Anda di halaman 1dari 29

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA


DASAR
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar (ISBD)

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
Nama : Dewi Irmayanti
NIM : C1G020065
Prodi/Kelas : S1 AGRIBISNIS / Agribisnis_B

PROGRAM STUDI
FAKULTAS
UNIVERSITAS MATARAM
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii

BAB I

PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA


DASAR…………………………………………………………………………............1

BAB II

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-


FAKTOR PENYEBABNYA……………………………………………….................5

BAB III

TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI


SOSIAL………………………………………………………………………………10

BAB IV

HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN


KEMUNCULAN BUDAYA…………………………………………………………17

BAB V

SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS–ORGANIS,


GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN PATEMBAYAN)
…………………………………………………………………….22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

A. Defenisi Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Secara umum ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk kelompok
pengetahuan, yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan, sosial, dan budaya.

Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasi dari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah social, kemanusian, dan budaya.
Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar juga merupakan akan memperluas pandangan
bahwa masalah social, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut
pandang. Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakat
yang lebih kompleks, demikian pula dengan solusi pemecahannya.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:
sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial.
Pengertian lebih lanjut ten tang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya,
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”.

Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan

1
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri.

Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan


dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu;

1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince).


Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya
ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturanketeraturan
itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini
kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
2. Ilmu-ilmu sosial (social scince).
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini
lebih bersifat kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola 8 perilaku dan tingkah
laku manusia di masyarakat yang cenderung berubah-ubah.
3. Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari
arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan
yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
B. Konsep Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
1. Manusia dan Tangung Jawab
Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk
yang mau menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan.
2. Manusia dan Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau meperhamba diri
kepada tugas yang (dianggap) mulia.
3. Manusia dan Pandangan Hidup

2
Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam
hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita
berdiam.
4. Manusia dan Keindahan.
Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi
kehidupan.
5. Manusia dan Kegelisahan.
Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak
tentram (hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam
tingkah laku.
6. Manusia dan Cinta kasih
Seseorang yang mempunyai cinta mendalam terhadap sesuatu maka akan di
ungkapkan kasih sayangnya dengan prilaku. Cinta kasih tercipta dengan
sempurna apabila kedua belah pihak sama-sama menerima dan memberi.
Cinta dan nafsu berbeda karena cinta cenderung memberi sedanngkan nafsu
cenderung menuntut.
7. Manusia dan Penderitaan
Asal kata penderitaan yaitu Dhra yang berarti menahan dan menanggung.
Menurut Franklien JM, penderitaan yaitu keadaan yang berhubungan dengan
rasa sakit tak menyenangkan dan rugi.
8. Manusia dan Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu
terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi.
C. Tujuan Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Penyajian ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu
bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan
tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya

3
terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya,
maupun yang menyangkut dirinya sendiri.

1. Tujuan Umum
a. Pengembangan kepribadian manusia sebagai mahkluk sosial dan budaya.
b. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah-
masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya.
c. Kemampuan menyelesaikan secara kritis, analitis, responsif, arif dan
manusiawi masalah-masalah tersebut. 2. Tujuan khusus

Disamping tujuan umum ISBD secara khusus bertujuan untuk:

a. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan


sosial budaya terutama untuk kepentingan profesi.
b. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut.
c. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan Negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak (bersifat primordialisme) oleh disiplin ilmu
yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam
lingkungan sosial budaya.
d. Membina kemampuan berfikir dan bertindak obyektif untuk menangkal
pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya.
e. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi.

4
BAB II

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR


PENYEBABNYA

A. Pengertian Perubahan Sosial Serta Faktor Penyebabnya


1. Pengertian Perubahan Sosial
perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksamaan
atau ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial dan kebudayaan yang saling
berbeda.  Menurut para ahli sosiologi dan antropologi antara lain :

1.      John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin


Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang
disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil,
komposisi penduduk, ideologi, maupun karena difusi dan penemuan baru dalam
masyarakat.
2.      Samuel Koening
Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi - modifikasi yang terjadi dalam pola-
pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab
internal maupun eksternal.
3.      Koentjaraningrat
Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan
dengan belajar, serta keseluruhan hasil budi dan karya tersebut. Kebudayaan memiliki
tiga wujud yaitu :
a)      Ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang abstrak.
b)      Kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat (sistem
sosial).
c)      Benda-benda hasil karya manusia yang berupa fisik.
4.      Selo Soemardjan
Perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalam nilai-nilai, sikap dan pola perilaku
diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Menurutnya, antara perubahan sosial
dan perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut

5
paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan, Hal ini
disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan
ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satu
pun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehi dupan. Sebagai akibat adanya
dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota
masyarakat, meru pakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilannya. Ditinjau dari
tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami masya rakat adalah hal
yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-
perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang
selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.
Bentuk-bentuk perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.
a. perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi
dengan sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu.
Perubahan terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan keperluan, keadaan, dan kondisi kondisi baru yang timbul dengan
pertumbuhan masyarakat.
b. perubahan secara cepat disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang
terjadi direncanakan lebih dahulu maupun tanpa rencana.
2. Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang
pengaruhnya besar.
a. perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur
sosial yang tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang
berarti bagi masyarakat.
b. Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada
masyarakat agraris.
3. Perubahan yang dikehendaki dari perubahan yang tak diinginkan.

