Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI BAHAYA ROHANI DAN KEHALALAN PRODUK


PANGAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keamanan Pangan

DOSEN PEMBIMBING

Naning Hadiningsih, M.Si

Disusun oleh :

Vinka Citra Primadisya

NIM. P20631119037

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI TASIKMALAYA


JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam Undang-Undang tentang Pangan yang baru Nomor 18 Tahun 2012 dinyatakan
bahwa makanan yang aman termasuk adalah tidak bertentengan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Atau kalimat tersebut dapat
disingkat bahwa pangan yang aman adalah bebas dari bahaya rohani. Bahaya rohani tersebut
berkaitan dengan agama, kepercayaan atau budaya suatu masyarakat. Bagi umat Islam
bahaya rohani terkait dengan produk pangan halal.

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal,


dinyatakan bahwa Produk Halal adalah Produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan
syariat Islam. Di dalam Pasal 4 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa Produk yang
masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. Hal ini
termasuk produk pangan yang bersinggungan dengan tugas ahli gizi dalam mengembangkan,
mengolah, dan memberikan konsultasi terkait dengan pangan.

Untuk itu, mahasiswa Program Studi D III Gizi Tasikmalaya perlu memahami konsep,
prinsip, dan penerapan kehalalan pada produk pangan yang akan dikembangkan atau
dikonsultasikan kepada klien. Pemahaman ini juga termasuk tentang proses sertifikasi halal
yang berlaku di Indonesia.

1.2 Tujuan
1. Memahami konsep, prinsip, dan penerapan kehalalan pada produk pangan.
2. Memahami proses sertifikasi halal yang berlaku di Indonesia
BAB 2

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat Bahan
Laptop Foto bahan makanan burger :
Handphone 1. Roti
Alat tulis 2. Sayuran
3. Keju
4. Daging sapi
5. Saus, mayones, mentega

3.2 Prosedur Praktikum

Alat dan bahan dipersiapkan

Jenis produk pangan olahan dicari.

Bahan baku dan proses pembuatan


produk pangan olahan diidentifikasi

Kemungkinan/peluang bahan-bahan
dan proses pembuatan produk
pangan yang dapat menyebabkan
produk menjadi haram.

Ditulis dalam laporan dan tabel

BAB 3
HASIL PENGAMATAN

Nama Produk : Burger

Sumber : nikita.co

Dasar Hukum/ Alasan


Penyebab Kemungkinan
No Nama Bahan/Proses Keharaman Bahan/Proses
Menjadi Haram
Tersebut
1. Roti L-sistein yang berfungsi L-sistein, bisa berasal dari
sebagai improving agent rambut manusia atau bulu
Gelatin unggas. Jika terbuat dari
rambut manusia, maka
hukumnya jelas haram.
Sedangkan jika berasal
dari hewan, harus pula
dipastikan bahwa hewan
tersebut telah disembelih
secara halal, bukan dari
bangkai ataupun bulu
yang dicabut dari hewan
yang masih hidup.
Gelatin yang terbuat dari
lemak babi, jelas
hukumnya haram
2. Daging Daging babi, darah Menurut agama islam
hukumnya jelas haram
Cara penyembelihan daging untuk daging sapi maupun
daging ayam, hal yang
harus diwaspadai adalah
proses penyembelihan
yang tidak sesuai syariat
islam, penyimpanan, dan
pengolahannya yang
tercampur dengan bahan
haram.
3. Keju  kultur bakteri, enzim, dan Enzim rennet yang biasa
pewarna digunakan dapat berasal
dari hewan atau
diproduksi secara
mikrobial. Jika berasal
dari hewan maka sumber
hewan dan proses
penyembelihannya harus
menjadi fokus utama dari
penelusuran kehalalannya.
Sedangkan jika diproduksi
secara mikrobial, maka
harus jelas media yang
digunakan untuk
pertumbuhan dan
produksinya.
4. Mentega lemak babi atau lemak sapi  Lemak babi sudah jelas
hukumnya haram. Untuk
lemak sapi, apabila
disembelih tidak menurut
Proses fermentasi syariat islam, maka akan
menjadi haram
 Mentega yang dibuat
dengan proses fermentasi
sering kali dikenal dengan
nama roombotter yang
beraroma lebih wangi dan
tajam.Kehalalan mentega
yang dibuat dengan
melibatkan proses
fermentasi diragukan,
mengingat media tumbuh
bakteri asam laktat rawan
kehalalannya dan media
ini bisa tercampur ke
dalam mentega.
5. Sayuran Penyimpanan Penyimpanan sayur
apabila disimpan
sembarangan
dikhawatirkan bercampur
dengan kotoran ataupun
dengan bahan haram
lainnya.
6. Saus dan mayones Minyak yang digunakan Minyak babi sudah jelas
seperti minyak babi, dan yang hukumnya haram.
lainnya Untuk minyak yang
terbuat dari hewan lainnya
perlu diperhatikan cara
penyembelihan dan
penyimpanannya, jika
tidak sesuai dengan
syariat islam maka
hukumnya akan menjadi
haram.
Pembahasan :

