Abstract: Financial ratio analysis of financial statements is one of the way to assess the financial
performance of the company. The results showed as well as the development of the company’s financial
condition from year to year. However, to maximize the company’s valuation, financial ratio analysis
should be supported by the z-score method (Altman) that is used to see the condition of the company and
predicting corporate bankruptcy. From the analysis result showed that the financial performance of PT
Herba Medica Indonesia in 2010 to 2012 is quite good. The Company has increased every year and the
z-score> 2.90 which indicates that the company is in a category is not bankrupt.
Keywords: financial ratio analysis, financial performance, Z-Score (Altman) methods, bankruptcy
prediction
Abstrak: Analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan merupakan salah satu cara yang
dilakukan perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Hasilnya memperlihatkan kondisi
serta perkembangan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Namun untuk memaksimalkan
penilaian terhadap perusahaan, analisis rasio keuangan perlu didukung oleh metode Z-score (Altman)
yang digunakan untuk melihat kondisi perusahaan serta memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dari
hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Herba Medica Indonesia pada
tahun 2010 sampai dengan 2012 cukup baik. Perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya dan
nilai z-score > 2.90 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada di kategori tidak bangkrut.
Kata kunci: analisis rasio keuangan, kinerja keuangan, metode Z-Score (Altman), prediksi kebangkrutan
1
Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016
Rasio dibandingkan dari tahun ke tahun untuk melihat Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
kinerja keuangan. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
Namun hasil perbandingan kinerja keuangan keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat
perusahaan dari tahun ke tahun tidak selamanya bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
baik. Sebagai perusahaan non go public, perusahaan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
memiliki kemungkinan kesulitan keuangan yang Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
sangat besar dan memungkinkan perusahaan berada pertanggungjawaban manajemen atas penggunanan
dalam kondisi kebangkrutan bila dibandingkan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka
dengan perusahaan go public. Sehingga perlu (SAK, 2012). Menurut pendapat (Fahmi, 2012:
dilakukan analisis yang memprediksi kemungkinan 22), laporan keuangan menyajikan informasi yang
kebangkrutan perusahaan. Analisis yang dilakukan nantinya dimanfaatkan oleh investor dalam membuat
adalah dengan menggunakan metode Z-score yang keputusan untuk menanamkan saham pada suatu
memperlihatkan kondisi kebangkrutan perusahaan perusahaan dengan melihat prospek keuangan
saat ini dan dapat memprediksi kondisi perusahaan dari tahun ke tahun. Maka dapat dikatakan bahwa
di tahun selanjutnya. Hasilnya dijadikan evaluasi tujuan laporan keuangan adalah memberi informasi
bagi perusahaan dalam menentukan strategi yang mengenai kondisi keuangan perusahaan bagi
akan perusahaan gunakan kedepannya demi pihak internal maupun eksternal perusahaan dalam
keberlangsungan hidup perusahaan itu sendiri. membuat keputusan-keputusan perusahaan baik yang
Berdasarkan uraian di atas Perumusan Masalah: bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
(1). Bagaimana kinerja keuangan PT. Herba Menurut pendapat Lyn M. Fraser dan Aileen
Medica Indonesia pada tahun 2010-2012 dilihat Ormiston (Fahmi, 2012: 22-23), menyatakan bahwa
menggunakan rasio keuangan?, dan (2). Bagaimana suatu laporan tahunan perusahaan terdiri dari empat
prediksi kebangkrutan PT. Herba Medica Indonesia laporan keuangan pokok yaitu neraca, laporan laba-
dilihat menggunakan metode Z-Score (Altman)? rugi, laporan ekuitas pemegang saham, dan laporan
Sedangkan Tujuan Penelitian: (1). Untuk arus kas. Neraca menunjukkan posisi keuangan
mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan PT. tiap akhir tahun. Laporan laba-rugi menunjukkan
Herba Medica Indonesia pada tahun 2010-2012 hasil usaha seperti pendapatan, beban, laba untuk
dilihat menggunakan rasio keuangan, dan (2). periode tertentu. Laporan ekuitas pemegang saham
Untuk mengetahui prediksi kebangkrutan PT. Herba menampilkan rekonsiliasi saldo awal dan akhir
Medica Indonesia dilihat menggunakan metode semua akun yang ada dalam ekuitas pemegang
Z-Score (Altman) saham di neraca. Sedangkan laporan arus kas berisi
informasi arus kas masuk dan keluar kegiatan operasi,
pendanaan, dan investasi selama suatu periode.