6
a. perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan
sebagai pemimpin.
b. Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi
tanpa dikehendaki serta berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat
dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.
2. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Interkorerasi dan interaksi sosial masyarakat mendorong perkembangan berpikir
dan reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk
mengadakan berbagai perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota
masyarakat mendorong perubahan sosial.
Prof. Dr. Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor intern dan ekstern yang
menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu:
a. Faktor Intern
a. Bertambahnya dan berkurangnya penduduk Bertambah dan berkurangnya
penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa menyebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat. Berkurangnya penduduk mungkin
dapat disebabkan karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, atau dari
satu daerah ke daerah lain, misalnya transmigrasi.
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti di
bawah ini:
 Discovery, penemuan unsur kebudayaan baru.
 Invention, pengembangan dari discovery.
 Inovasi, proses pembaruan.
c. Konflik dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) yang dimaksud adalah koflik antara individu dalam
masyarakat, antarkelompok dan lain-lainnya.
d. Pemberontakan dalam tubuh masyarakat
Misalnya: Revolusi Indonesia 17 Agustus 1945 mengubah struktur
pemerintahan kolonial menjadi pemerintah nasional dan berbagai perubahan
struktur yang mengikutinya.
b. Faktor Ekstern
a. faktor alam yang ada di sekitar masyarakat yang berubah

7
b. pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara
dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
Hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut
perubahan masyarakat dan kebudayaannya, seringkali kesulitan memisahkan antara
perubahan sosial dengan perubahan budaya. Sebab tidak ada masyarakat yang tidak
mempunyai kebudayaan dan sebaliknya. Perubahan sosial dan budaya mempunyai satu
aspek yang sama. Dari bentuk perubahan dibedakan dari segi perubahan sosial lambat
dan cepat, perubahan sosial kecil dan perubahan sosial direncanakan dan tidak
direncanakan.

B. Perubahan Kebudayaan dan Faktor Penyebabnya


1. Pengertian perubahan kebudayaan

Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis)


seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan
yang bersifat statis.

Kebudayaan merupakan suatu sistem. Artinya, bagian-bagian dari kebudayaan


itu saling berkaitan satu dengan lainnya. Perubahan satu unsur kebudayaan akan
mempengaruhi unsur-unsur yang lainnya. Hal ini bisa kita lihat contohnya ketika
program listrik masuk desa mula-mula dijalankan. Masuknya listrik ke pedesaan yang
sebelumnya tidak ada listrik, membawa perubahan besar dalam kehidupan penduduk
desa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani atau pengrajin tradisional.
Perubahan itu begitu terasa pada peningkatan beragam kebutuhan akan barang-barang
elektronik (radio, televisi, kulkas)
2. Faktor Penyebab Perubahan Kebudayaan
Menurut Gillin dan Koenig, perubahan kebudayaan disebabkan oleh beberapa
faktor internal maupun eksternal sebagai berikut :
a. Faktor-faktor internal antara lain :
1. Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang
berlaku di masyarakat.
2. Adanya individu yang menyimpang dari sistem sosial yang berlaku. Apabila
hal ini dibiarkan, maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga
mendorong perubahan.

8
3. Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk. Pertumbuhan
penduduk akan menyebabkan terjadinya perubahan unsur penduduk lainnya,
seperti rasio jenis kelamin dan beban tanggungan hidup. Banyaknya
pendatang dari etnis dan budaya lain juga akan merubah struktur sosial
karena penduduk menjadi lebih heterogen.

b. Faktor-faktor eksternal antara lain :


1. Bencana alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, atau tsunami.
Bencana alam dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan fisik
sehingga menuntut manusia melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang
telah berubah tersebut. Biasanya untuk bertahan ataupun mengalami suatu
bencana alam, manusia terkadang terlupa atau mungkin terpaksa melanggar
nilai-nilai dan norma sosial yang telah ada. Hal ini dilakukan semata-mata
untuk tetap bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan akibat
bencana alam tersebut.
2. Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya
berbagai sarana dan prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, terjadinya
kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk
sehingga merasa frustasi dan tidak berdaya. Dalam kenyataan yang lebih
memprihatinkan, peperangan seringkali diakhiri dengan penaklukan yang
diikuti pemaksaan ideologi dan kebudayaan oleh pihak atau negara yang
menang. Semua ini akan mengubah kehidupan masyarakat dan
kebudayaannya.
3. Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda kebudayaannya. Kontak dapat
terjadi antar etnis di dalam suatu kawasan atau yang berasal dari tempat yang
berjauhan. Interaksi antara orang atau kelompok yang berbeda etnis dan
kebudayaan yang tinggi akan memperluas pengetahuan dan wawasan tentang
budaya masing-masing, sehingga dapat menimbulkan sikap toleransi dan
penyesuaian diri terhadap budaya lain tersebut. Sikap toleransi dan
penyesuaian diri ini pada akhirnya akan mendorong terjadinya perubahan
kebudayaan.

