Anda di halaman 1dari 14

BAB III

TINJAUAN KASUS

No Registrasi :535542

Tgl Masuk :24 Januari 2018

Ruangan/Kamar :Delima

Tgl Pengkajian :24 Januari 2018

A. Pengkajian
1. Boidata
a. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny.D
Tgl Lahir : 24 Januari 2018
Jam : 19.35
Jenis kelamin : Prempuan
Berat Badan : 2000 gr

b. Identitas Ibu
Nama : Ny. D
Umur : 36 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Golongan Darah :O
Alamat : Jl. Teluk Ambon
Agama : Islam

c. Identitas Ayah
Nama : Tn. A
Umur : 39 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Suku/Bangsa : Jawa
Golongan Darah :-
Alamat : Jl. Teluk Ambon
Agama : Islam

16
2. Riwayat Persalinan
a. G2 P2 A0
b. Lamanya Persalinan
Kala I : 4 jam
Kala II : 1 jam 10 menit
Kala III : 15 menit
Jumlah : 5 jam 25 menit

c. Keadaan Air Ketuban : kuning


d. Waktu Keluarnya Ketuban : 08.45 wib
e. Jenis Persalinan : pervagina
f. Lilitan Tali Pusat : adanya lilitan tali pusat pada leher
bayi
g. Ditolong Oleh : di bantu dokter, bidan,
perawat
h. Komplikasi Persalinan :
Ibu : ketuban pecah dini
Bayi : bayi lahir rendah
i. Resusitasi
1. Dilakukan penghisapan lendir
2. Dilakukan ambu bag
3. Dilakukan massage jantung
4. Diberikan terapi oksigen

3. Riwaya Penyulit Kehamilan


a. Perdarahan : tidak terjadi perdarahan
b. Preeklamsia : tidak terjadi
c. Eklamsi : tidak terjadi
d. Riwayat kehamilan : tidak ada penyakit kehamilan

4. Kebiasaan Waktu Hamil


Ibu mengatakan saat hamil tidak memantang makanan, ibu
mengatakan tidak merokok dan hanya mengkonsumsi vitamin yang
diberikan bidan.

5. Pemeriksaan Fisik
a. APGAR SCORE : 2/4

NO APGAR MENIT KE 1 MENIT KE 2


1 Frekuensi Jantung 1 1
2 Usaha Nafas 1 1
3 Tonus Otot 0 0
4 Warna Kulit 0 1
5 Reaksi Terhadap 0 1

17
Rangsangan
jumlah 2 4
b. Keadaan umum : lemah
c. Antroprometri
BB sekarang : 2000 gr
Panjang Badan : 45 cm
Lingkar Lengan : 6 cm
Lingkar Dada : 29 cm
d. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 35,0°c
Pernafasan : 20 x/menit
HR : 75x/menit

e. Head To Toe
1. Kepala : kepala bayi normal seperti pada bayi
umumnya
2. Mata : kedua mata tampak simetris, iskor,
3. Mulut : tidak ada kelainan, namun terdapat cairan
pada mulut
4. Hidung : terdapat sedikit cairan pada hidung
5. Telinga : terlihat simetris antara kanan dan kiri, tidak
kelainan
6. Leher : tidak ada kelainan pada leher
7. Dada : tampak simetris, tidak terjadi pergerakan
dinding dada
8. Abdomen : tidak adaa kelainan
9. Punggung : tidak ada kelainan pada punggung dan
tulang vertebra
10. Ekstremitas : tidak terlihat pergerakan aktif
11. Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak ada
kelainan
12. Anus : terdapat anus

f. Refleks Reflex
1. Moro : bayi mengalami asfeksia sedang
2. Rooting :-
3. Walking :-
4. Grafhs/Plantars :-
5. Sucking :-

g. Kebutuhan Sehari – Hari


1. Nutrisi

18
Asi Ibu belum keluar
2. Eliminasi
BAB : Setelah 24 jam pertama frekuensi 1 kali dengan warna
keitaman
BAK : bayi baru 1 kali BAK setelah 4 jam pertama setelah
persalinan

