Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Dewi Irmayanti
NIM : C1G020065
Prodi/Kelas : S1 AGRIBISNIS / Agribisnis_B
PROGRAM STUDI
FAKULTAS
UNIVERSITAS MATARAM
2021
i
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
Secara umum ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk kelompok
pengetahuan, yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan, sosial, dan budaya.
Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasi dari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah social, kemanusian, dan budaya.
Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar juga merupakan akan memperluas pandangan
bahwa masalah social, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut
pandang. Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakat
yang lebih kompleks, demikian pula dengan solusi pemecahannya.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:
sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial.
Pengertian lebih lanjut ten tang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya,
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”.
Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
1
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.
2
Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam
hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita
berdiam.
4. Manusia dan Keindahan.
Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi
kehidupan.
5. Manusia dan Kegelisahan.
Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak
tentram (hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam
tingkah laku.
6. Manusia dan Cinta kasih
Seseorang yang mempunyai cinta mendalam terhadap sesuatu maka akan di
ungkapkan kasih sayangnya dengan prilaku. Cinta kasih tercipta dengan
sempurna apabila kedua belah pihak sama-sama menerima dan memberi.
Cinta dan nafsu berbeda karena cinta cenderung memberi sedanngkan nafsu
cenderung menuntut.
7. Manusia dan Penderitaan
Asal kata penderitaan yaitu Dhra yang berarti menahan dan menanggung.
Menurut Franklien JM, penderitaan yaitu keadaan yang berhubungan dengan
rasa sakit tak menyenangkan dan rugi.
8. Manusia dan Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu
terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi.
C. Tujuan Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
Penyajian ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu
bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan
tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya
3
terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya,
maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
1. Tujuan Umum
a. Pengembangan kepribadian manusia sebagai mahkluk sosial dan budaya.
b. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah-
masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya.
c. Kemampuan menyelesaikan secara kritis, analitis, responsif, arif dan
manusiawi masalah-masalah tersebut. 2. Tujuan khusus
4
BAB II
5
paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan, Hal ini
disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan
ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satu
pun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehi dupan. Sebagai akibat adanya
dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota
masyarakat, meru pakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilannya. Ditinjau dari
tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami masya rakat adalah hal
yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-
perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang
selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.
Bentuk-bentuk perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.
a. perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi
dengan sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu.
Perubahan terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan keperluan, keadaan, dan kondisi kondisi baru yang timbul dengan
pertumbuhan masyarakat.
b. perubahan secara cepat disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang
terjadi direncanakan lebih dahulu maupun tanpa rencana.
2. Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang
pengaruhnya besar.
a. perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur
sosial yang tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang
berarti bagi masyarakat.
b. Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada
masyarakat agraris.
3. Perubahan yang dikehendaki dari perubahan yang tak diinginkan.
6
a. perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan
sebagai pemimpin.
b. Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi
tanpa dikehendaki serta berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat
dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.
2. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Interkorerasi dan interaksi sosial masyarakat mendorong perkembangan berpikir
dan reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk
mengadakan berbagai perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota
masyarakat mendorong perubahan sosial.
Prof. Dr. Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor intern dan ekstern yang
menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu:
a. Faktor Intern
a. Bertambahnya dan berkurangnya penduduk Bertambah dan berkurangnya
penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa menyebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat. Berkurangnya penduduk mungkin
dapat disebabkan karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, atau dari
satu daerah ke daerah lain, misalnya transmigrasi.
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti di
bawah ini:
Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru.
Invention, pengembangan dari discovery.