9
BAB III
TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
A. Teori-teori Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal
dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
“budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi”
yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa
dan rasa itu.

Culture dari kata Latin  colere “mengolah”, “mengerjakan”, dan berhubungan


dengan tanah atau bertani sama dengan “kebudayaan”, berkembang menjadi” “segala
daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”.
(Koentjaraningrat. 2003:74)

Pada awalnya, konsep kebudayaan yang benar-benar jelas yang pertama kalinya
di perkenalkan oleh Sir Edward Brnett Taylor. Seorang ahli Antropologi Inggris pada
tahun 1871, mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, mora, kebiasaan, dn lain-lain. Pada waktu
itu, banyak sekali definisi mengenai kebudayaan baik dari par ahli antropologi,
sosiologi, filsafat, sejarah dan kesusastraan. Bahkan pada tahun 1950, A.L. Kroeber dan
Clyde Kluchkhon telah berhasil mengumpulkan lebih dari serats definisi  ( 176 definisi )
yang diterbitkan dalam buku berjudul Culture  : A Critical Review of Concept and
Definition (1952).

Menurut Atmadja, teori kebudayaan adalah kebudayaan yang timbul sebagai


suatu usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan di daerah-daerah
seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus
menuj kearah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-
bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat mengembangkan atau memperkaya
kebudayaan itu sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Teori kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar


pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoritis tentang kebudayaan dapat

10
mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan-
kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri.

Secara garis besar hal yang dibahas dalam teori kebudayaan adalah memandang
kebudayaan sebagai, (a)Sistem adaptasi terhadap lingkungan.(b)Sistem tanda.(c) Teks,
baik memahami pola-pola perilaku budaya secara analogis dengan wacana tekstual,
maupun mengkaji hasil proses interpretasi teks sebagai produk kebudayaan.(d)
Fenomena yang mempunyai struktur dan fungsi. (e) Dipandang dari sudut filsafat.

Dalam mengkaji kebudayaan, unit analisa atau obyek dari kajiannya dapat
dikategorikan kedalam lima jenis data, yaitu, (a) artifak yang digarap dan diolah dari
bahan-bahan dalam linglkungan fisik dan hayati, (b) perilaku kinetis yang digerakkan
oleh ot ot manusia, (c) perilaku verbal yang mewujudkan diri ke dalam dua bentuk yaitu
(d) tuturan yang terdiri atas bunyi bahasa yang dihasilkan oleh pita suara dan otot-otot
dalam rongga mulut dan (e) teks yang terdiri atas tanda-tanda visual sebagai
representasi bunyi bahasa atau perilaku pada umumnya. Baik artifak, teks, maupun
periaku manusia memperlihatkan tata susunan atau pola keteraturan tertentu yang
dijadikan dasar untuk memperlakukan hal-hal itu sebagai data yang bermakna, karena
merupakan hasil kegiatan manusia sebagai mahluk yang terikat pada kelompok atau
kolektiva, dan karena keterikatan itu mewujudkan kebermaknaan itu.

Teori kebudayaan adalah usaha untuk mengonseptualkan kebermaknaan itu,


untuk memahami pertalian antara data dengan manusia dan kelompok manusia yang
mewujudkan data itu. Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami
bagaimana manusia menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya
dalam kelompok, mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan
alam dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supranatural.

Keragaman teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu, (a) perspektif
perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul karena aspek-aspek
tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh elaborasi. Dan (b)
perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena pemecahan
permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda-beda. Dalam
memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip dasarnya. de

11
Saussure merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting dalammemahami
kebudayaan, yaitu:

1. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant, signifier, penanda)


dan yang ditandai (signifié, signified, petanda). Penanda adalah citra bunyi sedangkan
petanda adalah gagasan atau konsep. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya konsep
bunyi terdiri atas tiga komponen (1) artikulasi kedua bibir, (2) pelepasan udara yang
keluar secara mendadak, dan (3) pita suara yang tidak bergetar.
2. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah tidak
adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai nomenclature. Untuk
memahami makna maka terdapat dua cara, yaitu, pertama, makna tanda ditentukan
oleh pertalian antara satu tanda dengan semua tanda lainnya yang digunakan dan cara
kedua karena merupakan unsur dari batin manusia, atau terekam sebagai kode dalam
ingatan manusia, menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif diberikan
signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam.
3. Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji masyarakat dan kebudayaan
adalah hubungan antara individu dan masyarakat. Untuk bahasa, menurut Saussure
ada langue dan parole (bahasa dan tuturan). Langue adalah pengetahuan dan
kemampuan bahasa yang bersifat kolektif, yang dihayati bersama oleh semua warga
masyarakat; parole adalah perwujudan langue pada individu. Melalui individu
direalisasi tuturan yang mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku secara kolektif, karena
kalau tidak, komunikasi tidak akan berlangsung secara lancar.