3. Istirahat Tidur
Bayi : bayi sedang dalam masa perawaatan, di masukan ke
incubator dan di rawat di ruang perinatologi

h. Data Penunjang :-
i. Pengobatan/terapi : Vitamin K
j. Data Fokus
Data Subjekttif :-

Data Objektif :
- pernafasan melemah
- bayi tampak kebiruan atau sianosis
- ekspansi dada berkurang
- pernafasan 20 x/menit
- terpasang O2
- bayi tidak menangis saat lahir
- HR 75x/menit
- APGAR SCORE 2/4
- Suhu 35,0°c
- Warna air ketuban kehijauan
- Bayi mengalami asfeksia sedang dengan nilai apgar score
- Berat badan 2000 gr
- Usia kehamilan 28 minggu
- Ketuban pecah dini
- Warna kulit bayi kebiruan

19
6. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1. Ds :- Pola Nafas Janin
Do: Tidak Efrktif Kekurangan O2
- pernafasan melemah Dan Kadar CO2
- bayi tampak kebiruan Meningkat
atau sianosis
- ekspansi dinding
dada berkurang
- pernafasan 20
x/menit
- terpasang O2
2. Ds:- Hipotermi Tempratur Suhu
Do: Lingkungan
- Bayi tidak menangis Rendah
saat lahir
- Warna kulit bayi
kebiruan
- Suhu 35,0°c
- HR 75x/menit
- APGAR SCORE 2/4
3. Ds:- Resiko Infeksi Ketuban pecah
Do: dini
- Ketuban pecah dini
- Warna air ketuban
kehijauan
- Usia kehamilan 28
minggu
- Bayi mengalami
asfeksia sedang
dengan nilai APGAR
SCORE 2/4
- Berat badan bayi
2000 gr

7. Diagnosa keperawatan sesuai prioritas


1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan bayi
kekurangan O2 dan kadar CO2 meningkat
2. Hipotermi berhubungan dengan temperatur atau suhu
lingkungan yang rendah
3. Resiiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini

20
8. Rencana Keperawatan

N Dx. Tujuan Intervensi


o Hari/Tgl Keperawata
n
1. 24-01- Pola nafas Setelah dilakukan 1. Pertahaanka
20018 tidak efektif asuhan keperawaatan n
berhubunga selama 3x24 jam di kepatenaan
n dengan harapakan masalah jalan nafas
bayi pola nafas tidak efektf dengan
kekurangan dapat teratasi dengan melakukaan
O2 dan KH : penghisapan
kadar CO2 1. Bayi lender
meningkat menunjukan 2. Pantau
pola nafas status
yang efektif pernafasan
2. Ekspansi dada dan
simetris oksigenasi
3. Tidak ada yang sesuai
nafass dengan
tambahan kebutuhan
4. Kecepataan 3. Auskultasi
dan irama jalan nafass
pernafasan untuk
dalam bataas meengetahui
normal adanya
penurunan
ventilasi
4. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemeriksaan
AGD dan
pemakaian
alat bantu
nafaas
5. Siapkan
pasien untuk
ventilasi
mekanik
bila perlu
6. Berikan
oksigen
sesuai
kebutuhan

21
2. 24-01- Hipotermi Setelah dilakukan 1. Hindari bayi
2018 berhubunga asuhan keperawaatan dari suhu
n dengan selama 3x24 jam di yang dingin
temperatur harapakan masalah dan
atau suhu hipotermi atau ketidak tempatkan
lingkungan seimbangan suhu pada
yang rendah tubuh dapat teratasi lingkunga
dengan KH : yang hangat
1. Temperature 2. Monitor
badan dalam gejala yang
batas normal berhubunga
2. Tidak terjadi n dengan
distress hipotermi
pernafaasan perubahan
3. Tidak terjadi warna kulit
sianosis dll
3. Kaji tanda-
tanda vital
setiap 2 jam
sekali
4. Observasi
adanya
bradikardi
5. Kaji status
pernafasan
3. 24-01- Resiiko Setelah dilakukan 1. Monitor
2018 infeksi asuhan keperawaatan tanda
berhubunga selama 3x24 jam di dangejala
n dengan harapakan masalah infeksi
ketuban resiko infeksi dapat sitemik dan
pecah dini teratasi dengan KH : local
1. Tidak terdapat 2. Monitor
tanda-tanda kerentanan
infeksi terhadap
infeksi
3. Pertahankan
teknik
asepsis pada
pasien yang
beresiko
4. Batasi
pengunjung

