Anda di halaman 1dari 2

Nervus kokhlearis

a. Anatomi dan fisiologi


Sel-sel rambut di organ Corti merupakan reseptor pendengaran. Impul dihantar melalui
serabut-serabut sel bipolar ganglion spiral yang membentuk nervus kokhlearis. Nervus
kokhlearis ini berjalan di lantai meatus akustikus internus, Bersama-sama nervus
vestibularis memasuki batang otak di bagian atas dari medulla oblongata pada
perbatasannya dengan pons. Serabut nervus kokhlearis ini bersinaps di inti koklearis
bagian dorsal dan ventral. Dari sini keluar serabut, yang sebagian menilang dan sebagian
lagi tidak menyilang dan menuju melalui lemniskus lateralis ke korpus genikulatum
medial. Dalam perjalanannya menuju ke kospus genikulatum medial, serabut ini melalui
inti lemniscus lateralis dan olivarius superior. Pada inti ini ada serabut yang bersinaps.
Dari korpus genikulatum medial, setelah bersinaps serabut ini kemudian menuju ke
korteks auditif (area 41).
b. Pemeriksaan fungsi saraf
 Tes Schwabach: pendengaran penderita dibandingkan dengan pendengaran
pemeriksa. Caranya adalah dengan garpu tala dibunyikan dan ditempatkan didekat
telinga penderita. Setelah penderita tidak mendengarkan bunyinya lagi, garpu tala
tersebut diletakkan di telinga pemeriksa. Jika masih terdengar bunyi oleh pemeriksa
berarti Schwabach memendek (untuk konduksi udara). Kemudian garpu tala
dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang mastoid penderita. Disuruh
mendengarkan bunyinya. Bila sudah tidak mendengarkan lagi, maka garpu tala
ditempatkan pada tulang mastoid pemeriksa. Jika masih terdengar bunyi oleh
pemeriksa maka dikatakan Schwabach lebih memendek (untuk konduksi tulang).
 Tes Rinne: pada pemeriksaan ini, dibandingkan konduksi tulang dengan konduksi
udara. Pada telinga yang normal, konduksi udara lebih baik dari konduksi tulang dan
hal ini juga terjadi pada tuli saraf. Namun, pada tuli konduksif, konduksi tulang lebih
baik dari konduksi udara. Pada pemeriksaan ini, digunakan garpu tala dengan
frekuensi 128, 256 atau 512 Hz. Caranya adalah garpu tala dibunyikan dan
pangkalnya ditekan pada tulang mastoid penderita. Ia disuruh mendengarkan
bunyinya. Bila tidak terdengar lagi, garpu tala segera didekatkan pada telinga. Jika
masih terdengar bunyi, maka konduksi udara lebih baik dari konduksi tulang dan
dikatakan tes Rinne positif.
 Tes Weber: pada pemeriksaan ini, garpu tala yang dibunyikan ditekankan pangkalnya
pada dahi penderita, tepat dipertengahan. Penderita disuruh mendengarkan bunyinya
dan menentukan pada telinga mana bunyi lebih keras terdengar. Pada orang normal,
kerasnya bunyi sama pada telinga kiri dan kanan. Pada tuli saraf, bunyi lebih keras
terdengar pada telinga yang sehat, sedangkan pada tuli konduksif bunyi lebih keras
terdengar pada telinga yang tuli. Misalnya, tes Weber berlateralisasi ke kiri (atau ke
kanan), bila bunyi lebih keras pada telinga kiri (atau kanan).
Jika terjadi tuli saraf atau tuli perseptif pendengaran berkurang, Rinne positif dan Weber
berlateralisasi ke telinga yang sehat. Pada tuli konduksif pendengaran berkurang, Rinne
negatif dan Weber berlateralisasi ke telinga yang tuli.

Anda mungkin juga menyukai