PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi,sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi
semua individu diwilayah tersebut, dan berdiri secara independent.Syarat primer sebuah negara
adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat.
Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara
lain. Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat
dalam suatu wilayah tersebut,dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat
lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain
adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.Sedangkan
istilah susunan negara ditujukan untuk menentukan apakah negara itu merupakan negara
kesatuan, federasi atau konfederasi. Contoh negara kesatuan adalah Republik Indonesia, dan
ini jelas
terdapat dalam UUD 1945 pasal 1, “Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”.
Adapun Negara Federal adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian (deelstaten) yang
masing-masing tidak berdaulat biasa juga disebut sebagai negara serikat (boomstaat). Dan
negara konfederasi (statebond) pada hakikatnya bukanlah negara, tetapi merupakan serikat
atau perkumpulan masing-masing negara merdeka. Ikatan perkumpulan tersebut, bisa karena
kepentingan bersama atau karena perkembangan sejarah, contohnya adalah Commonwealth.
1.2 Rumusan masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menentukan rumusan masalah, yaitu sebagai
berikut:
1. Apakah itu negara ?
2. Bagaimana sifat-sifat dan unsur-unsur suatu negara ?
3. Apakah tujuan dan fungsi negara ?
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas kuliah pada mata
kuliah Ilmu Negara semester ganjil. Dalam penulisan dan penyusunan
makalah ini diharapkan dapat menambahwawasan dan pengetahuan serta memberikan telaah materi
pada mata kuliah Ilmu Negara
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas topik tentang „Apakah itu negara?‟, dibawah ini disajikan beberapa
rumusan mengenai negara itu sendiri.
2
Sifat-sifat negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupaka manifesti dari kedaulatan yang
dimilikinya dan yanghanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau organisasi
lainnya. Umumnyadianggap bahwa setiap negara mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli, dan sifat
mencakup semua.
1.Sifat memaksa.
Agar peraturan perundangan-undangan ditaati dan dengan demikian dan dengan
demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, makanegara memiliki sifat
memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasanfisik secara legal. Sarana untuk itu
adalah polisi, tentara, dan sebagainya. Organisasi danasosiasi yang lain dari negara juga mempunyai
aturan, akan tetapi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara lebih mengikat.Di dalam
masyarakat yang bersifat homogen dan ada konsensus nasional yang kuat mengenai tujuan-
tujuan bersama, biasanya sifat paksaanini tidak begitu menonjol ; akan tetapi di negara-
negara baruyang kebanyakan belum homogen dan konsensus nasionalnya kurang kuat, sering kali sifat
paksaaanini akan lebih tampak. Dalam hal demikian di negara demokratis tetap disadari bahwa
paksaanhendaknya dipakai seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya dipakai persuasi (meyakinkan).
Lagi pula pemakaian pemaksaan secara ketat , selain memerlukan organisasi yan ketat, juga
memerlukan biaya yang tinggi.Unsur paksa dapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap
warga negara harusmembayar pajak dan orang yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda, atau
disitamiliknya, atau di beberapa negara malahan dapat dikenakan hukuman kurungan.
2.Sifat monopoli.
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dalammasyarakat. Dalam rangka
ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan ataualiran politik tertentu dilarang hidup
dan disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangandengan tujuan masyarakat
Unsur-unsur negara
Negara terdiri atas beberapa unsur yang dapat diperinci sebagai berikut :
1.Wilayah.
Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan mempunyai perbatasantertentu.
Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah, tidak hanya tanah, tetapi juga
lautdisekelilingnya dan angkasa diatasnya. Karena kemajuan teknologi dewasa ini masalah
wilayah lebih rumit daripada di masa lampau. Sebagai contoh, jika pada masa lampau
lautsejauh 3 mil dari pantai (sesuai dengan jarak tembak meriam) dianggap sebagai perairanteritorial yang
dikuasai sepenuhnya oleh negara itu, maka peluru-peluru missile sekarangmembuat 3 mil tidak
ada artinya. Oleh karena itu, beberapa negara (termasuk Indonesia)mengusulkan agar
perairan teritorial diperlebar menjadi 12 mil. Di samping itu kemajuanteknologi yang
memungkinkan penambangan minyak serta mineral lain di lepas pantai, atauyang dinamakan
landas benua (continental self ) telah mendorong sejumlah besar negara untukmenuntut
penguasaan atas wilayah yang lebih luas. Wilayah ini diusulkan selebar 200 mil
3
Sebagai economic zone agar juga mencakup hak menangkap ikan dan kegiatan ekonomislainnya.Dalam
mempelajari wilayah suatu negara perlu diperhatikan beberapa variabel, antara lain besarkecilnya suatu
negara. Menurut hukum internasional, berdasarkan prinsip the sovereign equality ofnations,
semua negara sama martabatnya. Tetapi dalam kenyataan sendiri negara kecil seringmengalami kesukaran
untuk mempertahankan kedaulatannya, apalagi kalau tetangganya negara besar.Di lain pihak, negara yang
luas wilayahnya menghadapi bermacam-macam masalah, apalagi kalaumencakup berbagai suku bangsa, ras,
dan agama. Juga faktor geografis, seperti iklim dan sumber dayaalam merupakan variabel yang
perlu diperhitungkan. Juga perbatasan merupakan permasalahan ;misalnya apakah perbatasan
merupakan perbatasan alamiah (laut, sungai, gunung), apakah negara itutidak mempunyai hubungan dengan
laut sama sekali (land-locked), atau apakah negara itu merupakan benua atau nusantara.
