Anda di halaman 1dari 6

KAOLIN

1. Pendahuluan
Dengan meningkatnya perkembangan industri pemakai kaolin di Indonesia
seperti : industri karet, kertas, keramik, pestisida dan lainnya, kebutuhan/
permintaan akan kaolin baik sebagai bahan baku utama maupun pembantu akan
semakin meningkat.
Ditinjau dari segi geologi, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan menjadi penghasil kaolin terbesar. Sehingga dapat memenuhi
kebutuhan nasional, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan internasional.

2. Geologi
2.1 Mula jadi
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung
dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan. Memiliki komposisi hidrous aluminium silikat (2 H 2 O . Al 2 O 3 .2 SiO2)
dengan disertai beberapa material penyerta.
Kaolin terbentuk dari 2 proses geologi, yaitu proses pelapukan dan proses
hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik, dimana mineral-mineral
potasium aluminiums silika dan felspar diubah menjadi kaolin. Proses kaolinasasi
berada pada kondisi tertentu dimana elemen selain silika, aluminium, oksigen
dan hidrogen akan mengalami perpindahan. Persamaannya adalah :
2 KAlSi3 O8 (felspar )+2 H 2 O →

Al2 (OH ) 4 (Si ¿ ¿ 2 O 5)( kaolinit)+ K 2 O+ 4 SiO2 ¿


Proses pelapukan terjadi dekat dengan permukaan tanah, sebagian besar
terjadi pada batuan beku. Endapan kaolin terjadi karena proses hidrotermal
terdapat retakan, patahan dan daerah permeabel lainnya.
Endapan kaolin terdapat 2 macam, yaitu endapan residual dan endapan
sedimentasi. Di Indonesia terdapat endapan residual dari hasil alterasi batuan
granit dan berada di pulau Bangka dan Belitung.
2.2 Mineralogi
Mineral yang termasuk kedalam kaolin adalah kkaolinit, nakrit, dikrit dan
halloysit dengan kaolinit sebagai mineral utamanya. Halloysit (
Al2 (OH ) 4 SiO5 2 H 2 O ) memiliki kandungan air yang lebih tinggi dan dapat
membentuk endapan tersendiri.
Sifat fisik endapan kaolinit antara lain : berwarna putih atau agak
keputihan, kekerasan 2-2,5, berat jenis 2,60-2,63, plastis, mempunyai daya
hantar panas dan listrik rendah, serta PH yang bervariasi.
2.3 Potensi dan cadangan kaolin di Indonesia
Cadangan kaolin sebelum tahun 1950 sekitar 7,2 juta ton. Setelah tahun
1950, cadangan yang meliputi kalimantan barat, kalimantan selatan, pulau
bangka dan belitung menghasilkan cadangan 66,212 juta ton.

3. Pertambangan
3.1 Eksplorasi
Metode eksplorasi untuk mengetahui cadangan kaolin adalah pengeboran
atau pembuatan sumur uji. Metode eksplorasi yang digunakan dengan cara
pembuatan sumur uji adalah pola empat segi panjang/ bujur sangkar dengan
jarak dari satu titik/ sumur uji satu ke sumur uji berikutnya antara 25-50 meter.
Sedangkan eksplorasi dengan cara pemboran dapat dilakukan dengan
enggunakan alat bor yang dilengkapi bailer (penangkap conto), baik bor tangan
maupun bor mesin.
3.2 Penambangan
Dapat dilakukan dengan metode tambang terbuka maupun tambang
semprot. Pada tambang terbuka, pengupasan tanah penutup dapat dilakukan
dengan alat sederhana secara manual atau mekanis. Sedangkan pada tambang
semprot, endapan kaolin dikupas tanah penutupnya lalu disemprot dengan
menggunakan monitor dimana hasil penyemprotannya berbentuk lumpur yaitu
campuran kaolin dengan air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ke tempat
pengolahan melalui pipa.
3.3 Pengolahan
Ditujukan untuk membuang tailing seperti pasir kuarsa, mineral oksida besi,
oksida titanium, dan mika. Pengolahan kaolin juga ditujukan untuk mendapatkan
butir-butir halus, tingkat keputihan tinggi, kadar air tertentu, PH tertentu dan sifat
lainnya.
Proses pengolahan bergantung pada jumlah, jenis mineral pengotornya,
dan spesifikasi penggunaannya.

