati Dewi3
1,2,3
Pendidikan Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Article history Abstract


Submission : 2017-12-10 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Revised :- keterlaksanaan penilaian autentik serta untuk mengetahui
Accepted : 2018-02-20 hubungannya dengan hasil belajar. Penelitian ini
Keyword dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga. Metode penelitian
Penilaian Autentik, Perencanaan, yang digunakan adalah metode survey dengan model stake’s
Pelaksanaan, Hasil Belajar, countenance. Subyek penelitian adalah guru IPA yang
Pengetahuan, Sikap, Keterampilan. menggunakan penilaian autentik dalam mengevaluasi hasil
belajar peserta didik. Pengambilan data menggunakan lembar
observasi keterlaksanaan penilaian autentik. Analisis data
menggunakan perhitungan skor dan analisis korelasi
menggunakan uji spearman. Data hasil perhitungan skor
diperoleh penilaian autentik pada aspek pengetahuan tahap
perencanaan sangat kurang, tahap pelaksanaan sangat baik,
dan hasil belajar baik. Pada aspek sikap tahap perencanaan
baik, tahap pelaksanaan sangat baik, dan hasil belajar sangat
kurang. Pada aspek keterampilan tahap perencanaan baik,
tahap pelaksanaan sangat baik, hasil belajar peserta didik
baik. Sedangkan hasil analisis korelasi, yang menunjukkan
adanya korelasi yang signifikan hanya perencanaan dan hasil
belajar peserta didik

Pendahuluan meningkatkan mutu pendidikan diperlukan


Perkembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Dalam
teknologi yang semakin pesat, menuntut upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik
peningkatan kualitas sumber daya manusia diperlukan teknik dan bentuk penilaian agar
(SDM) agar dapat menghadapi perkembangan. dapat diperoleh hasil belajar peserta didik yang
Peningkatan kualitas SDM tidak terlepas dari benar-benar dapat menggambarkan seluruh
bidang pendidikan, karena bidang pendidikan kemampuan peserta didik. Juliantine (2013)
berperan dalam membentuk sumber daya mengatakan bahwa penilaian dalam
manusia. Oleh karena itu mutu pendidikan pendidikan digunakan untuk meninjau
menjadi salah satu faktor penting yang dapat keberhasilan peserta didik dalam mengikuti
meningkatkan SDM. Muchtar (2010) proses pembelajaran yang mencakup aspek
menjelaskan bahwa mutu pendidikan adalah kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan juga
cerminan dari hasil belajar masing-masing digunakan untuk mengambil keputusan dalam
peserta didik. Jika hasil belajar peserta didik menentukan pencapaian kompetensi dan
meningkat maka mutu pendidikan juga dapat pembinaan kompetensi peserta didik. Munthe
dikatakan meningkat. Karena itu untuk (2015) menambahkan bahwa penilaian dalam

*Corresponding Author
Nama : Andriyani Dea Wulandari 34
Lembaga : Pendidikan Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Email : Deaandriyani26@yahoo.co.id
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

pendidikan juga dapat digunakan untuk Namun obyektif memiliki beberapa


mengkaji dan mempertimbangkan dalam kelemahan, antara lain memberi dampak buruk
menentukan apakah kegiatan pembelajaran pada perilaku mengajar guru, karena pada
yang dilaksanakan benar-benar dapat umumnya guru merasa sudah menyelesaikan
memberdayakan seluruk kompetensi peserta tugasnya jika sudah memberikan materi dan
didik atau tidak. Sejalan dengan Muchtar hanya mengukur pada ranah kognitif saja, guru
(2010) penilaian dalam pendidikan sangat cenderung mengabaikan kemampuan peserta
penting karena dengan penilaian dapat didik dalam ranah afektif dan psikomotorik,
diketahui kemampuan yang dimiliki oleh menghasilkan peserta didik yang memiliki
masing-masing peserta didik, mengetahui kualitas SDM rendah. Selain itu, tes obyektif
ketepatan metode pembelajaran yang kurang tepat digunakan untuk mengukur
digunakan, serta mengetahui keberhasilan kemampuan analisis, evaluasi, dan kreatif
peserta didik dalam meraih kompetensi yang peserta didik, serta tidak dapat mengukur
ditetapkan. Secara keseluruhan dapat ranah afektif dan psikomotorik peserta didik
dikatakan bahwa penilaian menjadi suatu (Yusuf, 2015). Sedangkan penilaian yang baik
proses untuk mengumpulkan informasi yang adalah penilaian yang dapat menilai seluruh
valid dan reliabel tentang prestasi dan kinerja ranah peserta didik, yaitu kognitif, afektif, dan
peserta didik dalam rangka meningkatkan psikomotorik. Muchtar (2010) menyatakan
kemampuan peserta didik (Juliantine, 2013). bahwa, penilaian harus mempu mengukur
Penilaian merupakan cara kemampuan peserta didik secara menyeluruh
mengumpulkan informasi yang valid dan atau holistik sebagai hasil belajar. Penilaian
reliabel untuk melihat keberhasilan proses yang dilakukan secara holistik akan
belajar-mengajar, pada umumnya hasil mendorong terciptanya pembelajaran yang
penilaian dalam bentuk nilai (Juliantine, aktif yang melibatkan peserta didik dalam
2013). Menurut Munthe (2015) penilaian pembelajaran. Dengan demikian segala potensi
merupakan proses memberikan keputusan peserta didik dapat dikembangkan. Peserta
terhadap prestasi dan memberikan keputusan didik juga dapat menerapkan pengetahuannya
terhadap suatu obyek yang dinilai, penilaian dalam kehidupan sehari-hari (Muchtar, 2010).
dilakukan secara formatif dan sumatif. Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode-
Menurut Pantiwati (2010) penilaian metode penilaian yang dapat mengukur
merupakan rangkaian prosedur yang kemampuan peserta didik secara holistik.
digunakan untuk memperoleh informasi Jenis penilaian yang dapat
tentang kegiatan yang sudah dilakukan peserta mengukur kemampuan peserta didik secara
didik selama proses belajar. Berdasarkan holistik adalah penilaian autentik. Penilaian
pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui autentik dilakukan dengan berbagai teknik,
bahwa penilaian dapat dilakukan dengan sehingga mampu mendorong peserta didik
berbagai teknik, antara lain, tes tertulis, tes untuk mengungkapkan, membuktikan, atau
lisan, observasi, wawancara, dan lain menunjukkan secara tepat dan sudah
sebgaianya. Jenis penilaian yang sering memahami serta menguasai pengetahuannya.
digunakan dalam pembelajaran adalah tes Penilaian autentik juga mementingkan
tertulis dalam bentuk obyektif. Hal tersebut penilaian proses dan hasil dalam waktu yang
sesuai dengan penelitian Pantiwati (2013) bersamaan, sehingga seluruh kegiatan peserta
yang menunjukkan bahwa tes tertulis dalam didik dalam proses pembelajarannya dapat
bentuk obyektif mendominasi instrumen dinilai secara objektif (Ngadip, 2017).
pengukuran hasil belajar peserta didik. Muchtar (2010) menjelaskan penilaian
Penilaian obyektif banyak digunakan karena autentik merupakan proses pengumpulan dan
bagi guru, penilaian tersebut cukup praktis, penggunaan informasi tentang hasil belajar
artinya tidak membutuhkan tenaga, biaya, dan peserta didik yang menekankan pada
waktu yang banyak serta dapat menjangkau pembelajaran secara langsung dan disertai
seluruh konten materi yang sudah diajarkan. dengan bukti-bukti autentik yang didapatkan
Selain itu respon peserta didik juga dari tugas-tugas yang diberikan kepada peserta
mendukung bentuk tes tertulis dibandingkan didik. Sedangkan menurut Pantiwati (2016)
dengan asesmen lain yang menuntut peserta menyatakan bahwa penilaian autentik adalah
didik untuk menggunakan kemampuan penilaian yang menuntut peserta didik untuk
berpikir tingkat tingginya (Pantiwati, 2013). menghasilkan suatu produk sebagai
pemahamannya terhadap materi tertentu serta

