Anda di halaman 1dari 11

Nadia Iswari Putri, Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score...

ISSN 2356 - 4385

Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score


untuk Menilai Kinerja Keuangan serta Memprediksi
Kebangkrutan pada PT. Herba Medica Indonesia
Tahun 2010-2012
Nadia Iswari Putri1), Lucia Ari Diyani2)

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis


Jalan Pulomas Selatan Kav. 22, Jakarta Timur
nadiaiswari@yahoo.com
luciadiyani@gmail.com

Abstract: Financial ratio analysis of financial statements is one of the way to assess the financial
performance of the company. The results showed as well as the development of the company’s financial
condition from year to year. However, to maximize the company’s valuation, financial ratio analysis
should be supported by the z-score method (Altman) that is used to see the condition of the company and
predicting corporate bankruptcy. From the analysis result showed that the financial performance of PT
Herba Medica Indonesia in 2010 to 2012 is quite good. The Company has increased every year and the
z-score> 2.90 which indicates that the company is in a category is not bankrupt.
Keywords: financial ratio analysis, financial performance, Z-Score (Altman) methods, bankruptcy
prediction

Abstrak: Analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan merupakan salah satu cara yang
dilakukan perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Hasilnya memperlihatkan kondisi
serta perkembangan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Namun untuk memaksimalkan
penilaian terhadap perusahaan, analisis rasio keuangan perlu didukung oleh metode Z-score (Altman)
yang digunakan untuk melihat kondisi perusahaan serta memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dari
hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Herba Medica Indonesia pada
tahun 2010 sampai dengan 2012 cukup baik. Perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya dan
nilai z-score > 2.90 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada di kategori tidak bangkrut.
Kata kunci: analisis rasio keuangan, kinerja keuangan, metode Z-Score (Altman), prediksi kebangkrutan

I. PENDAHULUAN unggul diantara pesaingnya agar mampu bersaing


dengan pesaingnya. Untuk mengetahui kemampuan
Seiring dengan perkembangannya, perusahaan perusahaan tersebut maka perlu dilakukan
dihadapkan dengan persaingan yang semakin ketat penilaian kinerja yaitu penilaian kinerja keuangan.
di dunia bisnis. Hal ini terlihat dengan semakin Hasilnya memperlihatkan sejauh mana kondisi dan
banyaknya kehadiran perusahaan-perusahaan baru perkembangan keuangan perusahaan dari tahun ke
yang bersaing satu sama lain. Untuk itu perusahaan tahun selama keberlangsungan hidupnya.
dituntut untuk menjadi perusahaan unggul sehingga Penilaian kinerja keuangan dilihat dengan
mampu bersaing serta bertahan hidup. menggunakan laporan keuangan perusahaan dari
PT. Herba Medica Indonesia (PT. HMI) tahun ke tahun yang ditampilkan untuk dapat dilihat
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang para penggunanya dalam melihat kondisi keuangan
farmasi sejak tahun 2002. Perusahaan ini serta perkembangan keuangannya. Hasilnya dapat
memproduksi obat-obat tradisional (fitofarmaka) dijadikan acuan dalam mengambil keputusan jangka
dan mendistribusikannya ke bidan-bidan di beberapa pendek maupun jangka panjang. Penilaian kinerja
kota. Dalam dunia bisnis sekarang ini, PT. HMI tentu keuangan berdasarkan laporan keuangan dapat
memiliki banyak pesaing sehingga dituntut untuk dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan.

1
Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016

Rasio dibandingkan dari tahun ke tahun untuk melihat Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
kinerja keuangan. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
Namun hasil perbandingan kinerja keuangan keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat
perusahaan dari tahun ke tahun tidak selamanya bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
baik. Sebagai perusahaan non go public, perusahaan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
memiliki kemungkinan kesulitan keuangan yang Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
sangat besar dan memungkinkan perusahaan berada pertanggungjawaban manajemen atas penggunanan
dalam kondisi kebangkrutan bila dibandingkan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka
dengan perusahaan go public. Sehingga perlu (SAK, 2012). Menurut pendapat (Fahmi, 2012:
dilakukan analisis yang memprediksi kemungkinan 22), laporan keuangan menyajikan informasi yang
kebangkrutan perusahaan. Analisis yang dilakukan nantinya dimanfaatkan oleh investor dalam membuat
adalah dengan menggunakan metode Z-score yang keputusan untuk menanamkan saham pada suatu
memperlihatkan kondisi kebangkrutan perusahaan perusahaan dengan melihat prospek keuangan
saat ini dan dapat memprediksi kondisi perusahaan dari tahun ke tahun. Maka dapat dikatakan bahwa
di tahun selanjutnya. Hasilnya dijadikan evaluasi tujuan laporan keuangan adalah memberi informasi
bagi perusahaan dalam menentukan strategi yang mengenai kondisi keuangan perusahaan bagi
akan perusahaan gunakan kedepannya demi pihak internal maupun eksternal perusahaan dalam
keberlangsungan hidup perusahaan itu sendiri. membuat keputusan-keputusan perusahaan baik yang
Berdasarkan uraian di atas Perumusan Masalah: bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
(1). Bagaimana kinerja keuangan PT. Herba Menurut pendapat Lyn M. Fraser dan Aileen
Medica Indonesia pada tahun 2010-2012 dilihat Ormiston (Fahmi, 2012: 22-23), menyatakan bahwa
menggunakan rasio keuangan?, dan (2). Bagaimana suatu laporan tahunan perusahaan terdiri dari empat
prediksi kebangkrutan PT. Herba Medica Indonesia laporan keuangan pokok yaitu neraca, laporan laba-
dilihat menggunakan metode Z-Score (Altman)? rugi, laporan ekuitas pemegang saham, dan laporan
Sedangkan Tujuan Penelitian: (1). Untuk arus kas. Neraca menunjukkan posisi keuangan
mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan PT. tiap akhir tahun. Laporan laba-rugi menunjukkan
Herba Medica Indonesia pada tahun 2010-2012 hasil usaha seperti pendapatan, beban, laba untuk
dilihat menggunakan rasio keuangan, dan (2). periode tertentu. Laporan ekuitas pemegang saham
Untuk mengetahui prediksi kebangkrutan PT. Herba menampilkan rekonsiliasi saldo awal dan akhir
Medica Indonesia dilihat menggunakan metode semua akun yang ada dalam ekuitas pemegang
Z-Score (Altman) saham di neraca. Sedangkan laporan arus kas berisi
informasi arus kas masuk dan keluar kegiatan operasi,
pendanaan, dan investasi selama suatu periode.
II. METODE PENELITIAN Penelitian ini hanya menggunakan neraca dan
laporan laba-rugi sebagai data yang akan diteliti
A. Laporan Keuangan dikarenakan laporan perubahan modal serta laporan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian aliran kas biasanya telah diikhtisarkan ke dalam
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan neraca dan laporan laba-rugi.
suatu entitas (SAK, 2012). Laporan keuangan juga l Neraca
merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan Neraca merupakan suatu laporan mengenai
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Harjito dan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu
Martono, 2012: 51). tertentu (Brigham dan Houston, 2010: 87). Sebelah
Sedangkan menurut (Fahmi, 2012: 21), kiri neraca memperlihatkan total aset yang dimiliki
“Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang perusahaan, sedangkan sebelah kanan neraca
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, menampilkan kewajiban dan ekuitas perusahaan.
dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan Aset dibagi menjadi dua kategori yaitu aset
sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar meliputi kas,
tersebut.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa piutang usaha, dan persediaan berumur satu tahun
laporan keuangan perusahaan memberikan informasi atau kurang. Sedangkan aset tidak lancar merupakan
mengenai posisi keuangan dan menggambarkan aset yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun
perkembangan kinerja keuangan perusahaan pada seperti peralatan, kendaraan, dan lainnya. Kewajiban
waktu atau periode tertentu. perusahaan dibagi menjadi dua yaitu kewajiban
2
Nadia Iswari Putri, Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score...