4. Penggunaan Kaolin dan spesifikasi


4.1 Penggunaan
Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis, pengisi, barang-
barang tahan api dan isolator. Penggunaan kaolin utama adalah dalam industri
kertas, keramik, cat, sabun, karet/ ban, dan pestisida. Sedang penggunaan
lainnya adalah dalam industri kosmetik, farmasi, fertilizer, absorbent, pasta gigi,
industri logam, dan barang-barang untuk bangunan.
Dalam industri kertas, kaolin digunakan sebagai pelaspi dan pengisi agar
permukaan menjadi kuat dan halus. Karena sifatnya yang memiliki daya hantar
panas dan listrik yang rendah, sehingga kaolin dapat digunakan sebagai
peralatan tahan api dan penyekat dalam hal kelistrikan.
Dalam industri keramik, kaolin merupakan salah satu bahan baku utama.
Pemakaian kaolin dalam industri keramik dan porselen berkisar antara 15-40%.
Untuk industri cat, karet/ ban kaolin berfungsi sebagai pengisi. Sedangkan dalam
industri sabun, pasta gigi, kosmetik, farmasi, dan industri lainnya kaoolin hanya
sebagai bahan baku imbuhan atau bahan baku pembantu.
4.2 Spesifikasi
Penggunaan kaolin dalam industri hilir bergantung pada jenis industrinya,
antara lain :
a. Industri keramik
Kaolin digunakan untuk membuat white ware (barang yang berwarna
putih, termasuk porselen), ubin dinding, insulator (alat penyekat),
refaktori, face brick. Klasifikasinya antara lain :
- Kelas porselen
- Kelas saniter
- Kelas gerabah halus padat
- Kelas gerabah halus tidak padat
Tes terhadap kaolin melipti modulus of rupture (MOR), casting rate,
pyrometric cone equivalent (PCE), warna hasil pembakaran, dan
penyusutan. Kaolin harus memiliki kaolinit paling sedikit 80%.
b. Industri kertas
Kaolin berfungsi sebagai pengisi dan pelapis.
c. Industri karet
Kaoli digunakan sebagai campuran latek, untuk memperbaiki sifatnya
(kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, kekakuannya). Persyaratan
kaolin dalam industri karet antara lain :
- Pengisi :
1. Derajat kecerahan : 76-84%
2. Kandungan air : 1%
3. Sisa lolos saringan 325 mesh : 0,02-0,30%
4. Ukuran butir : 2 mikron : 55-92%
5 mikron : 3-25%
- Pelapis :
1. Derajat kecerahan : 83,5-85,5%
2. Sisa lolos saringan 200 mesh : 0,0005-0,0007%
3. Ukuran butir : 2 mikron : 71-80%
5 mikron : 3-8%
d. Industri pestisida
- Ukuran butir : <2 mikron 87-92%
- Sisa saringan
200 mesh : minimum 99,5-100%
325 mesh : minimum 99-99,97%
- Kandungan air : maksimum 1%
- Suspensi air setelah 48 jam : 70-80%
- PH : 4,5-5,5
- Komposisi kimia: Al2 O 3 38 % , SiO2 45 %
- Bentuk butir : pipih hexagonal platest
- Comptability : baik untuk semua materi
- Daya rekat : baik dengan atau tanpa minyak
- Abrasi : sangat rendah
e. Industri cat
Penggunaannya adalah sebagai lapisan penutup yang memiliki
kekuatan tinggi karena sifat yang tidak mudah reaktif. Warna kaolin
yang putih memudahkan untuk merubah warna seperti yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, Adjat, Darsa Permana, Harta Haryadi, M. Arifin, Mulyono HP, Ridwan
Saleh, Suhendar, Supriatna Suhala, Toton Sentana Kunrat, Triswan
Suseno, Yudi Mandalawanto, 1997, “Bahan Galian Industri”, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral.

Anda mungkin juga menyukai