Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Gambaran dan Lokasi

Poncokusumo merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Malang,


Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Luas kecamatan Poncokusumo adalah 20.632
hektare. Sebagian besar penduduk Poncokusumo bekerja sebagai petani.
Kecamatan Poncokusumo mempunyai 17 desa dan jumlah penduduknya sebanyak
93.153 jiwa (laki-laki 49.401 jiwa, perempuan 49.752 jiwa). Kecamatan ini
berada pada ketinggian 1200-1400 Mdpl dan terletak di kaki Gunung Semeru.
batas kecamatan Poncokusumo yaitu utara kecamatan Tumpang, selatan
kecamatan Wajak, barat kecamatan Tajinan, dan timur kabupaten Probolinggo /
kabupaten Lumajang. Salah satu desa di Kecamatan Poncokusumo yaitu Desa
Jambesari merupakan desa di wilayah kecamatan Poncokusumo, kabupaten
Malang. Luas Desa Jambesari 14 km2, jumlah Penduduk 6321 jiwa, kepadatan
630 jiwa/km2.

4.1.2 Lokasi Pengambilan data Pasien

Pada studi kasus ini dilakukan di Desa Jambesari Poncokusumo Kab.


Malang, pada klien 1 akan dilaksanakan pada tanggal 8 februari 2021 dan pada
klien 2 akan dilaksanakan pada tanggal ………. Studi kasus yang akan dilakukan
pada klien 1 dan 2 selama kurang lebih 1 bulan.

4.1.3 Karakteristik Partisipan (Identitas Pasien)

4.1.3.1 Pengkajian

Pengkajian pada klien 1 dilakukan pada tanggal 8 februari 2021. kelurga


klien 1 yaitu Tn. S mau berkomunikasi serta terbuka dalam menyampaikan
informasi mengenai keadaan serta masalah yang dialami kepada mahasiswa
peneliti. Sehingga dapat membantu dalam proses pengkajian. Klien 1 adalah Ny. J
berusia 52 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SD, alamat Desa
Jambesari Poncokusumo Kab. Malang. Ny. J di diagnose hipertensi sejak tahun
2020. Klien mengatakan Klien merasa bingung dan bertanya kenapa tekanan
darahnya tidak bisa turun dan pasien sudah mengurangi konsumsi garam dan tidak
minum kopi, Klien mengkonsumsi obat HT saat merasa pusing atau sakit kepala
pada bagian belakang, Klien mengatakan sudah mengikuti senam hipertensi di
posyandu lansia yang dilaksanakan 1 bulan sekali. Pada pemeriksaan tekanan
darah didapatkan hasil TD 140/100 mmHg, nadi 89x/mnt, suhu 36,6 C, RR
15x/menit, BB 67 kg, TB 160 cm. Keluarga Ny. J mengatakan sering cemas dan
khawatir terhadap Ny. J.

4.1.4 Asuhan Keperawatan Keluarga

1) Identitas Klien 1 dan 2 pada kasus Hipertensi

Table 4.1 Data Umum Klien 1 dan 2

Data Umum Klien 1 Klien 2


Nama kepala keluarga Tn. S Tn. S
Alamat Rumah & Telp Jambesari Rt:28/Rw:06 Jambesari Rt:28/Rw:06
Telp: Telp: 082331386938
Pekerjaan Tani Tani
Agama & Suku Islam Islam
Bahasa sehari-hari Jawa Jawa
Yankes terdekat, jarak Puskesmas, jarak 5,5 km Puskesmas, jarak 5,5 km
Alat Transportasi Sepeda motor Sepeda motor
Status Kelas Sosial Menengah Menegah

1. Data Anggota Keluarga klien 1

No Nama Hub. dg Um JK Suk Pendi Pekerj Status Status


dikan TTV
KK ur u aan Gizi (TB, Imunisa
Tera (TD, N, S, P)
khir BB, BMI) si Dasar
1. Tn. S Kepala Lk Jawa SD Tani TB: TD: 130/90 -
keluarga
BB: N: 68 X/mnt
BMI: S: 36,5 C
P: 16 X/mnt