lancar dan utang jangka panjang. Kewajiban lancar kondisi keuangan perusahaan, acuan dalam membuat
adalah kewajiban yang jatuh temponya satu tahun. keputusan-keputusan serta dalam menilai kinerja
Sedangkan utang jangka panjang diantaranya manajemen itu sendiri.
pinjaman jangka panjang dan obligasi yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun. Sedangkan ekuitas C. Analisis Rasio Keuangan
pemegang saham dibagi menjadi dua yaitu saham
biasa dan laba ditahan. Analisis rasio keuangan merupakan analisis
mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan
l Laba-Rugi
yang melibatkan neraca dan laba-rugi (Harjito dan
Laporan laba-rugi adalah laporan yang
Martono, 2012: 51).
merangkum pendapatan dan beban perusahaan
selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal 1) Rasio Likuiditas
atau satu tahun (Brigham dan Houston, 2010: 93). Menurut pendapat Fahmi (2012: 65-72), rasio
Sedangkan menurut Fahmi (2012: 52), “Laporan likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan
laba-rugi (income statement) merupakan laporan yang memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat
menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan waktu.
dan biaya dari suatu perusahaan pada periode l Rasio Lancar (Current Ratio)
tertentu.” Laporan laba-rugi biasanya menampilkan Rasio ini mengukur kemampuan suatu
penjualan bersih, beban, laba atau rugi bersih. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan utang ketika
jatuh tempo. Semakin tinggi hasilnya, maka semakin
B. Analisis Laporan Keuangan baik. Rumusnya:
assets
Current
Analisis laporan keuangan merupakan analisis
yang dilakukan dengan menggunakan laporan Current liabilities
keuangan dengan tujuan untuk mendapat informasi l Rasio Cepat (Quick Ratio)
tentang posisi keuangan suatu perusahaan. Nantinya Merupakan uji tingkat likuiditas perusahaan
informasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam dengan memfokuskan pada komponen aktiva lancar
pengambilan keputusan di masa yang akan datang. yang sedikit tidak likuid atau tingkat likuiditasnya
Hasil analisis laporan keuangan memberikan kecil seperti persediaan. Semakin besarnya hasilnya,
informasi bagi manajemen perusahaan tentang semakin baik. Rumusnya:
kekuatan serta kelemahan yang dimiliki perusahaan Current assets − Inventories
sehingga dapat dijadikan gambaran untuk kedepannya
Current liabilities
(Kasmir, 2012: 66). Sedangkan menurut Syamsuddin
(2011: 37), “Analisa laporan keuangan perusahaan l Rasio Modal Kerja Bersih (Net Working Capital
pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio Ratio)
untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa Rasio yang dapat memperlihatkan jalannya
lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.” perusahaan bila dibandingkan tiap tahunnya. Semakin
Menurut pendapat Kasmir (2012: 68), manfaat besar hasilnya, semakin tinggi tingkat likuiditas
analisis laporan keuangan adalah: perusahaan. Rumusnya:
l Mengetahui posisi keuangan perusahaan periode Current assets - Current liabilities
tertentu serta hasil usaha selama periode tertentu
l Mengetahui kelemahan yang menjadi kekurangan 2) Rasio Leverage
perusahaan Menurut pendapat Fahmi (2012: 72-77), rasio
l Mengetahui kekuatan atau kelebihan yang leverage mengukur seberapa besar perusahaan
perusahaan miliki dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan
l Acuan dalam membuat langkah perbaikan atau perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
strategi ke depan sesuai dengan kondisi keuangan Rasio leverage dibagi menjadi:
perusahaan saat ini l Debt Ratio
l Penilai kinerja manajemen Rasio ini melihat perbandingan utang
l Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis perusahaan. Mengukur besar aktiva yang dibiayai
Dapat diambil pemahaman bahwa laporan kreditur. Semakin tinggi hasilnya, semakin besar
keuangan sangat diperlukan perusahaan karena dari modal pinjaman yang digunakan untuk peroleh
laporan keuangan tersebut perusahaan dapat melihat keuntungan. Rumusnya:

3
Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016

Total Liabilities Sales


Total Assets Total Asset
Penggunaan leverage keuangan yang tinggi 4) Rasio Profitabilitas
akan meningkatkan Rentabilitas Modal Saham Menurut pendapat Fahmi (2012:80-82), rasio
(Return On Investment/ROE) dengan cepat, dan profitabilitas menunjukkan laba dalam hubungannya
sebaliknya (Hanafi dan Halim, 2012:78). dengan investasi. Rasio profitablilitas mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
l Debt to Equity Ratio
keuntungan (profitabilitas). Rumus yang digunakan
Memperlihatkan besarnya jaminan atas modal
terdiri dari:
pinjaman ke kreditor dari modal sendiri yang dimiliki
perusahaan. Rumusnya: l ROI (Return on Investment)
Memperlihatkan kemampuan investasi yang
Total Liabilities
telah ditanam dapat mengembalikan keuntungan
Total Shareholders ' Equity sesuai harapan. Semakin besar hasilnya maka efisiensi
3) Rasio Aktivitas manejemen semakin tinggi. Rumusnya:
Menurut pendapat Fahmi (2012:77-80), Earning After Tax ( EAT )
rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan Total Asset
penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan l ROE (Return on Equity)
untuk digunakan dalam menunjang aktivitas Memperlihatkan sejauh mana penggunaan
perusahaan secara maksimal dengan maksud sumber daya milik perusahaan mampu memberikan
memperoleh hasil yang maksimal. Rasio aktivitas laba atas ekuitas. Rumusnya:
sering disebut sebagai rasio pengelolaan aset karena Earning After Tax ( EAT )
dari rasio ini memperlihatkan penggunaan dan
Shareholders ' Equity
pengefisienan aset yang dimiliki perusahaan.
Rasio aktivitas dibagi menjadi beberapa macam
D. Kebangkrutan
yaitu:
l Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Kesulitan keuangan dapat dilihat diantara dua
Rasio ini melihat sejauh mana tingkat perputaran titik yaitu likuiditas (jangka pendek) dan insovabel.
persediaan yang dimiliki suatu perusahaan dalam Kesulitan keuangan jangka pendek sifatnya sementara
setahun. Hal ini memperlihatkan lamanya dana namun dapat menjadi kesulitan keuangan yang sangat
tertanam di persediaan. Semakin tinggi hasilnya, buruk. Semakin buruk maka suatu perusahaan dapat
semakin efektif manajemen persediaan perusahaan. diprediksikan bangkrut karena mengalami kesulitan
Rumusnya adalah sebagai berikut: keuangan. Menurut pendapat Hanafi dan Halim
Cost of Good Sold (2012: 259), informasi kebangkrutan bermanfaat
Average Inventory untuk beberapa pihak yaitu:
1) Pemberi pinjaman. Digunakan untuk kebijakan
l Fixed Assets Turnover memonitor pinjaman serta keputusan siapa yang
Rasio ini melihat sejauh mana aktiva tetap yang diberikan pinjaman.
dimiliki perusahaan memiliki tingkat perputarannya 2) Investor. Digunakan untuk melihat tanda-tanda
secara efektif, dan memberikan dampak pada kebangkrutan seawal mungkin sehingga dapat
keuangan perusahaan yaitu pada penjualan. Semakin mengantisipasi kemungkinan bangkrut atau
tinggi hasilnya, semakin efektif penggunaan aktiva tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga
tetap perusahaan. Berikut rumusnya: yang investor keluarkan.
Sales 3) Pihak Pemerintah. Digunakan dalam tanda-
Fixed Asset − net tanda kebangkrutan lebih awal untuk melakukan
l Total Assets Turnover tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur 4) Akuntan. Dalam menilai kemampuan going
kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan concern perusahaan.
berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan dan 5) Manajemen. Digunakan dalam mendeteksi
mengukur seberapa efektir perusahaan menggunakan awal kebangkrutan sehingga dapat melakukan
total aktivanya. Rumus yang digunakan adalah penghematan biaya-biaya yang dianggap sebagai
sebagai berikut: biaya kebangkrutan.
4
Nadia Iswari Putri, Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score...