35
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

penilaiannya menggunakan suatu metode atau kemampuan proses sains mengharuskan


teknik tertentu. Kedua pendapat tersebut peserta didik untuk menghasilkan suatu
sejalan dengan pendapat Ngadip (2017). yang produk yang disebut dengan produk sains.
menyatakan bahwa penilaian autentik Dalam menghasilkan produk sains, diperlukan
merupakan penilaian yang dapat pemberian tugas-tugas yang menuntut peserta
memberdayakan seluruh kemampuan peserta didik untuk mengerjakan tugas tersebut baik
didik melalui tugas tertentu dengan secara individu maupun kelompok dengan
menerapkan berbagai teknik penilaian. memberdayakan kemampuan peserta didik.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat Hal yang demikian dapat meningkatkan
disimpulkan bahwa penilaian autentik keaktifan peserta didik dalam mengikuti
merupakan penilaian tugas peserta didik yang pembelajaran dan juga dapat meningkatkan
berarti dalam pelaksanaan pembelajarannya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta
menitikberatkan pada tugas yang dikerjakan didik, karena dengan pemberian tugas berarti
peserta didik atau produk yang harus peserta didik melakukan monitoring dan
dihasilkan peserta didik. Penilaian autentik mengoreksi diri mereka sendiri (Wenno,
mengevaluasi pengetahuan dan kompetensi 2010).
peserta didik. Selain itu penilaian autentik Hal tersebut diperkuat dengan penelitian
menuntut peserta didik untuk melakukan Pantiwati (2016) bahwa IPA menuntut peserta
tugas-tugas yang bermakna yang melibatkan didik untuk menganalisis, mensintesis,
peserta didik untuk ikut serta dalam kegiatan mengidentifikasikan, menciptakan pemecahan
pembelajaran. Hal tersebut memungkinkan masalah, dan mengikuti keterkaitan sebab-
peserta didik untuk mengkombinasikan akibat. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang yang dimiliki peserta didik juga akan
dapat digunakan salam kehidupan nyata mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Jika
(Muchtar 2010). Dengan demikian penilaian peserta didik memiliki kemampuan berpikir
autentik dapat mengukur seluruh kemampuan tingkat tinggi yang sedang sampai tinggi,
peserta didik. maka peserta didik dapat menjawab soal tes
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan baik dan benar, sedangkan peserta
merupakan ilmu yang mempelajari tentang didik yang memiliki kemampuan berpikir
alam dan segala fenomena-fenomena yang tingkat tinggi yang rendah mengalami
terjadi. Mempelajari IPA berarti mempelajari kesulitan dalam menjawab soal tes sehingga
hubungan sebab-akibat, dan hubungan kasual dapat menurunkan hasil belajar. hal tersebut
dari kejadian-kejadian yang terjadi dialam diperkuat hasil penelitian dari Kurniati, et al,
(Wenno, 2016). Oleh sebab itu pengetahuan (2016) yang menyatakan bahwa peserta didik
yang didapatkan dari mempelajari IPA yang memiliki kemampuan berpikir tingkat
diharapkan dapat membantu peserta didik tinggi sedang, mampu memberikan alasan
dalam menyelesaikan atau memecahkan teoritis yang logis dalam setiap langkah
masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata. pengerjaan soal, sedangkan peserta didik yang
Dalam proses memperoleh pengetahuan IPA memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
tidak terlepas dari kreatifitas, dan memerlukan rendah, tidak dapat memberikan alasan teoritis
metode yang sistematis yang disebut dengan dalam setiap langkah pengerjaan soal.
metode ilmiah serta keterampilan proses sains. penialaian autentik membawa peserta didik
Oleh karena itu penilaian autentik sangat untuk memperoleh pengalaman belajar secara
diperlukan dalam pembelajaran IPA, karena langsug dengan pemberian tugas berbasis
penilaian autentik mendorong peserta didik masalah ataupun unjuk kerja. Pemberian tugas
untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya berbasis masalah menuntut peserta didik
dalam kehidupan nyata sebagai problem menggunakan kemampuan berpikir tingkat
solver. Penilaian autentik juga mendorong tinggi dalam menganalisis masalah dan
peserta didik untuk aktif bekerjasama, menyelesaikan masalah (Siswono, 2005).
berkolaborasi dan bekerjasama dalam Sedangkan tugas unjuk kerja biasanya dikemas
mengevaluasi kemajuannya (Pantiwati, 2016). dalam kegiatan praktikum. Kegiatan
Artinya penilaian autentik dapat menjangkau praktikum menuntut peserta didik untuk
seluruh kemampuan peserta didik yaitu melakukan suatu kegiatan dan menghasilkan
kemampuan kognitif, afektif, dan suatu produk. Hal tersebut sesuai dengan
psikomotorik. Pembelajaran IPA yang penelitian Rahayu (2011) yang membuktikan
menekankan kepada metode ilmiah dan bahwa kegiatan praktikum dapat

36
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. belajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik)