II. METODE PENELITIAN Penelitian ini hanya menggunakan neraca dan
laporan laba-rugi sebagai data yang akan diteliti
A. Laporan Keuangan dikarenakan laporan perubahan modal serta laporan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian aliran kas biasanya telah diikhtisarkan ke dalam
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan neraca dan laporan laba-rugi.
suatu entitas (SAK, 2012). Laporan keuangan juga l Neraca
merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan Neraca merupakan suatu laporan mengenai
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Harjito dan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu
Martono, 2012: 51). tertentu (Brigham dan Houston, 2010: 87). Sebelah
Sedangkan menurut (Fahmi, 2012: 21), kiri neraca memperlihatkan total aset yang dimiliki
“Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang perusahaan, sedangkan sebelah kanan neraca
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, menampilkan kewajiban dan ekuitas perusahaan.
dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan Aset dibagi menjadi dua kategori yaitu aset
sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar meliputi kas,
tersebut.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa piutang usaha, dan persediaan berumur satu tahun
laporan keuangan perusahaan memberikan informasi atau kurang. Sedangkan aset tidak lancar merupakan
mengenai posisi keuangan dan menggambarkan aset yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun
perkembangan kinerja keuangan perusahaan pada seperti peralatan, kendaraan, dan lainnya. Kewajiban
waktu atau periode tertentu. perusahaan dibagi menjadi dua yaitu kewajiban
2
Nadia Iswari Putri, Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score...
lancar dan utang jangka panjang. Kewajiban lancar kondisi keuangan perusahaan, acuan dalam membuat
adalah kewajiban yang jatuh temponya satu tahun. keputusan-keputusan serta dalam menilai kinerja
Sedangkan utang jangka panjang diantaranya manajemen itu sendiri.
pinjaman jangka panjang dan obligasi yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun. Sedangkan ekuitas C. Analisis Rasio Keuangan
pemegang saham dibagi menjadi dua yaitu saham
biasa dan laba ditahan. Analisis rasio keuangan merupakan analisis
mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan
l Laba-Rugi
yang melibatkan neraca dan laba-rugi (Harjito dan
Laporan laba-rugi adalah laporan yang
Martono, 2012: 51).
merangkum pendapatan dan beban perusahaan
selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal 1) Rasio Likuiditas
atau satu tahun (Brigham dan Houston, 2010: 93). Menurut pendapat Fahmi (2012: 65-72), rasio
Sedangkan menurut Fahmi (2012: 52), “Laporan likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan
laba-rugi (income statement) merupakan laporan yang memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat
menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan waktu.