E. Metode Z-Score (Altman) dari nilai tersebut merupakan perusahaan bangkrut


dan sebaliknya.
Menurut Hayes et al. (2010:124), “Rumus
Z-Score (Altman) adalah formula multivariat Tabel12.1
Tabel Nilai-nilaivariabel
Nilai-nilai Variabel
digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan Perusahaan Perusahaan
perusahaan dan untuk mendiagnosa kemungkinan Bangkrut Tidak Bangkrut
bahwa perusahaan akan bangkrut dalam jangka
X1 -,061 0,414
waktu dua tahun.” Altman menemukan rasio yang
X2 -,626 0,355
dikombinasikan dengan menggunakan analisis
X3 -,318 0,154
deskriminan untuk melihat perusahaan bangkrut atau
tidak bangkrut. Menurut Altman (Hanafi dan Halim, X4 0,401 2,477
2012), persamaan Z-score (Altman) untuk perusahaan X5 1,500 1,900
non go public adalah sebagai berikut:
Zi = 0.717X1 + 0.847X2 + 3.107X3 + 0.42X4 + 0.998X5 Tabel 2 menunjukkan titik cut-off nilai z-score
Tabel 2.2 Titik cut-off Z-score (Altman)
(Zi) untuk perusahaan non go public. Jika perusahaan
Hasil X1 ((Current Assets-Current Liabilities) memakai nilai pasar, maka suatu perusahaan
Dengan Dengandapat di
/ Total Assets) memperlihatkan tingkat likuiditas Tabel 2.1 Nilai-nilai Variabel
Nilai Pasar
prediksi bangkrut atau tidak dengan melihat Nilai Buku
titik cut-
dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh Tidak Bangkrut
off berdasarkan nilai 2,99
pasar. Sedangkan
Perusahaan 2,90
perusahaan
Perusahaan
modal kerja atas total aset yang dimiliki. Semakin Jika Zi >
yang menggunakanBangkrut Tidak
nilai buku seperti Bangkrut non
perusahaan
kecil hasilnya, maka semakin besar kemungkinan go public X1 dapat memprediksi
Bangkrut -,0611,81 kebangkrutan1,20 dengan
0,414
perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar Jika Zi <
melihatXtitik cut-off -,626
berdasarkan nilai 0,355
buku. Daerah
hutang jangka pendeknya. rawan
2
seperti yang terdapat dalam tabel 2 merupakan
Daerah
X3 Rawan -,318 1,81-2,99 1,20-2,90
0,154
Hasil X2 (Retained Earnings / Total Assets) daerah dimana suatu perusahaan kemungkinan
memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam X4 0,401 2,477
mengalami kebangkrutan dan tidak. Hal ini tergantung
memperoleh laba ditahan. Nantinya digunakan untuk Tabel X5 1,500
Lancar gunakan,1,900
dari3.1 Perhitungan
strategi yangRasio
perusahaan kemungkinan
investasi perusahaan dan tidak diberikan kepada terjadi klasifikasi 2010
yang salah. 2011
Keterangan 2012
pemegang saham dan pihak terkait lainnya.
Current
Tabel22.2
Tabel Titik
Titik cut-off
cut-off Z-score(Altman)
Z-score (Altman)
Hasil X3 (EBIT / Total Assets) memperlihatkan
Assets 213,680,580 289,588,360 419,133,715
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba Current Dengan Dengan
sebelum pajak dan bunga atas total aset yang dimiliki Liabilities Nilai Pasar
53,936,034 Nilai Buku
25,735,959 24,641,716
perusahaan. Rasio ini juga mengukur produktifitas Tidak
Current Bangkrut 2,99 2,90
penggunaan dana yang dipinjam. Ratio Jika Zi > 3.96 11.25 17.01
Hasil X4 (Book Value of Equity / Book Value Tabel 3.2 Bangkrut 1,81
Perhitungan Rasio Cepat 1,20
of Total Liabilities) memperlihatkan kemampuan Jika Zi <
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya Daerah Rawan 1,81-2,99 1,20-2,90
berdasarkan nilai buku dari modal yang dimiliki 2010 2011 2012
Keterangan
perusahaan. Semakin besar hasilnya maka semakin Current
baik perusahaan dalam memenuhi kewajiban- B. Metode
Tabel Penelitian
3.1 Perhitungan Rasio Lancar
Assets 213,680,580 289,588,360 419,133,715
kewajibannya. 1. Objek Penelitian
Inventories 2010
52,505,580 2011
91,642,860 2012
161,189,215
Keterangan
Hasil X5 (Sales / Total Assets) memperlihatkan Current
Current
kemampuan perusahaan dalam upaya memaksimalkan Assets Penelitian213,680,580
Liabilities dilaksanakan289,588,360
53,936,034 pada PT. Herba
25,735,959 Medica
24,641,716
419,133,715
efektivitas penggunaan aset perusahaan dalam Indonesia
Ratio yang berada
Current
Quick 2.99di Komplek
7.69Mahkota 10.47
Mas
menghasilkan penjualan untuk menigkatkan usaha. Liabilities
Blok 01 No.11,53,936,034 25,735,959Penelitian
Cikokol, Tangerang. 24,641,716
ini
Rasio yang lebih besar mencerminkan kemampuan Current
akan dilaksanakan selama masa penyusunan proposal
Ratio 3.96 11.25 17.01
perusahaan mengatasi persaingan yang ada. dan skripsi untuk memperoleh semua data yang
Tabel 3.2 Perhitungan Rasio Cepat
dibutuhkan.
l Penilaian Z-Score
Tabel 3.3 Perhitungan Rasio Modal Kerja Bersih
Tabel 1 menunjukkan nilai kelima variabel
2. Jenis Penelitian
dari hasil penelitian-penelitian Altman sebelumnya.
Dalam perusahaan yang bangkrut nilai untuk X1, Keterangan 2010
Penelitian ini bersifat studi2011 2012
deskriptif (descriptive
X2, dan X3 yang berada di titik kurang dari 0 adalah Current
study) yang merupakan penelitian terhadap fenomena
Assets 213,680,580 289,588,360 419,133,715
perusahaan bangkrut, dan sebaliknya. Sedangkan atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti
nilai untuk X4 dan X5 yang berada di 1,500 dan kurang Inventories
dari subyek 52,505,580 91,642,860organisasional,
berupa: individu, 161,189,215
Current
Liabilities 53,936,034 25,735,959 24,641,716
Quick Ratio 2.99 7.69 5
10.47
Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016