2.Penduduk.
setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara menjangkau
semua penduduk di dalam wilayahnya. Dalam mempelajari soal penduduk ini, perlu diperhati
kanfaktor-faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat pembangunan, tingkat
kecerdasan,homogenitas, dan masalah nasionalisme. Dalam hubungan antara dua negara yang kira-
kirasama tingkat industrinya, negara yang sedikit penduduknya sering lebih lemah kedudukannyadaripada
negara yang banyak penduduknya. (Prancis terhadap Jerman dalam Perang DuniaII).
Sebaliknya, negara yang padat penduduknya (India, China)
menghadapipersoalan bagaimana menyediakan fasilitas yang cukup sehingga rakyatnya dapat
hidup secara layak.Di masa lampau ada negara yang mempunyai kecerendungan untuk
memperluas negaranyamelalui ekspansi. Dewasa ini cara yang dianggap lebih layak adalah
meningkatkan produksiatau menyelenggarakan program keluarga berencana untuk
membatasi pertambahan penduduk. Dalam memecahkan persoalan semacam ini faktor-faktor
seperti tinggi-rendahnyatingkat pendidikan, kebudayaan, dan teknologi dengan sendirinya
memainkan peran yangsangat penting.
3. Pemerintah
Setiap negara mempunyai organisasi yang berwenang untuk merumuskan
danmelaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di
dalamwilayahnya. Keputusan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang dan
peraturan- peraturan lain. Dalam hal ini pemerintah bertindak atas nama negara
dan menyelenggarakankekuasaan dari negara. Bermacam-macam kebijaksanaan ke arah
tercapainya tujuan-tujuanlasyarakat dilaksanakannya sambil menertibkan hubungan-
hubungan manusia dalammasyarakat. Negara mencakup semua penduduk, sedangkan
pemerintah hanya mencakupsebagian kecil daripadanya. Pemerintah sering berubah,
sedangkan negara terus bertahan(kecuali kalau ada pengaruh dari negara lain). Kekuasaan pemerintah
biasanya dibagi ataskekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.3.
4. Kedaulatan.
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan
semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia. Negara mempunyaikekuasaan yang tertinggi ini untuk
memaksa semua penduduknya agar menaati undang-undang serta peraturan-peraturannya
(kedaulatan ke dalam-internal sovereignty). Di sampingitu negara mempertahankan kemerdekaannya
terhadap serangan-serangan dari negara lain danmempertahankan kedaulatan ke luar (external
sovereignty). Untuk itu negara menuntutloyalitas yang mutlak dari warga negaranya.
4
Kedaulatan merupakan suatu konsep yuridis, dan konsep kedaulatan ini tidak terlalu sama
dengankomposisi dan letak dari kekuasaan politik. Kedaulatan yang bersifat mutlak
sebenarnya tidak ada,sebab pemimpin kenegaraan (raja atau diktator) selalu terpengaruh oleh
tekanan-tekanan dan faktor-faktor yang membatasi penyelenggaraan kekuasaan secara mutlak. Apalagi
kalau menghadapimasalah dalam hubungan internasional ; perjanjian-perjanjian internasional
pada dasarnya membatasikedaulatan suatu negara. Kedaulatan umumnya tidak dapat dibagi-
bagi, tetapi dalam negara federalsebenarnya kekuasaan dibagi antara negara dan negara-negara bagian
.
A. Pengertian Negara
Istilah negara di terjemahkan dari kata-kata asing yaitu “steat” (bahasa Belanda dan
Jerman).“state” (Bahasa Inggris). “Etat” (bahasa Perancis). Kata “Staat, State, etat itu diambil dari kata
bahasalatin yaitu “status” atau “statum” yang artinya keadaan yang tegak dan tetap a
tau sesuatu yangmemiliki sifat yang tegak dan tetap. Kata “status” atau “statum” lazim diartikan sebagai
“standing”atau “station” (kedudukan) yang dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup
manusia sebagaimana diartikan dalam istilah “Status Civitatis” atau “Status Republicae”.
