La Rudi
Kendari 2021
20
PENUNTUN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK
Penyusun:
La Rudi., S.Pd., M.Si
Edisi 2021
20
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan ke-Hadirat Allah Rabbil Alamin, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penyusunan buku panduan praktikum ini
dapat dicetak kembali sebagai panduan praktikum mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia
FKIP UHO pada kegiatan praktikum Semester Genap 2020/2021.
Buku penuntun praktikum ini disusun secara sederhana agar mempermudah
mahasiswa dalam mempelajarinya.
Mahasiswa sebelum melakukan kegiatan praktikum harus memahami terlebih dahulu
tugas-tugas yang akan dibuat sebelum dan sesudah kegiatan praktikum, serta memahami
aturan-aturan yang berhubungan dengan keselamatan, keamanan selama bekerja dalam
laboratorium Kimia. Bekerja dalam laboratorium harus dengan pemahaman teori, teknik, dan
keterampilan mengggunakan alat-alat laboratorium serta bahan Kimia yang akan digunakan.
Olehnya itu, keterampilan dan kehati-hatian sangat diperlukan.
Akhirnya kepada mahasiswa, kami ucapkan selamat melakukan praktikum sesuai
dengan petunjuk semoga dapat memperoleh ilmu dan keterampilan dalam setiap kegiatan
praktikum. selama dalam laboratorium harus mematuhi aturan dan tata tertib yang berlaku dan
dalam kegiatan praktikum harus mengikuti standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan
praktikum pada Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia.
20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KEGIATAN PRAKTIKUM
20
6. Jika menggunakan peralatan yang terbatas seperti timbangan, pemanas, dan alat-alat lain
mahasiswa harus antri.
7. Pengukuran dengan instrument seperti AAS dan UV-Vis harus dilakukan oleh teknisi/asisten
yang ditunjuk.
8. Jika dalam kegiatan praktikum terjadi kerusakan alat akibat kesalahan penggunaan atau
kelalaian praktikan, maka harus dilaporkan kepada asisten masing-masing untuk dibuatkan
berita acara kerusakan alat.
9. Selama kegiatan praktikum berlangsung, Dosen Pendamping praktikum diharuskan
mengawasi atau mengontrol praktikan selama kegiatan praktikum dan melakukan evaluasi
terhadap hasil-hasil yang dipraktekkan.
C. Setelah Selesai Praktikum
1. Setelah selesai kegiatan praktikum, Mahasiswa mengembalikan bahan kimia atau larutan yang
digunakan dalam kegitan praktikum pada tempat yang telah ditentukan.
2. Mahasiswa praktikan mengolah data yang diperoleh dan mendiskusikan data tersebut dalam
kelompok masing-masing serta dikonsultasikan pada asisten pembimbing masing-masing.
3. Mahasiswa membersihkan alat yang telah digunakan dan mengembalikannya kepada laboran
yang bertugas diruang alat.
4. Teknisi/Laboran memeriksa jenis dan jumlah alat yang dipinjam.
5. Kerusakan alat atau kehilangan alat yang dipinjam menjadi tanggung jawab kelompok dan
wajib diganti sesuai dengan jenis dan spesifikasi alat yang dirusak/hilang.
6. Mahasiswa praktikan meninggalkan meja praktikum masing-masing dalam keadaan rapi dan
bersih. Jika tidak, maka dikenakan sangsi berdasarkan kelompok masing-masing.
Demikian Standar operasional prosedur kegiatan praktikum ini untuk ketahui dan dilaksanakan
Kepala Laboratorium
Jurusan Pend. Kimia FKIP UHO,
20
KEAMANAN DAN KESELAMAT KERJA DI LABORAORIUM
Keselamat kerja di laboratorium merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dan
asiten. Semua percobaan kimia sangat berbahaya bila tidak hati-hati. Langkah percobaan yang
dilakukan yang tidak sesuai dengan prosedur yang dianjurkan dapat menimbulkan kecelakaan,
ledakan, kebakaran, dan lain-lain. Oleh karena itu lakukan percobaan sesuai dengan petunjuk
percobaan yang telah didiskusikan.
A. Tata Tertib
Setiap Bekerja dalam Ruangan Laboratorium Kimia baik dalam kgiatan Praktikum maupun
penelitian diwajibkan:
1. Memakai Jas Laboratorium dan masker
2. Dilarang merokok, makan dalam ruang laboratorium, terutama sedang dalam kegiatan
praktikum atau penelitian.