industri atau perspektif yang lain. Studi deskriptif 5. Metode Analisis Data
menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat Metode analisis data yang peneliti gunakan
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk adalah analisis deksriptif kuantitatif dan kualitatif.
memecahkan masalah-masalah bisnis. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah
pendekatan statistik dengan mengolah data berupa
3. Sumber Data
angka yang di dapat dari perusahaan menggunakan
l Data Primer Kuantitatif, yaitu data asli yang rasio keuangan. Hasil perhitungannya ditampilkan
peneliti kumpulkan sendiri dari PT. Herba dalam bentuk rumus serta tabel 2.
Medica Indonesia berbentuk angka atau bilangan. Sedangkan analisis kualitatif yang peneliti
Data yang digunakan adalah laporan keuangan lakukan adalah dengan menggunakan jenis
perusahaan tahun 2010-2012. penelitian deskriptif yaitu dengan cara menjelaskan
l Data Sekunder Internal yaitu data yang didapatkan dari gambaran data yang telah terkumpul dengan
dari pihak internal PT. Herba Medica Indonesia variabel yang mempengaruhi. Dalam hal ini peneliti
berupa laporan keuangan. menghubungkan hasil dari perhitungan rasio
l Data Sekunder Eksternal yaitu data yang diperoleh keuangan dan metode Z-score (Altman) dengan teori
dari pihak diluar perusahaan seperti data yang yang ada dalam menilai kinerja perusahaan serta
didapat dari kepustakaan, penelitian sebelumnya, memprediksi kebangkrutan perusahaan.
jurnal, dan lain-lain

4. Metode Pengumpulan Data


a. Penelitian Kepustakaan
Tabel 2.1 Nilai-nilai Variabel
Dilakukan dengan cara menelaah data sekunder
Perusahaan Perusahaan
yang didapat dari berbagai sumber yaitu jurnal ilmiah, Bangkrut Tidak Bangkrut
buku-buku, serta karya ilmiah yang berhubungan
X1 -,061 0,414
dengan topik yang penulis angkat. Penelitian ini
X2 -,626 0,355
dilakukan untuk lebih memahami kajian mengenai
X3 -,318 0,154
analisis laporan keuangan dalam menilai kinerja X4 0,401 2,477
keuangan serta analisis kebangkrutan dengan metode X5 1,500 1,900
z-score (Altman) melalui buku-buku dan literatur
akuntansi mengenai topik tersebut.
Gambar
Tabel 2.2 Titik 2 Prosedur
cut-off Z-score Penelitian
(Altman)
b. Penelitian Lapangan
Dengan Dengan
l Dokumentasi Lapangan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai Pasar Nilai Buku
Tidak Bangkrut 2,99 2,90
Dilakukan dengan mengumpulkan data dengan A. Perhitungan
Jika Zi > Rasio Keuangan Tahun 2010-
menelaah serta mempelajari dokumen-dokumen 2012Bangkrut 1,81 1,20
perusahaan yaitu laporan keuangan berupa neraca dan
Jika Zi <
laporan laba rugi PT. Herba Medica Indonesia selama 1. Rasio Likuiditas
periode 2010-2012 serta catatan-catatan lain yang Daerah Rawan 1,81-2,99 1,20-2,90
l Rasio Lancar
berhubungan dengan pengembangan atas topik yang
dibahas. Tabel 3 Perhitungan
Tabel 3.1 rasio
Perhitungan Rasio lancar
Lancar

l Wawancara Keterangan 2010 2011 2012


Mengumpulkan data yang didapat melalui Current
Assets 213,680,580 289,588,360 419,133,715
interaksi langsung dengan mengadakan tanya jawab
Current
atau wawancara kepada Direktur Utama PT. Herba Liabilities 53,936,034 25,735,959 24,641,716
Medica Indonesia guna memperoleh data yang Current
Ratio 3.96 11.25 17.01
diperlukan dalam penelitian serta kepada pihak-pihak
yang berhubungan dengan pencatatan, penyusunan, Tabel 3.2 Perhitungan
Dari tabel Rasio Cepat dilihat
3 dapat bahwa pada tahun
dan penyajian laporan keuangan. Data tersebut 2010, rasio lancar perusahaan sebesar 3.96 yang
berupa struktur organisasi serta tugas dan tanggung artinya Rp 1 utang perusahaan dijamin oleh Rp
jawab setiap bagian yang ada di perusahaan. 3.96 aset lancar 2010
Keterangan 2011 tahun 2011,
perusahaan. Pada 2012 rasio
Current
Assets 213,680,580 289,588,360 419,133,715
6 Inventories 52,505,580 91,642,860 161,189,215
Current
Liabilities 53,936,034 25,735,959 24,641,716
Quick Ratio 2.99 7.69 10.47
X4 0,401 2,477
X5 1,500 1,900
Nadia Iswari Putri, Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score...

Tabel 2.2 Titik cut-off Z-score (Altman)


lancar perusahaan meningkat sangat tinggi yaitu Pada tahun 2011, modal kerja bersih perusahaan
184,02% lebih besar yaitu Dengan
11.25 yangDenganberarti Rp 1 mengalami peningkatan sebesar 65.17% menjadi
Nilai Pasar Nilai Buku
utang perusahaan
Tidak Bangkrutdijamin2,99 oleh Rp 11.25 aset lancar.
2,90 Rp 263.852.401. Peningkatan ini dikarenakan
Peningkatan ini> dikarenakan aset lancar perusahaan
Jika Zi bertambahnya jumlah aset yang dimiliki perusahaan
tahun 2011 naik sebesar 35,52%
Bangkrut 1,81 namun1,20utang lancar dan menurunnya kewajiban hutang lancar perusahaan
turun sebesar
Jika Zi52.28%.
< sebesar 52.28% menjadi Rp 25.735.959.
Pada tahun 2012,
Daerah Rawan
rasio lancar
1,81-2,99 1,20-2,90
kembali
Tabel 5 Perhitungan rasio modal kerja bersih
meningkat sebesar 51.16% dari tahun 2011 yaitu
17.01 yang berarti Rp1 utang perusahaan sekarang Keterangan 2010 2011 2012
Tabel 3.1 Perhitungan Rasio Lancar
dijamin oleh Rp17.01 aset lancar. Rasio meningkat Current 213,680,580 289,588,360 419,133,715
Assets
dikarenakan
Keterangan kenaikan 2010jumlah aset 2011lancar perusahaan
2012
Current 53,936,034 25,735,959 24,641,716
Current44.73% dan penurunan utang lancar sebesar
sebesar Liabilities
Assets 213,680,580 289,588,360 419,133,715 Net Working 159,744,546 263,852,401 394,491,999
4.25%
Currentdari tahun sebelum. Hal ini menunjukkan
Capital Ratio
bahwa perusahaan
Liabilities mampu memenuhi
53,936,034 25,735,959hutang jangka
24,641,716
Current
pendeknya dengan besarnya aset lancar yang dimiliki Pada tahun 2012, modal kerja bersih perusahaan
Ratio 3.96 11.25 17.01 kembali mengalami peningkatan sebesar 49.51%
perusahaan.
Tabel 3.2 Perhitungan Rasio Cepat menjadi Rp 394.491.999
Tabel 3.4 Perhitungan Debt Ratio dibandingkan tahun
l Rasio Cepat
2011. Hal
Keterangan ini dikarenakan
2010 peningkatan
2011 aset
2012lancar
Tabel 4 Perhitungan rasio cepat yang
Totalbesar serta berkurangnya
293,936,034 hutang lancar
325,735,959 yang
292,641,716
2010 2011 2012 Liabilities miliki.
perusahaan
Keterangan 2010 2011 2012
Total Assets
Keterangan 550,235,344 626,143,124 814,188,931
Current Peningkatan selama tiga tahun ini
Assets 213,680,580 289,588,360 419,133,715 Current
Debt Ratio 213,680,580
53.42% 289,588,360
52.02% 419,133,715
35.94%
memperlihatkan
Assets bahwa semakin besar kemampuan
Inventories 52,505,580 91,642,860 161,189,215
Current
perusahaan
Current
Debt to dari tahun
53,936,034
Equity Ratio2010-2012 dalam 24,641,716
25,735,959 memenuhi
Liabilities
Liabilities 53,936,034 25,735,959 24,641,716 kewajiban
TabelWorking
Net
lancarnya.
3.5 Perhitungan Debt to Equity263,852,401
159,744,546 Ratio 394,491,999
Quick Ratio 2.99 7.69 10.47 Capital Ratio
Rasio Leverage 2010
2. Keterangan 2011 2012
Tabel 4 memperlihatkan pada tahun 2010, rasio Total
l Debt Ratio
293,936,034 325,735,959 292,641,716
Liabilities
cepat perusahaan adalah sebesar 2.99 yang berarti
Total 256,299,310 300,407,165 521,547,215
tiap Rp 1 utang dijamin oleh Rp 2.99 aset lancar Tabel 63.4Perhitungan debt
Perhitungan Debt
Shareholders'
Tabel ratio
Ratio
diluar
Tabel persediaan.
3.3 PerhitunganTahun 2011,
Rasio Modal rasio
Kerja cepat perusahaan
Bersih Equity
Keterangan 2010 2011 2012
Debt to 114.68% 108.43% 56.11%
meningkat sebesar 157.39% yaitu menjadi 7.69 yang Total
Equity Ratio 293,936,034 325,735,959 292,641,716
artinya tiap Rp 1 utang dijamin oleh Rp 7.69 aset Liabilities
Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931
lancar diluar persediaan. Kenaikan rasio lancar yang
sangat pesat pada tahun 2011 ini disebabkan oleh Debt Ratio
Inventory Turnover
53.42%Ratio 52.02% 35.94%