Selain itu, kegiatan praktikum dapat peserta didik di SMP Negeri 3 Salatiga.
meningkatkan kemampuan psikomotorik
peserta didik dalam menggunakan alat-alat Metode Penelitian
laboratorium dan meningkatkan sikap (afektif) Metode penelitian yang digunakan
peserta didik saat bekerja dalam kelompok. adalah penilaian survey yang difokuskan
Penilaian autentik pada hakekatnya adalah kepada evaluasi keterlaksanaan penilaian
penilaian yang dapat menjangkau seluruh autentik. Penelitian yang dilakukan
aspek peserta didik, yaitu aspek kognitif, aspek menggunakan pendekatan kuantitatif dan
afektif, dan aspek psikomotorik. Penilaian kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan
autentik mengharuskan peserta didik untuk untuk menguji keterkaitan penilaian autentik
menerapkan informasi dan keterampilan yang terhadap kemampuan psikomotorik, afektif,
baru dalam situasi nyata, sehingga penilaian dan kognitif. Pendekatan kualitatif digunakan
autentik menjadi sarana bagi sekolah untuk untuk mengetahui keterlaksanaan penilaian
merealisasikan segala kemajuan, kemampuan, autentik terhadap kemampuan psikomotorik,
dan kreativitas peserta didik. Manfaat dari afektif, dan kognitif, serta menganalisis
peserta didik dikemukakan oleh (Pantiwati, permasalahan berupa situasi sosial yang terjadi
2016) bahwa dengan pemberian tugas yang selama pelaksanaan penilaian autentik
sesuai dengan penilaian autentik dapat dilakukan oleh guru.
mengaktifkan peserta didik dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan Waktu dan Tempat Penelitian
kemampuan peserta didik dalam bekerjasama Penelitian dilakukan di SMP Negeri
dan berdiskusi, serta dapat terciptanya suasana 3 Salatiga, jalan Stadion No, 4 Sidomukti,
pembelajaran yang aktif. Selain itu, penilaian Mangunsari, Salatiga. SMP Negeri 3 Salatiga
autentik dapat mempertajam keterampilan digunakan sebagai tempat penelitian karena,
berpikir tingkat tinggi pada saat peserta didik beberapa guru di SMP Negeri 3 Salatiga sudah
menganalisis, mensintesis, menggunakan penilaian autentik dalam
mengidentifikasikan, dan menciptakan mengevaluasi hasil belajar pesera didik,
pemecahan masalah baru. Ngadip (2017) bahkan penilaian autentik yang digunakannya
menjelaskan bahwa penilaian autentuk dapat pun beragam. Penelitian akan dilaksanakan
dilakukan secara langsung, memberikan pada awal tahun ajaran 2017/2018 dari bulan
kesempatan peserta didik untuk Oktober sampai dengan bulan November
mengkonstruksi hasil belajarnya, peserta didik
diberi kesempatan untuk menampilkan hasil Target/Subyek Penelitian
belajar. Pendapat-pendapat tersebut dibuktikan Subyek dalam penelitian ini adalah
dengan penelitian Wenno (2016) yang guru matapelajaran IPA SMP Negeri 3
menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Salatiga. Obyek penelitian ini adalah
Penelitian tersebutmembuktikan bahwa keterlaksanaan penilaian autentik yang
dengan pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan guru IPA, mulai dari tahap
tersebut dapat meningkatkan hasil belajar perencanaan, pelaksanaan, hingga perolehan
peserta didik. Chodijah (2012) dalam hasil belajar. Pada penelitian ini yang
penelitiannya yang menggunakan penilaian ditetapkan sebagai sampel adalah guru yang
protofolio juga mengungkapkan bahwa mengajar mata pelajaran IPA kelas VIII dan
penilaian portofolio efektif dan praktis yang sudah menggunakan teknik penilaian
digunakan dalam penilaian pembelajaran. autentik.
Efektif dikarenakan dapat meningkatkan rata-
rata nilai peserta didik pada ranah kognitif, Teknik Pengumpulan Data
ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Teknik pengumpulan data dilakukan
Pantiwati (2010) mengemukakan dalam dengan triangulasi data, yaitu observasi,
penelitiannya bahwa penilaian autentik dapat wawancara dan dokumentasi.
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, Observasi dilakukan sebelum
berpikir kreatif dan kemampuan kognitif penelitian dilakukan, yaitu untuk mengamati
dibandingkan dengan penilaian tradisionoal implementasi penilaian autentik pada saat
atau penialaian tes tertulis. Oleh sebab itu pembelajaran oleh guru serta observasi
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dokumen-dokumen guru yang terkait dengan
keterkaitan penilaian autentik dengan hasil penilaian autentik. Alat yang digunakan

37
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

lembar observasi yang berisi instrument- kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui
instrumen yang akan diamati ketika peneliti keterlaksanaan penilaian autentik terhadap
sedang melakukan penelitian. Lembar hasil belajar peserta didik serta memberikan
observasi diisi oleh peneliti. deskripsi terhadap keterlaksanaan penilaian
Wawancara dilakukan kepada kepala autentik pada pembelajaran IPA. Data angket,
sekolah atau bagian kurikulum dari SMP lembar observasi dan lembar analisis dokuman
Negeri 3 Salatiga untuk mengetahui penerapan yang telah dianalsisi secara kuantitatif
penilaian autentik dalam proses pembelajaran kemudian dideskripsikan secara kualitatif.
IPA oleh guru matapelajaran tersebut, serta Data yang dianalisis mengikuti Tabel 1.
untuk mengetahui dampak dari penilaian Tabel 1. Kategorisasi Pelaksanaan Penilaian
autentik tersebut terhadap hasil Ujian Nasional Autentik.
di SMP Negeri 3 Salatiga. Wawancara Interval Skor Kriteria
dilakukan kepada guru matapelajaran IPA
yang sudah menerapkan penilaian autentik X >= Yi + 1.Sbi Sangat Baik
dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik
serta untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Yi + 1.Sbi > X >= Yi Baik
(psikomotorik, afektif, dan kognitif) peserta
Yi > X >= Yi – 1.Sbi Kurang
didik jika dievaluasi menggunakan penilaian
autentik dan penilaian tes tertulis. Selain itu, X < Yi – 1.Sbi Sangat Kurang
juga digunakan untuk mengetahui profil hasil
belajar (psikomotorik, afektif, dan kognitif) X = Skor yang diperoleh
peserta didik pada saat diukur menggunakan Yi = Rata-rata skor keseluruhan
penilaian autentik. Alat yang digunakan dalam SBi = Simpangan baku skor keseluruhan
wawancara berupa buku catatan yang Langkah selanjutnya untuk mengetahui
digunakan untuk mencatat semua percakapan hubungan keterlaksanaan penilaian autentik
dan sumber data, tape recorder yang dengan hasil belajar peserta didik
digunakan untuk merekam pembicaraan menggunakan uji korelasi Spearman
dengan narasumber, kamera yang digunakan menggunakan SPSS 16.0 dengan mengikuti
untuk memotret ketika peneliti sedang interpretasi koefisien korelasi pada tabel 6.
melakukan pembicaraan. Foto digunakan Tabel 6. Interpretasi Koefisien Korelasi Versi
untuk meningkatkan keabsahan data, serta De Vaus
instrument wawancara yang berisi pertanyaan- Koefisien Kekuatan
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada Hubungan
narasumber. Pertanyaan dapat berkembang 0.00 Tidak ada hubungan
setelah peneliti berada dilapangan. 0.01 – 0.09 Hubungan kurang
Dokumentasi yang diambil berupa berarti
foto atau gambar pada saat kegiatan 0.10 – 0.29 Hubungan Lemah
wawancara dilaksankan. Dokumentasi juga 0.30 – 0.49 Hubungan moderat
berupa kumpulan-kumpulan lembar penilian 0.50 – 0.69 Hubungan kuat
yang dipersiapkan oleh guru, untuk
0.70 – 0.89 Hubungan sangat kuat
melaksanakan penilaian autentik, dokumen
> 0.90 Hubungan mendekati
tersebut kemudian dinilai menggunakan rubrik
sempurna.
penilaian yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu
Pada penelitian ini, uji korelasi dikaitkan
bagian perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
dengan hipotesis yang berbunyi :
belajar. Hasil belajar yang dilnilai meliputi 3
a) Korelasi antara perencanaan dengan hasil
aspek, yaitu pengetahuan, sikap dan
belajar
keterampilan. Dokumentasi juga berupa
H0 = tidak ada hubungan antara perencanan
angket yang dibagikan kepada peserta didik
penilaian autentik dengan hasil belajar
untuk mengetahui respon peserta terhadap
matapelajaran IPA
penilaian autentik yang sudah dilaksanakan
H1 = ada hubungan antara perencanan
oleh guru.
penilaian autentik dengan hasil belajar
matapelajaran IPA
Teknik Analisis Data
b) Korelasi antara pelaksanaan dengan hasil
Penelitian ini menggunakan analisis
belajar
data dengan teknik deskriptif kuantitatif dan