Dalam Koentjaraningrat, (2003 : 74 ) J.J Honingmann mengatakan bahwa ada tiga


wujud kebudayaan, yaitu :

1. Ideas
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak
dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga
masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Budaya ideal
mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan,
kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun.
Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2. Activities

12
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan
kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas
manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya
dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Artifacts
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil
fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan.
Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.

Sedangkan  (dalam Koentjaraningrat. 2003:81) terdapat tujuh unsur kebudayaan


menurut C. Kluckhon,  antara lain :

1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata  pencarian  hidup
6. Sistem  religi
7. Kesenian
B. Teori-teori Tentang Interaksi Sosial
Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi, Pembahasan terkait dengan interaksi
sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20.
Di antaranya ialah George Herbert Mead dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan
interaksi sosial sebagai suatu bentuk aktivitas individu yang dapat menjadi faktor
pembentuk kepribadian dari setiap orang. Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori
tentang interaksi sosial, yakni Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi.
1. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert
Mead. Menurut pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena
penggunaan simbol-simbol yang memiliki makna. Simbol tersebut
menciptakan makna yang dapat memicu adanya interaksi sosial antar
individu.

13
Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari-hari yaitu
ketika kita sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat
pelayan yang menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam
hal ini kita akan menempatkan diri sebagai seorang konsumen.
Interaksionisme simbolik pada contoh ini memberikan makna atas
suatu peran dan juga aktivitas pada setiap individu.
2. Teori Dramaturgi
Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut
Goffman, interaksi sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab,
dalam interaksi sosial ada dua jenis kehidupan, yaitu backstage
(belakang panggung) dan juga frontstage (depan panggung).
Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang memiliki perbedaan pola
interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi.
Dalam kehidupan sehari-hari, dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti dalam
kehidupan seorang Ayah. Saat bekerja, seorang ayah mungkin akan menjadi seorang
bos yang akan bersikap tegas kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di
rumah dan menjadi figur ayah, sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat
kepada anak-anaknya.
Interaksi sosial adalah tanda kehidupan sosial manusia. Interaksi
sosial terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu; adanya kontak sosial dan adanya
komunikasi. Bentuk-bentuk interaksi bisa terwujud dalam kerjasama, persaingan dan
pertentangan.
George Simmel memusatkan perhatiannya pada bentuk interaksi sosial dan
kesadaran individu yang kreatif.  Baginya basis kehidupan sosial adalah individu dan
kelompok yang sadar dan berinteraksi satu sama lain untuk berbagai tujuan, motif dan
kepentingan.

Adanya kesadaran individu menjadi sumber awal Simmel dalam mengkaji lebih
jauh tentang interaksi sosial, berkaitan dengan masalah modernitas, perkembangan
teknologi, pengetahuan, berikut diferensiasinya dan resikonya. Karena kehidupan
dengan interaksi dan komunikasi dapat menumbuhkan kemungkinan-kemungkinan
tertentu, dimana memiliki dampak positif dan negatif.

14
Menurut Georg Simmel interaksi sosial dapat dikelompokan dalam berbagai hal:

 Menurut bentuk, meliputi : subordinasi (ketaatan), superordinasi (dominasi),


hubungan seksual, konflik, sosiabilita (interaksi yang terjadi demi interaksi
itu sendiri dan bukan untuk tujuan lain)

 Menurut tipe, meliputi : interaksi yang terjadi antar individu-individu,


interaksi yang terjadi antar individu-kelompok, interaksi yang terjadi antar
kelompok-individu

Terdapat beberapa teori interaksi sosial berhubungan dan mengadopsi teori psikologi
sosial, yaitu;

1. Teori perbandingan sosial adalah proses saling mempengaruhi dalam interaksi


sosial yang ditimbulkan karena adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri
dengan membandingkan diri dengan orang lain. Menurut Brigham (1991), pada
umumnya yang dijadikan perbandingan adalah orang yang dinilai mempunyai
kesamaan atribut dengannya, misalnya sama dalam hal usia, jenis kelamin,
sikap, emosi, pendapat, kemampuan atau pengalaman. 
2. Teori inferensi korespondensi adalah jika tingkah laku individu berhubungan
dengan sikap atau karakteristik seseorang, berarti seorang individu dapat melihat
individu lain berdasarkan sikap dan karakteristik individu yang dilihatnya. Teori
ini dikembangkan oleh Jones & Davis (1965).
3. Teori atribusi eksternal adalah teori yang membahas tentang prilaku seseorang.
Apakah itu disebabkan karena faktor internal, misalnya sifat, karakter, sikap.
Atau karena faktor eksternal, misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu
yang memaksa seseorang melakukan perbuatan tertentu.
4. Teori penilaian sosial adalah suatu teori yang memusatkan bagaimana kita
membuat penilaian tentang opini atau pendapat yang kita dengar dengan
melibatkan ego dalam pendapat tersebut. Teori ini dikemukakan oleh Sherif dan
Hovland (1961) mencoba menggabungkan sudut pandangan psikologi, sosiologi
dan antropologi.