kenaikan persediaan 74.54% dari tahun sebelumnya. Tabel 3.6 Perhitungan Inventory Turnover Ratio
Tabel to
Debt 6 memperlihatkan
Equity Ratio pada tahun 2010, rasio
Tahun 2012 rasio lancar perusahaan kembali hutang 3.5 perusahaan
Keterangan
Tabel
2010
Perhitungan Debtadalah
2011 53.42%.
to Equitysebesar
Ratio
2012
Hal ini
mengalami peningkatan yaitu sebesar 36.10% Cost of Goods 213,041,040
berarti dana yang 2010 340,413,480
perusahaan gunakan 425,229,500
dari kreditur
Sold
Keterangan 2011 2012
menjadi 10.47, yang berarti setiap Rp 1 utang dijamin adalah
Average
Total 53.42% atau setiap
46,330,860 Rp 0.5342 utang
72,074,220
293,936,034 325,735,959 perusahaan
126,416,038
292,641,716
oleh Rp 10.47 aset lancar diluar persediaan. Dengan dijamin
Inventory Rp 1 aset perusahaan yang berasal dari dana
Liabilities
meningkatnya rasio cepat dari tahun ke tahun, Inventory
Total 4.60
256,299,310 4.72
300,407,165 3.36
521,547,215
kreditur. Pada tahun 2011, rasio hutang mengalami
Turnover
Shareholders'
menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi penurunan
Equity dikarenakan total aset meningkat 13.80%
Fixed Assets Turnover Ratio
kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar dan total
Debt to hutang meningkat
114.68% 10.82%
108.43%sehingga rasio
56.11%
diluar persediaan. Namun sama halnya dengan Equity
Tabel 3.7Ratio
Perhitungan Fixed Assets Turnover Ratio
hutang menjadi 52.02% yang berarti setiap Rp 0.5202
rasio lancar, semakin besar rasio cepat perusahaan utang perusahaan 2010 dijamin 2011Rp 1 aset perusahaan
2012 yang
Keterangan
memperlihatkan kemungkinan besar kelebihan kas berasal
Sales
 dari
Inventorydana kreditur.
Turnover Ratio
754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
atau piutang perusahaan. Tabel 3.6Kemudian pada Turnover
Perhitungan Inventory tahun Ratio
2012, rasio hutang
Fixed 167,414,764 167,414,764 225,915,216
l Rasio Modal Kerja Bersih mengalami penurunan
2010 menjadi
2011 35.94%, 2012artinya
Asset-net
Keterangan
Tabel 5 menunjukkan tahun 2010 modal kerja setiap
Fixedof Rp
Cost Goods0.3594 utang
4.51 perusahaan
213,041,040 7.20 dijamin
340,413,480 Rp
7.161
425,229,500
bersih perusahaan sebesar Rp 159.744.546. Hal ini Assetsperusahaan yang berasal dari dana kreditur.
Sold
aset
Turnover
Average 46,330,860 72,074,220 126,416,038
menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi Hasil yang didapat berdasarkan tabel 6 adalah bahwa
Inventory
kewajiban lancar sebesar Rp 53.936.034 dengan aset perusahaan
Inventory menggunakan 4.60 leverage keuangan rendah
4.72 3.36
lancar yang dimiliki dengan memperoleh modal kerja Turnover
dilihat dengan penurunan yang terjadi tiap tahun dari
bersih sebesar Rp 159.744.546. 2010-2012. Dengan
Fixed Assets Ratio leverage keuangan
penggunaan
Turnover
Tabel 3.7 Perhitungan Fixed Assets Turnover Ratio
7
2010 2011 2012
Keterangan
Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
Total 293,936,034 325,735,959 292,641,716
Capital Ratio Liabilities
Total 256,299,310 300,407,165 521,547,215
Shareholders'
Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016
Equity
Tabel 3.4 Perhitungan Debt Ratio Debt to 114.68% 108.43% 56.11%
Equity Ratio
yang rendah, maka
Keterangan risiko perusahaan
2010 2011 untuk2012
bangkrut Namun pada tahun 2012, perputaran persediaan
akan
Total semakin 293,936,034
rendah juga. Hal ini 292,641,716
325,735,959 dikarenakan perusahaan mengalami penurunan sebesar 28.78%
Liabilities
semakin berkurangnya aset milik perusahaan yang menjadi 3.36 kali
Inventory dalamRatio
Turnover setahun. Ini menunjukkan
Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931
dibiayai oleh kreditor. penurunan efektivitas
Tabel 3.6 Perhitungan perusahaan
Inventory dalam pengendalian
Turnover Ratio
Debt Ratio 53.42% 52.02% 35.94%
persediaan. Dapat 2010
dikatakan pula 2011 bahwa persediaan
2012
l Debt to Equity Ratio Keterangan
Debt to Equity Ratio menjadi tidak 213,041,040
Cost of Goods aktif dibandingkan
340,413,480 tahun 2011
425,229,500
Tabel 7 Perhitungan
Tabel 3.5 debt
Perhitungan Debt to equity
to Equity Ratio ratio
Sold
karena perputaran persediaan terlalu lama yang
Average 46,330,860 72,074,220 126,416,038
2010 2011 2012 menyebabkan
Inventory kemungkinan banyaknya persediaan
Keterangan
Total 293,936,034 325,735,959 292,641,716 yang menumpuk.
Inventory 4.60 4.72 3.36
Liabilities Turnover
Total 256,299,310 300,407,165 521,547,215 l Fixed Assets Turnover Ratio
Keterangan 2010 2011 2012 Fixed Assets Turnover Ratio
Shareholders'
Current
Equity 213,680,580 289,588,360 419,133,715 Tabel
Tabel 9
3.7Perhitungan fixed
Perhitungan Fixed assets
Assets turnover
Turnover Ratio ratio
Assetsto
Debt 114.68% 108.43% 56.11%
CurrentRatio