3. Tidak boleh ribut, teriak-teriak, lari-larian yang dapat mengganggu kenyamanan selama
kegiatan praktikum berlangsung.
4. Setiap bekerja dilaboratorium wajib mematuhi standar opersional prosedur (SOP) masing-
masing kegiatan
Jika tidak mematuhi aturan tersebut, maka akan dikeluarkan dalam ruang laboratorium
B. Instruksi menggunakan Bahan Kimia
1. Sebelum mengambil bahan kimia, pahami terlebih dahulu bahan yang akan digunakan, apakah
cairan atau padatan.
2. Baca label atau etiket yang tertera pada botol atau wadah bahan kimia murni/reagen sebelum
mengambilnya. Pastikan bahwa bahan yang anda akan gunakan sudah sesuai. Nama bahan
kimia banyak yang mirip. Oleh karena itu telitilah sebelum mengambil bahan kimia
3. Ambil zat yang sesuai yang diinstruksikan. Sebelum mengambil bahan kimia murni kedalam
wadah aslinya, terlebih dahulu spatula yang anda gunakan dibersihkan terlebih dahulu dan
setelah mengambil dibersihkan lagi. Tutup rapat wadah bahan kimia yang telah diambil.
Jangan menyimpan spatula dalam wadah
4. Bahan kimia yang digunakan bersama, jangan dibawa ketempat/meja sendiri atau tempat lain
yang bukan tempatnya, segera kembalikan pada tempatnya setelah menimbang. Sebelum
menimbang harus anda ketahui aturan dan prosedur penggunaan timbangan.
5. Apabila terjadi tumpahan/percikan bahan kimia diatas meja atau pakian anda, maka segera
dibersihkan. Jangan dibiarkan terlalu lama.
C. Instruksi dalam menggunakan Alat-alat Laboratorium
1. Sebelum memulai kegiatan praktikum atau penelitian, pahami terlebih dahulu alat-alat yang
anda akan gunakan, yang meliputi, nama alat, bentuk alat, komponen alat, ukuran yang akan
digunakan, fungsi, dan cara penggunaannya. Konsultasikan dengan asisten jika anda belum
memahaminya.
2. Alat-alat kaca yang akan digunakan harus dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan
3. Jika akan melakukan pemanasan dengan pemanas, pastikan didekat meja/tempat pemanasan
tersebut tidak ada bahan kimia yan mudah terbakar, kemudian wadah tempat memanaskan
jangan isi fuul dengan bahan yang akan dipanaskan. Maks ¾ dari volume wadah.
4. Jika dalam kegiatan praktikum atau penelitian terjadi kerusakan alat akibat salah digunakan
atau kelalaian mahasiswa, maka alat tersebut wajib diganti, jika tidak maka nilai praktikum
atau keterangan bebas laboratorium tidak akan dikeluarkan atau ditahan
20
menimbang tidak boleh melebihi kapaasitas timbangan. Jangan menekan keras pada plat
timbang, karena dapat merusak timbangan.
3. Mengencerkan asam pekat atau basa pekat. Isilah terlebih dahulu dengan aquades
dalam wadah yang akan digunakan minimal 1/3 nya. Tuangkan asam kuat yang pekat
kedalam air sambil diaduk aduk. Anda dapat merugikan diri anda sendiri dan orang lain jika
anda menuangkan air kedalam asam pekat.
4. Mengunakan hot plate atau Bunsen. Sebelum menyalakan alat tersebut, pastikan
tidak ada bahan kimia yang mudah terbakar didekatnya. Dalam menggunakan Bunsen,
lindungi mata dan muka/pakaian anda dari nyal Bunsen. Setiap kebakaran (bukan
pembakaran) harus segera dipadamkan. Gunakn kain (lap kasar) yang dibasahi dengan air
untuk menutup apinya atau lat yang menyala. Jangan disiram langsung dengan air.
5. Menggunakan Buret.sebelum buret digunakan, pahami cara penggunaan buret dan
ketahui komponen yang ada padaa buret. Sebelum buret diisi dengan cairan Kimia yang akan
digunakan sebagai peniter, terlebih dahulu dites dengan aquades untuk mengetahui apakah
buret tersebut normal. Jika bocor, periksa sumbernya. Apakan pada bagian cincin atau pada
bagaian kran. Buka kran buret, kemudian lap dengan kertas saring halus seluruh kran dan
sumbat buret. Periksa apakah lubang saluran pada kran tersumbat. Balur/lumuri bagian yang
diarsir dengan sedikit vaselin. Pasang lagi kran, putar putar agar vaselin merata.
