Kewirausahaan-Muhammad Purnama (193210490)
Kewirausahaan-Muhammad Purnama (193210490)
Oleh :
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
PENGERTIAN PEMASARAN............................................................................................................4
Strategi Pemasaran...............................................................................................................................4
PERINSIP USAHA SYARIAH SERTA RIBA...................................................................................7
RIBA.......................................................................................................................................................9
Riba dalam agama Islam......................................................................................................................9
Dasar Hukum Riba secara Agama.........................................................................................................10
Alasan Mengapa Riba diharamkan........................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
KESIMPULAN....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan mata kuliah strategi pemasaran tentang “metode
pemasaran dan prinsip usaha syariah serta riba”.
Makalah ini disusun sebagai tugas pertama dari matakuliah kewirausahaan dan agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang pentingnya memilih strategi pemasaran yang tepat
untuk bisnis yang dilakukan dalam berbagai persaingan dengan bisnis pesaing lainnya.
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas dan
memberikan informasi untuk pembacanya untuk peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
BAB II
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Pemasaran termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu
penciptaan nilai ekonomi. Nilai ekonomi akan menentukan harga barang dan jasa bagi
individu-individu. Faktor-faktor yang dapat me nentukan nilai ekonomi adalah :
1. Produksi yang membuat barang
2. Pemasaran yang mendistri busikannya
3. Konsumsi yang menggunakan barang-barang tersebut.
Konsumsi dilaksanakan sesudah adanya kegiatan produksi dan pemasaran.
Dengan demikian produksi dan pemasaran dapat membantu terlaksananya tujuan
konsumsi. Pemasaran berada diantara produksi dan konsumsi.
Hal ini berarti pemasaran menjadi penghubung diantara kedua faktor tersebut.
Dalam abad modern masyarakat sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan tanpa
kegiatan pemasaran.
PENGERTIAN PEMASARAN
1. Menurut Philip Kotler Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarah pada usaha
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan me lalui proses pertukaran.
Strategi Pemasaran
3. Promotional mix
Menurut J Stanton, promo tional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi yang lain yang semuanya
direncanakan.
untuk mencapai program pen jualan.
a. Jenis produk Jenis produk secara garis besar dapat dibedakan antar barang konsumsi dan
barang industri. Promosi barang konsumsi yang didistribusikan se cara luas sehingga diperlu kan
demonstrasi dan penerangan. Sedangkan promosi ba rang industri digunakan personal selling
karena pada umumnya mem punyai harga relatif tinggi.
b. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang Siklus kehidupan barang terdiri dari beberapa
tahap antar lain perkenalan, pertumbuhan, kedewasa an, kejenuhan dan penurunan. Pada tahap
perkenalan penjual harus mendorong pe ningkatan permintaan untuk satu macam produk terlebih
dahulu dengan menekankan personal selling. Sedangkan pada tahap selanjutnya lebih menitik
beratkan pada per iklanan. Pada tahap penurunan, perusahaan harus menciptakan produk baru
sesuai dengan selera konsumen.
Untuk meningkatkan daya tarik konsumen perusahaan juga dapat mengadakan kampanye
promosi yaitu suatu rangkaian usaha pro mosi yang terkoordinir tentang suatu tema atau ide yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perusahaan harus menentu kan
tujuan daya tarik yang diutamakan misal tentang keunggulan produk yang akan dipromosikan
dibandingkan dengan produk sejenis merek lainnya.
PERINSIP USAHA SYARIAH SERTA RIBA
Di samping beberapa konsep bisnis yang telah dikemukakan menurut alQur’an, terdapat
Kaidah Fikih yang menjelaskan bahwa pada asalanya setiap muamalah itu adalah mubah (boleh
dilakukan) selama tidak ada dalil yang mengharamkan.
Maksud kaidah ini adalah bahwa dalam setiap muamalah dan transaksi, pada dasarnya boleh,
seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, kerja sama (mudharabah dan musyarakah), perwakilan
dan lainlain, kecuali yang tegas-tegas diharamkan seperti mengakibatkan kemudharatan, tipuan,
judi, dan riba
Selain itu, Secara prinsip bahwa akad jual beli harus terhindar dari enam macam ‘aib, yaitu:
Ketidakjelasan (Al-Jahalah) Yang dimaksud disini adalah ketidakjelasan yang serius yang akan
mendatangkan perselisihan yang sulit untuk diselesaikan.
Pemaksaan (Al-Ikrah) Pengertian pemaksaan adalah mendorong orang lain (yang dipaksa) untuk
melakukan seuatu perbuatan yang tidak disukainya
Pembatasan dengan Waktu (At-Tauqit) Jual beli dengan dibatasi waktunya. Seperti: ‚Saya jual
baju ini kepadamu untuk selama satu bulan atau satu tahun‛. Jual beli semacam ini hukumnya
fasid, karena kepemilikan atas suatu barang, tidak bisa dibatasi waktunya
Penipuan (Al-Gharar) Yang dimaksud disini adalah gharar (penipuan) dalam sifat barang. Seperti
seseorang menjual sapi dengan pernyataan bahwa sapi itu air susunya sehari sepuluh liter,
padahal kenyataannya paling banyak dua liter
Kemudaratan (Adh-Dharar) Kemudaratan ini terjadi apabila penyerahan barang yang dijual tidak
mungkin dilakukan kecuali dengan memasukkan kemudaratan kepada penjual, dalam barang
selain objek akad
Syarat yang Merusak Setiap syarat yang ada manfaatnya bagi salah satu pihak yang bertransaksi,
tetapi syarat tersebut tidak ada dalam syara’ dan adat kebiasaan, atau tidak dikehendaki oleh
akad, atau tidak selaras dengan tujuan akad.
RIBA
Riba dalam agama Islam
Dalam Islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa riba pinjaman adalah haram.
Ini dipertegas dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 275 : ...padahal Allah telah menghalalkan
jual-beli dan mengharamkan riba.... Pandangan ini juga yang mendorong maraknya perbankan
syariah yang konsep keuntungan bagi penabung didapat dari sistem bagi hasil bukan dengan
bunga seperti pada bank konvensional, karena menurut sebagian pendapat (termasuk Majelis
Ulama Indonesia), bunga bank termasuk ke dalam riba.
Jenis-Jenis Riba
Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-piutang dan riba jual-beli.
Riba utang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliah, sedangkan riba jual-beli
terbagi atas riba fadhl dan riba nasi’ah.
Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap kreditur
(muqtaridh).
Riba Jahiliyyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya, karena kreditur tidak mampu membayar utangnya
pada waktu jatuh tempo.
Riba Fadhl
Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan
barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan
dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya
perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang
diserahkan kemudian.
Dasar Hukum Riba secara Agama
Allah SWT menurunkan surat Al-Baqarah ayat 275-279 yang tertulis secara tegas dan jelas
bahwa riba adalah haram. Allah melarang riba secara mutlak dan keseluruhan, meskipun
jumlahnya sedikit. Dalam ayat tersebut, Allah dan Rasul-Nya akan memerangi mereka yang
dengan jelas melakukan riba. Orang yang mengambil riba adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Ayat tersebut
merupakan sedikit dari banyak ayat dalam Al-Qur’an yang melarang keras praktek riba.
Lalu, bagaimana dengan sistem pembayaran secara kredit atau pinjaman bank?. Tidak dipungkiri
membeli kebutuhan primer secara kredit dapat membantu orang-orang yang belum siap
membayar penuh. Hukum agama hendaknya memudahkan sehingga kini banyak kajian ulama
yang didasari alasan rasional memperbolehkannya. Walaupun terdapat dua harga berbeda kontan
dan cicilan, selama perjanjian disepakati dengan adil maka hukumnya adalah bukan riba.
Riba adalah suatu perbuatan mengambil harta orang lain tanpa ganti. Sebab orang yang
meminjamkan satu kali jumlah uang dengan dua kali jumlah uang, maka orang tersebut
mendapatkan keuntungan tanpa ganti. Sedangkan, satu kali keuntungan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan hidup pihak yang dipinjami.
Kedua, Bergantung kepada riba dapat membuat orang malas bekerja. Orang yang
terjerumus dalam praktek riba menganggap mendapatkan uang adalah cara yang mudah.
Hal tersebut dilakukan dengan membebankan keuntungan pada orang lain.
Ketiga, Riba akan menyebabkan terputusnya sikap belas kasih antara sesama manusia
dalam membantu. Membantu pihak yang sedang membutuhkan adalah kewajiban dalam
berhubungan sosial. Dengan adanya riba, semangat saling bantu dapat pudar.
Keempat, memperdalam ketimpangan sosial. Biasanya, pihak yang mengambil
keuntungan memiliki tingkat kehidupan yang lebih sejahtera. Jeratan tambahan nilai
barang atau hutang dapat memperparah keadaan orang yang lebih membutuhkan.
perbedaan mendasar antara investasi dengan mem-bungakan uang. Perbedaan tersebut dapat
ditelaah dari definisi hingga makna masing-masing.
1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan
unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan
tidak tetap.
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena
perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.
Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam mendorong seluruh
masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Sesuai dengan definisi
di atas, menyimpan uang di bank Islam termasuk kategori kegiatan investasi karena perolehan
kembaliannya (return) dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan
kembali itu ter-gantung kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai
mudharib atau pengelola dana.
Dengan demikian, bank Islam tidak dapat sekadar menyalurkan uang. Bank Islam harus terus
berupaya meningkatkan kembalian atau return of investment sehingga lebih menarik dan lebih
memberi kepercayaan bagi pemilik dana.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Strategi pemasaran yang diambil oleh perusahaan harus bermuara pada peningkatan volume
pen jualan.
2. Pelaksanaannya disesuaikan dengan jumlah dana, sifat pasar, jenis produk dan siklus
kehidupan barang.
3. Guna peningkatan daya tarik konsumen dapat dilakukan kampanye pro mosi.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swasta, 1984, Azas marketing, Liberty, Yogyakarta
Kotter, 1976, Marketing Management : Analysis, Planning and Control, 3n ed, Englewood
Cliffs, Prentice Hall, inc