Anda di halaman 1dari 3

Adab Menjaga Lisan Menurut Sayyid Abdullah al-Haddad Pertama, (‫َّاك‬

َ ‫)وإِي‬
َ ‫ك‬ َ ‫ َو ْال َخ ْو‬.
َ ‫ض فِ ْي َما اَل يَ ْعنِ ْي‬
“Hendaklah Anda tidak melibatkan diri dalam hal-hal yang tidak ada
‫ َوأَ ْفهَ َمنَا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي‬،‫لح ْم ُد هللِ ْال َح ْم ُد هللِ الّذي هَ َدانَا ُسبُ َل ال ّسالَ ِم‬ َ ‫ْا‬ gunanya bagi anda.”
‫الل‬ِ ‫لج‬ َ ‫ ُذو ْا‬،‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل اِلَهَ إِاَّل هللا َوحْ َدهُ ال َش ِريك لَه‬،‫ريم‬ ِ ‫ال َك‬
‫ اللّهُ َّم‬،‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬،‫َواإل ْكرام‬ Bergaul adalah baik dan dianjurkan, tetapi dalam pergaulan harus
dihindari hal-hal yang tak ada gunanya dan apalagi mendatangkan
‫بار ْك َعلَى َسيِّ ِدنا ُم َح ّم ٍد َو َعلَى الِه َوأصْ حابِ ِه‬ ِ ‫صلِّ و َسلِّ ْم َو‬ َ madharat, seperti ghibah atau menggunjing. Mencampuri urusan orang
،‫ فَيَاأيُّهَا ا ِإل ْخ َوان‬:‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬،‫عين بِإحْ سا ِن إلَى يَ ْو ِم الدِّين‬ َ ِ‫َوالتَّاب‬ lain yang jelas-jelas bukan kewenangan kita juga termasuk hal-hal yang
‫ قَا َل هللاُ تَ َعال َى‬،‫ص ْي ُك ْم َو نَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو ْن‬ ُ ‫أو‬ ْ semestinya dihindari sebab tidak jarang menimbulkan ketidak senangan
dari pihak yang merasa dilangkahi atau dicampuri urusannya. Kadang-
ِ‫ بِس ِْم هللا‬،‫ان ال َّر ِجيْم‬ ِ َ‫ أَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِم َن الَّش ْيط‬:‫فِي ْالقُرْ ا ِن ْال َك ِري ْم‬ kadang kita menerima curhat dari seseorang. Kita tentu saja boleh
،‫ين آَ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِديدًا‬ َ ‫ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬:‫َّح ْي ْم‬ ِ ‫الرَّحْ َم‬
ِ ‫ان الر‬ memberikan masukan-masukan agar permasalahan yang dihadapi segera
‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هللا َو َرسُولَهُ فَقَ ْد‬ terselesaikan. Tetapi kita harus sadar sejauh mana kita boleh memberikan
masukan agar tidak terlalu jauh masuk ke wilayah orang lain. Hal seperti
‫ق تُقَاتِ ِه‬ َّ ‫از فَ ْو ًزا َع ِظي ًما وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح‬ َ َ‫ف‬ ini bisa menimbulkan masalah baru jika ada pihak-pihak yang merasa
‫ق هللاُ ال َع ِظي ْم‬ َ .‫َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
َ ‫ص َد‬ telah diganggu wilayah kewenangannya.

