4 Laporan Pendahuluan Post Partum
4 Laporan Pendahuluan Post Partum
POST PARTUM
Disusun Oleh :
NIM. SN191115
Nifas
Adaptasi Adaptasi
fisiologis psikologis
Taking in,
Uterus Laktasi Episiotomi / taking hold,
insisi taking on
Kontraksi uterus
Perubahan
Progesteron dan Cemas
Adekuat Tidak adekuat psikologis
estrogen
Menyusui
tidak efektif
E. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1. Penatalaksanaan medis
a. Golongan darah ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko
terhadap inkompatibilitas
b. Tes serologi Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan
kelamin.
c. Skrining Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
d. Urinalisis Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan,
infeksi, diabetes, penyakit ginjal).
e. Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah,
lakukan pijatan uterus, beri uterotonika 10 IV dilanjutkan infus 20
ml dalam 500 cc NS/RL dengan tetesan 40 tetes/menit).
f. Berikan antibiotik profilaksis (Ampicilin 2 gr IV/oral +
metronidazole 1 g supp/oral).
g. Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan kontriksi
serviks yang kuat, tetapi siapkan infus fluothane atau eter untuk
menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi siapkan infus
oksitosin 20 untuk 500 NS atau RL untuk mengantisipasi
gangguan kontraksi uterus yang mungkin timbul.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Pada perdarahan akibat robekan jalan lahir penanganannya adalah :
a. Lakukan eksplorasi untul mengidentifikasilokasi laserasi dan
sumber perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan berikan laruta antiseptik.
c. Jepit dengan klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan
benang yang dapat diserap.
d. Lakukan penjahitan
1) Pada ruptura perineal tingkat I (robekan pada mkosa vagina
dan kulit), robekan dijahit dengan benang catgut dan memekai
jarum bundar
2) Pada roptura perineal tingkat II (ruptura perinei sub totalis) ikut
robek pula dasar panggul seperti : luka jahit dua lapis dengan
benang catguthalus secara simpul atau jelujur dengan jarum
bundar, kulit dijahit dengan benang sutera dan memakai jarum
yang tajam
3) Pada ruptur perineal tingkat III (ruptur perinei totalis) yang
robek selain spingter ani externa. Sebelum memulai menjahit
harus ditemukan dulu kedua pangkal m.stingter ani externa
yang terpoting. Otot ini dijahit dengan benang cromiksecara
simpul, penjahitan harus dilakukan secara cermat agar otot
tersebut tersambung dengan baik. Kemudian dijahit seperti
menjahit ruptura perinei II. Bila mucosa rectum ikut robek
maka harus dijahit terlebih dahulu dengan benang catgut halus
secara simpul.
e. Bila ada ruptur peritonium dan robekan dinding vagina
1) Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan
sumber perdarahan.
2) Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptic.
3) Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap.
4) Lakukan penjahitan luka dari bagian yang paling distal.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu
syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi
komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi
dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada
perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat
terjadi kegagalan fungsi organorgan seperti gagal ginjal mendadak.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian pasca melahirkan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Bagaimana keadaan ibu saat ini ?
2) Bagaimana perasaan ibu setelah melahirkan ?
b. Pola nutrisi dan metabolik
1) Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan ?
2) Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan ?
3) Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual ?
4) Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan ?
c. Pola aktivitas dan istirahat
1) Apakah ibu tampak kelelahan, keletihan ?
2) Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau ringan ?
3) Apakah ibu tampak mengantuk ?
d. Pola eliminasi
1) Apakah ada diuresis pasca persalinan ?
2) Adakah nyeri dalam BAB pasca persalinan ?
e. Neuro sensori
1) Apakah ibu merasa tidak nyaman ?
2) Apakah ibu merasa nyeri di bagian tubuh tertentunya ?
3) Bagaimana nyeri yang ibu rasakan ?
4) Kaji melalui pengkajian P, Q, R, S, T ?
a) P : Palitaif yaitu yang meningkatkan atau mengurangi
nyeri
b) Q : Qualitas / Quantitas yaitu frekwensi dan lamanya
keluhan dirasakan, deskripsi sifat nyeri
c) R : Regio / tempat yaitu lokasi sumber dan penyebarannya
d) S : Skala yaitu derajat nyeri dengan menggunakan rentang
nilai
e) T : Time yaitu kapan keluhan dirasakan dan lamanya
keluhan berlangsung.