Pada produk makanan kita perlu memperhatikan keamanan pangannya, mulai dari
aman fisiknya, bahan pembuatannya, cara memperoleh, dan cara menyimpannya. Hal yang
tak kalah penting dari keamanan pangan yaitu dilihat dari segi kehalalannya. Terutama di
Indonesia, dengan mayoritas masyarakat memeluk agama islam.

Salah satu produk makanan yang diamati kehalallannya yaitu burger. Makanan ini
merupakan salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, karena cara
mendapatkannya mudah dan untuk saat ini banyak dijual dengan harga yang relative murah.

Penyebab ketidak halal-an produk ini yaitu dari bahan pembuatannya sendiri dan cara
pengolahannya. Dari segi bahan, ada kemungkinan menggunakan bahan haram yaitu bahan
yang terbuat dari binatang haram seperti daging babi. Dari segi pengolahan yaitu apabila
daging yang didapat dari hasil penyembilihan tidak sesuai dengan syariat islam, maka
hukumnya akan menjadi haram. Dari segi penyimpanan yaitu apabila disimpan sembarangan
yang memungkinkan bercampur dengan bahan haram ataupun dengan kotoran hewan lain
yang menyebabkan menjadi haram.

Dasar hukum makanan haram yaitu Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal, dinyatakan bahwa Produk Halal adalah Produk yang telah dinyatakan
halal sesuai dengan syariat Islam. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (“UU Perlindungan Konsumen”) hanya mengatur bahwa pelaku
usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak
mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan "halal" yang
dicantumkan dalam label.

Ada beberapa dalil yang membahas tentang makanan dan minuman halal. Allah SWT
berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 88, Allah SWT yang artinya:

Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. Al-
Maidah: 88)

Selain itu dalam surat Al- Baqarah ayat 168 Allah SWT berfirman, yang artinya:

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 168).
BAB 4

PENUTUP

Simpulan

Keamanan pangan tidak hanya dilihat dari segi keamanan fisik, biologis, dan
kimianya. Dari segi keamanan rohani pun perlu diperhatikan, utamanya masyarakat Indonesia
mayoritas beragama Islam, yang mana pangan yang dipasarkan harus bersertifikat halal
menurut syariat Islam. Kehalalan suatu produk dapat dilihat dari bahan pangan yang
digunakan, cara memperolehnya, cara menyimpan, sampai cara mengolahnya. Dasar hukum
untuk kehalalan produk ini sudah diatur dalam undang-undang dan terdapat dalilnya dalam
al-quran.

Daftar Pustaka

Mardatila, A. (2020, Mei 29). Makanan Halal Menurut Konsep Islam dan Dalil yang
Mendasarinya. Retrieved from merdeka.com:
https://www.merdeka.com/sumut/makanan-halal-menurut-konsep-islam-dan-dalil-
yang-mendasarinya-kln.html?page=all
Novi, D. R. (2010, November 30). Tips Memilih Burger yang Lezat dan Halal. Retrieved
from REPUBLIKA.co.id: https://republika.co.id/berita/dunia-
islam/fatwa/12/01/13/149600-tips-memilih-burger-yang-lezat-dan-halal
Permatasari, E. (2020, November 25). Begini Aturan Sertifikasi Halal Produk Makanan.
Retrieved from hukumonline.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl3808/begini-aturan-sertifikasi-
halal-produk-makanan/

Sumarto, R., A. R., & Hadiningsih, N. (2021). MODUL PRAKTIKUM KEAMANAN


PANGAN. Tasikmalaya: Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai