Anda di halaman 1dari 8

Nama : Irvan Dani

NIM : 12010119130126
Matkul : Teknologi Informasi Bisnis
Kelas : F (Regular)

CHAPTER 1: Doing Business in Digital Times


Kasus : Restaurant Creates Opportunities to Engage Customers
Dahulu saat telepon genggam masih hanya sekadar alat komunikasi jarak jauh,
masih sedikit orang-orang yang bisa melihat telepon genggam sebagai peluang bisnis. Kini
saat smartphone sudah tersebar luas, telepon genggam dapat menjadi penghubung antara
penrusahaan dan pelanggan. Perusahaan dapat memanfaatkan internet sebagai sarana
penyebaran iklan dan pengenalan perusahaan kepada pelanggan. Begitu juga dengan
pelanggan dapat pula mengakses informasi tentang perusahaan yang ingin di adakan
transaksi. Perusahaan akan menggnakan berbagai cara sebagai sarana untuk penyebar luasan
informasi seperti iklan melalui media elektronik, media cetak, dll. Dahulu mungkin elevisi
menjadi media utama namun kini internet adalah kunci utama melihat masyarakat kini lebh
banyak berinteraksi dengan telepon genggamnya daripada media lain.
Pei Wei Asian Diner’s Mobile dan Cloud Campaign Pei Wei Asian Diner
(www.peiwei.com), sebuah restoran kasual cepat saji yang dimiliki oleh P.F. Chang's China
Bistro, merupakan salah satu contoh restoran yang menerapkan kampanye pengiklanan
menggunakan teknologi pemasaran lintas saluran (multichannel). Pada pertengahan 2011 Pei
Wei memperkenalkan hidangan baru, Caramel Chicken. Pei Wei menggabungkan promosi
toko tradisional dengan media promosi website untuk menjangkau pelanggan dan
memperkenalkan hidangan barunya melalui email kepada pelanggannya. Pei Wei juga
menggnakan media promosi melalui media sosial seperti facebook dan twitter. Promosi
seperti ini bergantung pada investasi terhadap perangkat lunak serta membutuhkan keahlian
khusus. Dengan memanfaatkan ratusan ribu like dan tweet, perusahaan juga dapat
menjangkau pelanggan dari pencarian google.
Pei Wei memilih ExactTarget sebagai vendor peragkat lunak untuk mengelola
promosi pemasaran Pei Wei. Beberapa merk ternama — seperti Expedia, Best Buy, Nike, dan
Papa John's — juga menggunakan ExactTarget untuk membuat dan menyebar luaskan
promosi pemasaran mereka. Untuk mengundang para pelanggan mereka, Pei Wei
menggunakan perangkat lunak dari ExactTarget, dengan mengajak para pelanggan
mendaftarkan emailnya melalui web, twitter, dan facebook, seingga bisa mendapatkan kupon
bonus beli satu, gratis satu. Melalului perangkat lunak dan infrastruktur yang dibuat oleh
ExactTarget, klien seperti PeiWei bisa mengirimkan ribuan email per detik dan jutaan pesan
dalam lima belas menit. Kemampuan lain yang disediakan oleh ExactTarget adalah fitur real
time, hal ini memudahkan perusahaa seperti Pei Wei utuk berinteraksi dengan pelanggannya
secara langsung.
Media pemasaran ini sangatlah efektif, PeiWei dalam dua minggu saja sudah
mendapatkan 20.000 orang untuk mendaftarkan emailnya. Di 173 lokasi PeiWei, tingkat
penukaran kupon beli satu gratis satu mencapai 20%. Ini adalah sebuah contoh bahwarestoran
bisa menjangkau banyak pelangan melalui media promosi internet.

CHAPTER 2: Data Governance and IT Architecture Support Long-Term Performance

Kasus : Data Chaos Creates Risk

Kekacauan data sering terjadi di banyak organisasi layanan seperti pemerintaha,


perusahaan, atau bahkan rumah sakit. Dalam rumah sakit setiap divisi dan lininya memiliki
data dan perangkat lunaknya masing-masing. Kekacauan data sering terjadi di sini karena
biasanya tidak terjaganya arus data dan hubungan antara divisi dan lini yang kacau. Hal ini
dapat kita temukan pada rumaah sakit yang menggunakan silo data untuk setiap departemen
dan divisinya.