5) Apakah nyerinya mengganggu aktivitas dan istirahatnya ?
f. Pola persepsi dan konsep diri
1) Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini
2) Adakah permasalahan yang berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuhnya saat ini ?
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) . Pemeriksaan tanda – tanda vital
b) Pengkajian tanda-tanda anemia
c) Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
d) Pemeriksaan reflek
e) Kaji adanya varises
f) Kaji CVAT (cortical vertebra area tenderness).
2) Payudara
a) Pengkajian daerah areola
b) Kaji adanya nyeri tekan
c) Kaji adanya abses
d) Observasi adanya pembengkakan atau ASI terhenti
e) Kaji pengeluaran ASI
3) Abdomen atau Uterus
a) Observasi posisi uterus atau tinggi fundus uteri
b) Kaji adanya kontraksi uterus
c) Observasi ukuran kandung kemih
4) Vulva atau Perineum
a) Observasi pengeluaran lokhea
b) Observasi penjahitan laserasi atau luka episiotomi
c) Kaji adanya pembengkakan
d) Kaji adanya luka
e) Kaji adanya hemoroid
h. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium bisa segera dilakukan pada periode
pasca partum. Nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali
dibutuhkan pada hari pertama pada postpartum untuk mengkaji
kehilangan darah pada saat melahirkan.
2) Pemeriksaan urin
Pengambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan
kateter atau dengan teknik pengambilan bersih (clean – cath)
spesimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas
terutama jika cateter indwelling dipakai selama paska inpartum.
Selain itu catatan prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan
status rubella dan rhesus dan kebutuhan terapi yang mungkin
(Bobak, 2004).
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan laserasi atau trauma jalan lahir
b. Cemas berhubungan dengan perubahan setelah kehamilan.
c. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan tidak berpengalaman
dan / atau payudara membengkak.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan oksigen
jaringan
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis, nyeri / ketidaknyamanan, proses persalinan dan
kelahiran melelahkan.
f. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan interpretasi,
tidak mengenal sumber
g. Perubahan pola peran berhubungan dengan tidak berpengalaman,
perasaan inkompeten, ketidakberdayaan, anak yang tidak diingini,
kekecewaan dengan anak, kurangnya model peran.
h. Resiko perdarahan berhubungan dengan atonia uteri
i. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan invasi bakteri
sekunder akibat trauma selama proses persalinan.
3. Tujuan dan Kriteria hasil (NOC)
a. Nyeri berhubungan dengan laserasi atau trauma jalan lahir
1) Tujuan : Nyeri pasien berkurang / hilang atau terkontrol.
2) Kriteria hasil :
a) Klien menyatakan tidak nyeri
b) Klien menyatakan nyaman
c) Skala nyeri berkurang
d) Klien dapat beraktivitan tanpa merasa nyeri
e) Ekspresi klien nyaman.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan setelah kehamilan.
1) Tujuan : Nyeri pasien berkurang / hilang atau terkontrol.
2) Kriteria hasil :
a) Tidak mengalami kecemasan setelah dilakukan pendidikan
kesehatan mengenai perubahan setelah kehamilan
b) Menunjukkan bahwa cemas dapat berkurang
c. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan tidak berpengalaman
dan / atau payudara membengkak.
1) Tujuan : Tujuan : Pasien mengetahui tentang cara perawatan
payudara bagi ibu menyusui.
2) Kriteria hasil
a) Klien mengetahui cara merawat payudara bagi ibu
menyusui
b) Asi keluar
c) Payudara bersih
d) Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri
e) Bayi mau menyusu
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan oksigen
jaringan
1) Tujuan : intoleransi aktivitas dapat tertasi
2) Kriteria hasil :
a) Pasien menunjukkan tidak mengalami intoleransi aktivitas
b) Tekanan darah dalam batas normal (120/80mmHg)
c) RR dalam batas normal 16 – 24x/menit)
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis, nyeri / ketidaknyamanan, proses persalinan dan
kelahiran melelahkan.
1) Tujuan : kebutuhan pola tidur terpenuhi
2) Kriteria hasil :
a) Klien tampak segar
b) Klien mengungkapkan dapat tidur
c) Tidak ada lingkaran hitam dibawah mata
f. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan
interpretasi,tidak mengenal sumbersumber.