Menurut sejarah pengertian Negara memang selalu berubah-ubah hal ini memang
sejalandengan perkembangan masyarakat saat itu. Beberapa pendapat para ahli hukum mengenai
pengertian Negara yaitu:
1. AristotelesMerumuskan Negara dalam bukunya yang berjudul politica yang
DisebutnyasebagaiNegara polis, yang pada saat itu masih dipahami dengan pengertian Negara da
lam lingkup wilayah yangkecil. Dalam pengertiannya itu Negara disebut sebagai Negara hukum yang di
dalamnya terdapatwarga Negara yang ikut dalam permusyawaratan. Oleh karena itu keadilan
merupakn syarat mutlak bagi terbentuknya Negara yang baik dan terwujudnya cita-cita
seluruh warganya.
2. AgustinusAgustinus merupakan seorang tokoh katolik. Ia membagi Negara dalam dua pengertian
yaituCivitas dei yang artinya Negara Tuhan dan Civitas terrene atau Civitas diaboli yang
artinya Negaraduniawi. Civitas Terrena ini ditolak agustinus dan yang dianggap baik adalah
Civitas Dei atau nagaraTuhan.
3. Nicollo MachiavelliDalam bukunya II principle ia memandang bahwa dalam suatu Negara harus ada
suatukekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang
kekuasaan Negara tidak mungkin hanya mengandalkan satu kekuasaan saja jadi dengan kata
lain raja mempunyaikekuasaan yang luas dan dapat menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya
tersebut. Teorimendapat tentangan dari filsuf yang lain seperti Thomas Hobbes, John Locke, Rousseau.
Merekamengartikan Negara sebagai suatu badan/organisasihasil dari perjanjian masyarakat
bersama. Menurutmereka manusia itu sudah membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak
milik serta hakkemeredekaan, tetapi yang menjadi masalah ialah tidak adanya yang menjamin
perlindungan hak-haktersebut yang selanjutnya menimbulkan perbenturan kepentingan
berkaitan dengan hak-hakmasyarakat tersebut.
4. Roger H.
Soltau Negara adalah sebagai alat agency atau wewenang/authority yang mengatur ataumenge
ndalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
5. Harold
J. Lasky Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memepunya
iwewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok,yang
merupakan bagian dari masyarakat itu
6.MaxWeber Negara adalah suatu masyarakat yan mempunyai monopoli dalam penggunaan ke
kerasansecara fisik di suatu wilayah
5
B. Sifat Hakikat Negara (Das Wessen Des States)
Kalau kita ingin mengetahui tentang sifat dan hakikat suatu negara, maka dapat pula pertayaan
dirumuskan apa sebenarnya negara itu. Hal ini jelas tergantung darimana kita
meninjaunya.Secara Historis, Pada zaman yunani Negara itu adalah “polis” yang berarti Negara kota
dengan sifat yang khusus. Di abad pertengahan kita lihat bahwa Negara adalah suatu
organisasi yangterbentuk. Di permulaan abad modern kita jumpai pandangan bahwa Negara adalah
milikdinasti/imperium.Secara historis akhirnya kita jumpai pula pandangan bahwa Negara
itu sifat hakikatnya adalahsuatu ikatan tertentu atau status tertentu, yaitu status bernegara
sebagai lawan dari status belum bernegara.Pada zaman modern kemudian kita lihat
peninjauan-peninjauan dari segi sosiologis danyuridis yang dalam batas-batas tertentu
diterapkan di dalam Ilmu Negara khusus.Pendapat para sarjana mengenai sifat hakikat
Negara dalam peninjauan sosilogis.
a. Pandangan SocratesSemua manusia menginginkan kehidupan aman, tenteram, dan lepas dari gangguan
yangmemusnahkan harkat manusia. Kala itu, orang-orang yang mendambakan ketenteraman menuju
bukitdan membangun benteng, serta mereka berkumpul disana menjadi kelompok. Kelompok inilah
yangoleh Socrates dinamakan polis (suatu kota saja) . organisasi yang mengatur hubungan
antara orang-orang yang ada dalam polis itu tidak hanya mempersoalkan organisasinya saja,
tapi juga tentangkepribadian orang-orang yang disekitarnya. Socrates menganggap polis
identik dengan masyarakat,dan masyarakat identik dengan Negara.