Kedua, ‫اج ِة‬ َ ‫ق ِع ْن َد ْا‬


َ ‫لح‬ َ ‫ف بِ ِه تَ َعالَى إِاَّل‬
ً ‫صا ِد‬ ِ ‫ار ْال َح ْل‬
ْ ِ‫ف بِاهللِ َواَل تَحْ ل‬ َ َ‫وإكث‬
Jamaah Jumat hafidhakumullah, Sebuah pepatah bahasa Arab َ‫((وإِيَّاك‬.
َ ” Jangan sering-sering bersumpah demi Allah, dan jangan
menyatakan bahwa keselamatan seseorang bergantung pada cara bersumpah demi nama-Nya kecuali memang benar-benar mendesak.”
bagaimana ia menjaga lisannya. Pepatah itu berbunyi: Sering menyebut nama Allah tentu saja baik sebab merupakan dzikir.
Tetapi jika penyebutannya merupakan sumpah yang bersifat main-main,
ِ ‫َساَل َمةُ ْا ِإل ْن َسا ِن فِي ِح ْف ِظ اللِّ َس‬
‫ان‬ hal ini tentu saja tidak baik. Sumpah dengan berucap ‫“ وهللا‬Demi Allah”
dapat dibenarkan jika bersifat sungguh-sungguh. Imam al-Harits al-
Artinya: “Keselamatan manusia terletak dalam menjaga lisannnya.” Muhasibi dalam kitabnya berjudul Risâlah al-Mustarsyidin, halaman 136,
Pepatah itu mengingatkan sedemikian kuat hubungan antara keselamatan mengingatkan kita untuk tidak sering-sering bersumpah sebagaimana
seseorang dengan kemampuan menjaga lisannya. Dalam kaitan ini
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitab beliau kutipan berikut: ‫صا ِدقًا‬ َ ‫ َواَل تُ ْكثِ ِر اأْل َ ْي َم‬Artinya, “Dan
َ ‫ان َوإِ ْن ُك ْن‬
َ ‫ت‬
berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al- janganlah sering bersumpah meskipun engkau benar.” Jadi sekalipun kita
Hawi, 1994, hal. 83-84) menasihatkan enam adab menjaga lisan sebagai jujur dan dalam posisi benar, janganlah kita mengobral sumpah apalagi
berikut: disertai dengan ucapan ‫“ وهللا‬Demi Allah”. Namun dalam keadaan genting
atau mendesak, seperti dalam proses hukum di pengadilan, bersumpah atau kelewat batas tidak hanya sia-sia tetapi juga bisa membuat orang lain
“Demi Allah” adalah tepat. Jamaah Jumat hafidhakumullah, marah karena merasa tersinggung. Jamaah Jumat hafidhakumullah,

Ketiga, ‫ن‬ِ ‫ب بِ َج ِمي ِْع أَ ْن َوا ِع ِه فَإِنَّهُ َمنَاقِضٌ لِإْل ِ ْي َما‬


