Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH

MEMBAHAS TENTANG

MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH

Disusun oleh :

LASINDRA RESI

18 402 077

MK.5.6

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (YPUP)

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kepata Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan.

Makalah ini disusun oleh penulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah MANAJEMEN
PERBANKAN SYARIAH

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak dan sumber-sumber
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis berharap pembaca dapat
memahami dan mengerti pesan yang disampaikan dalam makalah ini dan penulis juga akan
menerima segala bentuk kritikan dan saran guna untuk memperbaiki makalah ini sehingga
makalah ini lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca, terima kasih.

Makassar, 16 Februari 2021

Lasindra Resi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Dana Bank Syariah


B. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah
C. Penggunaan Dana Bank Syariah
D. Sumber dan Alokasi Pendapatan
E. Revanue Sharing

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSRAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya bank syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1992. Bank Syariah adalah
bentuk bank yang mengutamankan kepercayaan sebagai jantung bisnis Bank Syariah. Bank
syariah sebagai perantara yang menerimah uang masyarakat atau penghimpunan ini
membutuhkan kepercayaan masyarakat. Bank syariah mencari mitra sebagai lending dari
kelangsungan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Bank Syariah harus
mempertahankan Likuiditas agar dapat mengembalikan dana kepada masyarakat, agar
masyarakat yang memiliki banyak dana tidak terhalang oleh kemampuan bank syariah yang
rendah.
Bank syariah tidak menerapkan system bunga berbunga tetapi lebih mengutamakan prinsip bagi
hasil dari berbagai resiko dalam melakukan pembiayaan agar tidak riba.
Bank syariah membutuhkan suatu manajemen yang mampu memberikan kepercayaan
masyarakat yang sesuai dengan ajaran agama. Manajemen harus mampu memposisikan
masyarakat sebagai mitra, bukan lebih tinggi maupun lebih rendah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat merumuskan masalah yanga akan
di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu manajemen dana bank syariah?
2. Darimana sumber-sumber dana bank syariah?
3. Bagaimana penggunaan dana bank syariah?
4. Kemana sumber dan alokasi penggunaan dana dalam bank syariah?
5. apa itu revennue sharing bank syariah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Agar mahasiswa mampu memahami tentang apa itu manajemen dana bank syariah
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui darimana asal sumber-sumber dana bank syariah
3. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana penggunaan dana bank syariah?
4. Agar mahasiswa mengetahui sumber dan alokasi penggunaan dana dalam bank syariah
5. Agar mahasiswa mampu memahami apa itu revenue sharing dalam bank syariah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Dana Bank Syariah
Pokok dari manajemen adalah melakukan pekerjaan secara rapi dan benar, itu adalah hal
yang disyariatkan dalam ajaran Islam. Manajemen umumnya suatu aktifitas khusus yang
menyangkut kepemimpinan, untuk mengarahkan pengembangan personal dalam merencanakan
dan mengawasi pekerjaan dalam suatu proyek tertentu agar hasil yang ditarget bisa mencapai
tingkat keefektifan dan efesien. ¹Dalam Islam, manajemen terdiri dari beberapa prinsip yang
harus ada didalamnya, yaitu prinsip keadilan, amanah dan tanggung jawab.
Sama halnya manajemen dalam perbankan Islam, karena lembaga keuangan adalah
lembaga yang berdiri berdasarkan asas kepercayaan, dengan demikian manajemen yang baik
sangat diperlukantermasuk manajemen dana.
Manajemen dana bank syariah merupakan upaya yang dilakukan oleh lembaga bank
syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktifitas funding untuk
disalurkan kepada aktifitas financing.

Tujuan Dana Bank Syariah


Sama seperti bank konvensional, Bank Syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga
perantara (intermediary) antara kelompok masyarakat dan unit ekonomi yang mengalami
kelebihan dana atau surplus unit dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana difisit
unit. Melalui bank kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang
memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Upaya pencapaian keuntungan
yang setinggi-tingginya (profit maximation) adalah tujuan yang biasa di canangkan oleh bank
komersial, berbeda dengan tujuan ini, Bank Islam berdiri untuk menggalakkan, memelihara,
serta mengembangkan jasa serta produk perbankan yang berazaskan syari’at Islam. Demikian
juga dalam pengelolaan dana, diperlukan manajemen dana dengan tujuan yang sesuai dengan
ajaran syariat Islam.
Secara umum dapat digambarkan bahwa tujuan manajemen dana adalah:
1. memperoleh profit yang optimal
2. menyediakan akhir cair dan kas yang memadai
3. penyimpan cadangan
4. mengelola kegitan-kegiatan lembaga ekonomi dengan kebijakan yang pantas bagi seseorang
yang bertindak sebagai pemelihara dana-dana orang lain.
5. memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan

B. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah


Sumber dana bank adalah usaha yang dilakukan oleh bank untuk menghimpun dana guna
untuk membiayai system operasi bank itu sendiri.
Berikut ada tiga sumber utama dana bank syariah adalah sebagai berikut:
1.) berasal modal inti bank itu sendiri
Salah satu sumber dana bank syariah adalah berasal dari bank itu sendiri, sumber dana
bank ini adalah dana yang disetor oleh pemilik saham pertama atau pendiri bank, kemudian bank
syariah juga harus memiliki cadangan dana guna untuk persiapan dalam menghadapi resiko-
resiko yang muncul dikemudian hari dari bank. selain dari kedua sumber dana diatas terdapat
juga laba yang ditahan, adalah dana yang seharusnya dibagikan kepada pemegang saham, tetapi
karena adanya rapat keputusan antara pemegang saham sehingga dana ini disetor dan ditanamkan
kembali di bank guna untuk menambah dana modal.
2.) berasal dari lembagai lain (Mudharabah)
Berikut adalah sumber bank menghimpun dana untuk kepentingan usahanya adalah sebagai
berikut:
a. Dana sendiri
Meskipun ketersediaan dana sendiri sangat kecil jika dibandingkan dengan total dana
yang dibutuhkan karena model sendiri sangat cepat habis jika jumlah kerugian lebih besar dari
jumlah modal sendiri, sehingga dapat menyebabkan keraguan oleh masyarakat untuk
memenuhi kewajibannya. Tetapi dana sendiri ini juga sangat penting untuk kelangsungan
usaha dari bank syariah. Karena pentingnya ketersediaan dana sendiri ini dibuktikan dengan
adanya ketentuan dari bank sentral (BI) yang mengatur jumlah minimal dana modal sendiri
dibandingkan dengan total nilai Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Jumlah
ketersediaan dana ini lebih dikenal dengan Capital Adequacy Ratio CAR.
Di Indonesia, dalam kondisi normal, BI menetapkan CAR minimum sebesar 8%, dan
secara gradual ditingkatkan hingga mencapai 12%. Apabila CAR suatu bank terlalu rendah,
kemampuan bank tersebut untuk bertahan pada saat mengalami kerugian juga rendah.
sumber dana sendiri juga harus seimbang dengan dana dari lembaga lain agar penggunaan
dana sendiri bisa seoptimal mungkin.
b. Dana Pinjaman
1) Call Money
Call money adalah sumber dana yang diperoleh oleh bank melalui pinjaman jangka pendek
dan melalui interbank call money market. Dana dan call money berjangka waktu relatif
pendek,yaitu satu hari atau overnight sampai dengan 180 hari, dan tingkat bunganya
berfluktuasi serta sangat dipengaruhi oleh permintaan dan ketersediaan dana di pasar pada
suatu saat Apabila Iikuiditas perbankan secara umum di suatu area sedang sulit, tingkat bunga
call money bisa menjadi sangat tinggi, jauh lebih tinggi daripada tingkat bunga pinjaman
umum. Call money dapat juga dimanfaatkan oleh bank yang sedang mengalami kelebihan
likuiditas untuk menyalurkan dananya dalam jangka pendek, sehingga kelebihan likuiditas
tersebut menjadi dana yang produktif menghasilkan penerimaan bagi bank.
2) Pinjaman antara Bank
Pinjaman dana dari bank lain ini adalah jenis pinjaman dana dalam jangka panjang, dana ini
gunanya bukan untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka pendeng tetapi untuk memenuhi
kebutuhan yang telah direncanakan untuk memenuhi pengembangan usaha dan untuk
meningkatkan kualitas bank.
3) Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
Kredit Likuiditas Bank Indonesia adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia, terutama
kepada bank yang sedang mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas oleh bank
biasanya terjadi karena adanya penarikan dana oleh nasabah suatu bank. Untuk kepentingan
mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan secara umum, BI akan
berusaha memberikan bantuan likuiditas kepada bank tersebut sepanjang masih
memungkinkan untuk ditolong. Pada masa sebelum deregulasi perbankan, dana ini banyak
digunakan BI untuk membiayai proyek atau program pemerintah tertentu dan bukan untuk
mengatasi kesulitan likuiditas suatu bank. Setelah adanya deregulasi, penggunaan dana KLBI
untuk keperluan non-kesulitan likuiditas secara bertahap mulai dikurangi.
3.) berasal dari masyarakat (wadiah)
Dana dari masyarakat luas adalah sumber dana yang berasal dari masyarakat yang
dititipkan oleh masyarakat kepada bank atau simpanan tanpa imbalan. Dana titipan ini adalah
dana yang dititipkan oleh masyarakat yang dapat berupa rekening giro dan tabungan masyarakat.
Nasabah menitipkan uang mereka kepada bank dengan tujuan keamanan dana mereka dan
dengan kebebasan untuk menarik kembali dananya sewaktu mereka membutuhkan.
Wadiah dikembangkan dalam bentuk giro wadīahḍ dan rekening tabungan wadiah.
a) Rekening Giro Wadiah
Bank Islam dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk rekening wadīahḍ .
Dalam hal ini bank Islam menggunakan prinsip wadīahḍ yad damanah. ḍ Dengan prinsip ini
bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadīahḍ .
Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan bank berhak atas
pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial.
Pemilik simpanan dapat menarik kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik sebagian
maupun seluruhnya.
b) Rekening Tabungan Wadiah
Prinsip wadiah sebagai damanah juga dipergunakan oleh bank dalam mengelola jasa
tabungan yaitu simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat
keleluasaan tertentu untuk menarinya kembali. Bank memperoleh ijin dari nasabah untuk
menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank. Nasabah dapat menarik sebagian atau
seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.Bank menjamin pembayaran kembali simpanan mereka. Semua keuntungan atas
pemanfaatan dana tersebut adalah milik bank.