2. Ny. J Istri Pr Jawa SD IRT TB: TD: 140/100 -


BB: N: 89 X/mnt
BMI: S: 36,6 C
P: 15 X/mnt

3. Ny. M Anak 25 Pr Jawa SMP IRT TB: TD: 110/70 Lengkap


thn
BB: N: 73 X/mnt
BMI: S: 36,0 C
P: 14 X/mnt

4. An. A Cucu Pr Jawa TB: TD: - Lengkap


BB: N: 102 X/mnt
BMI: S: 36,2 C
P: 23 X/mnt

Lanjutan

No Nama Alat Bantu/ Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi


Saat ini
Protesa

1. Tn. S Tidak ada Sehat Thypes

2. Ny. J Tidak ada Hipertensi Hipertensi

3. Ny. M Tidak ada Sehat Tidak ada

4. An. A Tidak ada Sehat Tidak ada

2. Genogram keluarga klien 1


3. Data Anggot Keluarga Klien 2

No Nama Hub. dg Um JK Suku Pendi Pekerj Status Gizi Status


dikan TTV
KK ur aan (TB, BB, Imunisa
Tera (TD, N, S,
khir BMI) P) si Dasar

1. Tn. S Kepala Lk Jawa SD Tani TB: TD: 120/90 -


keluarga
BB: N: 75 X/mnt
BMI: S: 36,3 C
P: 17 X/mnt

2. Ny. S Istri Pr Jawa SD IRT TB: TD: 140/100 -


BB: N: 85 X/mnt
BMI: S: 36,7 C
P: 15 X/mnt

3. Sdr. R Anak 21 Lk Jawa SMA Karya TB: TD: 110/80


thn wan
swasta BB: N: 88 X/mnt
BMI: S: 36,1 C
P: 15 X/mnt

4. An. D Anak Lk Jawa Pelajar TB: TD: - Lengkap


BB: N: 90 X/mnt
BMI: S: 36,6 C
P: 20 X/mnt

5. An. D Anak Lk Jawa Pelajar TB: TD: - Lengkap


BB: N: 94 X/mnt
BMI: S: 36,5 C
P: 20 X/mnt

Lanjutan

No Nama Alat Bantu/ Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi


Saat ini
Protesa

1. Tn. S Tidak ada Sehat Tidak ada

2. Ny. S Tidak ada Hipertensi Hipertensi

3. Sdr. R Tidak ada Sehat Tidak ada

4. An. D Tidak ada Sehat Thypes

5. An. D Tidak ada sehat Tidak ada

4. Genogram keluarga klien 2

Table 4.2 Analisis Masalah Kesehatan Individu


Data Klien 1 Klien 2
Tahap dan Riwayat Tahap perkembangan keluarga: Tahap perkembangan:
Perkembangan Ny. J tinggal berdua bersama keluarga Ny. S memiliki 3
Keluarga suami yaitu tn. S anak yang pertama sudah
Riwayat keluarga: bekerja dan anak yang kedua
Ny. J mengalami hipertensi kembar dan masih sekolah
sejak setahun yg lalu. Pada dasar. Riwayat keluarga:
tahun 2017 Suami ny. J pernah Ny. S mengalami hipertensi
MRS karena Thypes. sejak tahun 2018, anak no. 2
pernah MRS pada saat umur 2
tahun karena mengalami
Thypes.
Struktur Keluarga Pola komunikasi baik, Pola komunikasi baik,
menggunakan komunikasi menggunakan komunikasi
verbal dengan menggunakan verbal dengan menggunakan
Bahasa jawa untuk komunikasi Bahasa jawa untuk
sehari-hari dengan keluarga. komunikasi sehari-hari
Peran dalam keluarga tidak ada dengan keluarga. Peran dalam
masalah atau tidak ada konflik keluarga tidak ada masalah
yang terjadi. Untuk pembagian atau tidak ada konflik yang
peran dalam keluarga yaitu terjadi. Untuk pembagian
klien atau ny. J sebagai IRT dan peran dalam keluarga yaitu
membuka toko sembako, klien atau ny. S sebagai IRT,
kemudian tn. S bekerja sebagai kemudian tn. S bekerja
petani. Keluarga klien tidak ada sebagai petani, untuk anak
nilai yang bertentangan tentang pertama ny. S yaitu bekerja
kesehatan karena menurut klien sebagai karyawan salah satu
kesehatan merupakan hal yang rumah makan di kota Malang.
penting. Keluarga klien tidak ada nilai
yang bertentangan dengan
kesehatan karena menurut
klien kesehatan merupakan
hal yang paling penting.
Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif: 1. Fungsi afektif:
(Berfungsi). (Berfungsi).
Keluarga klien saling Keluarga klien saling
menyayangi anak- menyayangi, tn. S dan
anaknya yg sudah ny. S sangat perhatian
berumah tangga sendiri, pada anak-anaknya,
keluarga klien saling sangat sabar dalam
merawat dan menghadapi tingkah
memperhatiakan kalau laku anak-anaknya.
terdapat salah satu 2. Fungsi sosial:
anggota keluarga yang berfungsi.
sakit. Keluarga klien
2. Fungsi sosial: berfungsi. berkumpul setiap hari
Klien dan suami klien di rumah, hubungan