38
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

H0 = tidak ada hubungan antara kurang berminat, dan bahkan ada peserta didik
pelaksanaan penilaian autentik dengan hasil yang tidak berminat atau sangat kurang
belajar matapelajaran IPA
berminat terhadap penilaian autentik. Namun
H1 = ada hubungan antara pelaksanaan
penilaian autentik dengan hasil belajar ada beberapa peserta didik yang sudah
matapelajaran IPA berminat dan sangat berminat terhadap
c) Korelasi antara perencanaan dengan pelaksanaan penilaian autentik.
pelaksanaan Hasil Analisis Dokumen
H0 = tidak ada hubungan antara perencanan
penilaian autentik dengan pelaksanaan
penilaian autentik 500 BSB
SB BSB
H1 = ada hubungan antara perencanan 450 SK
penilaian autentik dengan pelaksanaan 400
penilaian autentik 350 B SK B
300
Hasil dan Pembahasan 250
200 Perencanaan
Hasil 150 Pelaksanaan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang 100
telah dilakukan maka diperoleh minat siswa 50 Hasil
0
terhadap kegiatan pembelajaran yang dinilai
menggunakan penilaian autentik melalui
angket yang dibagikan kepada siswa,
gambaran pelaksanaan penilaian autentik
melalui wawancara, observasi dan analisis
Gambar 2. Keterlaksanaan Penilaian Autentik
dokumen, serta hubungan antara penilaian
pada Pembelajaran IPA terhadap Kemampuan
autentik dan hasil belajar peserta didik melalui
Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Peserta
wawancara dan diperkuat dengan analisis
Didik.
dokumen guru. Berikut data yang diperoleh :
Berdasarkan gambar 2 diketahui
Hasil Analisis Angket
bahwa perencanaan penilaian autentik yang
10 disusun oleh guru matapelajaran IPA terhadap
8 kemampuan pengetahuan, sikap, dan
Jumlah Siswa

6 keterampilan peserta didik secara berurutan


adalah sangat kurang, baik, dan baik.
4
Pelaksanaan penilaian autentik oleh guru
2
matapelajaran IPA terhadap kemampuan
0
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sangat
Sangat Berminat Kurang Sangat
Berminat Kurang baik. Hasil dari pelaksanaan penilaian autentik
Kategori pada kemampuan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta didik secara berurutan
adalah baik, sangat kurang, dan baik.
Gambar 1. Minat Siswa Terhadap
Korelasi Analisis Dokumen
Pelaksanaan Penilaian Autentik
Tabel 1. Korelasi Antara Perencanaan dan
Berdasarkan analisis angket yang
Pelaksanaan Penilaian Autentik dengan Hasil
diberikan kepada 26 peserta didik dapat dilihat
Belajar
minat peserta didik terhadap pelaksanaan
Hasil
penilaian autentik melalui grafik 1, bahwa
Korelasi Pengetahuan sikap keterampilan
masih banyak siswa yang kurang berminat
sig r sig r sig r
terhadap penilaian autentik, hal tersebut
ditunjukkan tingginya grafik pada kategiri Perenca 0.023 0.533 0.524 - 0.001 0.713
naan 0.161