Inovasi, proses pembaruan.
c. Konflik dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) yang dimaksud adalah koflik antara individu dalam
masyarakat, antarkelompok dan lain-lainnya.
d. Pemberontakan dalam tubuh masyarakat
Misalnya: Revolusi Indonesia 17 Agustus 1945 mengubah struktur
pemerintahan kolonial menjadi pemerintah nasional dan berbagai perubahan
struktur yang mengikutinya.
b. Faktor Ekstern
a. faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah
7
b. pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara
dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
Hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut
perubahan masyarakat dan kebudayaannya, seringkali kesulitan memisahkan antara
perubahan sosial dengan perubahan budaya. Sebab tidak ada masyarakat yang tidak
mempunyai kebudayaan dan sebaliknya. Perubahan sosial dan budaya mempunyai satu
aspek yang sama. Dari bentuk perubahan dibedakan dari segi perubahan sosial lambat
dan cepat, perubahan sosial kecil dan perubahan sosial direncanakan dan tidak
direncanakan.
8
3. Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk. Pertumbuhan
penduduk akan menyebabkan terjadinya perubahan unsur penduduk lainnya,
seperti rasio jenis kelamin dan beban tanggungan hidup. Banyaknya
pendatang dari etnis dan budaya lain juga akan merubah struktur sosial
karena penduduk menjadi lebih heterogen.
9
BAB III
TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
A. Teori-teori Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal
dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
“budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi”
yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa
dan rasa itu.
Pada awalnya, konsep kebudayaan yang benar-benar jelas yang pertama kalinya
di perkenalkan oleh Sir Edward Brnett Taylor. Seorang ahli Antropologi Inggris pada
tahun 1871, mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, mora, kebiasaan, dn lain-lain. Pada waktu
itu, banyak sekali definisi mengenai kebudayaan baik dari par ahli antropologi,
sosiologi, filsafat, sejarah dan kesusastraan. Bahkan pada tahun 1950, A.L. Kroeber dan
Clyde Kluchkhon telah berhasil mengumpulkan lebih dari serats definisi ( 176 definisi )
yang diterbitkan dalam buku berjudul Culture : A Critical Review of Concept and
Definition (1952).
10
mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan-
kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri.
Secara garis besar hal yang dibahas dalam teori kebudayaan adalah memandang
kebudayaan sebagai, (a)Sistem adaptasi terhadap lingkungan.(b)Sistem tanda.(c) Teks,
baik memahami pola-pola perilaku budaya secara analogis dengan wacana tekstual,
maupun mengkaji hasil proses interpretasi teks sebagai produk kebudayaan.(d)
Fenomena yang mempunyai struktur dan fungsi. (e) Dipandang dari sudut filsafat.
Dalam mengkaji kebudayaan, unit analisa atau obyek dari kajiannya dapat
dikategorikan kedalam lima jenis data, yaitu, (a) artifak yang digarap dan diolah dari
bahan-bahan dalam linglkungan fisik dan hayati, (b) perilaku kinetis yang digerakkan
oleh ot ot manusia, (c) perilaku verbal yang mewujudkan diri ke dalam dua bentuk yaitu
(d) tuturan yang terdiri atas bunyi bahasa yang dihasilkan oleh pita suara dan otot-otot
dalam rongga mulut dan (e) teks yang terdiri atas tanda-tanda visual sebagai
representasi bunyi bahasa atau perilaku pada umumnya. Baik artifak, teks, maupun
periaku manusia memperlihatkan tata susunan atau pola keteraturan tertentu yang
dijadikan dasar untuk memperlakukan hal-hal itu sebagai data yang bermakna, karena
merupakan hasil kegiatan manusia sebagai mahluk yang terikat pada kelompok atau
kolektiva, dan karena keterikatan itu mewujudkan kebermaknaan itu.
Keragaman teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a) perspektif
perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena aspek-aspek
tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi. Dan (b)
perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena pemecahan
permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda-beda. Dalam
memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip dasarnya. de
11
Saussure merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting dalammemahami
kebudayaan, yaitu:
1. Ideas
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak
dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga
masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Budaya ideal
mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan,
kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun.
Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2. Activities
12
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan
kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas
manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya
dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Artifacts
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil
fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan.
Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencarian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian
B. Teori-teori Tentang Interaksi Sosial
Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi, Pembahasan terkait dengan interaksi
sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20.
