DOSEN PEMBIMBING
Disusun oleh :
NIM. P20631119037
Bahaya fisik bisa berupa fisik bahan pangan itu sendiri maupun bahan fisik dari luar
pangan yang keberadaannya dapat mengancam keselamatan konsumen. Contoh bahaya fisik
yang berupa benda asing di luar pangan tersebut (foreign object) adalah pecahan atau patahan
tulang, logam, kaca, batang kayu yang dapat mengganggu kesehatan atau kecelakaan bagi
konsumen. Bahaya fisik ini secara nyata dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan seperti
tersedak, gigi patah, atau jika tertelan bia merusak saluran pencernaan.
Bahaya fisik dapat pula disebabkan oleh kondisi fisik bahan pangan itu sendiri, misalnya
tekstur dan ukuran produk. Produk pangan yang telalu keras bisa menyebabkan kerusakan
gigi. Ukuran dan tekstur produk pangan jel, sebagai contoh, merupakan faktor kritis yang
dapat menyebabkan konsumen tersedak.
Keberadaan benda asing, selain berperan sebagai bahaya fisik juga menjadi sumber
kontaminasi yang akan menyebabkan produk pangan menjadi tercemar. Di samping itu,
adanya benda asing juga merupakan indikasi buruknya praktik pengolahan dan kondisi
sanitasi dan hygiene karyawan pengolah makanan. Keberadaan benda asing misalnya berupa
potongan serangga, potongan rambut, atau bulu tikus, mengindikasikan bahwa kondisi
kebersihan dan praktik pengolahan di tempat produksi tersebut masih kurang baik.
1.2 Tujuan
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat Bahan
Laptop 1. Bahan pangan segar
Handphone Ikan
Alat tulis Alpukat
Beras
Terong
Telur
2. Pangan siap saji (masakan)
Sayur sop
Perkedel tempe
Agar-agar
3. Pangan olahan (kemasan)
Keripik singkong
Bakpia
Diamati
BAB 3
HASIL PENGAMATAN
Jenis-Jenis Kemungkinan
Nama Bahan/Produk Bahaya Fisik Asal/Sumber Akibat terhadap
No
Pangan yang Mungkin Pencemaran Kesehatan/
Mencemari Keselamatan
1. Bahan Segar
a. Ikan Kail pancingan, Bekas Menyebabkan
potongan plastik memancing luka saat
ikan, Bungkus menelan, plastic
atau keresek sulit dicerna
kemasan
Pembahasan :
Pada pangan segar kemungkinan tercemar bahaya fisik hanya sedikit, karena sudah
terlindungi oleh kulit dari bahan pangan itu sendiri. Seperti pada telur, alpukat, dan terong.
Sedangkan untuk beras dan ikan kemungkinan tercemar bisa terjadi, pada saat penyimpanan
pangan tersebut, apabila disimpan pada tempat yang kotor.
Pada pangan siap saji (masakan) kemungkinan tercemar bahaya fisik bisa terjadi, yaitu
bisa berasal dari seorang penyaji atau yang mengolah makanan tersebut.
Pada pangan olahan (kemasan) juga kemungkinan tercemar bahaya fisik bissa terjadi,
yang berasal dari kemasan makanan tersebut. Apabila kita tidak hati-hati dalam membuka
kemasannya, maka bahaya fisik bisa terjadi.
BAB 4
PENUTUP
Simpulan
Bahaya fisik terdiri dari potongan kayu, batu, logam, rambut, dan kuku yang
kemungkinan berasal dari bahan baku yang tercemar, peralatan yang telah aus, atau juga dari
para pekerja pengolah makanan. Meskipun bahaya fisik tidak selalu menyebabkan terjadinya
penyakit atau gangguan kesehatan, tetapi bahaya ini dapat menjadi pembawa atau carier
bakteri-bakteri pathogen dan tentunya dapat mengganggu nilai estetika makanan yang akan
dikonsumsi.
Daftar Pustaka
Ardiansyah. (2013, April 26). Keamanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat (1). Retrieved
from bakrie.ac.id: https://www.bakrie.ac.id/berita-itp/artikel-pangan/926-keamanan-
pangan-dan-kesehatan-masyarakat-1
Sumarto, R., A. R., & Hadiningsih, N. (2021). MODUL PRAKTIKUM KEAMANAN
PANGAN. Tasikmalaya: Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.