setiap hari berkumpul di dalam keluarga baik
rumah, hubungan dalam dan selalu menaati
keluarga baik dan selalu norma yang baik.
menaati norma yang 3. Fungsi ekonomi: Baik.
baik. Keluarga dapat
3. Fungsi ekonomi: Baik. memenuhi kebutuhan
Keluarga dapat hidup seperti makan
memenuhi kebutuhan dan kebutuhan
hidup seperti makan dan berobat, pengeluaran
kebutuhan berobat. untuk anak-anak.
Pola Koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek 1. Stressor jangka pendek
dan jangka panjang: dan jangka panjang:
- Stressor jangka - Stressor jangka
pendek: ny. J sering pendek: ny. S
mengeluh pusing. sering mengeluh
- Stressor jangka pusing.
panjang: ny. J - Stressor jangka
khawatir dan cemas panjang: ny. S
karena tekanan khawatir dan
darahnya tinggi. cemas karena
2. Kemampuan keluarga tekanan darahnya
dalam merespon tinggi.
terhadap situasi dan 2. Kemampuan keluarga
stresor Keluarga selalu dalam merespon
memeriksakan anggota terhadap situasi dan
keluarga yang sakit ke stresor Keluarga selalu
puskesmas atau yankes memriksakan anggota
terdekat. keluarga yang sakit ke
3. Strategi koping yang puskesmas atau yankes
digunakan: keluarga terdekat.
selalu bermusyawarah 3. Strategi koping yang
untuk menyelesaikan digunakan: keluarga
masalah yang ada. selalu bermusyawarah
4. Strategi adaptasi untuk menyelesaikan
disfungsional: ny. J jika masalah yang ada.
sedang pusing maka di 4. Strategi adaptasi
buat istirahat dan tidur, disfungsional: ny. S
terkadang ny. J juga jika sedang pusing
meminum obat penurun maka di buat istirahat
darah tinggi. dan tidur, kemudia
tidak minum kopi.
Keadaan Lingkungan Luas rumah klien 9x12 m2, Luas rumah klien 8x12 m2,
terdapat 1 pintu depan dan 2 terdapat 1 pintu depan dan 2
pintu belakang, 1 toko, 1 ruang pintu belakang, 1 ruang tamu,
tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 3 kamar tidur, 1 dapur, 1
kamar mandi, ventilasi dan kamar mandi, ventilasi dan
penerangan baik, terdapat penerangan baik, terdapat
jendela besar di depan di ruang jendela besar di depan di
tamu, rumah klien tampak ruang tamu, rumah klien
bersih, penerangan tampak bersih, penerangan
menggunakan listrik dan air menggunakan listrik dan air
menggunakan PDAM dari menggunakan PDAM dari
sumber. Pengelolaan sampah sumber. Pengelolaan sampah
dengan cara di bakar, keluarga dengan cara di bakar, keluarga
mempunyai jamban sendiri dan mempunyai jamban sendiri
septitank. Terdapat posyandu dan septitank. Terdapat
lansia 1 bulan sekali, yankes posyandu lansia 1 bulan
terdekat dapat di jangkau sekali, yankes terdekat dapat
dengan sepeda motor, pada di jangkau dengan sepeda
lingkungannya klien tinggal di motor, pada lingkungannya
lingkungan dengan mayoritas klien tinggal di lingkungan
suku jawa, hubungan dengan dengan mayoritas suku jawa,
tetangga baik dan saling hubungan dengan tetangga
menghormati, apabila ada yang baik dan saling menghormati,
membutuhkan saling apabila ada yang
membantu. membutuhkan saling
membantu.
Denah Rumah

Harapan Keluarga Keluarga berharap selalu sehat Keluarga berharap selalu


dan keluarga berharap petugas sehat dan keluarga berharap
kesehatan dapat memberikan petugas kesehatan dapat
pelayanan kesehatan yang baik, memberikan pelayanan
tepat dan cepat kepada siapa kesehatan yang baik, tepat dan
saja yang membutuhkan. cepat kepada siapa saja yang
membutuhkan.
Kriteria:
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
5. Melaksanakan perawatan sederhana
sesuai anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
󠆱Kemandirian I 󠆱Kemandirian II
󠆱Kemandirian III 󠆱Kemandirian IV

Table 4.3 Kemandirian Keluarga

Table 4.4 Pemeriksaan Fisik pada klien 1 dan 2 pada kasus Hipertensi

Pemeriksaan Klien 1 (Ny. J) Klien 2 (Ny. S)