1) Tujuan : kurang pengetahuan dapat teratasi
2) Kriteria hasil :
a) Klien mengungkapkan pemahaman
b) Klien mampu melakukan aktivitas dengan menjelakan
alasan
g. Perubahan pola peran menjadi orangtua berhubungan dengan tidak
berpengalaman, perasaan inkompeten, ketidakberdayaan, anak
yang tidak diingini, kekecewaan dengan anak, kurangnya model
peran.
1) Tujuan : menyadari perubahan klien menjadi orangtua
2) Kriteria hasil :
a) Mendiskusikan peran menjadi orangtua secara realistis
b) Secara aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi baru
lahir dengan tepat
c) Mengidentifikasi ketersediaan sumber-sumber.
h. Risiko perdarahan berhubungan dengan atonia uteri
1) Tujuan : tidak terjadi perdarahan
2) Kriteria hasil :
a) Tidak mengalami syok
b) TTD dalam batas normal
c) Balance cairan dalam batas normal
i. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunder akibat
trauma selama proses persalinan.
1) Tujuan : Tidak terjadi infeksi dan pengetahuan pasien
bertambah
2) Kriteria hasil
a) Klien meyertakan perawatan bagi dirinya
b) Klien bisa membersihkan vagina dan perineumnya secara
mandiri
c) Jahitan perineum besar
d) Vulva bersih dan tidak infeksi
e) Tidak ada tanda perawatan
f) Vital sign dalam batas normal
4. Intervensi keperawatan (NIC)
a. Nyeri berhubungan dengan laserasi atau trauma jalan lahir
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, tingkat nyeri, tempat nyeri, skala nyeri.
2) Inspeksi daerah perineum dan daerah episiotomi. Perhatikan
adanya udem, nyeri tekan lokal, purulen.
3) Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam
pertama setelah melahirkan.
4) Berikan kompres panas lembab (mis, rendam duduk/bak
mandi) diantara 100º dan 105º F (38,0º sampai 43,2º C) selama
20 menit, 3 sampai 4 kali sehari, setelah 24 jam pertama.
5) Kolaborasi pemberian analgetik.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan setelah kehamilan
Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan: ringan, sedang,berat,panik.
2) Berikan kenyaman & ketentraman hati.
3) Jelaskan tentang perawatan setelah persalinan
4) Jelaskan mengenai kesehatan pada bayi baru lahir
5) Jelaskan tentang perubahan pola peran
c. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan tidak berpengalaman
dan / atau payudara membengkak.
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan pasien mengenai manajemen laktasi dan
perawatan payudara
2) Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologi dan
keuntungan menyusui, perawatan puting dan payudara,
kebutuhan diet khusus, dan faktor-faktor yang memudahkan
atau mengganggu keberhasilan menyusui.
3) Kaji puting klien, anjurkan untuk melihat puting setiap habis
menyusui.
4) Anjurkan klien untuk mengeringkan puting dengan udara
selama 20-30 menit setelah menyusui. Insruksikan klien
menghindari penggunaan sabun atau penggunaan bantalan bra
berlapis plastik, dan mengganti pembalut bila basah atau
lembab.
d. Intoleransi aktivitas
Intervensi :
1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2) Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
3) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
4) Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik)
5) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis, nyeri / ketidaknyamanan, proses persalinan dan
kelahiran melelahkan.
Intervensi :
1) Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat. Catat
lama persalinan dan jenis kelahiran.
2) Kaji faktor-faktor, bila ada, yang mempengaruhi istirahat.
Organisasikan perawatan untuk meminimalkan gangguan dan
memberi istirahat serta periode tidur ekstra. Anjurkan untuk
mengungkapkan pengalaman melahirkan. Berikan lingkungan
yang tenang.
3) Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas
pada suplai ASI
4) Kaji lingkungan rumah, bantuan di rumah, dan adanya sibling
dan anggota keluarga.
5) Kolaborasi dengn dokter dalam pemberian obat-obatan
misalnya analgesik
f. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan
interpretasi,tidak mengenal sumbersumber.
Intervensi :
1) Pastikan persepsi klien tentang persalinan dan kelahiran, lama
persalinan, dan tingkat kelelahan klien.