39
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

Pelaksa 0.248 0.287 0.548 0.187 0.197 perencanaan dan hasil belajar pada aspek sikap
0.319
naan dan koefisien korelasi (r) = -0.161 yang
bernilai negatif. Nilai negaitif menunjukkan
Tabel 2. Korelasi Antara Perencanaan dan jika salah satu variable mengalami
Pelaksanaan Penilaian Autentik peningkatan atau penurunan, tidak akan
Pelaksanaan mempengaruhi variable yang lain, sehingga
Korel dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan
Pengetahuan Sikap Keterampilan
asi antara perencanaan dengan hasil belajar pada
Sig r Sig r Sig r
Peren aspek sikap. Korelasi pelaksanaan dengan
canaa 0.580 0.140 0.876 0.04 0.647 0.116 hasil belajar pada aspek sikap memiliki nilai
n sig = 0.458 dengan ketentuan nilai sig > 0.05
Berdasarkan Tabel 1 korelasi antara sehingga kriteria keputusannya adalah Ho
perencanaan dengan hasil dari aspek diterima yang berarti tidak ada korelasi yang
pengetahuan memiliki nilai sig = 0.023 dengan signifikan antara pelaksanaan dan hasil belajar
ketentuan sig < 0.05, sehingga kriteria pada aspek sikap. Namun koefisien korelasi (r)
keputusannya adalah Ho ditolak artinya ada = 0.187 yang menunjukkan hubungan lemah
korelasi yang signifikan antara perencanaan antara pelaksanaan dan hasil belajar pada
dengan hasil belajar pada aspek pengetahuan. aspek sikap. Berdasarkan Tabel 2 korelasi
Korelasi antara perencanaan dengan hasil perencanaan dan pelaksanaan penilaian
belajar aspek pengetahuan menunjukkan autentik pada aspek sikap menunjukkan nilai
adanya hubungan kuat, ditunjukkan dengan sig = 0.876 dengan ketentuan nilai sig > 0.05
nilai r = 0.533. korelasi antara pelaksanaan sehingga kriteria keputusannya Ho diterima
dengan hasil belajar aspek pengetahuan yang berarti tidak ada korelasi yang dignifikan
memiliki nilai r = 0.287 yang menunjukkan antara perencanaan dan pelaksanaan penilaian
hubungan lemah antara pelaksanaan dan hasil autentik pada aspek sikap.
belajar, namun nilai sig = 0.248 dengan Berdasarkan Tabel 1 diketahui
ketentuan sig > 0.05, yang berarti bahwa Ho bahwa nilai sig dari korelasi perencanaan dan
diterima dan menunjukkan bahwa pelaksanaan hasil belajar pada aspek keterampilan adalah
dan hasil belajar aspek pengetahuan tidak ada 0.001 dengan ketentuan sig < 0.05 sehingga
korelasi yang signifikan. Berdasarkan tabel 2 kriteria keputusannya adalah Ho ditolak yang
korelasi antara perencanaan dan pelaksanaan berarti ada korelasi yang signifikan antara
pada aspek pengetahuan diperoleh koefisien perencanaan dan hasil belajar pada aspek
korelasi (r) = 0.140 yang menunjukkan adanya keterampilan dan nilai r = 0.713 yang
hubungan lemah antara perencanaan dan menunjukkan hubungan sangat kuat antara
pelaksanaan penilaian autentik pada aspek perencanaan dan hasil belajar pada aspek
pengetahuan, namun hasil yang diperoleh keterampilan. Korelasi pelaksanaan dan hasil
menujukkan nilai sig > 0.05 yaitu 0.580 yang belajar aspek keterampilan menujukkan nilai
berarti bahwa Ho diterima dan menunjukkan sig = 0.197 dengan ketentuan sig > 0.05
tidak ada korelasi yang signifikan antara sehingga kriteria keputusannya adalah Ho
perencanaan dan pelaksanaan penilaian diterima yang artinya tidak ada korelasi yang
autentik pada aspek pengetahuan. signifikan antara pelaksanaan dengan hasil
Hasil pada Tabel 1 korelasi belajar pada aspek keterampilan. Namun nilai
perencanaan dan hasil belajar pada aspek sikap r = 0.319 yang menunjukkan hubungan
menunjukkan nilai sig = 0.524 dengan moderat atau korelasi yang cukup antara
ketentuan nilai sig > 0.05 sehingga kriteria pelaksanaan dan hasil belajar pada aspek
keputusannya adalah Ho diterima yang berarti keterampilan. Berdasarkan Tabel 2 korelasi
tidak ada korelasi yang signifikan antara antara perencanaan dan pelaksanaan penilaian

40
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

autentik pada aspek keterampilan akan tinggi. Maka dapat diketahui bahwa
menunjukkan nilai sig = 0.647 dengan kurang berminatnya peserta didik terhadap
ketentuan sig > 0.05 sehingga kriteria penilaian autentik dapat dipengaruhi oleh
keputusannya adalah Ho diterima yang berarti faktor internal peserta didik, salah satunya
tidak ada korelasi yang signifikan antara adalah gaya belajar peserta didik. Taiyeb dan
perencanaan dan pelaksanaan penilaian Mukhlisa (2015) juga menyatakan bahwa gaya
autentik pada aspek keterampilan. Namun nilai belajar yang dimiliki oleh peserta didik
r = 0.116 yang menunjukkan hubungan lemah berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam penelitian
antara perencanaan dan pelaksanaan penilaian ini minat peserta didik terhadap penilaian
autentik pada aspek keterampilan. autentik juga berbeda-beda. Ada beberapa
siswa yang berminat dan sangat berminat
Pembahasan terhadap penilaian autentik. Peserta didik
Berdasarkan hasil analisis angket merasa dengan pemberian tugas dan
yang menunjukkan bahwa masih banyak pelaksanaan praktikum dapat membuat peserta
peserta didik yang kurang berminat terhadap didik lebih mudah memahami materi dan dapat
pelaksanaan penilaian autentik. Hal tersebut lebih aktif untuk mencari informasi dari
dikarenakan penilaian autentik lebih berbagai sumber serta dapat meningkatkan
menekankan tugas dan melibatkan peserta hasil belajarnya.
didik dalam kegiatan pembelajarannya, Berdasarkan hasil penelitian yang
sehingga peserta didik lebih merasa terbebani didapatkan diketahui bahwa perencanaan
dengan banyaknya tugas dan kegiatan yang penilaian pengetahuan sangat kurang.
harus diikuti. Dalam penelitian Puspitasari Kemendikbud (2016) tentang panduan
(2016) menyatakan bahwa beberapa siswa penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
merasa terbebani dengan banyaknya tugas untuk sekolah menengah pertama,
yang diberikan guru dan harus ditembah menjelaskan langkah-langkah perancangan
dengan tugas yang diberikan guru pada penilaian aspek pengetahuan meliputi : 1)
matapelajaran yang lain. Selaian itu penilaian menetapkan tujuan penilaian; 2) menentukan
autentik menuntut peserta didik untuk aktif bentuk penilaian; 3) memilih teknik penilaian;
dalam kegiatan pembelajaran karena ada 4) penyusunan kisi-kisi. Perencanan penilaian
kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang harus guru belum sesuai dengan panduan tersebut,
dilaksanakan oleh peserta didik jika pendidik karena guru masih menggunakan panduan
menggunakan penilaian autentik dalam penilaian dari kurikulum KTSP, sehingga
evaluasi pembelajaran. Hal tersebut berkaitan penilaian pada referensi yang digunakan guru
dengan faktor gaya belajar dan motivasi dan pembuatan instrumen sering mendapatkan
belajar peserta didik itu sendiri yang juga penilaian yang rendah, selain itu pemilihan
dijelaskan dalam penelitian Taiyeb dan teknik penilaian guru yang direncanakan
Mukhlisa (2015) menyatakan bahwa gaya hanya mencantumkan teknik penilaian, tidak
belajar yang dimiliki oleh setiap peserta didik menjabarkan tujuan menggunakan penilaian
dan motivasi peserta didik mempengaruhi tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan
hasil belajarnya. Dari penelitian tersebut perencanaan penilaian pengetahuan guru
diketahui bahwa gaya belajar peserta didik sangat kurang. Pelaksanaan penilaian autentik
mempengaruhi respon peserta didik terhadap guru sangat baik. Berdasarkan hasil observasi
pembelajaran yang dilaksanakan. Jika yang dilakukan pada saat penilaian autentik,
pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan guru melaksanakan penilaian tersebut sesuai
gaya belajarnya maka motivasi peserta didik dengan rencana penilaian yang telah
dalam belajar akan tinggi dan minat peserta direncanakan dan guru dapat mengelola kelas
didik terhadap kegiatan pembelajaran juga tersebut dengan baik, sehingga peserta didik