C. Penggunaan Dana Bank Syariah


Setelah dana bank ketiga telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsinya
sebagai intermediary, bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan. Dalam
hal ini, bank harus mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai
dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah
1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah
2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman

D. Sumber dan Alokasi Penggunaan Dana Bank syariah


Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian
penting dari aktiva bank, yaitu; aktiva yang menghasilkan dan aktiva yang tidak menghasilkan.
Aktiva yang dapat menghasilkan adalah asset bank yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan. Asset ini disalurkan dalam bentuk investasi yang terdiri atas:
a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudārabah)
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (mushārakah)
c. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (al-bai‘)
d. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (ijārah dan ijārah wa iqtinā/ijārah muntahiah bi tamlīk)
e. Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.
Sedangkan aktiva yang tidak memberikan penghasilan adalah: aktiva dalam bentuk tunai,
pinjaman (qard), dan penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris.
Secara skematis sumber dan penggunaan dana berdasarkan pendapatan pusat
Pengumpulan Dana (pool of find approach) dapat digambarkan seperti pada diagram dibawah
ini:

Cash Asset

E. Revanue Sharing (Pembagian Hasil)


Revanue sharing adalah prinsip bagi hasil berdasarkan laba pendapatan sebelum
dikurangi biaya operasional atau laba kotornya.
Revenue sharing merupakan distribusi bagi hasil pada bank syariah. Nilai revenue sharing
cenderung berubah – ubah terkadang tingkat revenue sharing yang didapat besar namun
terkadang juga sangat kecil.
Apabila nilai pembiayaan yang disertakan besar maka revenue sharing yang akan diterimapun
juga akan besar namun sebaliknya apabila tingkat distribusi pembiayaan kecil maka tingkat
revenue sharing yang akan diterimanya pun relatif kecil.
revenue sharing dalam arti perbankan adalah penghitungan bagi hasil didasarkan pada total
seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya - biaya yang telah
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan atau dihitung
berdasarkan pendapatan kotor, yang digunakan dalam mendistribusikan bagi hasil untuk prodak
pendanaan bank. Yang di dalamnya mencakup deposito mudharabah muthlaqah dan tabungan
mudharabah muthlaqah.
Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha
lembaga keuangan syariah. Aplikasi perbankan syariah menggunakan sistem profit sharing
maupun revenue sharing tergantung kepada kebijakan masing-masing bank untuk memilih salah
satu dari sistem yang ada. Suatu bank menggunakan sistem profit sharing di mana bagi hasil
dihitung dari pendapatan netto setelah dikurangi biaya bank, maka kemungkinan yang akan
terjadi adalah bagi hasil yang akan diterima oleh para shahibul maal (pemilik dana) akan
semakin kecil, tentunya akan mempunyai dampak yang cukup signifikan apabila ternyata secara
umum tingkat suku bunga pasar lebih tinggi. Kondisi ini akan mempengaruhi keinginan
masyarakat untuk menginvestasikan dananya pada bank syariah yang berdampak menurunnya
jumlah dana pihak keti
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen dana bank syariah merupakan upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah
dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktifitas funding untuk
disalurkan kepada aktifitas financing.
2. Sumber dana bank adalah usaha yang dilakukan oleh bank untuk menghimpun dana guna
untuk membiayai system operasi bank itu sendiri.
Berikut ada tiga sumber utama dana bank syariah adalah sebagai berikut:
1) berasal modal inti bank itu sendiri
2) berasal dari lembaga lain (mudharaba)
3) berasal dari masyarakat luas (wadiah)
3. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian penting
dari aktiva bank, yaitu; aktiva yang menghasilkan dan aktiva yang tidak menghasilkan.
Aktiva yang dapat menghasilkan adalah asset bank yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan.
4. Revanue sharing adalah prinsip bagi hasil berdasarkan laba pendapatan sebelum dikurangi
biaya operasional atau laba kotornya.
Revenue sharing merupakan distribusi bagi hasil pada bank syariah. Nilai revenue sharing
cenderung berubah – ubah terkadang tingkat revenue sharing yang didapat besar namun
terkadang juga sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://ikumpul.blogspot.com/2012/10/fungsi-dan-tujuan-manajemen-dana-bank.html

2. https://media.neliti.com/media/publications/57824-ID-analisis-perbandingan-revenueand-
profit.pdf

Anda mungkin juga menyukai