Saat aplikasi pengaturan data tidak dirawat dan dikelola dengan baik, maka yang
terjadi adalah munculnya terabyte data yang tidak relevan dan akurat. Hal ini menyebabkan
rumah sakit terjebak dalam kesalahan diagnosis dan kejadian-kejadian berisiko lainnya.
Pengelolaan data secara masif sering berisiko data yang tidak akurat atau hilangnya data-data
yang relevan seperti data rusak dan kotor, risiko lainnya adalah pelangaran data. Data yang
salah pada organisasi kesehatan seperti rumah sakit, dapat ditemukan di hasil-hasil lab yang
salah, diagnosis dokter yang tidak tepat, ataupun penyaranan obat yang salah. Hal-hal
tersebut tetunya berakibat fatal pada pasien dan rumah sakit sendir, rumah sakit dapat
kehilangan akreditasi dan kepercayaan dari pasien dan pasien tentunya menjadi korban
karena hal ini menyangkut dengan kesehatan dan nyawanya. Pelanggaran data juga salah satu
yang perlu di fokuskan, hampir 25 juta orang mengalami pelanggaran data. Melalui
peleapasan drive, peretasan software, sehingga data-data privasi mereka tercuri dan
dimanfaatkan oleh tangan-tangan yang salah.
Vanderbilt University Medical Center (VUCM) merupakan salah satu pengguna awal
EHR dalam tata pengelolaan data di 2009. VUCM merekap semua datanya tanpa kertas, alias
keseluruhan rekam datanya disimpan dalam bentuk elektronik. VUCM mengumpulkan
banyak data sejak 1997, pada 2009 mereka merasa membutuhkan pengelolaan data yang
lebih kuat. Semenjak itulah para petinggi VUCM memulai proyek baru untuk membuat
infrastruktu tata pengelolaan data.

Kegagalan pengelolaan data dapat mengakibatkan hal-hal yang fatal, seperti


pengelolaan ulang, kerugian bisnis, kesalahan keamanan pasien, tuntutan malpraktek,
keterlambatan menerima pembayaram karena kesalahan pemberian faktur. Hal-hal tersebut
tentunya dapat diantisipasi menggunakan tata pengelolaan data yang baik dan terjaga. Di
sinilah pentingnya tata kelola data untuk melindungi dari hal-hal berisiko tadi.

CHAPTER 3: Data Management, Big Data Analytics, and Records Management

Kasus : Financial Intelligence Fights Fraud

The Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN; fi ncen.gov) merupakan Biro


Departemen Keuangan dan Intelejen Keuangan Amerika Serikat. FinCEN akan melaporkan
berbagai tindak terorisme dan kejahatan keuangan kepada perdana menteri. Tugas dari
FinCen diantaranya adalah melindungi sistem keuangan dari serangan kejahatan yang
mengincar bagian finansial, mengkampanyekan program anti pencucian uang,
mengumpulkan, analisis, dan penyebaran informasi tentang serangan keuangan.

Sebelum tahun 2008, FinCEN mengalami kesulitan dalam pengumpulan analisis


informasi data, data dikumpulkan dengan cara yang tidak efektif, dan terjadi keterlambatan
saat menginformasikannya kepada pengguna. Kualitas data yang harus dilaporkan oleh
lembaga keuangan kepada FinCEN tidak konsisten selain itu datanya juga kurang tervalidasi
dan standarisasi. FinCEN sangat terbatas pada kumpulan data kecil saat mencoba
menganalisis datanya, sedangkan data yang besar FinCEN tidak dapat memiliki kemampuan
untuk melakukan prediksi tren dan analisis proaktif. Hal ini membuat FinCEN kesulitan
dalam mendeteksi ancaman dan juga menangani gangguan yang muncul.

Hingga akhirnya FinCEN membuat suatu upaya untuk meningkatkan kinerjanya


dalam analitik, infrastruktur TI, dan databasenya. Untuk mengumpulkan dan menganalisis
data dari berbagai sumber dan memberikannya kepada otoritas penegak hukum dan peraturan
federal, negara bagian, dan lokal maka diperlukan peningkatan dalam upaya analisis data.
Lalu dua tahun kemudian pada Mei 2010, FinCEN kembali meluncurkan inovasi yaitu
membuat program Modernisasi TI (BSA) Act Modernity (IT Mod) dan lebihmeningkatkan
infrastruktur IT-nya. Program ini membuat 9.000 pengguna dari pihak berwenang untuk
mengakses, mencari, dan menganalisis data. Pencapaian yang didapat oleh FinCEN
diantaranya adalah mengonversi data 11 tahun dari sistem sebelumnya ke dalam sistem yang
baru sehingga semua laporan disimpan secara elektronik, meluncurkan aplikasi FinSEN
Query yaitu alat pecarian yang dapat diakses oleh penegak hukum dan otoritas berwenang,
membuat mesin analitik canggih yang memberi tim analis FinCEN dapat bekerja lebih baik.