Equity 53,936,034 25,735,959 24,641,716 2010 2011 2012
Liabilities Keterangan
Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
Net Tabel
Working7 menunjukkan pada tahun 394,491,999
159,744,546 263,852,401 2010 nilai
Capital Ratio
debt to equity ratio
Inventory sebesar
Turnover Ratio114.68% yang artinya Rp Fixed 167,414,764 167,414,764 225,915,216
1Tabel
modal yang dimiliki perusahaan Asset-net
3.6 Perhitungan Inventory Turnover Ratio merupakan Rp
Fixed 4.51 7.20 7.16
1,11468
Keterangan
utang perusahaan
2010 ke 2011
kreditor berupa 2012 modal Assets
Tabel 3.4 Perhitungan
pinjaman yang Debt Ratio perusahaan. Pada tahun
digunakan Turnover
Cost of Goods 213,041,040 340,413,480 425,229,500
Sold
2011 perusahaan 2010 mengalami2011 penurunan 2012 sebesar
Keterangan
Average 46,330,860 72,074,220 126,416,038 Tabel 9 menunjukkan pada tahun 2010, rasio
Total menjadi293,936,034
5.45% 108.43%. Ini berarti
325,735,959 besar modal
292,641,716
Inventory
Liabilities
perputaran aset tetap perusahaan adalah sebesar
pinjaman
Inventory kreditor
Total Assets berkurang
4.60
550,235,344 menjadi
4.72 Rp 814,188,931
626,143,124 1.08433.36dari 4.51 yang artinya perusahaan mampu menghasilkan
Turnover
setiap Rp 1 modal yang dimiliki perusahaan.
Debt Ratio 53.42% 52.02% 35.94% penjualan sebanyak Rp 4.51 dengan Rp 1 aset tetap
Pada Assets
Fixed tahunTurnover
2012,Ratioperusahaan kembali yang dimiliki perusahaan pada tahun 2010. Tahun
mengalami
TabelDebt to Equity
3.7 Perhitungan FixedRatio
penurunan yang
Assets drastis
Turnover Ratiosebesar 48.25% 2011, perputaran aset tetap meningkat sebesar
menjadi 56.11%
Tabel 3.5 Perhitungan
2010
yang
Debt to artinya semakin2012
Equity Ratio
2011
kecil modal 59.79% menjadi 7.20. Peningkatan ini sangat baik
Keterangan
pinjaman dari kreditor yaitu hanya Rp 0.5611
Keterangan 754,520,350 2010 2011 2012 dari dikarenakan peningkatan penjualan yang lebih besar
Sales 1,205,631,075 1,617,720,550
setiap
Total Rp 1 modal milik perusahaan.
293,936,034 325,735,959 Maka dapat
292,641,716 dibandingkan tahun 2010 yang artinya perusahaan
Liabilities
ditarik
Fixed kesimpulan
167,414,764 bahwa leverage 225,915,216
167,414,764 keuangan
Total 256,299,310 300,407,165 521,547,215 dapat menghasilkan penjualan Rp 7.20 dengan
Asset-net
perusahaan
Shareholders' baik karena dari tahun ke tahun jumlah Rp 1 aset tetap perusahaan. Perusahaan dapat
Fixed 4.51 7.20 7.16
modal
Equitypinjaman dari kreditor semakin sedikit dari
Assets mengefektifkan penggunaan aktiva tetap perusahaan
Debt sendiri
modal
Turnover to milik114.68%
perusahaan.108.43% 56.11%
Equity Ratio dalam menghasilkan penjualan.
3. Rasio Aktivitas Namun pada tahun 2012, perusahaan sedikit
Inventory Turnover mengalami penurunan sebesar 0.57% menjadi 7.16
l  Inventory TurnoverRatio
Ratio
yang berarti perusahaan menghasilkan penjualan
Tabel
Tabel83.6
Perhitungan inventory
Perhitungan Inventory turnover
Turnover Ratio ratio
hanya sebanyak Rp 7.16 dengan Rp 1 aset tetap
Keterangan 2010 2011 2012 perusahaan yang lebih rendah dibandingkan tahun
Cost of Goods 213,041,040 340,413,480 425,229,500
2011. Hal ini menunjukkan efektivitas penggunaan
Sold
Average 46,330,860 72,074,220 126,416,038 aktiva tetap perusahaan menurun.
Inventory
Inventory 4.60 4.72 3.36 l Total Assets Turnover Ratio
Turnover
Tabel 10Perhitungan
Tabel 3.8 Perhitungan totalTurnover
Total Assets assets Ratio
turnover ratio
Tabel Assets
Fixed Turnover Ratio lama persediaan
8 menunjukkan Keterangan 2010 2011 2012
berputar tiap tahunnya.
Tabel 3.7 Perhitungan Pada
Fixed Assets tahunRatio
Turnover 2010, persediaan Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
berputar sebanyak 2010 4.60 kali.
2011 Hasilnya didapat dari
2012 Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931
Keterangan
membagi
Sales COGS sebesar 213.041.040
754,520,350 1,205,631,075 dengan rata-
1,617,720,550 Total Assets 1.37 1.93 1.99
Turnover
rata persediaan tahun 2009 dan 2010. Tahun 2011,
Fixed
perputaran 167,414,764 meningkat
persediaan 167,414,764sebesar
225,915,216
2.72%
Asset-net
Dari(Return
ROI
tabel on10Investment)
dapat dilihat bahwa pada tahun
menjadi
Fixed 4.72 kali dalam
4.51 setahun. Hal
7.20ini baik karena
7.16 2010 perputaran total aset yang dimiliki perusahaan
Tabel 3.9 Perhitungan ROI
perusahaan
Assets pada tahun 2011 berhasil mengefektifkan adalah sebesar 1.37 kali yang berarti dengan Rp 1 total
Turnover 2010 2011 2012
manajemen persediaan dengan semakin besar rasio Keterangan
aset yang dimiliki, perusahaan dapat menghasilkan
Earning After -107,775,518 33,080,891 90,855,038
perputaran persediaan perusahaan. penjualan
Tax (EAT) sebanyak Rp 1.37 penjualan. Pada tahun
Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931
8 ROI -19.59% 5.28% 11.16%