dan biaya dari suatu perusahaan pada periode l Rasio Lancar (Current Ratio)
tertentu.” Laporan laba-rugi biasanya menampilkan Rasio ini mengukur kemampuan suatu
penjualan bersih, beban, laba atau rugi bersih. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan utang ketika
jatuh tempo. Semakin tinggi hasilnya, maka semakin
B. Analisis Laporan Keuangan baik. Rumusnya:
assets
Current
Analisis laporan keuangan merupakan analisis
yang dilakukan dengan menggunakan laporan Current liabilities
keuangan dengan tujuan untuk mendapat informasi l Rasio Cepat (Quick Ratio)
tentang posisi keuangan suatu perusahaan. Nantinya Merupakan uji tingkat likuiditas perusahaan
informasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam dengan memfokuskan pada komponen aktiva lancar
pengambilan keputusan di masa yang akan datang. yang sedikit tidak likuid atau tingkat likuiditasnya
Hasil analisis laporan keuangan memberikan kecil seperti persediaan. Semakin besarnya hasilnya,
informasi bagi manajemen perusahaan tentang semakin baik. Rumusnya:
kekuatan serta kelemahan yang dimiliki perusahaan Current assets − Inventories
sehingga dapat dijadikan gambaran untuk kedepannya
Current liabilities
(Kasmir, 2012: 66). Sedangkan menurut Syamsuddin
(2011: 37), “Analisa laporan keuangan perusahaan l Rasio Modal Kerja Bersih (Net Working Capital
pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio Ratio)
untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa Rasio yang dapat memperlihatkan jalannya
lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.” perusahaan bila dibandingkan tiap tahunnya. Semakin
Menurut pendapat Kasmir (2012: 68), manfaat besar hasilnya, semakin tinggi tingkat likuiditas
analisis laporan keuangan adalah: perusahaan. Rumusnya:
l Mengetahui posisi keuangan perusahaan periode Current assets - Current liabilities
tertentu serta hasil usaha selama periode tertentu
l Mengetahui kelemahan yang menjadi kekurangan 2) Rasio Leverage
perusahaan Menurut pendapat Fahmi (2012: 72-77), rasio
l Mengetahui kekuatan atau kelebihan yang leverage mengukur seberapa besar perusahaan
perusahaan miliki dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan
l Acuan dalam membuat langkah perbaikan atau perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
strategi ke depan sesuai dengan kondisi keuangan Rasio leverage dibagi menjadi:
perusahaan saat ini l Debt Ratio
l Penilai kinerja manajemen Rasio ini melihat perbandingan utang
l Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis perusahaan. Mengukur besar aktiva yang dibiayai
Dapat diambil pemahaman bahwa laporan kreditur. Semakin tinggi hasilnya, semakin besar
keuangan sangat diperlukan perusahaan karena dari modal pinjaman yang digunakan untuk peroleh
laporan keuangan tersebut perusahaan dapat melihat keuntungan. Rumusnya:
3
Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016
industri atau perspektif yang lain. Studi deskriptif 5. Metode Analisis Data
menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat Metode analisis data yang peneliti gunakan
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk adalah analisis deksriptif kuantitatif dan kualitatif.
memecahkan masalah-masalah bisnis. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah
pendekatan statistik dengan mengolah data berupa
3. Sumber Data
angka yang di dapat dari perusahaan menggunakan
l Data Primer Kuantitatif, yaitu data asli yang rasio keuangan. Hasil perhitungannya ditampilkan
peneliti kumpulkan sendiri dari PT. Herba dalam bentuk rumus serta tabel 2.
Medica Indonesia berbentuk angka atau bilangan. Sedangkan analisis kualitatif yang peneliti
Data yang digunakan adalah laporan keuangan lakukan adalah dengan menggunakan jenis
perusahaan tahun 2010-2012. penelitian deskriptif yaitu dengan cara menjelaskan
l Data Sekunder Internal yaitu data yang didapatkan dari gambaran data yang telah terkumpul dengan
dari pihak internal PT. Herba Medica Indonesia variabel yang mempengaruhi. Dalam hal ini peneliti
berupa laporan keuangan. menghubungkan hasil dari perhitungan rasio
l Data Sekunder Eksternal yaitu data yang diperoleh keuangan dan metode Z-score (Altman) dengan teori
dari pihak diluar perusahaan seperti data yang yang ada dalam menilai kinerja perusahaan serta
didapat dari kepustakaan, penelitian sebelumnya, memprediksi kebangkrutan perusahaan.
jurnal, dan lain-lain
kenaikan persediaan 74.54% dari tahun sebelumnya. Tabel 3.6 Perhitungan Inventory Turnover Ratio
Tabel to
Debt 6 memperlihatkan
Equity Ratio pada tahun 2010, rasio
Tahun 2012 rasio lancar perusahaan kembali hutang 3.5 perusahaan
Keterangan
Tabel
2010
Perhitungan Debtadalah
2011 53.42%.