15
BAB IV

16
HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA

A. TEORI KEBUTUHAN MANUSIA

Membaca pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan, tidak bisa lepas dari teori
motivasi yang menjadi landasannya. Ada tujuh konsep dasar yang digunakan Maslow
dalam memahami manusia secara menyeluruh di antaranya adalah: Pertama, manusia
adalah individu yang terintegrasi penuh. Kedua, karakteristik dorongan atau kebutuhan
yang muncul tidak bisa dilokasikan pada satu jenis kebutuhan tertentu. Ketiga, kajian
tentang motivasi harus menjadi bagian dari studi tentang puncak tujuan manusia.
Keempat, teori motivasi tidak dapat mengabaikan tentang kehidupan bawah sadar.
Kelima, keinginan yang mutlak dan fundamental manusia adalah tidak jauh dari
kehidupan sehari-harinya. Keenam, keinginan yang muncul dan disadari, seringkali
merupakan pencetus dari tujuan lain yang tersembunyi. Ketujuh, teori motivasi harus
mengasumsikan bahwa motivasi adalah konstan dan tidak pernah berakhir, dan masih
ada beberapa konsep dasar lainnya.

Teori motivasi Maslow ini berguna untuk memberikan argumen yang kuat
dalam penggunaan struktur kebutuhan sebagai penggerak motivasi manusia secara
menyeluruh. Inilah yang menjadi ciri khas pemikiran Maslow sebelum ada filsafat
manusia sebelumnya. Yaitu tentang kebutuhan manusia. Struktur teori Maslow yang
menyeluruh dibangun atas landasan hierarki kebutuhan yang lain.

Maslow membagi hierarki kebutuhan dalam lima tingkat dasar kebutuhan yaitu:

1. Kebutuhan fisik (physiological needs)


Kebutuhan fisik adalah yang paling mendasar dan paling mendominasi
kebutuhan manusia. kebutuhan ini lebih bersifat biologis seperti oksigen,
makanan, air dan sebagainya. Pemikiran Maslow akan kebutuhan fisik ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi pasca Perang Dunia II. Saat itu, manusia berada dalam
kondisi yang begitu memilukan. Salah satunya adalah dilandanya kelaparan.

17
Oleh karena itu, Maslow menganggap kebutuhan fisik adalah yang utama
melebihi apapun.
2. Kebutuhan akan rasa aman ( Safety needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung mencari rasa
aman, bisa berupa kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
kekacauan dan sebagainya. Kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan
hidup manusia supaya menjadi lebih baik.
3. Kebutuhan akan kepemilikan dan cinta (The belongingness and love Needs)
Setelah kebutuhan fisik dan rasa aman terpenuhi, manusia akan cenderung
mencari cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain.
Jadi, Kebutuhan akan cinta tidak sama dengan kebutuhan akan seks. Sebaliknya,
Maslow menegaskan, kebutuhan akan seks justru dikategorikan sebagai
kebutuhan fisik. Kebutuhan akan cinta ini menguatkan bahwa dalam hidup,
manusia tidak bisa terlepas dari sesama.
4. Kebutuhan untuk dihargai (The esteem Needs)
Setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, maka sudah menjadi naluri manusia
untuk bisa dihargai oleh sesama bahkan masyarakat. Maslow
mengklasifikasikan kebutuhan ini menjadi dua bagian yaitu, Pertama lebih
mengarah pada harga diri. Kebutuhan ini dianggap kuat, mampu mencapai
sesuatu y ang memadai, memiliki keahlian tertentu menghadapi dunia, bebas dan
mandiri. Sedangkan kebutuhan yang lainnya lebih pada sebuah penghargaan.
Yaitu keinginan untuk memiliki reputasi dan pretise tertentu (penghormatan atau
penghargaan dari orang lain). Kebutuhan ini akan memiliki dampak secara
psikologis berupa rasa percaya diri, bernilai, kuat dan sebagainya
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia setalah
kebutuhan-kebutuhan di atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini
berdampak pada kondisi psikologi yang meninggi pula seperti perubahan
persepsi, dan motivasi untuk selalu tumbuh dan berkembang.

Dengan kelima hierarki kebutuhan itulah yang menjadi struktur kunci Maslow
dalam menjelaskan manusia. Konsep fundamental dari pendirian teori Maslow adalah:

18
Manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh
spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Menurutnya,
kebutuhan juga bersifat psikologis, bukan sematamata fisiologis. Sebab, kebutuhan
inilah yang menjadi inti dari kodrat manusia. Sedangkan sesuatu itu disebut sebagai
kebutuhan dasar apabila memenuhi beberapa syarat berikut yaitu:

1. Bila tidak terpenuhi dapat menimbulkan penyakit,


2. Memenuhinya dapat mencegah timbulnya penyakit,
3. Pemulihannya dapat menyembuhkan penyakit,
4. Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks, orang bebas memilih
(seseorang yang sedang kekurangan, akan cenderung memilih kebutuhan dibanding
kepuasan lainnya),
5. Kebutuhan itu tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak terdapat pada orang
yang sehat.
B. Budaya dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia

Budaya berfungsi membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.


