Anda di halaman 1dari 2

SPM/ Week 6 Ellen Angelina/ 130318074/ Kp.

C
1. Penting dan krusialnya tightness suatu control sistem tergantung dalam kepemimpinan
seorang manajemen. Karena dalam pengimplementasiannya tidak selalu pengendalian
manajemen itu harus tightness namun juga ada saatnya seorang manajemen
menempatkan pengendaliannya pada loose system. Dalam kasus LFPT ini memang
dibutuhkan control system tightness karena dalam casenya sendiri banyak kecurangan
atau kelalaian yang ditimbulkan baik oleh karyawannya maupun manajernya. Banyak
problem yang dapat diidentifikasi dalam kasus LFPT ini, yang pertama karyawan bagian
ticket collectors memperbolehkan temannya masuk secara cuma-cuma, dalam hal ini
menurut saya perlu adanya personnel control dimana penyeleksian pekerja yang diadakan
lebih ketat dan memberikan punishment pada ticket collectors bila melakukan kelalaian
ini. Yang kedua dari sisi manajernya sendiri yakni Bill Reily, ia sering memberikan tiket
gratis pada teman atau orang terdekatnya. Hal ini memberikan contoh atau teladan yang
kurang baik pada karyawannya sehingga ada kemungkinan karyawan meniru hal tersebut.
Maka Leo perlu menegaskan pada Bill bahwa posisi manajer memerlukan sikap
kepemimpinan yang baik agar karyawannya meniru sikap baiknya. Jangan lupa bahwa
menjalankan sebuah control itu mempertimbangkan banyak pandangan baik dari segi
owner dan karyawan. Banyaknya Control yang menekan karyawan akan memberikan
banyak tekanan pada karyawannya sehingga karyawan merasa tidak relax dalam bekerja,
maka dari itu perlu diarahkan lebih banyak dalam hal informal control. Sedangkan dalam
pandangan Owner harus mempertimbangkan problem yang dimiliki dalam usahanya agar
mampu melihat kemungkinan-kemungkinan lainnya dengan kebijakan-kebijakan yang
ada, sehingga mampu memperdaya sumber daya manusianya dengan baik serta
menghemat cost yang dikeluarkan dalam menjalankan controlnya.
2. Dampak yang diambil antara tight dengan loose itu berbeda. Karena kondisi yang
dijalankan juga berbeda. Type tight lebih kearah penegasan contol yang lebih banyak.
Contohnya jumlah uang yang terkumpul selalu lebih sedikit dari jumlah seharusnya,
dalam hal ini perlu adanya control result tersendiri dimana atasan atau manajer
melakukan pengecekan penjualannya setiap hari agar menghindari adanya kecurangan
karyawan atau fraud, lalu menjadikannya sebuah evaluasi. Bila dalam hal ini masih ada
keselisihan maka pihak kasir perlu diberi punishment atas dasar kelalaian dalam bekerja.
Punishmentnya bisa berupa pemotongan gaji atau mengganti rugi sejumlah uang
selisihnya. Sedangkan loose lebih kearah informal control dan lebih realitas dimana
karyawan harus menempatkan dirinya atas kesadaran dia bekerja harus menjujung tinggi
kejujuran dan menjalankan Standart Operasional Prosedure (SOP) yang ditetapkan.
Contohnya sebagai seorang ticket collector tidak boleh memperbolehkan customer masuk
teater tanpa membawa tiket, walaupun customer tersebut adalah temannya sendiri tetap
harus menginformasikan untuk membeli ticket langsung di kasir sehingga ticket collector
tersebut menjalankan kewajibannya sesuai dengan procedure yang ada. Loose disini
bukan berarti tanpa control sama sekali karena diakhir sebelum pengevaluasian seorang
manajer harus mengawasi atau mengontol bawahannya secara langsung.
3. Control system tightness dengan control sytem cost memang sangat relevan karena dalam
menjalankan sebuah control perlu adanya pengeluaran dana. Besar kecilnya dana
tergantung pada planning yang disusun untuk menjalankan control. Misalnya adanya
training pada karyawan yang bertujuan menciptakan karyawan yang berintegritas, untuk
menggalangkan training perlu adanya cost yang harus dikeluarkan. Inilah yang disebut
dengan control sytem cost. Pikirkan sebagai pandangan owner bila memplanning control
sytem cost, contohnya membeli mesin untuk mengurangi human error pada sistem
ticketing. Membeli mesin membutuhkan dana yag sangat besar sehingga owner merasa
keberatan untuk menjalankan planning ini.
4. Dalam pengambilan keputusan untuk menjalankan control yang lebih baik perlu
memikirkan harga ekonomisnya bagi perusahan. Bila dipikirkan banyak sitem yang
canggih untuk mengurangi adanya kecurangan yang dilakukan karyawan maupun human
error, tetapi harga yang ditebus untuk mendpatkannya juga tidak murah dan juga belum
tentu perushaan mampu mendanai semua sytem controlnya. Jadi disinilah peran penting
manajer yang bisa memikirkan solusi bagi perusahaannya harus menjalanankan control
yang seperti apa dengan mempertimbangkan aspek-aspek control system costnya.
Sebagai seorang manajer jangan terlalu menganggap suatu hal itu merupakan masalah,
namun lebih pikirkan kemungkinan-kemungkinan lainnya terhadap suatu kebijakan yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai