NPM : 10060317021
Kelas : A
I. Pemilihan Obat
Seleksi atau pemilihan obat merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan
yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan
dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat.
Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif Panitia Farmasi dan Terapi (PFT). Pemilihan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai ini berdasarkan:
a. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi.
b. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang telah ditetapkan.
c. Pola penyakit.
d. Efektivitas dan keamanan.
e. Pengobatan berbasis bukti.
f. Mutu.
g. Harga.
h. Ketersediaan di pasaran.
Formularium Rumah Sakit disusun mengacu pada Formularium Nasional. Formularium Rumah
Sakit merupakan daftar obat yang disepakati staf medis fungsional, disusun oleh Panitia Farmasi dan
Terapi (PFT) yang ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit harus tersedia
untuk semua penulis resep, pemberi obat, dan penyedia obat di rumah Sakit. Evaluasi dilakukan secara
rutin dan revisi sesuai kebijakan dan kebutuhan rumah sakit. Penyusunan dan revisi Formularium Rumah
Sakit dikembangkan berdasarkan pertimbangan terapetik dan ekonomi dari penggunaan obat agar selalu
mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional.
1. Tahapan proses penyusunan Formularium Rumah Sakit, meliputi:
a. Membuat rekapitulasi usulan obat dari masing-masing Staf Medik Fungsional (SMF) berdasarkan
standar terapi atau standar pelayanan medik.
b. Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi.
c. Membahas usulan tersebut dalam rapat Panitia Farmasi dan Terapi (PFT), jika diperlukan dapat
meminta masukan dari pakar.
d. Mengembalikan rancangan hasil pembahasan Panitia Farmasi dan Terapi (PFT), dikembalikan ke
masing-masing SMF untuk mendapatkan umpan balik.
e. Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF.
f. Menetapkan daftar obat yang masuk ke dalam Formularium Rumah Sakit.
g. Menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi.
h. Melakukan edukasi mengenai Formularium Rumah Sakit kepada staf dan melakukan monitoring.
2. Kriteria pemilihan Obat untuk masuk Formularium Rumah Sakit:
a. Mengutamakan penggunaan obat generik.
b. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan penderita.
c. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.
d. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
e. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan.
f. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien.
g. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan
tidak langsung.
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based medicines) yang
paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau.
Rumah sakit harus mempunyai kebijakan terkait dengan penambahan atau pengurangan obat
dalam Formularium Rumah Sakit dengan mempertimbangkan indikasi penggunaan, efektivitas, risiko,
dan biaya (Kemenkes RI, 2016).
V. Penyimpanan obat
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan menempatkan
perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
merusak mutu suatu obat. (Kemenkes, 2010).
5.1. Penyimpanan Secara Alfabetis
Obat-obat yang tersedia disusun berdasarkan alphabet dari hurup A sampai Z.
5.2. Penyimpanan Secara Farmakologi
Contohnya vaksin, harus disimpan pada suhu 2-80C, tidak terkena sinar matahari langsung,
disimpan pada rak yang terpisah dengan vaksin lainnya agar tidak tertukar.
5.3. Penyimpanan Sesuai Bentuk Sediaan
a. Sediaan Padat. Untuk obat disimpan di etalase toko bagian depan. Untuk obat keras di simpan di
rak-rak tertentu.Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dilemari khusus dan terkunci.
Dari semua golongan obat disusun secara alfabetis dan menggunakan metode FIFO dan FEFO.
b. Sediaan Suppositoria. Sediaan suppositoria disimpan dilemari pendingin
c. Sediaan Cair.Disimpan di rak khusus sediaan cair (sirup) dan berdasarkan alfabetis
d. Sediaan Tetes.Disimpan pada rak khusus sediaan tetes (tetes mata, hidung, dan telinga) disusun
secara alfabetis
e. Sediaan Salep. Disimpan pada rak khusus sediaan salep dan disusun berdasarkan alfabetis
f. Sediaan Injeksi. Disimpan di rak khusus sediaan injeksi (Kemenkes RI, 2016).