َ ‫ َواحْ َذرْ ْال َك ِذ‬. ِ ‫ َواجْ تَنِبْ َسائِ َر ْالكَاَل ِم ْالقَبِي‬،. “Hindarilah setiap ucapan keji.”
Kelima, ‫ْح‬
”Hindarilah segala macam kebohongan sebab hal itu berlawanan dengan Berbicara kepada orang lain adalah salah satu cara berkomunikasi dalam
iman.” Secara umum berbohong adalah dosa kecuali keadaan memaksa kerangka silaturrahim. Hal ini tentu saja baik. Tetapi jika dalam
demi kemaslahatan bersama yang lebih luas. Artinya sebagian besar pembicaraan itu mengandung ucapan-ucapan keji sudah pasti tidak baik
kebohongan adalah haram sehingga sebanyak mungkin harus dihindari. sebab Islam justru menganjurkan supaya kita berbicara yang baik. Oleh
Sudah banyak terbukti kebobongan sebetulnya tidak hanya merugikan karena itu, ucapan-ucapan keji seperti misuh-misuh dan hujatan-hujatan
diri sendiri tetapi juga kepada orang lain yang mempercayainya. dengan menggunakan kata-kata kotor harus dihindari sebanyak mungkin
Kekacauan bisa timbul akibat kebobongan berupa fitnah yang tersebar demi kerukunan dan perdamaian bersama. Hal ini berlaku untuk semua
dan dipercayai masyarakat. Tidak jarang terjadi kerusuhan dalam pihak karena pada dasarnya persoalan kerukunan dan perdamaian
masyarakat bermula dari maraknya kabar bohong atau hoaks. Rasulullah menjadi tanggung jawab bersama.
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda bahwa kebohongan
merupakan salah satu tanda orang munafik sebagaimana hadits berikut: َ‫آي‬ ُ ‫ك َع ْن َم ْذ‬
Keenam,. ‫م ْو ٍم‬ ُ ‫" َوأ ْم ِس ْك َع ْن َر ِدي ِء اَلكَاَل ِم َك َما تُ ْم ِس‬Jagalah
lisanmu dari ucapan yang kurang baik apalagi yang tercela.” Ucapan
‫اؤتُ ِم َن‬ َ َ‫ َوإِ َذا َو َع َد أَ ْخل‬، ‫ب‬
ْ ‫ َوإِ َذا‬، ‫ف‬ َ ‫ث َك َذ‬
َ ‫ث إِ َذا َح َّد‬ ِ ِ‫ةُ ْال ُمنَاف‬
ٌ َ‫ق ثَال‬ yang kurang baik dan apalagi yang tercela harus dihindari sebanyak
َ ‫ َخ‬Artinya, “Pertanda orang munafiq ada tiga: Apabila berbicara
‫ان‬ mungkin. Contoh dari ucapan yang kurang baik adalah penggunaan kata-
kata yang menghina atau merendahkan orang lain. Atau ungkapan-
bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya
ungkapan yang menampakkan kesombongan baik di mata manusia, dan
berbuat khianat” (HR al-Bukhari). Jamaah Jumat hafidhakumullah,
apalagi di hadapan Allah subhanhu wa ta’ala. Untuk menghindari hal
Keempat,.‫اح‬ِ َ‫ار ِمنَ ْال ُمز‬
َ َ‫” َو ْا ِلغ ْيبَةَ َوالنَّ ِم ْي َمةَ َو ْاإل ْكث‬Jauhkan dirimu dari pergunjingan seperti, sebaiknya kita membiasakan diri bertawadhu’ atau berendah hati
dan fitnahan serta bercanda secara keterlaluan.” Menggunjing, kapanpun dan dimanapun kita berada. Kebiasaan yang baik seperti itu
memfitnah, dan bercanda yang kelewatan adalah tidak baik. Seorang akan lebih menjamin keselamatan dan nama baik kita baik hadapan
Muslim hendaklah selalu berusaha menghindari ketiga hal ini karena manusia maupun di hadapan Allah subhanu wa ta’ala. Di akhirat pun kita
berpotensi besar menimbulkan ketidak nyamanan dan bahkan akan selamat dari ancaman api neraka karena neraka adalah tempat yang
permusuhan. Dalam Islam menggunjing diibaratkan memakan bangkai sesuai bagi orang-orang sombong.
saudara sendiri yang telah mati. Fitnah, sebagaimana disebutkan dalam
Al-Qur’an, adalah lebih kejam dari pada pembunuhan. Allah subhanu wa Ketujuh, .. َ ‫َوتَفَ َّكرْ فِ ْي َما تَقُ ُو ُل قَ ْب َل أَ ْن تَقُ ُو َل فَإِ ْن َك‬
‫ان َخ ْيرًا فَقُلْ َوإِاَّل‬
ta’ala berfirman: ‫ َو ْالفِ ْت َن ُة أَ َش ُّد م َِن ْال َق ْت ۚ ِل‬Artinya, “Fitnah itu lebih kejam dari ْ ‫فَاصْ ُم‬. “Pikirkan baik-baik apa yang akan Anda ucapkan sebelumnya.
‫ت‬
pembunuhan” (Al-Baqarah: 91). Demikina pula becanda yang keterlaluan
Jika itu baik menurut Anda, katakanlah. Jika tidak, diamlah.” Sebuah
pepatah berbunyi, “ Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tak
berguna.” Pepatah ini sejalan dengan apa yang dinasihatkan oleh Allamah
Sayyid Abdullah al-Haddad di atas. Jadi pada prinsipnya kita tidak boleh
grusa-grusu dalam berucap atau menucapkan sesuatu tanpa
mempertimbagkan tentang manfaat dan madharatnya. Harus pula kita
pertimbangkan sebelumnya tentang dampak atau risiko terhadap diri
sendiri atau orang lain dari apa yang akan kita katakan. Sekiranya tidak
ada manfaat dan bahkan membawa madharat baik bagi diri sendiri
maupun orang lain, maka sebaiknya kita urungkan niat kita untuk
mengatakan sesuatu tersebut. Sikap memilih diam demi menjaga semua
pihak seperti ini sangat berharga karena diam adalah emas sebagaimana
kata pepatah. Jamaah Jumat hafidhakumullah, Demikianlah ketujuh adab
menjaga lisan sebgaiamana nasihat Allah Sayyid Abdullah bin Alawi al-
Haddad yang patut kita perhatikan baik-baik. Semoga kita semua
termasuk orang-orang yang mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah
subhanahu wata’ala sehingga dapat melaksanakan ketujuh adab tersebut
dengan sebaik-baiknya. Dengan cara ini insya Allah lisan kita akan
terhaga dari hal-hal yang dapat mengacam keselamatan kita baik di dunia
maupun di akhirat. Amin ya rabbal alamin.

Anda mungkin juga menyukai