to Equitysebesar
Ratio
2012
Hal ini
mengalami peningkatan yaitu sebesar 36.10% Cost of Goods 213,041,040
berarti dana yang 2010 340,413,480
perusahaan gunakan 425,229,500
dari kreditur
Sold
Keterangan 2011 2012
menjadi 10.47, yang berarti setiap Rp 1 utang dijamin adalah
Average
Total 53.42% atau setiap
46,330,860 Rp 0.5342 utang
72,074,220
293,936,034 325,735,959 perusahaan
126,416,038
292,641,716
oleh Rp 10.47 aset lancar diluar persediaan. Dengan dijamin
Inventory Rp 1 aset perusahaan yang berasal dari dana
Liabilities
meningkatnya rasio cepat dari tahun ke tahun, Inventory
Total 4.60
256,299,310 4.72
300,407,165 3.36
521,547,215
kreditur. Pada tahun 2011, rasio hutang mengalami
Turnover
Shareholders'
menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi penurunan
Equity dikarenakan total aset meningkat 13.80%
Fixed Assets Turnover Ratio
kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar dan total
Debt to hutang meningkat
114.68% 10.82%
108.43%sehingga rasio
56.11%
diluar persediaan. Namun sama halnya dengan Equity
Tabel 3.7Ratio
Perhitungan Fixed Assets Turnover Ratio
hutang menjadi 52.02% yang berarti setiap Rp 0.5202
rasio lancar, semakin besar rasio cepat perusahaan utang perusahaan 2010 dijamin 2011Rp 1 aset perusahaan
2012 yang
Keterangan
memperlihatkan kemungkinan besar kelebihan kas berasal
Sales
dari
Inventorydana kreditur.
Turnover Ratio
754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
atau piutang perusahaan. Tabel 3.6Kemudian pada Turnover
Perhitungan Inventory tahun Ratio
2012, rasio hutang
Fixed 167,414,764 167,414,764 225,915,216
l Rasio Modal Kerja Bersih mengalami penurunan
2010 menjadi
2011 35.94%, 2012artinya
Asset-net
Keterangan
Tabel 5 menunjukkan tahun 2010 modal kerja setiap
Fixedof Rp
Cost Goods0.3594 utang
4.51 perusahaan
213,041,040 7.20 dijamin
340,413,480 Rp
7.161
425,229,500
bersih perusahaan sebesar Rp 159.744.546. Hal ini Assetsperusahaan yang berasal dari dana kreditur.
Sold
aset
Turnover
Average 46,330,860 72,074,220 126,416,038
menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi Hasil yang didapat berdasarkan tabel 6 adalah bahwa
Inventory
kewajiban lancar sebesar Rp 53.936.034 dengan aset perusahaan
Inventory menggunakan 4.60 leverage keuangan rendah
4.72 3.36
lancar yang dimiliki dengan memperoleh modal kerja Turnover
dilihat dengan penurunan yang terjadi tiap tahun dari
bersih sebesar Rp 159.744.546. 2010-2012. Dengan
Fixed Assets Ratio leverage keuangan
penggunaan
Turnover
Tabel 3.7 Perhitungan Fixed Assets Turnover Ratio
7
2010 2011 2012
Keterangan
Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
Total 293,936,034 325,735,959 292,641,716
Capital Ratio Liabilities
Total 256,299,310 300,407,165 521,547,215
Shareholders'
Kalbisocio,Volume 3 No. 1 Februari 2016
Equity