Kebutuhan hidup manusia terdiri atas kebutuhan biologis, kebutuhan social, dan
kebutuhan psikologis. Manusia mempunyai berbagai kebutuhan agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu, kebutuhan manusia muncul sebagai
upaya manusia untuk memanfaatkan lingkungan. Kebutuhan manusia akan berbeda
sesuai dengan tempat, waktu, situasi dan kondisi. Kebutuhan di desa akan berbeda
dengan kebutuhan di kota, kebutuhan pada waktu musim hujan akan berbeda dengan
kebutuhan pada waktu musim kemarau, dan sebagainya.

1. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis mutlak harus dipenuhi manusia, artinya jika kebutuhan
biologis ini tidak terpenuhi maka organ tubuh manusia akan terganggu, bahkan bias
meninggal dunia. Kebutuhan biologis mencakup :
a. makan dan minum
b. istirahat
c. buang air besar dan kecil

19
d. perlindungan dari iklim dan cuaca
e. pelepasan dorongan seksual
f. kesehatan yang baik
Dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis manusia yang satu harus
memperhatikan kepentingan manusia yang lain.
2. Kebutuhan Sosial
Untuk memudahkan tercapainya kebutuhan biologis, manusia memerlukan
kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial antara lain :
a. Kegiatan bersama.
Dalam kehidupan di masyarakat, manusia tidak bisa hidup sendiri, karena pasti
membutuhkan manusia yang lain. Oleh sebab itu manusia menciptkan kegiatan
bersama untuk memeuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Sejak dulu manusia tidak bias hidup sendiri, karenanya manusia
disebut makhluk social.
b. Berkomunikasi dengan sesama.
Komunikasi antar manusia dapat dilakukan baik dengan bahasa lisan, tulisan,
maupun isyarat. Tanpa kemampuan komunikasi dengan sesama, manusia akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu,
proses berkomunikasi telah dilakukan pada anak-anak sejak usia balita demi
pertumbuhan fisik dan mentalnya.
c. Keteraturan social dan kontrol social.
Keteraturan social dan kontrol social sangat dibutuhkan manusia sebagai warga
masyarakat. Keteraturan social akan menciptakan suatu masyarakat yang tertib,
aman, dan tenteram. Keteraturan ini akan tercapai apabila semua anggota
masyarakat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang ada. Untuk menjaga keteraturan social diupayakan adanya kontrol
social. Kontrol social dapat dilakukan antar manusia, baik sebagai individu
maupun kelompok.
d. Pendidikan. Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terlaksana, pendidikan
sangat dibutuhkan. Pendidikan dapat membuka mata dan hati serta wawasan
menuju kearah kehidupan yang lebih baik.
3. Kebutuhan Psikologis

20
Kebutuhan psikologis meliputi hal-hal berikut :
a. Rileks atau santai.
Rileks atau santai adalah pengendoran ketegangan, merupakan kebutuhan
psikologis untuk menghilangkan kejenuhan dan berfungsi sebagai penyegar
(refreshing) kehidupan manusia. Manusia dalam melakukan aktivitasnya sering
mengalami kelelahan dan kejenuhan, oleh karena itu manusia perlu bersantai
agar semangatnya timbul kembali, misalnya menikmati pemandangan alam,
menikmati musik, dan sebagainya.
b. Kasih sayang.
Kasih sayang, cinta dan kemesraan selalu dibutuhkan manusia sebagai mahluk
social. Manusia inin disayangi dan ingin menyayangi. Wujud kasih saying ini
dapat melahirkan kreativitas manusia, manusia punya semangat hidup karena
cinta dan kasih saying. Karena itu kasih saying, cinta dan kemesraan adalah
kebutuhan psikologis manusia.
c. Kepuasan altruistic.
Kepuasan altruistic adalah suatu kepuasan manusia untuk berbuat baik atau
berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide, atau suatu citacita.
d. Kehormatan.
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan, namun
demikian dari kekayaan dan kekuasaan kadangkala melahirkan kehormatan.
Kehormatan biasanya lahir dari kewibawaan, kebajikan kearifan seseorang,
karena itu orang yang paling dihormati atau disegani biasanya mendapat tempat
pada lapisan atas sehingga mereka sering menjadi pemimpin atau pemangku
adat.
e. Kepuasan Ego.
Kepuasan ego terwujud jika seseorang merasa puas setelah berhasil mencapai
cita-cita, keinginan, dan sebagainya.

