Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Sesuai dengan hukum-hukum yang belaku mengenai pangan. Pangan

merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di

olah maupun tidak diolah. Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan

tersedia merupakan prasyarat yang cukup sesuai dengan hukum yang berlaku.

Jenis-jenis pangan seperti pangan segar dan pangan olahan. Penyelenggaraan

Pangan dilakukan dengan berdasarkan kedaulatan, kemandirian, ketahanan,

keamanan, manfaat, pemerataan, berkelanjutan dan keadilan. Sesuai dengan

hukum hukum yang mengatur mengenai pangan seperti UU No. 18 Tahun 2012

mengenai pangan, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 8, tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36

tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor

69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan nomor

02240/B/SK/VII/91 tentang Pedoman Persyaratan Mutu serta Label dan

Periklanan Makanan. Sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2012 pasal 5 lingkup

pengaturan penyelenggaraan pangan meliputi : perencanaan Pangan, Ketersediaan

Pangan, keterjangkauan Pangan konsumsi Pangan dan Gizi, Keamanan Pangan,

label dan iklan Pangan, pengawasan, sistem informasi Pangan, penelitian dan

39
40

pengembangan Pangan, kelembagaan Pangan, peran serta masyarakat; dan

penyidikan.

Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 75 ayat (1)

menyatakan bahwa, setiap orang yang melakukan produksi pangan untuk

diedarkan dilarang menggunakan bahan tambahan pangan yang melampaui batas

maksimal yang ditetapkan dan/atau bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan

tambahan pangan. Bila melanggar ketentuan tersebut diancam pidana penjara

paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00

(sepuluh miliar rupiah), yang diatur dalam Pasal 136 Undang-Undang Nomor 18

tahun 2012 tentang Pangan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun

2012 Tentang Pangan, Pasal 1 angka 26: Peredaran Pangan adalah setiap kegiatan

atau serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran Pangan kepada masyarakat,

baik diperdagangkan maupun tidak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, mengatur mengenai Pengamanan Makanan

dan Minuman. Pasal 109: Setiap orang dan/atau badan hukum yang

memproduksi,mengolah, serta mendistribusikan makanan dan minuman yang

diperlakukan sebagai makanan dan minuman hasil teknologi rekayasa genetik

yang diedarkan harus menjamin agar aman bagi manusia, hewan yang dimakan

manusia, dan lingkungan.

Instansi yang terkait mengenai makanan seperti departemen kesehatan,

perindustrian, perdagangan, pertanian, kelautan dan perikanan serta BPOM yang

merupakan lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengawasan pangan di


41

Indonesia, dengan ruang lingkup tugas sesuai yang tercantum di PP 28 tahun

2004.

4.2 Saran

1. Meningkatkan kesadaran produsen untuk memproduksi pangan yang

berkualitas sesuai dengan hukum hukum yang berlaku.

2. Meningkatkan kesadaran konsumen untuk mengonsumsi pangan yang

bermutu, bergizi dan aman untuk tubuh.

3. Tindakan aparat penegak hukum meningkatkan prinsip-prinsip hukum

yang berlaku mengenai pangan dan tetap menjalankan perundang-

undangan yang berlaku.

4. Lebih berperannya BPOM sebagai instansi yang mengawasi obat-obatan

dan makanan yang beredar di masyarakat dengan memperketat pangan

yang beredar.

Anda mungkin juga menyukai