Tabel 3.4 Perhitungan Debt Ratio Debt to 114.68% 108.43% 56.11%
Equity Ratio
yang rendah, maka
Keterangan risiko perusahaan
2010 2011 untuk2012
bangkrut Namun pada tahun 2012, perputaran persediaan
akan
Total semakin 293,936,034
rendah juga. Hal ini 292,641,716
325,735,959 dikarenakan perusahaan mengalami penurunan sebesar 28.78%
Liabilities
semakin berkurangnya aset milik perusahaan yang menjadi 3.36 kali
Inventory dalamRatio
Turnover setahun. Ini menunjukkan
Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931
dibiayai oleh kreditor. penurunan efektivitas
Tabel 3.6 Perhitungan perusahaan
Inventory dalam pengendalian
Turnover Ratio
Debt Ratio 53.42% 52.02% 35.94%
persediaan. Dapat 2010
dikatakan pula 2011 bahwa persediaan
2012
l Debt to Equity Ratio Keterangan
Debt to Equity Ratio menjadi tidak 213,041,040
Cost of Goods aktif dibandingkan
340,413,480 tahun 2011
425,229,500
Tabel 7 Perhitungan
Tabel 3.5 debt
Perhitungan Debt to equity
to Equity Ratio ratio
Sold
karena perputaran persediaan terlalu lama yang
Average 46,330,860 72,074,220 126,416,038
2010 2011 2012 menyebabkan
Inventory kemungkinan banyaknya persediaan
Keterangan
Total 293,936,034 325,735,959 292,641,716 yang menumpuk.
Inventory 4.60 4.72 3.36
Liabilities Turnover
Total 256,299,310 300,407,165 521,547,215 l Fixed Assets Turnover Ratio
Keterangan 2010 2011 2012 Fixed Assets Turnover Ratio
Shareholders'
Current
Equity 213,680,580 289,588,360 419,133,715 Tabel
Tabel 9
3.7Perhitungan fixed
Perhitungan Fixed assets
Assets turnover
Turnover Ratio ratio
Assetsto
Debt 114.68% 108.43% 56.11%
CurrentRatio
Equity 53,936,034 25,735,959 24,641,716 2010 2011 2012
Liabilities Keterangan
Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
Net Tabel
Working7 menunjukkan pada tahun 394,491,999
159,744,546 263,852,401 2010 nilai
Capital Ratio
debt to equity ratio
Inventory sebesar
Turnover Ratio114.68% yang artinya Rp Fixed 167,414,764 167,414,764 225,915,216
1Tabel
modal yang dimiliki perusahaan Asset-net
3.6 Perhitungan Inventory Turnover Ratio merupakan Rp
Fixed 4.51 7.20 7.16
1,11468
Keterangan
utang perusahaan
2010 ke 2011
kreditor berupa 2012 modal Assets
Tabel 3.4 Perhitungan
pinjaman yang Debt Ratio perusahaan. Pada tahun
digunakan Turnover
Cost of Goods 213,041,040 340,413,480 425,229,500
Sold
2011 perusahaan 2010 mengalami2011 penurunan 2012 sebesar
Keterangan
Average 46,330,860 72,074,220 126,416,038 Tabel 9 menunjukkan pada tahun 2010, rasio
Total menjadi293,936,034
5.45% 108.43%. Ini berarti
325,735,959 besar modal
292,641,716
Inventory
Liabilities
perputaran aset tetap perusahaan adalah sebesar
pinjaman
Inventory kreditor
Total Assets berkurang
4.60
550,235,344 menjadi
4.72 Rp 814,188,931
626,143,124 1.08433.36dari 4.51 yang artinya perusahaan mampu menghasilkan
Turnover
setiap Rp 1 modal yang dimiliki perusahaan.