Dengan bekerja sama dengan perusahaan Deloitte membuat FInCEN terbantu dalam
pengerjaan tugas-tugas penting. Analisis databyang efektif dengn cara mengidentifikasi pola
dan hubungan yang dicurigai memiliki kegiatan terlarang. Peningkatan program ini telah
meningkatkan kecepatan dan kemampuan FinCEN dalam menangkap para pencuci uang dan
dan teroris yang berniat mentyerang sistem keuangan mereka.

CHAPTER 4: Networks for Effi cient Operations and Sustainability

Kasus : Google Maps API for Business

Google APIs adalah sekumpulan antarmuka pemrograman aplikasi yang


dikembangkan oleh Google yang memungkinkan komunikasi dengan Layanan Google dan
integrasi mereka ke layanan lain. Salah satu layanan yang sering dintegrasikan dengan
aplikasi lainnya dalah Google Maps. Pemilik resoran biasanya sering membuat aplikasi untuk
melakukan pesan antar. Untuk mengetahui lokasi pelanggan dan tujuan pengiriman aplikasi
tersebut dapat menggunakan Google Maps API, sehingga bisa mendapatkan lokasi
pengiriman yang akurat dan valid. Saat pelanggan memasukan alamat pengiriman, aplikasi
akan memeriksa apakah lokasi tersebut dalam kisaran pengiriman mereka atau tidak, hal ini
untuk mencegah pengiriman ke lokasi yang tidak jelas atau sangat jauh. Versi ratis dari
Google Maps API, memungkinkan 2.500 permintaan per hari melalui satu IP, sedangkan
versi berbayar atau Google Maps Api Business dapat mengerjakan lebih, dengan beberapa
tambahan fitur lainnya. Alasan google menyediakan fitur free adalah bagian dari pengenalan
produk mereka kepada khalayak umum.
Google Maps API memiliki banyak fitur yang dapat diintegrasikan dengan
diantaranya adalah menghasilkan rute hingga 23 lokasi untuk mengemudi, berjalan, dan
bersepeda, menghasilkan rute untuk menghindari jalan tol atau jalan raya, mengoptimalkan
rute untuk mengurangi waktu perjalanan, menghitung waktu yang bisa ditempuh melalui
suatu rute perjalanan. Kelebihan yang dibawa Google Maps API for Business dibanding yang
free adalah, adanya fitur alat analisis yang menunjukan bagaimana pengunjung berinteraksi
dengan peta. Informasi ini dapat menyesuaikan pengalaman pengguna berdasarkan preferensi
pelangan dan terlihat lebih interaktif dengan mereka.

Beberapa contoh dari pemanfaatan informasi yang diberikan Google Maps API
kepada pelanggan dan perusahaaan adalah, pelangan dapat megetahui rating dari suatu toko
atau tempat manapun pada google maps. Rating ini berasal dari pelaggan yang sebelumnya
berkunjung ke tempat tersebut dan memberikan informasi tentang kelebihan dari tempat
tersebut. Selain itu rating ini juga memberikan perusahaan terkait informasi yang diberikan
pelanggan, perusahaan dapat memperbaiki kekurangannya dan menaikan kelebihan dan
keunggulannya. Hal ini diklaim oleh google, bahwa dengan fitur ini bisa membantu
perusahaan dengan pelanggan lebih interaktif, dan terlibat saluran real time.