BAB V
SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS–ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN PATEMBAYAN)
Masyarakat

21
Kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sistem sosial oleh karena
didalam masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial. Secara garis besar, unsur-unsur
sistem sosial dalam masyarakat adalah orangorang yang saling tergantung antara satu
sama lainya dalam suatu keseluruhan. Dalam ketergantungan itu sekumpulan manusia
yang terintegrasi yang bersifat lebih kekal dan stabil. Selama masing-masing individu
dalam kelompok masyarakat itu masih saling tergantung dan masih memiliki kesamaan
dan keseimbangan perilaku, maka selama itu pula unsur-unsur sistem sosial
menjalankan fungsinya. Sedangkan secara khusus dan rinci unsur sistem sosial dalam
masyarakat adalah status, peranan dan perbedaan sosial dari individu-individu yang
saling berhubungan dalam suatu struktur sosial.
Proses sosial sangatlah bermacam-macam, mulai dari pertemuan sepintas lalu
antara orang-orang asing ditempat-tempat umum sampai ikatan persahabatan yang lama
dan intim atau hubungan keluarga. Tanpa memandang tingkat fariasinya, proses sosiasi
ini mengubah suatu kumpulan individu saja menjadi suatu masyarakat (kelompok atau
asosiasi). Masyarakat ada (pada tingkatan tertentu) dimana dan apabila sejumlah
individu terjalin melalui interaksi dan saling mempengaruhi.16 Pembahasan disini
terletak pada kata kunci (masyarakat). Diantara masyarakat pedesaan dan perkotaan
atau bisa juga disebut dengan istilah Paguyuban dan Patembayan terdapat perbedaan.
Kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari beberapa individu
yang hidup bersama dengan hubungan timbal balik yang intensif dan teratur. Kelompok
sosial dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria. Dikutip dari Encyclopaedia
Britannica, sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies dalam Gemeinschaft und Gesellschaft
atau Community and Society (1887) membedakan tipe kelompok sosial menjadi dua
yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaft.
Konsep-konsep tersebut digunakan untuk membedakan antara kehidupan
perkotaan dan pedesaan atau kehidupan komunitas dan kehidupan dalam masyarakat
massa.
A. Gemeinschaft
Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau masyarakat
komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban. Gemeinschaft adalah asosiasi
sosial di mana individu-individu cenderung ke arah komunitas sosial daripada keinginan
dan kebutuhan individu mereka.

22
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni, bersifat alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa
persatuan yang telah dikodratkan. Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu
ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan
didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan.
Kesamaan individu merupakan faktor penguat hubungan sosial, yang kemudian
diperkuat dengan hubungan emosional serta interaksi antar individu.
Di pedesaan, masyarakat tani yang melambangkan Gemeinschaft, hubungan
pribadi didefinisikan dan diatur berdasarkan aturan sosial tradisional. Orang-orang
memiliki hubungan tatap muka yang sederhana dan langsung satu sama lain yang
ditentukan oleh Wesenwille (kehendak alami), sebagai emosi alami dan spontan serta
ekspresi sentimen.
Dalam Kamus Sosiologi (2010), Nicholas Abercrombie, menjelaskan
masyarakat yang ditandai dengan hubungan paguyuban bersifat homogen. Sebagian
besar terikat kekerabatan dan hubungan organik dan memiliki kohesi moral yang
didasarkan pada sentimen keagamaan yang umum.
Dalam Encyclopaedia of the Social Sciences Vol. 3 (1968), Horace Miner
menggambarkan Gemeinschaft untuk merujuk pada komunitas perasaan, semacam
kesatuan ide dan emosi, berasal dari persamaan dan pengalaman hidup bersama. Orang
sering berinteraksi satu sama lain dan cenderung membangun hubungan yang dalam dan
jangka panjang. Kontrol sosial dalam Gemeinschaft dipertahankan melalui cara-cara
informal seperti persuasi moral, gosip dan bahkan gerak tubuh (gestur).
Dikutip dari Dasar-dasar Sosiologi (2009) karya Syahrial Syarbaini Rusdianta,
Gemeinschaft atau masyarakat paguyuban dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
Gemesinschaft by blood, Gemeinschaft by place, dan Gemeinschaft of mind.
1. Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan.
2. Gemeinschaft by place adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak
tempat tinggal serta tempat kerja yang mendorong orang untuk
berhubungan secara intim satu sama lain dan mengacu pada kehidupan
bersama di daerah pedesaan.