22
9. Catatan Perkembangan

No Tanggal/ Implementasi Paraf Evaluasi


Dx jam
1 24-01-2018 1. Mempertahaankan S:-
kepatenaan jalan
nafas dengan O: - terdapat
melakukaan retraksi dinding
penghisapan lender dada
- RR : 48x/menit
2. Pantau status - Terpasang O2 2
pernafasan dan liter
oksigenasi yang - Suara nafas
sesuai dengan kanan vasikuler
kebutuhan dan suara nafas
kiri crakles

3. Mengauskultasi A: Masalah pola


jalan nafass untuk nafas tidak efektiv
meengetahui belum teratasi
adanya penurunan
ventilasi P: Lanjutkan
intervensi
- Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemeriksaan
AGD dan
pemakaian
alat bantu
nafas
- Siapkan
pasien (bayi)
ventilasi
mekanik bila
perlu
Berikan O2 sesuai
kebutuhan

23
2 24-01-2018 1. Hindari bayi dari S:-
suhu yang dingin
dan tempatkan pada O:- Klien (bayi)
lingkunga yang Terpasang bedong
hangat - Apgar
Score(A/S) 5/6
2. Memonitor gejala - RR: 48x/Menit
yang berhubungan - Nadi:
dengan hipotermi 100x/Menit
perubahan warna - S: 34,8oc
kulit dll - Terpasang
O22liter
3. Mengkaji tanda-
tanda vital setiap 2 A :Masalah
jam sekali Hipotermi teratasi
sebagian
4. Mengobservasi
adanya bradikardi P :Lanjutkan
intervensi
5. Mengkaji Kaji
status pernafasan 3. Mengkaji tanda-
tanda vital setiap
2 jam sekali

4.Mengobservasi
adanya bradikardi

5.Mengkaji Kaji
status pernafasan

3 24-01-2018 1. Memonitor tanda S:-


dangejala infeksi
sitemik dan local
O: -
2. Memonitor
kerentanan terhadap
infeksi A:

3. Mempertahankan
teknik asepsis pada P:
pasien yang
beresiko

4. Membatasi
pengunjug

24
BAB IV
ANALISIS JURNAL PENGARUH TERAPI PIJAT TERHADAP
PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI

Judul: Pengaruh terapi pijat terhadap peningkatan berat badan bayi

Identitas peneliti: Tri Sasmi Irva1, Oswati Hasanah2, Rismadefi Woferst

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau

Metode penelitian penelitian ini menggunakan metode Penelitian ini


menggunakan metode Quasy, Ekspeiment dengan pre test dan post test
controlgroup design. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
(posyandu) Harapan Raya Pekanbaru dan pemijatan dilakukan dirumah
responden. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang berusia 1-3
bulan pada bulan April sampai Juli 2014. Kelompok eksperimen 17 bayi dan
kelompok kontrol 17 bayi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
dengan cara menggunakan Non Probability Sampling yaitu jenis teknik
Purpossive Sampling

Hasil dan pembahasan hasil dalam penelitian ini di dapatkan hasil yang signifikan
dimana ada hubungan pengaruh terapi pijat terhadap peningkatan berat badan
bayi.

Pembahasan: Berdasarkan hasil penelitian bayi yang berjenis kalamin


perempuan yang lahir cukuo bulan lebih ringan di bandingkan dengan anak laki-
laki yang cukup bulan, penelitian ini memperlihatkan bahwa anak laki-laki
cenderung memiliki tumbuh kembang yang lebih baik di banding anak perempuan
karena pengaruh perilaku ibu dan keluarga dalam mengasuh anak, khususnya
dalam , memberikan prioritas makanan bergizi dan kesehatan. Berdasarkan umur
pada penelitian ini di dapatkan bahwa sebagian besar 1 sampai dengan 6 bulan
merupakan tahap usia yang sangat penting bagi bayi, karena pada usia ini bayi
memerlukan makanan yang bergizi tinggi untuk mencapai tingkat pertumbuhan
dan perkembangannya secara optimal.

25
Kesimpulan :

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi pijat berpengaruh terhadap
peningkatan berat badan bayi yang dilakukan sendiri oleh ibu. Manfaat lain
setelah dilakukan pemijatan membuat bayi nyaman (relaksasi) dan mengantuk
(cepat tertidur). Kebanyakan bayi tidur dalam waktu lama setelah pemijatan.
Selain lama, bayi tidur lebih lelap (tenang), tidak rewel, pola tidur lebih baik dan
meningkatkan kesiagaan saat bangun. Sedangkan manfaat lainnya yang dirasakan
oleh ibu yaitu bayi lebih kuat menyusu kepada ibunya, terjalin bonding
attachment lebih dekat antara ibu dan bayi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik umur responden mayoritas


berada pada usia 1 bulan dengan jumlah 16 bayi (47,1%) dan mayoritas berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 19 bayi (55,9%). Median berat badan bayi pada
kelompok eksperimen setelah diberikan terapi pijat sebesar 5600 dan pada
kelompok kontrol sebesar 4500 berdasarkan uji dari uji Mann-Whitney didapatkan
p value sebesar 0,01 (p<0,05) sehingga pemberian terapi pijat berpengaruh
terhadap peningkatan berat badan bayi. Berdasarkan uji Wilcoxon pada kelompok
eksperimen sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat didapatkan p value
sebesar 0,000 (p<0,05) yang bermakna adanya peningkatan berat badan,
peningkatan berat badan yang terjadi yaitu sebesar 700 gram selama 2 minggu
pemijitan .

Saran:

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam


pengembangan ilmu keperawatan anak dan maternitas khususnya di komunitas
masyarakat serta bagi ibu yang memiliki bayi dapat mengaplikasikan terapi pijat
dalam kehidupan sehario-hari.

Aplikasi pada bidang keperawatan dala penelitiaan adalah pijat bayi baru lahir
terhadap bonding attachment yang dilakukan 2 kali sehari selama 15 menit,
didapatkan peningkatan bonding attachment ibu terhadap bayi setelah di
intervensi pada kelompok yang melakukan pijat bayi, dimana penilaian bonding

26
attachment dilihat dari tingkah laku ibu saat menyusui bayinya dan bisa di
terapkan usia 1 sampai dengan 6 bulan merupakan tahap usia yang sangat
penting bagi bayi, karena pada usia ini bayi memerlukan makanan yang bergizi
tinggi untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangannya secara
optimal.

27
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir  (neonatus), lahir melalui
jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis
kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

Diagnosa Keperawatan terdiri dari resiko infeksi berhubungan dengan


sumbatan atau kotoran pada tali pusat dan KPD, risti hipotermi berhubungan
dengan perubahan suhu, dan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obtruksi mucus.

Pijat bayi baru lahir terhadap bonding attachment yang dilakukan 2 kali sehari
selama 15 menit, didapatkan peningkatan bonding attachment ibu terhadap
bayi setelah di intervensi pada kelompok yang melakukan pijat bayi, dimana
penilaian bonding attachment dilihat dari tingkah laku ibu saat menyusui
bayinya dan bisa di terapkan usia 1 sampai dengan 6 bulan merupakan tahap
usia yang sangat penting bagi bayi, karena pada usia ini bayi memerlukan
makanan yang bergizi tinggi untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal.

28
DAFTAR PUSTAKA

Abdul atif,2008.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru


Lahir.Jakarta

Hidayat, Azizi Alimul.2009.Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC

Mansjoer,dkk.2010. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta.


MediaAesculapiu

Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Edisi I, Jilid 4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2008.

Saifudin, Adbul Bari.2009.Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal.Jakrta : JNPKKR– POGI

Warih BP,Abubakar M.2007.Fisiologi pada neonates.Surabay

Wiknjosastro, Gulardi.dkk. Asuhan Persalinan Normal. JNPKR. Jakarta. 2007

29

Anda mungkin juga menyukai