2) Kaji kesiapan klien dan motivasi untuk belajar. Bantu klien /
pasangan dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan.
3) Mulai rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan
format yang distandasrdisasi atau ceklis. Dokumentasikan
informasi yang diberikan dan respon klien.
4) Berikan informasi tentang peran program latihan pascapartum
progresif.
5) Berikan informasi tentang perawatan diri, termasuk perawatan
perineal dan hygiene, perubahan fisiologis, termasuk kemajuan
normal dari rabas lokhia, kebutuhan untuk tidur dan istirahat,
perubahan peran, dan perubahan emosional. Biarkan klien
mendemonstrasikan materi yang dipelajari, bila diperlukan.
g. Perubahan pola peran berhubungan dengan tidak berpengalaman,
perasaan inkompeten, ketidakberdayaan, anak yang tidak diingini,
kekecewaan dengan anak, kurangnya model peran.
Intervensi :
1) Kaji kekuatan, kelemahan, usia,status perkawinan, ketersediaan
sumber pendukung, dan latar belakang budaya.
2) Perhatikan respons klien/pasangan terhadap kelahiran dan
peran menjadi orangtua.
3) Mulai asuhan keperawatan primer untuk ibu dan bayi saat di
unit.
4) Evaluasi sifat dari menjadi orangtua secara emosi dan fisik
yang pernah dialami klien/ pasangan selama masa kanak-
kanak.
h. Resiko perdarahan berhubungan dengan atonia uteri
Intervensi :
1) Pasang infus jarum besar bila perlu 2 jalur pada vena yang
besar
2) Posisikan pasien supinasi
3) Kaji adanya / timbulnya perdarahan
4) Hentikan perdarahan
i. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunder akibat
trauma selama proses persalinan.
Intervensi :
1) Pantau vital sign
2) Kaji daerah perineum dan vulva
3) Kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan ibu post
partum
4) Ajarkan perawatan vulva bagi pasaien
5) Anjurkan pasien mencuci tangan sebelum memegang daerah
vulvanya
6) Lakukan perawatan hygiene
5. Evaluasi
a. Nyeri berhubungan dengan laserasi atau trauma jalan lahir
1) Klien menyatakan tidak nyeri
2) Klien menyatakan nyaman
3) Skala nyeri berkurang
4) Klien dapat beraktivitan tanpa merasa nyeri
5) Ekspresi klien nyaman.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan setelah kehamilan.
1) Tidak mengalami kecemasan setelah dilakukan pendidikan
kesehatan mengenai perubahan setelah kehamilan
2) Menunjukkan bahwa cemas dapat berkurang
c. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan tidak berpengalaman
dan / atau payudara membengkak.
1) Klien mengetahui cara merawat payudara bagi ibu menyusui
2) Asi keluar
3) Payudara bersih
4) Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri
5) Bayi mau menyusu
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan oksigen
jaringan
1) Pasien menunjukkan tidak mengalami intoleransi aktivitas
2) Tekanan darah dalam batas normal (120/80mmHg)
3) RR dalam batas normal 16 – 24x/menit)
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis, nyeri / ketidaknyamanan, proses persalinan dan
kelahiran melelahkan.
1) Klien tampak segar
2) Klien mengungkapkan dapat tidur
3) Tidak ada lingkaran hitam dibawah mata
f. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan
interpretasi,tidak mengenal sumbersumber.
1) Klien mengungkapkan pemahaman
2) Klien mampu melakukan aktivitas dengan menjelakan alasan
g. Perubahan pola peran menjadi orangtua berhubungan dengan tidak
berpengalaman, perasaan inkompeten, ketidakberdayaan, anak
yang tidak diingini, kekecewaan dengan anak, kurangnya model
peran.
1) Mendiskusikan peran menjadi orangtua secara realistis
2) Secara aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi baru lahir
dengan tepat
3) Mengidentifikasi ketersediaan sumber-sumber.
h. Risiko perdarahan berhubungan dengan atonia uteri
1) Tidak mengalami syok
2) Balance cairan dalam batas normal
i. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunder akibat
trauma selama proses persalinan.
1) Klien meyertakan perawatan bagi dirinya
2) Klien bisa membersihkan vagina dan perineumnya secara
mandiri
3) Jahitan perineum besar
4) Vulva bersih dan tidak infeksi
\
DAFTAR PUSTAKA