Tabel 3.10 Perhitungan ROE

Keterangan 2010 2011 2012


Keterangan
Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931
Nadia Iswari Putri, Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score...
Total Assets 1.37 1.93 1.99
Turnover
2011, perusahaan mengalami peningkatan perputaran dari modal sendiri yang dimiliki. Pada tahun 2011,
total aset sebesar 40.42% menjadi 1.93 yang artinya ROE (Returnmengalami
perusahaan
ROI on Investment)
peningkatan dari tahun
perusahaan mampu menghasilkan Rp 1.93 penjualan sebelum menjadi ROI
Tabel 3.9 Perhitungan 5.58% sehingga dapat diartikan
dengan Rp 1 total aset yang dimiliki. Peningkatan bahwa perusahaan mampu 2010
menghasilkan
2011
laba sebesar
2012
Keterangan
rasio perputaran total aset dikarenakan kenaikan total RpEarning
0.058 After
dari Rp -107,775,518
1 modal yang dimiliki.
33,080,891Peningkatan
90,855,038
aset yang dimiliki perusahaan pada 2011 meningkat iniTax
dikarenakan
(EAT) peningkatan Earning After Tax (EAT)
13.80% dari tahun 2010. Ini menunjukkan efektivitas Total
pada Assets2011 meningkat
tahun 550,235,344 sebanyak
626,143,124 814,188,931
174.65% dari
penggunaan total aktiva yang berarti manajemen ROI2010.
tahun -19.59% 5.28% 11.16%
melakukan tugasnya dengan baik.
Tabel
Tabel12 Perhitungan
3.10 ROE
Perhitungan ROE
Dan pada tahun 2012, perputaran total aset
meningkat kembali meningkat sebesar 3.19% menjadi Keterangan 2010 2011 2012
1.99 sehingga setiap Rp 1 total aset dapat menghasilkan Earning After Tax (EAT)
-107.775.518 33.080.891 90.855.038
Shareholders'
penjualan sebanyak Rp 1.99. Perputaran total aset
Tabel 3.8 Perhitungan Total Assets Turnover Ratio
Equity 658.010.862 593.062.233 521.547.215
milik perusahaan meningkat 30.03% dari tahun 2011. ROE -16,38% 5,58% 17,42%
Seluruh
Keteranganpeningkatan 2010 perputaran 2011total yang dapat
2012
Pada
Tabel 3.10tahun 2012, bahwa
menunjukkan perusahaan
pada tahun kembali
dilihat dari tabel 3.8 menunjukkan bahwa perusahaan
Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931 mendapatkan ROE yang meningkat cukup tinggi
mampu mengefektifkan penggunaan total aktiva.
Total Assets 1.37 1.93 1.99 sebanyak 212.30%
Tabel 3.11 Hasil Perhitunganyaitu
Variabelmenjadi 17.42%. Hal
Z-Score (Altman)
4. Rasio Profitabilitas
Turnover ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu
2010 2011 2012
menghasilkan laba Rp 0.1742 dari Rp 1 modal
l ROI (Return
ROI
on Investment)
(Return on Investment) Working 159,744,546 263,852,401 394,491,999
yangCapital
dimiliki. Dapat dilihat bahwa perusahaan
Tabel
Tabel11
3.9 Perhitungan
Perhitungan ROI ROI
mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga
Total 550,235,344 626,143,124 814,188,931
Keterangan 2010 2011 2012 dapatAssets
menghasilkan laba dan penggunaan modal
Earning After -107,775,518 33,080,891 90,855,038 sendiri
X1 perusahaan digunakan 0.290 dengan0.421efisien yang
0.485
Tax (EAT)
Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931 menjadikan
Retained posisi pemilik perusahaan
143,700,690 semakin
99,592,835 kuat.
21,547,215
ROI -19.59% 5.28% 11.16% Earning
Total 550,235,344 626,143,124 814,188,931
B. Prediksi
Assets
Kebangkrutan Tahun 2010-2012
TabelTabel 11 menunjukkan
3.10 Perhitungan ROE pada tahun 2010 ROI
X2 0.261 0.159 0.026
perusahaan
Keterangan sangat kecil yaitu
2010 2011-19.59%2012 yang artinya 1. Perhitungan Variabel Z-Score (Altman)
pada tahun
Earning After2010
Tax belum 33.080.891
(EAT)
-107.775.518 dapat menghasilkan
90.855.038 laba EBIT -107,775,518 33,080,891 90,885,038
Shareholders' Tabel
Tabel 3.113.11
HasilHasil
Total perhitungan
Perhitungan variabel
626,143,124 (Altman)
Variabel Z-Score
550,235,344 Z-Score
(Altman)
814,188,931
bersih terhadap total aset. Hal ini dikarenakan
Equity 658.010.862 593.062.233 521.547.215 Assets 2010 2011 2012
Earning
ROE After Tax -16,38% (EAT) perusahaan5,58% pada tahun 2010
17,42% X3 -0.196 0.053 0.112
Working 159,744,546 263,852,401 394,491,999
sangat kecil yaitu Rp -107.775.518. Capital
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa pada tahun BV of 256,299,310 300,407,165 521,547,215
Pada tahun 2011 ROI perusahaan meningkat Equity
Total 550,235,344
293,936,034 626,143,124
325,735,959 814,188,931
menjadi 5.28% yang berarti perusahaan sudah mampu
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Variabel Z-Score (Altman)
BV of
Assets
292,641,716
menghasilkan laba bersih dibandingkan tahun 2010. X1 0.290 0.421 0.485
2010 2011 2012
Dari Rp 1 total aset yang dimiliki, perusahaan dapat Retained 143,700,690 99,592,835 21,547,215
Working 159,744,546 263,852,401 394,491,999
menghasilkan
Capital Rp 0.0528 laba bersih. Dan pada tahun Earning
2012,Total
ROI perusahaan meningkat menjadi 11.16%. Total 550,235,344 626,143,124 814,188,931
550,235,344 626,143,124 814,188,931 Assets
Dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 perusahaan
Assets
X2 0.261 0.159 0.026
X1 0.290
mampu menghasilkan Rp 0.1116 0.421 0.485
laba bersih dari Rp
EBIT -107,775,518 33,080,891 90,885,038
Retained
1 total aset yang143,700,690
dimiliki. 99,592,835 21,547,215
Earning Total 550,235,344 626,143,124 814,188,931
Peningkatan
Total ROI yang626,143,124
550,235,344 terlihat dari 814,188,931
tahun 2010- Assets
2012Assets
menyimpulkan bahwa perusahaan berada di X3 -0.196 0.053 0.112
X2 0.261 0.159 0.026
kondisi yang baik dimana manajemen perusahaan BV of 256,299,310 300,407,165 521,547,215
EBIT -107,775,518 33,080,891 90,885,038
efektif dalam mengelola investasinya sehingga Equity
Total 550,235,344 626,143,124 814,188,931 BV of 293,936,034 325,735,959 292,641,716
perusahaan
Assets dapat menghasilkan keuntungan sesuai Liabilities
harapan
X3 dari investasinya -0.196 tersebut. 0.053 0.112 X4 0.872 0.922 1.782
BV of 256,299,310
l ROE
Equity
(Return on Equity) 300,407,165 521,547,215 Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
Tabel
BV of 12 menunjukkan
293,936,034 bahwa pada 292,641,716
325,735,959 tahun 2010, Total 550,235,344 626,143,124 814,188,931
Assets
perusahaan memiliki ROE sebesar -16.38% yang X5 1.371 1.925 1.987
berarti perusahaan belum dapat menghasilkan laba
Tabel 3.12 Hasil Analisis Perhitungan Zi

Tahun 2010 2011 2012


9
Nilai Zi 1.5545 2.9097 3.4491
Batas
Tidak Bangkrut (Zi > 2.90)
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Variabel Z-Score (Altman)