41
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai tertentu. Berdasakan hasil analisis dokumen,


dengan yang direncanakan. Oleh sebab itu, guru sudah melakukan perencanaan sesuai
pelaksanaan guru mendapatkan nilai yang dengan panduan penilaian sehingga
sangat baik karena sesuai dengan perencanaan perencanaan penilaian sikap yang dibuat guru
penilaian pengetahuan yang sudah baik. Pelaksanaan penilaian sikap yang
direncanakan oleh guru. Hasil belajar peserta dilaksanakan guru sesuai dengan rencana yang
didik atau pengolahan hasil yang dilakukan telah dibuat. Berdasarkan hasil observasi, guru
guru memiliki kategori baik. Guru mengolah mengamati perilaku peserta didik pada saat
hasil penilaian sesuai dengan pedoman kegiatan diskusi. Guru menggunakan lembar
pensokran yang ada dalam kisi-kisi observasi dan membuat catatan anekdot serta
perencanaan penilaian dan hasil penilaian berdasarkan hasil wawancara, guru meminta
dimanfaatkan sebagai penilaian harian. setiap peserta didik untuk memakai nametag
Berdasarkan hasil analisis data, untuk memudahkan melakukan pengamatan.
perencanaan penilaian sikap masuk dalam Oleh sebab itu pelaksanaan penilaian guru
kategori baik. berdasarkan dokumen guru yang sangat baik dan sesuai dengan perencanaan
didapatkan, guru membuat perencanaan yang telah dibuat. Hasil penilaian yang dibuat
penilaian dimulai dari analisis KI – 1 oleh guru kurang memberikan informasi yang
(Spiritual) dan KI- 2 (Sosial). Sikap yang mendetail terhadap sikap peserta didik. Dari 3
diamati guru melalui 3 teknik penilaian, pada teknik penilaian (observasi diskusi, portofolio,
umumnya adalah disiplin, kerjasama, jujur, dan penilaian kinerja) guru hanya memberikan
tanggung jawab, santun. Guru menilai sikap skor akhir berupa angka pada sikap yang
peserta didik yang muncul selama proses dinilai peserta didik. Guru tidak memberikan
pembelajaran menggunakan teknik observasi, predikat dan deskripsi terhadap angka sikap
sehingga guru membuat lembar observasi dan yang diperoleh peserta didik. Sedangkan
membuat catatan lapangan. Perencanaan yang dalam Kemendikbud (2016) tentang panduan
dilakukan oleh guru sesuai dengan penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
Kemendikbud (2016) tentang panduan untuk sekolah menegah pertama, bahwa
penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan pengolahan hasil penilaian sikap dalam bentuk
untuk sekolah menengah pertama bahwa predikat dan deskripsi. Oleh sebab itu hasil
perencanaan penialaian sikap selain penilaian sikap yang diperoleh guru dalam
matapelajaran Pendidikan Agama dan Budi kategori sangat kurang.
Pekerti (PABP) dan PPKn didasarkan pada Berdasarkan aspek keterampilan,
identifikasi KI-1 dan KI-2. Jika menggunakan perencanaan penilaian yang dilakukan guru
teknik penilaian observasi, dalam perencanaan sudah sesuai dengan panduan penilaian dari
harus membuat lembar observasi. Lembar Kemendikbud (2016) tentang panduan
observasi ada dua macam, yaitu observasi penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
terbuka dan observasi tertutup. Observasi untuk sekolah menengah pertama yaitu
terbuka yaitu pendidik mengamati perilaku menentukan kompetensi yang sesuai dengan
secara langsung peserta didik yang KI-4, menentukan indikator, menentukan
diobservasinya dan pendidik mencatat butir- isntrumen dan rubrik penilaian, menyusun
butir perilaku peserta didik yang muncul saat kriteria/batas kelulusan/ batas standar minimal
proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan capaian kompetensi peserta didik. Selain itu,
observasi tertutup yaitu pendidik mengamati berdasarkan dokumen yang dianalisis guru
peserta didik melalui panduan (lembar juga merencanakan penilaian keterampilan
observasi) yang sudah disiapkan sebelumnya. dengan berbagai teknik penilaian antara lain,
Kemudian hasil pengamatan dituangkan dalam observasi, penilaian portofolio, dan penilaian
bentuk catatan anekdot (catatan kejadian kinerja. Pelaksanaan penilaian keterampilan

42
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

yang dilaksanakan guru sesuai dengan analisis dokumen guru pada kegiatan observasi
perencanaan yang dibuat. Hal tersebut dilihat diskusi dan penilaian kinerja, guru
dari hasil penialaian yang diperoleh guru merencanakan penilaian dengan sangat baik,
sesuai dengan yang dibuat, sehingga yaitu guru membuat instrumen penilaian dan
pelaksanaan penilaian keterampilan guru membuat rubrik penialaian, bahkan guru
sangat baik. Pada bagian hasil, hasil membuat instrument yang berbeda pada sikap
keterampilan yang dibuat oleh guru masuk yang berbeda. Akan tetapi pada bagian hasil,
pada kategori baik. berdasarkan hasil analisis guru hanya mencantumkan nilai akhir dan
dokumen, dari 3 teknik penilaian yang tidak memberikan nilai pada setiap butir sikap
dilakukan guru, guru memberikan skor, nilai, yang dinilai, serta tidak memberikan deskripsi
dan predikat pada aspek keterampilan peserta pada setiap butir sikap yang sudah dinilai.
didik yang telah dicapai. Namun pada analisis dokumen yang
Berdasarkan analisis korelasi menggunakan penilaian portofolio, dalam
keterlaksanaan penilaian autentik dengan hasil merencanakan penilaian sikap, guru tidak
belajar didapatkan bahwa hasil belajar yang membuat rubrik ataupun instrument penilaian
diperoleh ada 3 aspek yaitu pengetahuan, sikap, tetapi guru mencantumkan beberapa
sikap, dan keterampilan. Sedangkan deskripsi singkat mengenai butir sikap yang
keterlaksanaan penilaian autentik ditinjau dilakukan oleh peserta didik tetapi tidak
melalui 2 kegiatan, yaitu perencanaan memberikan nilai terhadap butir sikap tersebut.
penilaian atutentik, dan pelaksanaan penilaian Oleh sebab itu perencanaan dan hasil belajar
autentik. Korelasi perencanaan dengan hasil pada aspek sikap tidak memiliki hubungan.
belajar pada aspek pengetahuan menunjukkan Karena perencanaan yang dilakukan guru,
adanya korelasi yang signifikan, pada aspek tidak mempengaruhi hasil pada aspek sikap.
sikap menunjukkan tidak ada korelasi yang Namun dengan menggunakan penilaian
signifikan, dan pada aspek keterampilan autentik (observasi diskusi, portofolio, dan
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan. penilaian kinerja) memudahkan guru untuk
Berdasarkan Kemendikbud (2016) tentang menilai sikap peserta didik. pada aspek
panduan penilaian oleh pendidik dan satuan keterampilan perencanaan dan penilaian hasil
pendidikan untuk sekolah menengah pertama belajarnya memiliki hubungan yang sangat
menjelaskan bahwa perencanaan penilaian kuat. Berdasarkan analsisi dokumen guru pada
pada aspek pengetahuan didasarkan pada kegiatan observasi diskusi dan penilaian
tujuan pembelajaran dan berdasarkan dokumen kinerja, guru membuat perencanaan penilaian
guru yang dianalisis, guru melaksanakan dengan baik, yaitu guru membuat instrumen
penilaian pada aspek pengetahuan keterampilan yang akan dinilai dan guru
menggunakan tes tertulis. Sehingga tujuan membuat rubrik penilaian. Pada bagian hasil
yang tercantum dalam RPP guru harus guru memberikan nilai untuk keterampilan
diterjemahkan kedalam soal-soal yang akan peserta didik, memberikan predikat dan
diujikan kepada peserta didik. Oleh sebab itu memberikan deskripsi. Sedangkan pada
perencanaan penilaian pada aspek pengetahuan penilaian portofolio, guru tidak membuat
mempunyai hubungan kuat dengan hasil rubrik penilaian, dan guru tidak mendapatkan
belajar pada aspek pengetahuan. Hal tersebut hasil belajar pada aspek keterampilan. Oleh
sesuai dengan penelitian Waluyati (2016) sebab itu perencanaan penilaian keterampilan
bahwa perencanaan pembelajaran yang baik mempengaruhi hasil belajar yang didapatkan
menghasilkan hasil belajar (kognitif) yang pada aspek keterampilan, sehingga ada
baik atau sesuai dengan standar Kriteria hubungan yang sangat kuat antara perencanaan
Ketuntasan Minimal (KKM) belajar. dan hasil belajar pada aspek keterampilan.
Sedangkan pada aspek sikap, berdasarkan