Di antaranya ialah George Herbert Mead dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan
interaksi sosial sebagai suatu bentuk aktivitas individu yang dapat menjadi faktor
pembentuk kepribadian dari setiap orang. Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori
tentang interaksi sosial, yakni Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi.
1. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert
Mead. Menurut pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena
penggunaan simbol-simbol yang memiliki makna. Simbol tersebut
menciptakan makna yang dapat memicu adanya interaksi sosial antar
individu.
13
Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari-hari yaitu
ketika kita sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat
pelayan yang menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam
hal ini kita akan menempatkan diri sebagai seorang konsumen.
Interaksionisme simbolik pada contoh ini memberikan makna atas
suatu peran dan juga aktivitas pada setiap individu.
2. Teori Dramaturgi
Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut
Goffman, interaksi sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab,
dalam interaksi sosial ada dua jenis kehidupan, yaitu backstage
(belakang panggung) dan juga frontstage (depan panggung).
Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang memiliki perbedaan pola
interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi.
Dalam kehidupan sehari-hari, dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti dalam
kehidupan seorang Ayah. Saat bekerja, seorang ayah mungkin akan menjadi seorang
bos yang akan bersikap tegas kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di
rumah dan menjadi figur ayah, sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat
kepada anak-anaknya.
Interaksi sosial adalah tanda kehidupan sosial manusia. Interaksi
sosial terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu; adanya kontak sosial dan adanya
komunikasi. Bentuk-bentuk interaksi bisa terwujud dalam kerjasama, persaingan dan
pertentangan.
George Simmel memusatkan perhatiannya pada bentuk interaksi sosial dan
kesadaran individu yang kreatif. Baginya basis kehidupan sosial adalah individu dan
kelompok yang sadar dan berinteraksi satu sama lain untuk berbagai tujuan, motif dan
kepentingan.
Adanya kesadaran individu menjadi sumber awal Simmel dalam mengkaji lebih
jauh tentang interaksi sosial, berkaitan dengan masalah modernitas, perkembangan
teknologi, pengetahuan, berikut diferensiasinya dan resikonya. Karena kehidupan
dengan interaksi dan komunikasi dapat menumbuhkan kemungkinan-kemungkinan
tertentu, dimana memiliki dampak positif dan negatif.
14
Menurut Georg Simmel interaksi sosial dapat dikelompokan dalam berbagai hal:
Terdapat beberapa teori interaksi sosial berhubungan dan mengadopsi teori psikologi
sosial, yaitu;
15
BAB IV
16
HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
Membaca pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan, tidak bisa lepas dari teori
motivasi yang menjadi landasannya. Ada tujuh konsep dasar yang digunakan Maslow
dalam memahami manusia secara menyeluruh di antaranya adalah: Pertama, manusia
adalah individu yang terintegrasi penuh. Kedua, karakteristik dorongan atau kebutuhan
yang muncul tidak bisa dilokasikan pada satu jenis kebutuhan tertentu. Ketiga, kajian
tentang motivasi harus menjadi bagian dari studi tentang puncak tujuan manusia.
Keempat, teori motivasi tidak dapat mengabaikan tentang kehidupan bawah sadar.
Kelima, keinginan yang mutlak dan fundamental manusia adalah tidak jauh dari
kehidupan sehari-harinya. Keenam, keinginan yang muncul dan disadari, seringkali
merupakan pencetus dari tujuan lain yang tersembunyi. Ketujuh, teori motivasi harus
mengasumsikan bahwa motivasi adalah konstan dan tidak pernah berakhir, dan masih
ada beberapa konsep dasar lainnya.
Teori motivasi Maslow ini berguna untuk memberikan argumen yang kuat
dalam penggunaan struktur kebutuhan sebagai penggerak motivasi manusia secara
menyeluruh. Inilah yang menjadi ciri khas pemikiran Maslow sebelum ada filsafat
manusia sebelumnya. Yaitu tentang kebutuhan manusia. Struktur teori Maslow yang
menyeluruh dibangun atas landasan hierarki kebutuhan yang lain.