Kalbisocio,Volume 32010
No. 1 Februari 2016
2011 2012
Working 159,744,546 263,852,401 394,491,999
Capital
2. Perhitungan Zi (Z-Score) bahwa perusahaan berada di daerah tidak bangkrut.
Total 550,235,344 626,143,124 814,188,931 Dari hasil perhitungan Zi pada tabel 13 dapat dilihat
Tahun
Assets 2010
ZiX=1 0.717X1 + 0.847X
0.290 + 3.107X30.421
+ 0.42X4 + 0.998X
0.485 5
bahwa dari tahun ke tahun perusahaan mengalami
2
= Retained
0.717(0.290) + 0.847(0.261) + 3.107 peningkatan dari posisi yang terancam bangkrut
143,700,690 99,592,835 21,547,215
(-0.196) + 0.42(0.872) + 0.998(1.371)
Earning (daerah rawan) sampai akhirnya berada di posisi
= Total 550,235,344
0.2079 + 0.2211 626,143,124
+ (-0.6090) + 0.3662 +814,188,931
1.3683 tidak bangkrut.
Assets
= X1.5545
2 0.261 0.159 0.026
Tahun IV. SIMPULAN
EBIT 2011 -107,775,518 33,080,891 90,885,038
ZiTotal
= 0.717X1 +550,235,344
0.847X2 + 3.107X + 0.42X814,188,931
626,143,124
3 4
+ 0.998X5 1.
Hasil kinerja keuangan perusahaan dilihat
= Assets
0.717(0.421) + 0.847(0.159) + 3.107 (0.053) + menggunakan rasio keuangan adalah: a).
X0.42(0.922) -0.196
+ 0.998(1.925) 0.053 0.112
3
Berdasarkan rasio likuiditas, kemampuan
= BV
0.3019
of + 0.1347 + 0.1647300,407,165
256,299,310 + 0.3872 + 1.9212
521,547,215 perusahaan memenuhi kewajiban jangka
Equity
= 2.9097
BV of 293,936,034 325,735,959 292,641,716 pendeknya pada tahun 2010-2012 sangat baik
Tahun 2012
Liabilities karena perusahaan memiliki aset lancar lebih besar
X 0.872+ 3.107X 0.922
Zi = 0.717X1 + 0.847X
4 1.782
+ 0.42X4 + 0.998X dibanding kewajiban lancar. Dengan aset lancar
2 3 5
=Sales
0.717(0.485) + 0.847(0.026)
754,520,350 + 3.1071,617,720,550
1,205,631,075 (0.112) + yang lebih besar dari kewajiban lancar, maka
0.42(1.782)550,235,344
Total + 0.998(1.987) 626,143,124 814,188,931 hutang jangka pendek perusahaan dapat dijamin
Assets
= 0.3477 + 0.0220 + 0.3480 + 0.7484 + 1.9830 dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan, b).
X5 1.371 1.925 1.987
= 3.4491 Berdasarkan rasio leverage, perusahaan dikatakan
baik. Pada tahun 2010 debt ratio perusahaan sebesar
Tabel
Tabel 133.12 Hasil
Hasil Analisis
analisis PerhitunganZi
perhitungan Zi
53.42%, tahun 2011 menjadi 52.02%, dan tahun
Tahun 2010 2011 2012 2012 sebesar 35.94%. Pada tahun 2010 nilai debt to
Nilai Zi 1.5545 2.9097 3.4491 equity ratio sebesar 114.68%, tahun 2011 sebesar
Batas
Tidak Bangkrut (Zi > 2.90) 108.43%, dan tahun 2012 sebesar 56.11%. Hasil
Kriteria tersebut memperlihatkan semakin kecilnya modal
Bangkrut (Zi < 1.20)
perusahaan yang didanai oleh pinjaman kreditor
Daerah Rawan (1.20 < Zi < 2.90) sehingga risiko kemungkinan bagi perusahaan
Hasil Daerah Tidak Tidak untuk tidak dapat mengembalikan pinjaman
Analisis Rawan Bangkrut Bangkrut
kreditor kecil, c). Berdasarkan rasio aktivitas, pada
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa kondisi tahun 2010 dan 2011 kemampuan penggunaan
perusahaan tahun 2010 berada pada daerah rawan yaitu dan pengendalian persediaan serta penggunaan
dengan nilai Zi sebesar 1.5545. Berdasarkan batas aktiva tetap perusahaan dalam menghasilkan
kriteria yang terdapat dalam tabel 4.12, maka pada penjualan baik dan efektif. Namun pada tahun
tahun 2010 perusahaan berpeluang untuk mengalami 2012, perusahaan mengalami penurunan pada
kebangkrutan. Kecilnya nilai Zi dikarenakan rasio aktivitas yaitu rasio perputaran aset tetap.
EBIT pada tahun 2010 sebesar -107,775,518 yang Berdasarkan penggunaan total aset keseluruhan,
mengakibatkan nilai variabel X3 menjadi -0.196. perusahaan melakukan kinerja dengan baik dilihat
Pada tahun 2011, perusahaan mengalami dari semakin meningkatnya efektivitas penggunaan
peningkatan dilihat dari nilai Zi yang meningkat total aset perusahaan, dan d). Berdasarkan rasio
menjadi 2.9097. Angka tersebut memposisikan profitabilitas, perusahaan berada di kondisi yang
perusahaan dalam kondisi yang tidak bangkrut baik. Kemampuan menghasilkan laba baik dan
dan selamat dari kemungkinan kebangkrutan yang penggunaan modal sendiri perusahaan digunakan
dilihat dari hasil perhitungan tahun 2010. Tetapi dengan efisien dan juga manajemen perusahaan
jika dibandingkan dengan batas titik cut-off yang efektif dalam mengelola investasinya.
membatasi bahwa daerah tidak bangkrut berada 2.
Hasil prediksi kebangkrutan perusahaan
pada titik 2.90, maka dapat dikatakan bahwa menggunakan metode Z-score (Altman) adalah
perusahaan hampir berada pada posisi untuk pada tahun 2010 perusahaan berada pada daerah
bangkrut. Peningkatan ini terpengaruh oleh besarnya rawan yang berarti perusahaan mungkin untuk
peningkatan EBIT menjadi 33.080.891. mengalami kebangkrutan. Namun pada tahun
Pada tahun 2012, Zi perusahaan meningkat 2011 perusahaan mengalami peningkatan nilai tiap
sebesar 18.54% menjadi 3.4491 yang menunjukkan variabel sehingga selamat dari kebangkrutan dan

10
Nadia Iswari Putri, Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score...

berada di daerah tidak bangkrut, serta pada tahun IAI. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan
2012 perusahaan kembali mengalami peningkatan Akuntan Indonesia.
sehingga tetap berada di daerah tidak bangkrut. Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Dengan melihat peningkatan yang terus menerus Rajawali Pers.
selama tiga tahun berturut-turut, dapat diprediksi Luhadi, D. (2009). “Analisis Rasio Keuangan dan
bahwa untuk tahun selanjutnya perusahaan masih Diskriminan Z Score Altman untuk Menilai Kinerja
akan berada pada daerah tidak bangkrut. Perusahaan dan Memprediksi Kebangkrutan pada PT Mobile-8
masih dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya TelecomTbk”. Skripsi Sarjana Akuntansi Universitas
dan dapat bersaing dengan pesaingnya. Bina Nusantara, Jakarta.
Sanusi, A. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta:Penerbit

V. DAFTAR RUJUKAN Salemba Empat.


Sunyoto, D. (2011). Metodologi Penelitian untuk Ekonomi.
Brigham, E. F. & Houston, J. F. (2010). Dasar-dasar Yogyakarta: CAPS.
Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Syamsuddin, L. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan:
Fahmi, I. (2012). Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan
Soal Jawab. Bandung: ALFABETA. Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Hanafi, M. M. & Halim, A. (2012). Analisis Laporan Persada.
Keuangan. Yogyakarta: YKPN. Ulfah, R. A. (2011). “Analisis Penggunaan Altman
Harjito, D. A. & Martono. (2012). Manajemen Keuangan Z-Score Untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan
Edisi Kedua. Yogyakarta: EKONISIA. PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk”. Skripsi Sarjana
Hayes, S. K. & Hodge, K. A. & Hughes, L. W. (2010). Akuntansi Universitas Mulawarman, Samarinda.
“A Study of the Efficacy of Altman’s Z To Predict
Bankruptcy of Specialty Retail Firms Doing Business
in Contemporary Times”. Economics & Business
Journal: Inquiries & Perspective. 3, (1), 123-134.

11

Anda mungkin juga menyukai