23
3. Gemeinschaft of mind adalah hubungan persahabatan yang disebabkan
karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang
mendorong untuk saling berhubungan secara teratur.
A. Gesellschaft
Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat
asosiasi dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan. Patembayan merupakan
konsep yang merujuk pada hubungan anggota masyarakat yang memiliki ikatan yang
lemah. Kadangkala individu tidak saling mengenal, nilai, norma dan sikap menjadi
kurang berperan dengan baik.
Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya
mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan disatukan oleh pemikiran yang
sama. Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan
oleh msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi
industri besar.
Dalam Gesellschaft, kepentingan pribadi yang rasional dan tindakan
penghitungan melemahkan ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama. Dengan
kata lain, Gemeinschaft menembus struktur Gesellschaft.
Dalam patembayan, hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan tidak
langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan
ekonomi dan politik lainnya. Gesellschaft adalah karakteristik tipe ideal kehidupan
perkotaan modern. Seringkali dikonseptualisasikan sebagai masyarakat korporat atau
massa masyarakat yang didasarkan pada hubungan atau peran dan terdiri dari kelompok
asosiasi. Gesellschaft adalah masyarakat sipil di mana kebutuhan individu mendapatkan
prioritas penting daripada asosiasi sosial. Gesellschaft ditandai oleh individualisme,
mobilitas, impersonalitas, pengejaran kepentingan diri sendiri dan penekanan pada
kemajuan daripada tradisi. Nilai-nilai bersama dan keterlibatan pribadi secara total
menjadi prioritas sekunder. Singkatnya, Gesellschaft adalah logika pasar, di mana
hubungan bersifat kontraktual, impersonal dan sementara (temporer).
Gemeinschaft dan Gemeinschaft
Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan antara Gemeinschaft (paguyuban) dan
Gemeinschaft (patembayan):
1. Gemeinschaft (paguyuban)

24
Ciri-ciri Gemeinschaft (paguyuban) adalah sebagai berikut:

1. Ikatan sosial bersifat personal.


2. Tipikal masyarakat rural.
3. Tipikal masyarakat tradisional.
4. Tipikal masyarakat petani.
5. Tradisi masih kuat.
6. Hubungan sosial bersifat tradisional.
7. Hubungan sosial didominasi oleh kerjasama.
8. Sistem kekeluargaan dan kekerabatan masih kuat.
9. Tindakan sosial berdasarkan keyakinan.
10. Mengedepankan prinsip berdasarkan nilai bersama.
11. Komposisi masyarakat bersifat homogen.
12. Tatanan sosial dibentuk oleh tradisi.
13. Interaksi sosial bersifat emosional.
14. Pembagian kerja sederhana.
15. Peran agama dominan dalam pengorganisasian sosial.

2. Gesellschaft (patembayan)
Ciri-ciri Gesellschaft (patembayan) adalah sebagai berikut:
1. Ikatan sosial bersifat impersonal.
2. Tipikal masyarakat urban.
3. Tipikal masyarakat modern.
4. Tipikal msayarakat industri.
5. Tradisi lemah.
6. Hubungan sosial bersifat kontraktual.
7. Hubungan sosial sosial didominasi oleh kompetisi.
8. Sistem kekeluargaan dan kekerabatan lemah.
9. Tindakan sosial berdasarkan komando.
10. Mengedepankan prinsip efisiensi.
11. Komposisi masyarakat bersifat heterogen.
12. Tatanan sosial dibentul oleh birokrasi.

25
13. Interaksi sosial bersifat rasional.
14. Pembagian kerja bersifat kompleks.
15. Peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasn sosial.

DAFTAR PUSTAKA

26
Anonim. 2011. Perubahan Sosial (ISBD).
https://qudsrepublic.blogspot.com/2011/04/makalah-perubahan-sosial-
isbd.html. (29 Mei 2021)
Anonim. 2021. Kajian Teori. http://digilib.uinsby.ac.id. (4 juni 2021).
Anonim. 2021. Teori Kebudayaan. https://ayhie13.wordpress.com/culture/teori-
kebudayaan/. (31 Mei 2021).
Azzulfa, M. Ibnu. 2021. Jenis-Jenis Interaksi Sosial Dan Teorinya Menurut Para
Ahli Sosiologi. https://tirto.id/jenis-jenis-interaksi-sosial-teorinya-menurut-
para-ahli-sosiologi-f8SZ. (31 Mei 2021).
Fernando, Rowland. B. 2013. Manusia Dan Kebudayaan.
http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id. (3 Juni 2021).
Muazaroh, Siti, Subaidi. 2019. Kebutuhan Manusia Dalam Pemikiran Abraham
Maslow. Al – Mazahib. 7(1):6-8.
Putri, Arum. S. 2019. Pengertian Dan Perbedaan Gemeinschaft dan Gesellschaft.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/200000469/pengertian-
dan-perbedaan-gemeinschaft-dan-gesellschaft. (3 Juni 2021).
Rifai, Muhammad. 2015. Memahami Teori Interaksi Sosial.
https://ensiklo.com/2015/08/25/memahami-teori-interaksi-sosial/. (31 Mei
2021).
Rochmawati, Arva. 2011. Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar.
https://id.scribd.com/doc/76548936/Konsep-Ilmu-Sosial-Budaya-Dasar.
(29 Mei 2021).
Sihotang, Amri. P. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Semarang: Semarang
University Press.
Umanailo, M. Chairul. B. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Namlea: FAM
PUBLISHING.
Wibowo, Arif. 2008. Teori Kebudayaan Dan Ilmu Pengetahuan Budaya.
https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/11/11/teori-kebudayaan-dan-ilmu-
pengetahuan-budaya/amp/. ( 31 Mei 2021).

27

Anda mungkin juga menyukai