43
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

Berdasarkan hasil analisis korelasi didik, tetapi guru belum melaksanakan tindak
antara pelaksanaan dan hasil belajar pada lanjut terhadap hasil penilaian keterampilan,
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga hasil belajar belum sesuai dengan
menunjukkan bahwa Ho diterima, yang artinya pelaksanaan penilaian autentik. Puspitasari
bahwa tidak ada korelasi yang signifikan (2016) dalam penelitiannya menyatakan
antara pelaksanaan dengan hasil belajar pada bahwa, meskpiun keterlaksanaan penilaian
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. autentik mendapatkan nilai tinggi (sangat baik)
Pada aspek pengetahuan, berdasarkan analisis tidak menunjukkan adanya korelasi yang
dokumen, guru melaksanakan penilaian hanya signifikan dengan hasil belajar sikap,
berupa tes tertulis dan diadakan secara keterampilan, maupun pengetahuan, karena hal
sumatif, artinya selama proses pembelajaran tersebut dapat dipengaruhi oleh kemampuan
guru tidak melaksanakan penilaian kognitif. yang dimiliki oleh masing-masing peserta
Jadi jika pelaksanaannya sesuai dengan didik. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
skenario pembelajaran atau tidak guru tetap diketahui bahwa tidak adanya korelasi
melaksanakan penilaian tes tertulis pada akhir pelaksanaan dengan hasil belajar dapat
pertemuan pada satu materi pelajaran sebagai disebabkan oleh kemampuan peserta didik
nilai ulangan harian. Selain itu kesesuaian tersebut.
pelaksanaan pembelajaran dengan skenario Berdasarkan hasil analisis korelasi
pembelajaran yang dilakukan guru tidak antara perencanaan dan pelaksanaan pada
mempengaruhi pelaksanaan tes tertulis. aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Berdasarkan penelitian Puspitasari (2016) menunjukkan bahwa Ho diterima, yang artinya
penilaian autentik yang seharusnya sebagai tidak ada korelasi antara perencanaan dan
penilaian formatif belum dilakukan secara pelaksanaan penilaian autentik pada aspek
optimal. Guru hanya menilai diakhir proses. pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam
Oleh sebab itu tidak ada hubungan antara pelaksanaan pembelajaran banyak hal yang
pelaksanaan dengan hasil belajar pada aspke mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran,
pengetahuan. Pada aspek sikap, berdasarkan sehingga terkadang tidak sesuai dengan
analisis dokumen, guru mengolah hasil skenario pembelajaran yang direncanakan.
penilaian pada aspek sikap kurang optimal, Berdasarkan hasil wawancara, guru
sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat menjelaskan bahwa ketika melaksanakan
memberikan informasi setiap butir sikap yang pembelajaran guru banyak memunculkan
dinilai. Selain itu, meskipun guru telah hidden curriculum (Kurikulum tersembunyi).
melakukan penilaian secara formatif, tetapi Hal tersebut juga terlihat pada saat kegiatan
guru kurang optimal dalam mengolah hasil observasi, guru lebih menekankan pada
penilaian, maka hasil penilaiannya tidak pendidikan karakter kepada peserta didik, dan
memberikan informasi yang jelas terhadap hal tersebut tidak tercantum dalam skenario
perilaku peserta didik. Oleh sebab itu, pembelajaran. Selain itu dalam wawncara guru
meskipun guru sudah melaksanakan penilaian juga menjelaskan bahwa setiap kelas memiliki
dengan baik tetapi guru tidak mengolah pemetaan prestasi yang berbeda-beda,
dengan baik, maka hasil pemanfaatan sehingga ada sedikit perbedaan dalam
penilaian kurang baik. Pada aspek pelaksanaan pembelajaran, misalnya kelas A
keterampilan, Berdasarkan analisis dokumen, dapat menyelesaikan kegiatan pembelajaran
guru melaksanakan penilaian keterampilan dalam waktu 2 Jam Pelajaran, sedangkan kelas
secara formatif dan guru mengolah hasil B tidak bisa, sehingga pembelajaran yang
penilaian dengan baik. Sehingga hasil dilaksanakan pada kelas B tidak sesuai dengan
penilaiannya dapat memberikan informasi perencanaan. Namun demikian, guru tetap
yang jelas terhadap aspek keterampilan peserta mendapatkan hasil penilaian baik pada aspek