Maslow membagi hierarki kebutuhan dalam lima tingkat dasar kebutuhan yaitu:
17
Oleh karena itu, Maslow menganggap kebutuhan fisik adalah yang utama
melebihi apapun.
2. Kebutuhan akan rasa aman ( Safety needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung mencari rasa
aman, bisa berupa kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
kekacauan dan sebagainya. Kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan
hidup manusia supaya menjadi lebih baik.
3. Kebutuhan akan kepemilikan dan cinta (The belongingness and love Needs)
Setelah kebutuhan fisik dan rasa aman terpenuhi, manusia akan cenderung
mencari cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain.
Jadi, Kebutuhan akan cinta tidak sama dengan kebutuhan akan seks. Sebaliknya,
Maslow menegaskan, kebutuhan akan seks justru dikategorikan sebagai
kebutuhan fisik. Kebutuhan akan cinta ini menguatkan bahwa dalam hidup,
manusia tidak bisa terlepas dari sesama.
4. Kebutuhan untuk dihargai (The esteem Needs)
Setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, maka sudah menjadi naluri manusia
untuk bisa dihargai oleh sesama bahkan masyarakat. Maslow
mengklasifikasikan kebutuhan ini menjadi dua bagian yaitu, Pertama lebih
mengarah pada harga diri. Kebutuhan ini dianggap kuat, mampu mencapai
sesuatu y ang memadai, memiliki keahlian tertentu menghadapi dunia, bebas dan
mandiri. Sedangkan kebutuhan yang lainnya lebih pada sebuah penghargaan.
Yaitu keinginan untuk memiliki reputasi dan pretise tertentu (penghormatan atau
penghargaan dari orang lain). Kebutuhan ini akan memiliki dampak secara
psikologis berupa rasa percaya diri, bernilai, kuat dan sebagainya
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia setalah
kebutuhan-kebutuhan di atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini
berdampak pada kondisi psikologi yang meninggi pula seperti perubahan
persepsi, dan motivasi untuk selalu tumbuh dan berkembang.
Dengan kelima hierarki kebutuhan itulah yang menjadi struktur kunci Maslow
dalam menjelaskan manusia. Konsep fundamental dari pendirian teori Maslow adalah:
18
Manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh
spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Menurutnya,
kebutuhan juga bersifat psikologis, bukan sematamata fisiologis. Sebab, kebutuhan
inilah yang menjadi inti dari kodrat manusia. Sedangkan sesuatu itu disebut sebagai
kebutuhan dasar apabila memenuhi beberapa syarat berikut yaitu:
1. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis mutlak harus dipenuhi manusia, artinya jika kebutuhan
biologis ini tidak terpenuhi maka organ tubuh manusia akan terganggu, bahkan bias
meninggal dunia. Kebutuhan biologis mencakup :
a. makan dan minum
b. istirahat
c. buang air besar dan kecil
19
d. perlindungan dari iklim dan cuaca
e. pelepasan dorongan seksual
f. kesehatan yang baik
Dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis manusia yang satu harus
memperhatikan kepentingan manusia yang lain.
2. Kebutuhan Sosial
Untuk memudahkan tercapainya kebutuhan biologis, manusia memerlukan
kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial antara lain :
a. Kegiatan bersama.
Dalam kehidupan di masyarakat, manusia tidak bisa hidup sendiri, karena pasti
membutuhkan manusia yang lain. Oleh sebab itu manusia menciptkan kegiatan
bersama untuk memeuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Sejak dulu manusia tidak bias hidup sendiri, karenanya manusia
disebut makhluk social.
b. Berkomunikasi dengan sesama.
Komunikasi antar manusia dapat dilakukan baik dengan bahasa lisan, tulisan,
maupun isyarat. Tanpa kemampuan komunikasi dengan sesama, manusia akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu,
proses berkomunikasi telah dilakukan pada anak-anak sejak usia balita demi
pertumbuhan fisik dan mentalnya.
c. Keteraturan social dan kontrol social.