CHAPTER 5: Cybersecurity and Risk Management


Kasus : Lax Security at LinkedIn Exposed
Sebagian besar pengguna media sosial menganggap sepele tentang privasi mereka.
Padahal kata sandi yang lemah dapat memudahkan para peretas untuk mencuri data-data
mereka. LinkedIn adalah jejaring sosial yang mempunyai konsep sangat unik, di mana
sebagian besar penggunanya adalah profesional yang memiliki latar belakang bisnis.
Layaknya sebuah wadah, LinkedIn kerap dijadikan media untuk memperkenalkan diri atau
bisnis ke calon kolega atau perusahaan dengan tujuan yang beragam. Jutaan orang melakukan
komunikasi dan berbagi wawasan terkait bisnis. Untuk itu, saat mendaftarkan diri ke
LinkedIn, jejaring sosial ini mewajiban penggunanya untuk menggunakan nama asli dan
mencantumkan informasi akurat terkait dirinya, hal ini bertujuan utuk menjaga integritas dari
platform ini sendiri. Namun, pada 5 Juni 2012, penjahat cyber asal Rusia berhasil meretas
LinkedIn dan mengakibatkan 6,5 juta kata sandi penggunanya tercuri. Berbagai informasi
penting terkait pegguna LinkedIn menjadi alasan peretasan tersebut.situs yang mewajibkan
data diri asli ini tentunya mempunyai data pribadi seperti alamat rumah, pengalaman kerja
dan riwayat pekerjaan. Dengan mencuri kata sandi maka peretas dapat dengan mudah masuk
ke akun tersebut.
Peretasan ini tentunya dapat membahayakn pengguna LinkedIn, apabila tidak segera
diatasi tentunya akibatnya fatal. Peretasan ini akhirnya membuat LinkedIn dianggap memiliki
sistem keamanan yang buruk, dan dinilai tidak serius dalam menjaga data para penggunanya.
Salah satu penyebab dari terjadinya serangan cyber seperti ini adalah lambatnya deteksi dan
penindak lanjutan perusahaan jejaring sosial terkait pelanggaran data yang terjadi. Itulah yang
terjadi pada LinkedIn, mereka terlambat menyadari pelanggaran data dan tidak segera
menindak lanjutinya. LinkedIn juga diketahui tidak memiliki Chief Security Officer yang
bertugas sebagai penanggung jawab keamanan IT. Situs seperti ini akhirnya menjadi sasaran
empuk untuk target peretasan. Dampak yang muncul adalah LinkedIn kehilangan kredibilitas
dan integritasnya sebagai platform jejaring sosial.
Pada akhirnya sebagai bentuk pertanggung jawaban, LinkedIn bekerja sama dengan
FBI (Biro Investigasi Federal AS) untuk melacak dan menangkap pelakunya. Prioritas utama
mereka yaitu menonaktifkan dan mengunci serta melindungi akun yang terkait dengan kata
sandi yang mereka yakini berada pada resiko yang besar. Para pengguna dimohon menganti
kata sandi mereka dengan segera. Kata sandi pada setiap jejaring sosial mesti berbeda, agar
ketika salah satu platform teretas, peretas tidak mudah mengambil semua akun yang kita
miliki.

CHAPTER 6: Attracting Buyers with Search, Semantic, and Recommendation


Technology
Kasus : Recommending Wine to Online Customers
Wine.com adalah pengecer anggur online terbesar di dunia yang bahkan dapat
menjual lebih dari 2 juta botol dalam setahunnya, perusahaan ini memiliki kantor pusat di
San Fransisco, CA. Wineshopper.com juga termasuk salah satu situs yang dikelola oleh
perusahaan ini, situs ini berisi penjualan khusus dan diskon untuk produk anggur. Pengecer
online perlu bekerja lebih keras dibanding pengecer biasa, hal ini dikarenakan harus
memenuhi beberapa peraturan yang berlaku. Selain itu kesulitan dialami pada proses
penyimpanan dan pengiriman anggur, karena minuman ini sangat sensitif dengan suhu dan
kelembapan terkait cita rasa yang diberikan. Hal ini tentunya sudah diperhatikan dan menjadi
fokus bagi Wine.com.
Situs web ini memiliki blog yang berisi ulasan tentang produk-produk anggur yang
ada, perusahaan juga menggunakan media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk terlibat
dengan pelanggan mereka. Filter kolaborasi nampaknya menjadi teknik yang digunakan oleh
perusahaan ini untuk mengembangkan sistem rekomendasinya hingga saat ini. Filter
kolaborasi adalah salah satu cara pendekatan yang umum digunakan dan sangat menjanjikan.
Filter kolaborasi bekerja dengan cara menjumlahkan rating atau pilihan dari suatu
produk, melihat pola dari produk yang disukai pelanggan, riwayat pencarian, sehingga
menghasilkan rekomendasi baru yang ditunjukan oleh suatu web tersebut. Hal yang sulit
ditiru oleh pengecer anggu online dari pengecer anggur biasa adalah pada pengecer anggur
biasa, pelanggan sering memanfaatkan keahlian dan wawasan dari tenaga pengecer anggur
untuk memberikan mereka rekomendasi anggur yang mereka sukai. Namun dengan
menggunakan pendekatan Filter Kolaborasi, pengecer anggur online dapat mengejar
kekurangannya ini.
Ketika kita membuka website Wine.com, maka kita dapat melihat berbagai fitur
menarik seperti fitur my wine. Website ini jua memberikan rekomendasi wine-wine
bestseller sehingga pengguna atau pelanggan dapat mengetahui kelebian dan cita rasa anggur
tersebut dari ulasannya. Ini sungguh merupakan fitur yang cukup membantu bagi pengguna
dan orang yang masih awam saat ingin membeli wine. Rekomendasi dapat kita temukan di
halaman hasil pencarian, halaman beranda, dan halaman detail produk. Selain sistem
rekomendasi otomatis ini, perwakilan Wine.com juga dapat muncul di jendela obrolan yang
menawarkan untuk membantu pelanggan membuat pilihan produk. Dari awal Wine.com
meluncurkan fitur ini, ereka terus bekerja sama dengan RichRelevanse untuk meningkatkan
dan memperuas kemampuan sistem dan membuat inovasi melalui fitur-fitur baru untuk
pelanggannya. Wine.Com memberikan suatu panutan bagaimana sebuah perusahaan
menggebrak pasar melalui pemanfaatan teknologi yang ada, hal inilah yang patut ditiru dari
sebuah pengembangan pemasaran perusahaan.