20
TUGAS SETELAH PRAKTIKAN
1. Membuat Laporan Sementara praktikum (2 rangkap)
PRAKTIKUM :
HARI/TANGGAL :
JUDUL PERCOBAAN
A. Tujuan
B. Konsep Dasar
C. Alat dan bahan yang digunakan (seperti tabel bon alat).
D. Tahapan-tahapan (langkah-langkah) kegiatan Praktikum.
E. Hasil pengamatan :
1. Data pengamatan proses:
No Perlakuan Pengamatan Keterangan
1
2. Perhitungan
3. Pembahasan Singkat dan reaksi-reaksi Kimia.
Kendari, 2021
Asisten Pembimbing Kelompok Praktikan,
2. Membuat Laporan Hasil Praktikum dengan format mengacu pada panduan penulisan Skripsi
Jurusan Pendidikan Kimia FKIP UHO.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
C. Manfaat Praktikum bagi Mahasiswa
II. TINJAUAN PUSTAKA
(Kerangka Konseptual yang berhubungan dengan Materi)
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
B. Alat-alat dan bahan yang digunakan (harus sesuai)
C. Prosedur Kerja (prosedur Pembuatan larutan dan Prosedur Analisis)
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data hasil Praktikum
B. Analisis data
C. Pembahasan
(Bagaimana, berapa, mengapa, disertai dengan reaksi Kimia)
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran (Jurnal/artikel yang mirip dengan materi minimal 2 jurnal)
Catatan :
Pada sampul Laporan ditulis dengan lengkap seperti sampul Tugas Pendahuluan, dan
dilengkapi dengan nama Asisten Pembimbing. Warna sampul masing-masing praktikum
berbeda-beda.
20
dAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iii
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR KEGIATAN PRAKTIKUM .................................................. v
KEAMANAN KERJA DI LABORATORIUM ....................................................................................... vii
TUGAS PRAKTIKAN ........................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... xi
PERCOBAAN I Ekstraksi Padat Cair .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . 1
PERCOBAAN II Kromatografi………………… . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
PERCOBAAN III Resin Penukar Ion . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………. 10
Daftar Literatur . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . .......... . . 15
20
Percobaan I
EKSTRAKSI PADAT CAIR
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan:
a. Dapat melakukan isolasi suatu senyawa pada sampel tumbuh-tumbuhan dengan teknik
ekstraksi padat cair
b. dapat Menggunakan ekstraksi metode maserasi dan metode ekstraksi sokhlet dalam
pemisahan senyawa yang terkandung dalam sampel tumbuhan
KATA KUNCI : Pemisahan dengan teknik ekstraksi sokhlet, like dissolved like
B. TEORI
Ekstraksi padat cair merupakan salah satu metode pemisahan untuk mengisolasi suatu
senyawa. Ekstraksi padat-cair yaitu suatu metode pemisahan campuran terlarut yang terdapat
dalam sampel padat seperti bahan alam baik berupa daun, batang maupun akar, dan sebagainya
dengan menggunakan pelarut organik. Pelarut organik yang digunakan harus mempunyai sifat
yang sama dengan senyawa target. Prinsip dari metode ini adalah mengunakan prinsip
kesamaan sifat atau “suka sama suka”. Apabila pemilihan pelarut tidak sesuai maka hasil yang
diperoleh sedikit atau bahkan tidak diperoleh sama sekali karena pelarutnya tidak tepat.
Faktor yang mempengaruhi ekstraksi padat-cair berkaitan erat dengan laju perpindahan
massa. Hal-hal yang mempengaruhi laju perpindahan massa adalah sebagai berikut (Eka,2010).
1. Penyiapan bahan sebelum ekstraksi. Untuk memudahkan proses ekstraksi perlu dilakukan
penyiapan bahan baku yang meliputi pengeringan bahan dan penggilingan. Sebelum di
ekstraksi bahan harus dikeringkan dahulu untuk mengurangi kadar airnya dan disimpan
pada tempat yang kering agar terjaga kelembabannya. Dengan pengeringan yang sempurna
akan dihasilkan ekstrak yang memiliki kemurnian yang tinggi.
2. Ukuran Partikel Padatan. Ukuran padatan yang besar, difusi zat terlarut dari dalam padatan
ke permukaan padatan lebih besar daripada difusi dari permukaan padatan ke badan cairan.
Sebaliknya pada ukuran padatan yang kecil difusi zat terlarut dari dalam padatan ke
permukaan padatan lebih kecil daripada difusi dari permukaan padatan ke badan cairan.