Debt Ratio 53.42% 52.02% 35.94% penjualan sebanyak Rp 4.51 dengan Rp 1 aset tetap
Pada Assets
Fixed tahunTurnover
2012,Ratioperusahaan kembali yang dimiliki perusahaan pada tahun 2010. Tahun
mengalami
TabelDebt to Equity
3.7 Perhitungan FixedRatio
penurunan yang
Assets drastis
Turnover Ratiosebesar 48.25% 2011, perputaran aset tetap meningkat sebesar
menjadi 56.11%
Tabel 3.5 Perhitungan
2010
yang
Debt to artinya semakin2012
Equity Ratio
2011
kecil modal 59.79% menjadi 7.20. Peningkatan ini sangat baik
Keterangan
pinjaman dari kreditor yaitu hanya Rp 0.5611
Keterangan 754,520,350 2010 2011 2012 dari dikarenakan peningkatan penjualan yang lebih besar
Sales 1,205,631,075 1,617,720,550
setiap
Total Rp 1 modal milik perusahaan.
293,936,034 325,735,959 Maka dapat
292,641,716 dibandingkan tahun 2010 yang artinya perusahaan
Liabilities
ditarik
Fixed kesimpulan
167,414,764 bahwa leverage 225,915,216
167,414,764 keuangan
Total 256,299,310 300,407,165 521,547,215 dapat menghasilkan penjualan Rp 7.20 dengan
Asset-net
perusahaan
Shareholders' baik karena dari tahun ke tahun jumlah Rp 1 aset tetap perusahaan. Perusahaan dapat
Fixed 4.51 7.20 7.16
modal
Equitypinjaman dari kreditor semakin sedikit dari
Assets mengefektifkan penggunaan aktiva tetap perusahaan
Debt sendiri
modal
Turnover to milik114.68%
perusahaan.108.43% 56.11%
Equity Ratio dalam menghasilkan penjualan.
3. Rasio Aktivitas Namun pada tahun 2012, perusahaan sedikit
Inventory Turnover mengalami penurunan sebesar 0.57% menjadi 7.16
l Inventory TurnoverRatio
Ratio
yang berarti perusahaan menghasilkan penjualan
Tabel
Tabel83.6
Perhitungan inventory
Perhitungan Inventory turnover
Turnover Ratio ratio
hanya sebanyak Rp 7.16 dengan Rp 1 aset tetap
Keterangan 2010 2011 2012 perusahaan yang lebih rendah dibandingkan tahun
Cost of Goods 213,041,040 340,413,480 425,229,500
2011. Hal ini menunjukkan efektivitas penggunaan
Sold
Average 46,330,860 72,074,220 126,416,038 aktiva tetap perusahaan menurun.
Inventory
Inventory 4.60 4.72 3.36 l Total Assets Turnover Ratio
Turnover
Tabel 10Perhitungan
Tabel 3.8 Perhitungan totalTurnover
Total Assets assets Ratio
turnover ratio
Tabel Assets
Fixed Turnover Ratio lama persediaan
8 menunjukkan Keterangan 2010 2011 2012
berputar tiap tahunnya.
Tabel 3.7 Perhitungan Pada
Fixed Assets tahunRatio
Turnover 2010, persediaan Sales 754,520,350 1,205,631,075 1,617,720,550
berputar sebanyak 2010 4.60 kali.
2011 Hasilnya didapat dari
2012 Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931
Keterangan
membagi
Sales COGS sebesar 213.041.040
754,520,350 1,205,631,075 dengan rata-
1,617,720,550 Total Assets 1.37 1.93 1.99
Turnover
rata persediaan tahun 2009 dan 2010. Tahun 2011,
Fixed
perputaran 167,414,764 meningkat
persediaan 167,414,764sebesar
225,915,216
2.72%
Asset-net
Dari(Return
ROI
tabel on10Investment)
dapat dilihat bahwa pada tahun
menjadi
Fixed 4.72 kali dalam
4.51 setahun. Hal
7.20ini baik karena
7.16 2010 perputaran total aset yang dimiliki perusahaan
Tabel 3.9 Perhitungan ROI
perusahaan
Assets pada tahun 2011 berhasil mengefektifkan adalah sebesar 1.37 kali yang berarti dengan Rp 1 total