Tanda-tanda Vital TD: 140/100 TD: 140/90
N: 89 X/mnt N: 89 X/mnt
S: 36,6 C S: 36,6 C
P: 15 X/mnt P: 15 X/mnt
Berat badan 65 kg 60 kg
Tinggi badan 160 cm 155 cm
Keadaan umum Cukup Cukup
Kesadaran Compos mentis Compos mentis
Kepala Simetris, rambut warna hitam Simetris, rambut warna hitam dan
dan ada sedikit uban, rambut ada sebagian rambut yang beruban,
rontok, tidak ada bekas luka. rambut rontok, tidak ada bekas
luka.
Mata Konjungtiva tidak anemis, sclera Konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak icterus tidak icterus
Hidung Lubang hidung Simetris, Tidak Lubang hidung simetris, Tidak ada
ada cupping hidung, tidak ada cupping hidung, tidak ada
sumbatan, pernafasan vesikuler. sumbatan, pernafasan vesikuler.
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak ada Mukosa bibir lembab, tidak ada
carries gigi, lidah bersih merah carries gigi, lidah bersih merah
muda , tidak ada stomatitis. muda , tidak ada stomatitis.
Telinga Bentuk simetris, pendengaran Bentuk simetris, pendengaran
normal,telinga bersih tidak ada normal,telinga bersih tidak ada
cairan. cairan.
Leher dan tidak ada pembesaran kelenjar tidak ada pembesaran kelenjar
tenggorokan tyroid, limfe dan vena jugularis. tyroid, limfe dan vena jugularis.
Tidak ada masalah dalam Tidak ada masalah dalam menelan.
menelan.
Dada Dada simetris, tidak ada retraksi Dada simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, suara nafas dinding dada, suara nafas vesikuler,
vesikuler, tidak ada otot bantu tidak ada otot bantu pernafasan,
pernafasan, terdengar suara terdengar suara sonor pada semua
sonor pada semua lapang paru, lapang paru, suara jantung pekak,
suara jantung pekak, suara nafas suara nafas vesikuler.
vesikuler.
Abdomen Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada benjolan,
benjolan, terdengar suara bising terdengar suara bising usus
usus tympani, tidak ada nyeri tympani, tidak ada nyeri tekan.
tekan.
Ekstremitas tidak ada oedema, gerak aktif, tidak ada oedema, gerak aktif,
kekuatan otot normal, tidak ada kekuatan otot normal, tidak ada
kelainan dalam pergerakan. kelainan dalam pergerakan.
Kulit Warna kulit sawo matang, turgor Warna kulit sawo matang, turgor
kulit normal. kulit normal.
Kuku Kuku bersih dan pendek, CRT< Kuku bersih dan pendek, CRT < 2
2 detik. detik.
2) Analisa Data

Table 4.5 analisa data

No Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. Klien 1 (Ny. J) Hipertensi Ansietas
Ds:
- Klien merasa bingung Perubahan status
kesehatan
dan bertanya kenapa
tekanan darahnya Kurang terpapar
informasi kesehatan
tidak bisa turun dan
pasien sudah Ansietas
mengurangi konsumsi
garam dan tidak
minum kopi.
- Klien mengkonsumsi
obat HT saat merasa
pusing atau sakit
kepala pada bagian
belakang.
- Klien mengatakan
sudah mengikuti
senam hipertensi di
posyandu lansia yang
dilaksanakan 1 bulan
sekali.
Do:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak tegang
saat di cek tekanan
darah
- Tekanan darah
meningkat
TTV : TD: 140/100
mmHg, N: 89 X/mnt,
S: 36,6 C, RR: 15
X/mnt.
2. Klien 2 (Ny. S) Hipertensi Ansietas
Ds:
Perubahan status
kesehatan

Do: Kurang terpapar


informasi kesehatan

Ansietas

3) Diagnosa Keperawatan

Table 4.6 Diagnosa keperawatan

Klien 1 (Ny. J) Klien 2 (Ny. S)