Kadar zat terlarut dalam pelarut makin lama semakin besar sampai keadaan setimbang.
Untuk butir padatan yang cukup kecil dapat diambil asumsi bahwa konsentrasi zat terlarut
dalam padatan selalu homogen.
20
3. Pelarut. Yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah sifat pelarut yang terdiri
dari selektivitas, koefisien, densitas, tegangan antar permukaan, kemudahan pengambilan
kembali pelarut, keaktifan secara kimia.
Sifat pelarut digolongkan dalam 3 kelompok yaitu:
1. Pelarut polar: air, etanol, metanol, dan sebagainya.
2. Pelarut semi polar: etil asetat, diklorometan, dan sebagainya.
3. Pelarut non polar: n-heksan, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya.
20
4. Metode Refluks
Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini digunakan
apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika
dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai.
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu
tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk
uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut
akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N 2 diberikan agar tidak ada uap
air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa
anorganik karena sifatnya reaktif.
Untuk menentukan banyaknya zat yang terekstraksi dalam suatu sampel diistilakan
dengan efisiensi ekstraksi. Efisiensi ekstraksi adalah persentase senyawa yang dapat diisolasi
dari total senyawa dalam suatu bahan.
Berat senyawa terekstraksi
%E= x 100 %
Jumla h ba h an yang diekstraksi
D. Prosedur Kerja
1. Haluskan sampel secukupnya dengan mortal atau blender. Selanjutnya timbang sebanyak
50 gram.
20
3. Masukan bahan tersebut kedalam filter atau bungkus bahan tersebut dengan menggunakan
kertas saring (konsultasikan dengan asisten) dan tutup filter tersebut dengan kapas pada
kedua sisinya. Jika perlu ikat menggunakan benang agar tidak terlepas.
4. bersihkan labu dan timbang berat awal. Selanjutnya Isilah labu pemanas dengan pelarut
yang akan digunakan kira-kira 2/3 volume labu.
5. Masukan filter yang bersisi sampel yang akan diekstraksi kedalam ruang soxhlet. Rangkai
alat soxhlet secara sempurna, selanjutnya panaskan.
6. Proses ekstraksi dilakukan selama 2 jam atau 12 x sirkulasi.
7. setelas selesai proses ekstraksi, pisahkan pelarut dengan cara penguapan baik menggunakan
rotary evaporator atau alat soklet dengan suhu dikontrol (konsultasikan dengan asisten
anda).
8. dinginkan labu ekstraksi dan bersihkan bagian luarnya dengan tissue. Selanjutnya timbang
labu +minyak yang terekstrak.
9. tentukan kadungan minyak pada bahan dalam %.
20
Percobaan II
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
II. TEORI
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak
digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi
penyerap bentuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida.
Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya digunakan mikro
pipet/pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengelusi di
dalam wadah yang tertutup (Chamber).
Tehnik kromatografi lapisan tipis (KLT) menggunakan suatu adsorben yang disalutkan
pada suatu lempeng kaca sebagai fase stasionernya dan pengembangan kromatogram terjadi
ketika fasa gerak terpisah melewati adsorben itu. Seperti dikenal baik, kromatografi lapis tipis
mempunyai kelebihan yang nyata dibandingkan kromatografi kertas karena nyaman dan cepat,
ketajaman pemisahan yang lebih besar dan kepekaannya yang tinggi
Larutan campuran senyawa yang akan dipisahkan diteteteskan pada kira-kira 1,5 cm
dari bagian bawah plat tersebut dengan menggunakan pipet mikro atau syringe. Zat pelarut yang
terdapat pada sampel yang diteteskan tersebut kemudian diuapkan terlebih dahulu. Selanjutnya
plat kromatografi tersebut dikembangkan dengan mencelupkannya pada tangki yang berisi
campuran zat pelarut (solven sistem).
Bila KLT dibandingkan dengan KKT (kromatografi kertas), kelebihan khas KLT adalah
keserbangunaan, kecepatan, dan kepekaannya. Proses penyiapan plat KLT sampai dengan
proses penampakan noda umumnya sama dengan kromatografi kertas.
Untuk menampakan noda –noda, yang umum dipakai adalah dengan penyinaran
dibawah lampu UV atau dengan cara penyemprotan lempeng plat dengan pereaksi-pereaksi
20
penampak noda seprti asam sulfat, kal;ikum kromat, iod 1% atau metil alcohol. Tergantung dari
bahan /senyawa yang akan dipisahkan.