CHAPTER 7: Social Networking, Engagement, and Social Metric


Kasus : The Connected Generation Influences Banking Strategy
Para pemasar keuangan harus mulai untuk membuka mata bahwa perubahan tren
industri perbankan akan didominasi oleh mobile banking. Perangkat mobile akan menjadi alat
utama yang digunakan oleh konsumen untuk mengelola hubungannya dengan pihak bank.
Untuk tetap dapat bersaing maka bank harus paham bahwa mereka harus ikut untuk
menyesuaikan apa yang dibutuhkan pelanggan saat ini, yaitu akses yang mudah kapan saja
dan dimana saja. Meskipun bank tidak harus berinvestasi dalam penggunaan teknologi di
setiap area namun bank-bank besar harus ikut bermain di era digital. Hal ini sangat perlu
dikembangkan oleh pihak perbankan.
Mobile wallets adalah salah satu konsep yang dapat diperkirakan akan mengubah
dalam dunia perbankan. Mobile banking telah mendominasi transaksi di sektor perbankan
khususnya pda bisnis retail banking. Konsumen saat ini telah menggunakan kamera ponsel
untuk melakukan pembayaran. Berdasarkan tujuan finansial, mobile wallet dapat bertujuan
untuk mempermudah konsumen dalam menyimpan dan mengelola produk bank, seperti kartu
kredit, debut, prabayar hingga hadiah yang didapatkan dengan aplikasi pembayaran tunggal
di smartphone.
Ponsel, tablet atau alat lain yang berhubungan dengan teknologi informasi dan
komunikasi menjadi salah satu perangkat yang tidak bisa lepas bagi manusia saat ini.
Keberadaan alat-alat canggih ini telah mengubah pola pikir masyarakat menjadi
ketergantungan layaknya barang pokok. Karena untuk sebagian orang, pekerjaan mereka
bahkan ada yang di smartphone, belajar anak-anak saat ini juga melalui smartphone.
Hal ini menjadi bukti bahwa perusahaan tidak dapat berkutat pada penggunaan
metode-metode yang terkesan kuno dan klasik, apabila tidak segera melakukan inovasi
tentunya akan tertinggal. Seiring berkembangnya zaman, tentu juga akan terus mamacu para
perusahaan untuk terus berinovasi. Seperti halnya dunia perbankan, dimana para
konsumennya sebagian besar telah memahami bagaimana IT berkembang sehingga
konsumen akan terus menuntut keefektifan dalam pelayanan bank yang dapat diakses melalui
smartphone mereka sehingga tidak perlu lagi membuang-buang waktu untuk mengantri di
bank dengan waktu yang lama
Media sosial juga dapat digunakan sebagai media untuk memberikan review produk,
seperti halnya aplikasi makanan online yang dapat memberikan bintangnya kepada pihak
restoran apabila dirasa makanan dan pelayanan yang dilakukan kurang sesuai dengan yang
diinginkan konsumen. Hal ini akan mempermudah pengelolaan bagi pihak restoran dan
memudahkan juga bagi pelanggan yang segan untuk berbicara langsung. Tentunya hal ini
menjadikan media sosial, sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan untuk menjaga
kredibilitasnya. Karena sedikit kritikan di media sosial bisa menjadi momok besar bagi suatu
perusahaan apabila itu menjadi viral.

Anda mungkin juga menyukai