Turnover 2010 2011 2012
manajemen persediaan dengan semakin besar rasio Keterangan
aset yang dimiliki, perusahaan dapat menghasilkan
Earning After -107,775,518 33,080,891 90,855,038
perputaran persediaan perusahaan. penjualan
Tax (EAT) sebanyak Rp 1.37 penjualan. Pada tahun
Total Assets 550,235,344 626,143,124 814,188,931
8 ROI -19.59% 5.28% 11.16%
Kalbisocio,Volume 32010
No. 1 Februari 2016
2011 2012
Working 159,744,546 263,852,401 394,491,999
Capital
2. Perhitungan Zi (Z-Score) bahwa perusahaan berada di daerah tidak bangkrut.
Total 550,235,344 626,143,124 814,188,931 Dari hasil perhitungan Zi pada tabel 13 dapat dilihat
Tahun
Assets 2010
ZiX=1 0.717X1 + 0.847X
0.290 + 3.107X30.421
+ 0.42X4 + 0.998X
0.485 5
bahwa dari tahun ke tahun perusahaan mengalami
2
= Retained
0.717(0.290) + 0.847(0.261) + 3.107 peningkatan dari posisi yang terancam bangkrut
143,700,690 99,592,835 21,547,215
(-0.196) + 0.42(0.872) + 0.998(1.371)
Earning (daerah rawan) sampai akhirnya berada di posisi
= Total 550,235,344
0.2079 + 0.2211 626,143,124
+ (-0.6090) + 0.3662 +814,188,931
1.3683 tidak bangkrut.
Assets
= X1.5545
2 0.261 0.159 0.026
Tahun IV. SIMPULAN
EBIT 2011 -107,775,518 33,080,891 90,885,038
ZiTotal
= 0.717X1 +550,235,344
0.847X2 + 3.107X + 0.42X814,188,931
626,143,124
3 4
+ 0.998X5 1.
Hasil kinerja keuangan perusahaan dilihat
= Assets
0.717(0.421) + 0.847(0.159) + 3.107 (0.053) + menggunakan rasio keuangan adalah: a).
X0.42(0.922) -0.196
+ 0.998(1.925) 0.053 0.112
3
Berdasarkan rasio likuiditas, kemampuan
= BV
0.3019
of + 0.1347 + 0.1647300,407,165
256,299,310 + 0.3872 + 1.9212
521,547,215 perusahaan memenuhi kewajiban jangka
Equity
= 2.9097
BV of 293,936,034 325,735,959 292,641,716 pendeknya pada tahun 2010-2012 sangat baik
Tahun 2012
Liabilities karena perusahaan memiliki aset lancar lebih besar
X 0.872+ 3.107X 0.922
Zi = 0.717X1 + 0.847X
4 1.782
+ 0.42X4 + 0.998X dibanding kewajiban lancar. Dengan aset lancar
2 3 5
=Sales
0.717(0.485) + 0.847(0.026)
754,520,350 + 3.1071,617,720,550
1,205,631,075 (0.112) + yang lebih besar dari kewajiban lancar, maka
0.42(1.782)550,235,344
Total + 0.998(1.987) 626,143,124 814,188,931 hutang jangka pendek perusahaan dapat dijamin
Assets
= 0.3477 + 0.0220 + 0.3480 + 0.7484 + 1.9830 dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan, b).