Ansietas berhubungan dnegan kekhawatiran Ansietas berhubungan dnegan kekhawatiran


mengalami kegagalan mengalami kegagalan

4) Intervensi Keperawatan

Table 4.7 intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Ansietas Setelah dilakuan tindakan Terapi Relaksasi
keperawatan selama 3x24 jam Observasi:
diharapkan Tingkat Ansietas 1. Identifikasi penurunan
dapat menurun dengan tingkat energy,
Kriteria Hasil : ketidakmampuan
1. Verbalisasi berkonsentrasi atau
kekhawatiran akibat gejala lain yang
kondisi yang dihadapi mengganggu
menurun (5) kemampuan kognitif.
2. Perilaku gelisah 2. Identifikasi teknik
menurun (5) relaksasi yang pernah
3. Perilaku tegang efektif digunakan.
menurun (5) 3. Identifikasi kesediaan,
4. Keluhan pusing kemampuan dan
menurun (5) penggunaan teknik
5. Tekanan darah sebelumnya.
menurun (5) 4. Periksa ketegangan otot,
6. Pola tidur membaik frekuensi nadi, tekanan
(5) darah dan suhu sebelum
Keterangan skala: dan sesudah latihan.
1: meningkat 5. Monitor respons
2: cukup meningkat terhadap terapi
3: sedang relaksasi.
4: cukup menurun Terapeutik:
5: menurun 6. Ciptakan lingkungan
tenang tanpa gangguan
Keterangan skala: dengan pencahayaan
1: memburuk dan suhu ruang nyaman,
2: cukup memburuk jika memungkinkan.
3: sedang 7. Berikan informasi
4: cukup membaik tertulis tentang
5: membaik persiapan dan prosedur
teknik relaksasi.
8. Gunakan pakaian
longgar.
9. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama.
10. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai.
Edukasi:
11. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. Music,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif).
12. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih.
13. Anjurkan mengambil
posisi nyaman.
14. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
15. Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih.
16. Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. Napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi terbimbing).

4) Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Table 4.8 implementasi dan evaluasi keperawatan pada klien 1

Tanggal Implementasi Evaluasi


Table 4.9 implementasi dan evaluasi keperawatan pada klien 2

Tanggal Implementasi Evaluasi

4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Pengkajian

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

4.2.3 Intervensi Keperawatan


4.2.4 Implementasi Keperawatan
4.2.5 Evalusi Keperawatan

BAB 5

KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Masalah


Keperawatan Ansietas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang dibuat
berdasarkan studi kasus adalah sebagai berikut:

5.1.1 Pengkajian

Saat dilakukan pengkajian dari kedua klien yang mengalami


Hipertensi dengan masalah ansietas.

5.1.2 Diagnosis

Setelah dilakukan analisa data didapatkan satu diagnose


keperawatan sesuai dengan pengkajian yang dilakukan.
5.1.3 Perencanaan

Dari diagnosa penelitian mengenai ansietas atau kecemasan,


peneliti melakukan intervensi kepada kedua klien, yaitu jelaskan tentang
tingkat ansietas, terapi relaksasi. Intervensi yang dilakukan pada kedua
klien sesuai dengan buku SDKI.

5.1.4 Tindakan

Peneliti dapat melkaukan implementasi keperawatan sesuai dengan


intervensi yang dibuat sebelumnya.

5.1.5 Evaluasi

Dari hasil implementasi keperawatan tersebut yang telah dilakukan


dari kedua pasien dapat disimpulkan bahwa pada pasien 1 dan 2 yaitu Ny.
J dan ny. S tindakan yang diberikan mulai hari pertama dan hari ke tiga
tingkat ansietas atau kecemasan berkurang.

5.2 SARAN

Dari studi kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Yang


Mengalami Hipertensi dengan Masalah Ansietas di Desa Jambesari
Poncokusumo Kab. Malang, saran yang dapat penulis berikan adalah
sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Tempat Penelitian

Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan dapat


meningkatkan mutu pelayanan dan kenyamanan dalam mengenai pasien
Hipertensi dengan masalah Ansietas atau Kecemasan.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan


pembelajaran dalam bidang ilmu keperawatan keluarga dan meningkatkan
mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan
perawat yang professional, terampil dan bermutu dalam memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan ilmu dank ode etik
keperawatan.

5.2.3 Bagi Perawat

Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar lebih baik lagi terhadap


pasien-pasien Hipertensi dengan masalah Keperawatan Ansietas.

5.2.4 Bagi Klien dan Keluarga

Diharapkan untuk klien, setelah mendapatkan tindakan


keperawatan dapat melanjutkan upaya kesehatan yang lebih diketahui dan
disarankan demi peningkatan derajat kesehatan dan diharapkan untuk
keluarga rutin memeriksakan diri ke puskesmas dan mengontrol tekanan
darahnya, serta dapat meningkatkan motivasi keluarga untuk melakukan
pola hidup sehat, dan bisa merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi ataupun mengambil keputusan untuk mengatasi masalah agar
melanjutkan perawatan terhadap anggota keluarga.

Anda mungkin juga menyukai