Keteraturan social dan kontrol social sangat dibutuhkan manusia sebagai warga
masyarakat. Keteraturan social akan menciptakan suatu masyarakat yang tertib,
aman, dan tenteram. Keteraturan ini akan tercapai apabila semua anggota
masyarakat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang ada. Untuk menjaga keteraturan social diupayakan adanya kontrol
social. Kontrol social dapat dilakukan antar manusia, baik sebagai individu
maupun kelompok.
d. Pendidikan. Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terlaksana, pendidikan
sangat dibutuhkan. Pendidikan dapat membuka mata dan hati serta wawasan
menuju kearah kehidupan yang lebih baik.
3. Kebutuhan Psikologis
20
Kebutuhan psikologis meliputi hal-hal berikut :
a. Rileks atau santai.
Rileks atau santai adalah pengendoran ketegangan, merupakan kebutuhan
psikologis untuk menghilangkan kejenuhan dan berfungsi sebagai penyegar
(refreshing) kehidupan manusia. Manusia dalam melakukan aktivitasnya sering
mengalami kelelahan dan kejenuhan, oleh karena itu manusia perlu bersantai
agar semangatnya timbul kembali, misalnya menikmati pemandangan alam,
menikmati musik, dan sebagainya.
b. Kasih sayang.
Kasih sayang, cinta dan kemesraan selalu dibutuhkan manusia sebagai mahluk
social. Manusia inin disayangi dan ingin menyayangi. Wujud kasih saying ini
dapat melahirkan kreativitas manusia, manusia punya semangat hidup karena
cinta dan kasih saying. Karena itu kasih saying, cinta dan kemesraan adalah
kebutuhan psikologis manusia.
c. Kepuasan altruistic.
Kepuasan altruistic adalah suatu kepuasan manusia untuk berbuat baik atau
berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide, atau suatu citacita.
d. Kehormatan.
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan, namun
demikian dari kekayaan dan kekuasaan kadangkala melahirkan kehormatan.
Kehormatan biasanya lahir dari kewibawaan, kebajikan kearifan seseorang,
karena itu orang yang paling dihormati atau disegani biasanya mendapat tempat
pada lapisan atas sehingga mereka sering menjadi pemimpin atau pemangku
adat.
e. Kepuasan Ego.
Kepuasan ego terwujud jika seseorang merasa puas setelah berhasil mencapai
cita-cita, keinginan, dan sebagainya.
BAB V
SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS–ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN PATEMBAYAN)
Masyarakat
21
Kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sistem sosial oleh karena
didalam masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial. Secara garis besar, unsur-unsur
sistem sosial dalam masyarakat adalah orangorang yang saling tergantung antara satu
sama lainya dalam suatu keseluruhan. Dalam ketergantungan itu sekumpulan manusia
yang terintegrasi yang bersifat lebih kekal dan stabil. Selama masing-masing individu
dalam kelompok masyarakat itu masih saling tergantung dan masih memiliki kesamaan
dan keseimbangan perilaku, maka selama itu pula unsur-unsur sistem sosial
menjalankan fungsinya. Sedangkan secara khusus dan rinci unsur sistem sosial dalam
masyarakat adalah status, peranan dan perbedaan sosial dari individu-individu yang
saling berhubungan dalam suatu struktur sosial.
Proses sosial sangatlah bermacam-macam, mulai dari pertemuan sepintas lalu
antara orang-orang asing ditempat-tempat umum sampai ikatan persahabatan yang lama
dan intim atau hubungan keluarga. Tanpa memandang tingkat fariasinya, proses sosiasi
ini mengubah suatu kumpulan individu saja menjadi suatu masyarakat (kelompok atau
asosiasi). Masyarakat ada (pada tingkatan tertentu) dimana dan apabila sejumlah
individu terjalin melalui interaksi dan saling mempengaruhi.16 Pembahasan disini
terletak pada kata kunci (masyarakat). Diantara masyarakat pedesaan dan perkotaan
atau bisa juga disebut dengan istilah Paguyuban dan Patembayan terdapat perbedaan.
Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari beberapa individu
yang hidup bersama dengan hubungan timbal balik yang intensif dan teratur. Kelompok
sosial dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria. Dikutip dari Encyclopaedia
Britannica, sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies dalam Gemeinschaft und Gesellschaft
atau Community and Society (1887) membedakan tipe kelompok sosial menjadi dua
yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaft.
Konsep-konsep tersebut digunakan untuk membedakan antara kehidupan
perkotaan dan pedesaan atau kehidupan komunitas dan kehidupan dalam masyarakat
massa.
A. Gemeinschaft
Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau masyarakat
komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban. Gemeinschaft adalah asosiasi
sosial di mana individu-individu cenderung ke arah komunitas sosial daripada keinginan
dan kebutuhan individu mereka.
22
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni, bersifat alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa
persatuan yang telah dikodratkan. Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu
ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan
didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan.
Kesamaan individu merupakan faktor penguat hubungan sosial, yang kemudian
diperkuat dengan hubungan emosional serta interaksi antar individu.
Di pedesaan, masyarakat tani yang melambangkan Gemeinschaft, hubungan
pribadi didefinisikan dan diatur berdasarkan aturan sosial tradisional. Orang-orang
memiliki hubungan tatap muka yang sederhana dan langsung satu sama lain yang
ditentukan oleh Wesenwille (kehendak alami), sebagai emosi alami dan spontan serta
ekspresi sentimen.
Dalam Kamus Sosiologi (2010), Nicholas Abercrombie, menjelaskan
masyarakat yang ditandai dengan hubungan paguyuban bersifat homogen. Sebagian
besar terikat kekerabatan dan hubungan organik dan memiliki kohesi moral yang
didasarkan pada sentimen keagamaan yang umum.
Dalam Encyclopaedia of the Social Sciences Vol. 3 (1968), Horace Miner
menggambarkan Gemeinschaft untuk merujuk pada komunitas perasaan, semacam
kesatuan ide dan emosi, berasal dari persamaan dan pengalaman hidup bersama. Orang
sering berinteraksi satu sama lain dan cenderung membangun hubungan yang dalam dan
jangka panjang. Kontrol sosial dalam Gemeinschaft dipertahankan melalui cara-cara
informal seperti persuasi moral, gosip dan bahkan gerak tubuh (gestur).
Dikutip dari Dasar-dasar Sosiologi (2009) karya Syahrial Syarbaini Rusdianta,
Gemeinschaft atau masyarakat paguyuban dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
Gemesinschaft by blood, Gemeinschaft by place, dan Gemeinschaft of mind.
1. Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan.
2. Gemeinschaft by place adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak
tempat tinggal serta tempat kerja yang mendorong orang untuk
berhubungan secara intim satu sama lain dan mengacu pada kehidupan
bersama di daerah pedesaan.
23
3. Gemeinschaft of mind adalah hubungan persahabatan yang disebabkan
karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang
mendorong untuk saling berhubungan secara teratur.
A. Gesellschaft
Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat
asosiasi dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan. Patembayan merupakan
konsep yang merujuk pada hubungan anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang
lemah. Kadangkala individu tidak saling mengenal, nilai, norma dan sikap menjadi
kurang berperan dengan baik.
Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya
mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan disatukan oleh pemikiran yang
sama. Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan
oleh msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi
industri besar.
Dalam Gesellschaft, kepentingan pribadi yang rasional dan tindakan
penghitungan melemahkan ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama. Dengan
kata lain, Gemeinschaft menembus struktur Gesellschaft.
Dalam patembayan, hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan tidak
langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan
ekonomi dan politik lainnya. Gesellschaft adalah karakteristik tipe ideal kehidupan
perkotaan modern. Seringkali dikonseptualisasikan sebagai masyarakat korporat atau
massa masyarakat yang didasarkan pada hubungan atau peran dan terdiri dari kelompok
asosiasi. Gesellschaft adalah masyarakat sipil di mana kebutuhan individu mendapatkan
prioritas penting daripada asosiasi sosial. Gesellschaft ditandai oleh individualisme,
mobilitas, impersonalitas, pengejaran kepentingan diri sendiri dan penekanan pada
kemajuan daripada tradisi. Nilai-nilai bersama dan keterlibatan pribadi secara total
menjadi prioritas sekunder. Singkatnya, Gesellschaft adalah logika pasar, di mana
hubungan bersifat kontraktual, impersonal dan sementara (temporer).
Gemeinschaft dan Gemeinschaft
Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan antara Gemeinschaft (paguyuban) dan
Gemeinschaft (patembayan):
1. Gemeinschaft (paguyuban)
24
Ciri-ciri Gemeinschaft (paguyuban) adalah sebagai berikut:
2. Gesellschaft (patembayan)
Ciri-ciri Gesellschaft (patembayan) adalah sebagai berikut:
1. Ikatan sosial bersifat impersonal.
2. Tipikal masyarakat urban.
3. Tipikal masyarakat modern.
4. Tipikal msayarakat industri.
5. Tradisi lemah.
6. Hubungan sosial bersifat kontraktual.
7. Hubungan sosial sosial didominasi oleh kompetisi.
8. Sistem kekeluargaan dan kekerabatan lemah.
9. Tindakan sosial berdasarkan komando.
10. Mengedepankan prinsip efisiensi.
11. Komposisi masyarakat bersifat heterogen.
12. Tatanan sosial dibentul oleh birokrasi.
25
13. Interaksi sosial bersifat rasional.
14. Pembagian kerja bersifat kompleks.
15. Peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasn sosial.
DAFTAR PUSTAKA
26
Anonim. 2011. Perubahan Sosial (ISBD).
https://qudsrepublic.blogspot.com/2011/04/makalah-perubahan-sosial-
isbd.html. (29 Mei 2021)
Anonim. 2021. Kajian Teori. http://digilib.uinsby.ac.id. (4 juni 2021).
Anonim. 2021. Teori Kebudayaan. https://ayhie13.wordpress.com/culture/teori-
kebudayaan/. (31 Mei 2021).
Azzulfa, M. Ibnu. 2021. Jenis-Jenis Interaksi Sosial Dan Teorinya Menurut Para
Ahli Sosiologi. https://tirto.id/jenis-jenis-interaksi-sosial-teorinya-menurut-
para-ahli-sosiologi-f8SZ. (31 Mei 2021).
Fernando, Rowland. B. 2013. Manusia Dan Kebudayaan.
http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id. (3 Juni 2021).
Muazaroh, Siti, Subaidi. 2019. Kebutuhan Manusia Dalam Pemikiran Abraham
Maslow. Al – Mazahib. 7(1):6-8.
Putri, Arum. S. 2019. Pengertian Dan Perbedaan Gemeinschaft dan Gesellschaft.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/200000469/pengertian-
dan-perbedaan-gemeinschaft-dan-gesellschaft. (3 Juni 2021).
Rifai, Muhammad. 2015. Memahami Teori Interaksi Sosial.
https://ensiklo.com/2015/08/25/memahami-teori-interaksi-sosial/. (31 Mei
2021).
Rochmawati, Arva. 2011. Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar.
https://id.scribd.com/doc/76548936/Konsep-Ilmu-Sosial-Budaya-Dasar.
(29 Mei 2021).
Sihotang, Amri. P. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Semarang: Semarang
University Press.
Umanailo, M. Chairul. B. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Namlea: FAM
PUBLISHING.
Wibowo, Arif. 2008. Teori Kebudayaan Dan Ilmu Pengetahuan Budaya.
https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/11/11/teori-kebudayaan-dan-ilmu-
pengetahuan-budaya/amp/. ( 31 Mei 2021).
27