X5 1.371 1.925 1.987
= 3.4491 Berdasarkan rasio leverage, perusahaan dikatakan
baik. Pada tahun 2010 debt ratio perusahaan sebesar
Tabel
Tabel 133.12 Hasil
Hasil Analisis
analisis PerhitunganZi
perhitungan Zi
53.42%, tahun 2011 menjadi 52.02%, dan tahun
Tahun 2010 2011 2012 2012 sebesar 35.94%. Pada tahun 2010 nilai debt to
Nilai Zi 1.5545 2.9097 3.4491 equity ratio sebesar 114.68%, tahun 2011 sebesar
Batas
Tidak Bangkrut (Zi > 2.90) 108.43%, dan tahun 2012 sebesar 56.11%. Hasil
Kriteria tersebut memperlihatkan semakin kecilnya modal
Bangkrut (Zi < 1.20)
perusahaan yang didanai oleh pinjaman kreditor
Daerah Rawan (1.20 < Zi < 2.90) sehingga risiko kemungkinan bagi perusahaan
Hasil Daerah Tidak Tidak untuk tidak dapat mengembalikan pinjaman
Analisis Rawan Bangkrut Bangkrut
kreditor kecil, c). Berdasarkan rasio aktivitas, pada
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa kondisi tahun 2010 dan 2011 kemampuan penggunaan
perusahaan tahun 2010 berada pada daerah rawan yaitu dan pengendalian persediaan serta penggunaan
dengan nilai Zi sebesar 1.5545. Berdasarkan batas aktiva tetap perusahaan dalam menghasilkan
kriteria yang terdapat dalam tabel 4.12, maka pada penjualan baik dan efektif. Namun pada tahun
tahun 2010 perusahaan berpeluang untuk mengalami 2012, perusahaan mengalami penurunan pada
kebangkrutan. Kecilnya nilai Zi dikarenakan rasio aktivitas yaitu rasio perputaran aset tetap.
EBIT pada tahun 2010 sebesar -107,775,518 yang Berdasarkan penggunaan total aset keseluruhan,
mengakibatkan nilai variabel X3 menjadi -0.196. perusahaan melakukan kinerja dengan baik dilihat
Pada tahun 2011, perusahaan mengalami dari semakin meningkatnya efektivitas penggunaan
peningkatan dilihat dari nilai Zi yang meningkat total aset perusahaan, dan d). Berdasarkan rasio
menjadi 2.9097. Angka tersebut memposisikan profitabilitas, perusahaan berada di kondisi yang
perusahaan dalam kondisi yang tidak bangkrut baik. Kemampuan menghasilkan laba baik dan
dan selamat dari kemungkinan kebangkrutan yang penggunaan modal sendiri perusahaan digunakan
dilihat dari hasil perhitungan tahun 2010. Tetapi dengan efisien dan juga manajemen perusahaan
jika dibandingkan dengan batas titik cut-off yang efektif dalam mengelola investasinya.
membatasi bahwa daerah tidak bangkrut berada 2.
Hasil prediksi kebangkrutan perusahaan
pada titik 2.90, maka dapat dikatakan bahwa menggunakan metode Z-score (Altman) adalah
perusahaan hampir berada pada posisi untuk pada tahun 2010 perusahaan berada pada daerah
bangkrut. Peningkatan ini terpengaruh oleh besarnya rawan yang berarti perusahaan mungkin untuk
peningkatan EBIT menjadi 33.080.891. mengalami kebangkrutan. Namun pada tahun
Pada tahun 2012, Zi perusahaan meningkat 2011 perusahaan mengalami peningkatan nilai tiap
sebesar 18.54% menjadi 3.4491 yang menunjukkan variabel sehingga selamat dari kebangkrutan dan
10
Nadia Iswari Putri, Analisis Rasio Keuangan dan Metode Z-Score...
berada di daerah tidak bangkrut, serta pada tahun IAI. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan
2012 perusahaan kembali mengalami peningkatan Akuntan Indonesia.
sehingga tetap berada di daerah tidak bangkrut. Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Dengan melihat peningkatan yang terus menerus Rajawali Pers.
selama tiga tahun berturut-turut, dapat diprediksi Luhadi, D. (2009). “Analisis Rasio Keuangan dan
bahwa untuk tahun selanjutnya perusahaan masih Diskriminan Z Score Altman untuk Menilai Kinerja
akan berada pada daerah tidak bangkrut. Perusahaan dan Memprediksi Kebangkrutan pada PT Mobile-8
masih dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya TelecomTbk”. Skripsi Sarjana Akuntansi Universitas
dan dapat bersaing dengan pesaingnya. Bina Nusantara, Jakarta.
Sanusi, A. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta:Penerbit
11