Langkah-langkah dalam analisis dengan kromatografi kertas
a) Menyiapkan plat KLT sampai siap totol.
b) Menyiapkan sampel dan standar.
c) Menotolkan sampel.
d) Memilih pelarut.
e) Mengembangkan Kromatogram (elusi).
f) Mengeringkan Kromatogram.
g) Mendeteksi noda -noda.
h) Penentuan Kualitas/Kuantitatif
Salah satu ukuran yang perlu diketahui pada teknik kromatografi adalah nilai
perbandingan antara jarak laju molekul-molekul yang dipisahkan dengan jarak laju fase
geraknya. Nilai perbandingan ini dinamakan dengan laju alir (Rf).
Jarak gerak zat terlarut
Rf=
Jarak gerak pelarut
Nilai Rf ini bersifat spesifik untuk setiap unsur pada pelarut tertentu.
20
3. Larutan penampak: asam sulfat 10% (disemprot).
4. Larutan eluen, campuran aseton + air (9 : 1 )
20
Percobaan III
PEMISAHAN DENGAN RESIN PENUKAR ION
SO3 H
CH-CH2-CH2-CH CH-CH 2 CH
n
CH-CH2-CH2CH-CH2-CH-CH2-
Apabila larutan yang mengandung NaCl dituangkan pada kolom resin penukar kation,
3 SO H
maka akan terjadi pertukaran sebagai berikut:
Na+ Cl- + H-Resin Na-Resin
Contoh Struktur Resin Penukar Kation + H + Cl-.
Dalam reaksi pertukaran tersebut, ion H + ditukar dengan jumlah eqivalen ion Na +. Walaupun
yang dituangkan ke dalam kolom adalah NaCl, tetapi yang keluar dari kolom setelah elusi
adalah HCl. Jumlah NaCl yang dapat diubah menjadi HCl tergantung dari kapasitas resin dalam
kolom
Banyak logam-logam seperti Co, Zn, Cu, Fe, Mg dalam larutan dapat dipisahkan satu
dengan yang lainya dengan menggunakan resin penukar anion yang berbentuk klorida. Kation-
kation tersebut harus dalam bentuk anionic. Dalam larutan HCl yang cukup pekat ion-ion logam
tersebut dapat membentuk ion kompleks dengan ion klorida. Secara umum dapat dituliskan
sebagai berikut:
CH3
N CH3 OH
CH3
CH-CH2-CH2-CH CH-CH2 n CH
CH-CH2-CH2CH-CH2-CH-CH2-
CH3
N CH3 OH
CH3
Seperti halnya resin penukar kation, maka resin penukar anion dapat mempertukarkan
ion OH- dari resin dengan anion-anion lain secara eqivalen.
Apabila larutan yang mengandung NaCl dituangkan pada kolom resin penukar anion, maka
maka akan terjadi pertukaran sebagai berikut:
Na+ Cl- + Resin-OH Resin-Cl + Na + OH-.
Ukuran untuk menentukan banyaknya ion yang dapat dipertukarkan dinamakan dengan
kapasitas resin. Kapasitas resin adalah suatu bilangan yang menyatakan bantaknya ion yang
dapat ditukarkan untuk setiap 1 gram resin kering atau 1 mL resin basah. Besarnya nilai
kapasitas resin bergantung pada jumlah gugus ion yang dapat ditukarkan yang terkandung
dalam setiap gram bagan resin tersebut.
Apabila resin telah mengikat jumlah ion yang sama dengan kapasitas maksimumnya,
maka resin tersebut dikatakan telah “exchausted”. Dalam keadaan demikian resin dapat
dikembalikan dari reaksi pertukaran diatas, menjadi:
Na-resin + H+ Na+ + Cl- + H-Resin
Beberapa ion logam (misalanya ion-ion Fe, Co, Al, Mg, Cu, Zn, Mn) dapat diserap dari
larutan asam klorida pada resin penukar anion. Masing-masing logam dapat diserap dengan
perbandingan pH tertentu. Dan sifat ini dapat digunakan sebagai dasar dari suatu pemisahan
dengan menggunakan resin.
Contoh:
Pemisahan campuran logan Zink dengan magnesium. Zink dapat diserap dari asam klorida 2 M
sementara magnesium tidak diserap. Jadi dengan mengalikan campuran magnesium dan Zink
melalui resin penukar anion dan selanjutnya dialirkan denganlarutan HCl 2 M, maka Mg dapat
dipisahkan dan selanjutnya Zink dapat dipisahkan dengan mengalirkan asam nitrat encer.
DAFTAR PUSTAKA