44
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dan keterampilan sangat baik. Hasil belajar
dengan yang direncanakan. Oleh sebab itu, yang didapatkan pada aspek pengetahuan baik,
pada aspek sikap sangat kurang, pada aspek
meskipun perencanaan tidak ada korelasi
keterampilan baik. Jadi penilaian autentik
dengan pelaksanaan, kegiatan pelaksanaan dapat menilai kemampuan peserta didik secara
mendapatkan kriteria sangat baik, karena guru holistik, yaitu pada ketiga aspek (pengetahuan,
mendapatkan hasil penilaian sesuai dengan sikap, dan keterampilan). Korelasi antara
perencanaan penilaian yang dibuat. Penelitian perencanaan dan hasil belajar dari ketiga aspek
memiliki hubungan yang moderat, korelasi
Fatimah (2010) juga menjelaskan faktor-faktor
antara pelaksanaan dan hasil belajar dari ketiga
yang mempengaruhi adanya perbedaan antara aspek memiliki hubungan yang lemah, korelasi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, antara perencanaan dan pelaksanaan penilaian
antara lain prestasi belajar peserta didik, autentik pada ketiga aspek menunjukkan tidak
adanya perbedaan perestasi pelajar pada ada hubungan yang signifikan.
kalangan peserta didik menyebabkan guru
Saran
untuk memberikan perbedaan pelaksanaan Hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran, kerjasama antara guru dengan penilaian autentik, sebaiknya diolah sesuai
peserta didik didalam kelas, setiap peserta dengan perencanaan dan sesuai dengan
didik dalam kelas memiliki perbedaan panduan penilaian, agar fungsi dari penilaian
terutama dalam hal keaktifan, sehingga autentik dapat dimanfaatkan sesuai dengan
tujuan penilaian autentik serta hasil belajar
menyebabkan perbedaan pelaksanaan
peserta didik dapat digambarkan secara
pembelajaran dalam kelas. Waktu pelaksanaan holistik.
pembelajaran juga mempengaruhi pelaksanaan
pembelajaran. berdasarkan hasil wawancara, Daftar Pustaka
guru menjelaskan bahwa jam pelajaran yang Ayuningtyas, F. 2015. Analisis Pelaksanaan
dikosongkan untuk kegiatan sekolah yang Penilaian Autentik Mata Pelajaran
bukan dihari libur akan menganggu Biologi SMA Negeri 1 Muntilan.
pelaksanaan pembelajaran, dan yang sering (http://www.fileupi.com)
terjadi adalah jam pelajaran yang kosong Chodijah, S., Ahmad Fauzi dan Ratna Wulan.
terjadi pada hari yang sama sehingga hanya 2012. Pengembangan Perangkat
kelas itu saja yang kosong. Oleh sebab itu guru Pembelajaran Fisika Menggunakan
harus melaksanakan kegiatan pembelajaran Model Guided Inquiryyang dilengkapi
yang tidak sesuai dengan perencanaan, yang Penilaian Portofolio pada Materi
terpenting guru mendapatkan hasil belajar Gerak Melingkar. Jurnal Penelitian
peserta didik sesuai dengan kelas lain dan Pembelajaran Fisika. (1):1-19.
sesuai dengan perencanaan penilaian yang Fatimah, S. 2010. Hubungan Antara
direncanakan. Oleh sebab itu hal ini juga Perencanaan dan Pelaksanaan
menjelaskan bahwa perencanaan dan hasil Pembelajaran dengan Hasil Belajar
belajar peserta didik memiliki korelasi yang Siswa pada Matapelajaran Sejarah di
signifikan. SMA Negeri 1 Probolinggo.
(https://s3.amazonaws.com/academia.
Simpulan dan Saran edu.documents/28236289/00049).
Diakses pada tanggal 28 November
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah 2017.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Juliantine, T. 2013. Penilaian dalam
perencanaan penilian autentik yang dilakukan Pendidikan Jasmani.
guru pada aspek pengetahuan sangat kurang, (http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JU
pada aspek sikap baik, pada aspek R._PEND._OLAHRAGA/196807071
keterampilan baik. Pelaksanaan yang
992032-
dilakukan guru pada aspek pengetahuan, sikap,

45
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 06 No .01 (2018) 34-46

TITE_JULIANTINE/8.__JURNAL_P Jurnal Penelitian dan Evaluasi


ENILAIAN_DALAM_PENDIDIKAN Pendidikan. 20(2):142-155.
_JASMANIx.pdf). Diakses 10 Juni Muchtar, H. 2010. Penerapan Penilaian
2017 Autentik dalam Upaya Peningkatan
Kemendikbud. 2016. Panduan Penilaian Oleh Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan
Pendidik dan Satuan Pendidikan Penabur. No.14/Tahun ke-9: 68-76.
Untuk Sekolah Menengah Pertama. Munthe, A. 2015. Pentingnya Evaluasi
Jakarta : Kemendikbud Program di Institusi Pendidikan.
Khafidzoh, 2016. Implementasi Penilaian Scholaria. Vol 5, No 2. Page: 1-14.
Autentik dalam Pembelajaran Ngadip. 2017. Konsep dan Jenis Penilaian
Ekonomi di MA Se-Kabupaten Autentik (Authentic Assesment). E-
Sleman Yogyakarta. jurnal Dinas Pendidikan Kota
(http://www.fileupi.com) Surabaya. Vol 1.
Khafidzoh, 2016. Implementasi Penilaian Pantiwati, Y. 2010. Pengaruh Asesmen
Autentik dalam Pembelajaran Biologi dalam Pembelajaran Think
Ekonomi di MA Se-Kabupaten Pair Share terhadap Kemampuan
Sleman Yogyakarta. Kognitif Peserta didik. Jurnal Ilmu
(http://www.fileupi.com) Pendidikan. Jilid 18 (2): 236-243.
Kurniati, D., Romi Harimukti dan Nur Asiyah Pantiwati, Y. 2013. Profil Sistem Penilaian
Jamil. 2016. Kemampuan Berpikir dalm Pembeljaran Biologi. Prosiding
Tingkat Tinggi Peserta didik SMP di Seminar Nasional Pendidikan Sains.
Kabupaten Jember dalam Peran Sains dalam Abad 21.
Menyelesaikan Soal Berstandar PISA. Surabaya, Januari, 2013.
Pantiwati, Y. 2016. Hakekat Asesmen Pembelajaran Biologi. Jurnal Edukasi
Autentik dan Penerapannya dalam Matematika dan Sains. 1(1):18-27.
Puspitasari, E.D. 2016. Keterlaksanaan Jurnal Pendidikan Matematika dan
Penilaian Autentik dan Korelasinya Sains. (1): 1-9.
dengan Hasil Belajar Biologi SMA. Sukmadinata, N.S 2009. Metode Penelitian
Proceeding Biology Education Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Conference. Vol 13 (1). Hal: 196-202. Waluyati, I. 2012. Evaluasi Program
Rahayu, E., H.Susanto dan D.Yuliant. 2011. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Pembelajaran Sains dengan Sosial SMP/MTS diKota Bima. Jurnal
Pendekatan Keterampilan Proses Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan No 1 Tahun XVI.
Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Wenno, I.H. 2016. Pengembangan Modul IPA
didik. Jurnal Pendidikan Fisika Berbasis Problem Solving Method
Indonesia. 7: 106-110. Berdasarkan Karakteristik Peserta
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Mentri didik dalam Pembelajaran di
Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 SMP/MTs. Jurnal Penelitian dan
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Evaluasi Pendidikan. 20(02).
Pendidikan. Sekertariat Negara. Yusuf, M. 2015. Assesment dan Evaluasi
Jakarta Pendidikan. Jakarta: Prenademedia
Siswono, T.Y.E. 2005. Upaya Meningkatkan Group.
Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta
didik Melalui Pengajuan Masalah.

46

Anda mungkin juga menyukai