C. Fase-fase terjadinya Negara
Dalam teori ini dkandung pengertian bahwa urutan pentahapan yang berkembang dari
halyang sangat sederhana dari terjadinya Negara sampai kepada lahirnya Negara modern. Untukmemahami
terjadinya Negara banyak dasar-dasar ataupun teori-teori yang dikemukakan para ahli Negara dan
hukum.Proses terjadinya Negara secara primerProses terjadinya Negara dilihat secara primer
(primaries staatswording) adalah teori yangmembahas tentang terjadinya Negara yang tidak di
hubungkan dengn Negara yang telah adasebelumnya. Menurut teori ini perkembangan Negara secara primer
melalui fase :
a. Fase genootschap (genossenschaft) pada fase ini merupakan perkelompokan dari
orang orang yangmenggabungkan dirinya untuk kepentingan bersama, dan didasarkan pada
persamaan mereka.
b. . Fase reich (kerajaan). Pada fase ini, kelompok orang-orang yang menggabungkan
diri telah sadarakan hak milik atas tanah hingga muncullah tuan yang berkuasa atas
tanah dan orang
6
c. Fase staat (Negara). Pada faase ini masyarakat telah sadar dari tidak bernegara menjadi bernegara
dantelah sadar bahwa mereka berada pada satu kelompok. Jadi, yang penting pada masa ini adalah
bahwaunsur daripada Negara yaitu bangsa, wilayah dan pemerintah yang berdaulat
telah terpenuhi
d. . Fase democratische natie, pada fase ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari
pada fase staat,dimana democratische natie, ini terbentuk atas dasar kesadaran demokrasi nasional,
kesadaran akanadanya kedaulatan di tangan rakyat
e. Fase dictator, mengenai fase ini timbul 2 pendapat:- menurut sarjana jerman: mereka
berpendapat bahwa bentuk dictator ini merupakan perkembanganlebih lanjut.
yang penting dalam pembahasan terjadinya Negara skunder ini adalah masalah pengakuan
(erkening).Pengakuan ini meliputi 3 macam:
1. Pengakuan de fakto (sementara), pengakuan yang bersifat sementara terhadap muculnya
atauterbentuknya suatu Negara baru, karena kenyataannya Negara baru itu ada namun apakan
prosedurnyamelalui hukum, hal ini masih dalam penelitian, hingga akibatnya pengakuan yang diberikan
adalah bersifat sementara.
2. Pengakuan de jure, yaitu pengakuan yang seluas-luasnya dan bersifat tetap terhadap munculnya
atautimbulnya atau terbentuknya suatu Negara, dikarenakan terbentuknya negara baru adalah
berdasarkanyuridis atau berdasarkan hukum.
3. Pengakuan atas pemerintahan de facto, pengakuan ini diciptakan oleh van huller.
Pengakuan iniadalah suatu pengakuan hanya terhadap pemerintahan daripada suatu Negara
jadi, yang diakui hanyaterhadap pemerintahan sedangkan terhadap wilayahnya tidak diakui,
sedangkan unsur –unsur adanya Negara adalah harus ada pemerintahan wilayah dan rakyat,
jikalau hanya pemerintahan saja yang ada,maka bukanlah merupakan Negara karena tidak cukup
unsur.
2.3 Apakah tujuan dan fungsi negara ?
Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerja sama untuk
mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan terakhir setiap negara ialah
menciptakankebahagiaan bagi rakyatnya (bonum publicum, common good, common wealth)
.
Menurut Roger H. Soltau
tujuan negara ialah : Memungkinkan rakyatnya berkembang sertamenyelenggarakan
daya ciptanya sebebas mungkin
Dan menurut Harold J. Laski
Menciptakan keadaan di mana rakyat dapat mencapai keinginan-keinginan mereka secara maksimal
Tujuan negara Republik Indonesia sebagai tercantum sebagai di dalam Undang-Undang
Dasar 1945ialah : « Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan
yangMahaesa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpinoleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta mewujudkan suatu
keadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pancasila) ». Negara yang berhaluan Marxisme-
Leninisme bertujuan untuk membangun masyarakat komunis,sehingga bonul publicum selalu
ditafsirkan dalam rangka tercapainya masyarakat komunis.
Tafsiranitu memengaruhi fungsi-fungsi negara di bidang kesejahteraan dan keadilan. Negara
dianggap sebagaialat untuk mencapai komunisme dalam arti segala alat kekuasaannya harus dikerahkan
untukmencapai tujuan itu. Begitu pula fungsi negara di bidang kesejahteraan dan keadilan
7
(termasuk hak-hak asasi warga negara) terutama ditekankan pada aspek kolektifnya, dan sering
mengorbankan aspek perseorangannya.Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya,
menyelenggarakan beberapa minimum fungsiyang mutlak, yaitu :
1. Melaksanakan penertiban (law and order).
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-
bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban. Dapatdikatakan
bahwa negara bertindak sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Dewasa ini fungsi ini sangat pentng, terutama bagi negara-
negara baru. Pandangan di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk
membangun suatu rentetan Repelita.
3. Pertahanan.
Hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk ininegara
dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
BAB III
8
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
9
ILMU NEGARA, diperoleh dari web http://ajinug28.blogspot.co.id/
ILMU NEGARA, diperoleh dari web http://www.scribd.com/
ILMU NEGARA, diperoleh dari web https://www.afriantipurwoko.wordpress.com/
10