Tri Andriani Cholifah - LP Stroke NH
Tri Andriani Cholifah - LP Stroke NH
Disusun oleh :
DISETUJUI
Clinical Instructure Clinical Teacher
LAPORAN PENDAHULUAN
A.PENGERTIAN
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer C. Suzanne,
2002).
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah gangguan neurologik mendadak yang
terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui system suplai
arteri otak (Sylvia A Price, 2006)
Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak,
progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000)
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur
atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif
Muttaqin, 2008).
B. KLASIFIKASI
Sedangkan secara patogenitas menurut Tarwoto dkk, (2007) Stroke iskemik (Stroke
Non Hemoragik)dapat dibagi menjadi :
1.Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena trombosis di arteri
karotisinterna secara langsung masuk ke arteri serebri media. Permulaan gejala
sering terjadi padawaktu tidur,atau sedang istrirahat kemudian berkembang dengan
cepat,lambat laun atau secara bertahap sampai mencapai gejala maksimal dalam
beberapa jam, kadang-kadang dalam beberapahari (2-3 hari), kesadaran biasanya
tidak terganggu dan ada kecendrungan untuk membaik dalam beberapa hari,minggu
atau bulan.
2.Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli yang pada
umunya berasal dari jantung. Permulaan gejala terlihat sangat mendadak
berkembang sangat cepat,kesadaran biasanya tidak terganggu, kemungkinan juga
disertai emboli pada organ dan adakecenderungan untuk membaik dalam beberapa
hari, minggu atau bulan.
C.ETIOLOGI
D.MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala dari stroke adalah :
1. Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu
sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia
2. Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara)
atau afasia (kehilangan berbicara).
3. Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan
penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan
kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).
5. Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia
urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak
bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasiyang berlanjut (dapat mencerminkan
kerusakan neurologi ekstensif).
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena:
1. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah
2. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan
penglihatan
3.Pengaruh terhadap komunikasi, bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.
Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
E. PATOFISIOLOGI
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan
arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacammacam manifestasi
klinis dengan cara:
1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran
darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan perdarahan
aterm.
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi
lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
1. Keadaan pembuluh darah.
2. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat, aliran darah ke
otak menjadi lebih lambat, anemia berat, oksigenasi ke otak menjadi menurun.
3. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi otak yaitu
kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah
otak tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.
4. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena lepasnya
embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak.
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus,
emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(Hypoksia karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung
sebagai faktor penting terhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak
arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah
akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh
darah serebral oleh embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis
dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler.
Anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 46 menit. Perubahan
irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh
karena gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.
F.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tandatanda vital dengan melakukan
tindakan sebagai berikut:
- Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang
sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
- Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
- Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
- Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihanlatihan gerak pasif.
- Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 1530 menghindari flexi dan rotasi kepala yang
berlebihan,
Pengobatan Konservatif
a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi
maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
d. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling dirasakan oleh pasien TIA.
c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
H. CLINICAL PATHWAY
Sumber Referensi:
Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: E G CMuttaqin, Arif. 2008 .
Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit . Jakarta: Indeks.Wilkinson, Judith .
2013 .
Patofisiologi: Konsep klinis proses- proses penyakit ed. 6 vol.1.Jakarta:
EGC.Tarwoto, 2007.
Diagnosis NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC . Jakarta: EGC,2008
ASUHAN KEPERAWATAN
MODEL KONSEP ASKEP: NANDA NIC NOC
Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan
atau gangguan fungsi otak yang lain.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan,
aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
f. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan
intrakranial.Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur,
dyspalopia, lapang pandang menyempit. Hilangnya daya sensori pada bagian yang
berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.
g. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka
h. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas.Suara nafas, whezing,
ronchi.
i. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury.Perubahan persepsi dan
orientasi Tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan mengatur kebutuhan
nutrisi.Tidak mampu mengambil keputusan.
j. Interaksi sosial
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.
B. DiagnosisKeperawatan
1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d aterosklerosis aortik. (Nanda,
Domain 4, 00201)
2. Hambatan komunikasi verbal b.d gangguan sistem saraf pusat. (Nanda Domain 5,
00051)
3. Defisit perawatan diri; mandi b.d kerusakan neuromuskular. (Nanda Domain 4,
00108)
4. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular. (Nanda Domain 4, 00085)
5. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan disfungsi neuromuskular (Nanda
Domain 4, 00032)
6. Risiko kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi (Nanda, Domain 11, 00047)
7. Risiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran (Nanda, Domain
11, 00039,)
8. Risiko cedera berhubungan dengan hipoksia jaringan (Nanda, Domain 11, 00035,)
MODEL KONSEP ASKEP: NANDA NIC NOC
DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN EVALUASI/KRITERIA HASIL
1.Risiko ketidakefektifan perfusi NIC : Kriteria Hasil :
jaringan otak b.d aterosklerosis Monitoring (Monitor tekanan intrakranial) 1. Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai
1. Berikan informasi kepada keluarga dengan :
2. Set alarm · Tekanan sistol dandiastol dalam rentang yang
3. Monitor tekanan perfusi serebral diharapkan.
4. Catat respon pasien terhadap stimuli · Tidak ada ortostatikhipertensi.
5. Monitor tekanan intrakranial pasien dan · Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial
respon neurology terhadap aktivitas (tidak lebih dari 15 mmHg).
6. Monitor jumlah drainage cairan
serebrospinal 2. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai
7. Monitor intake dan output cairan dengan:
8. Restrain pasien jika perlu · Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan
9. Monitor suhu dan angka WBC kemampuan.
10.Kolaborasi pemberian antibiotik · Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi.
11.Posisikan pasien pada posisi semifowler · Memproses informasi.
12.Minimalkan stimuli dari lingkungan · Membuat keputusan dengan benar.
3. Defisit perawatan diri; b.d NIC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam,
kerusakan neuromuskular. Self Care assistance : ADLs diharapkan kebutuhan mandiri klien terpenuhi, dengan
1. Monitor kemempuan klien untuk perawatan kriteria hasil:
diri yang mandiri. NOC :
2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat Self care : Activity of Daily Living (ADLs)
bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan makan. Kriteria Hasil :
3. Sediakan bantuan sampai klien mampu 1. Klien terbebas dari bau badan
secara utuh untuk melakukan self-care. 2. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk
4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas melakukan ADLs
sehari-hari yang normal sesuai kemampuan 3. Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
yang dimiliki.
5. Dorong untuk melakukan secara mandiri,
tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu
melakukannya.
44 Hambatan mobilitas fisik b.d NIC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
kerusakan neuromuskular. Exercise therapy : ambulation diharapkan klien dapat melakukan pergerakan fisik dengan
1. Monitoring vital sign sebelm/sesudah kriteria hasil :
latihan dan lihat respon pasien saat latihan NOC
2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang Mobility Level
rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan Kriteria Hasil :
3. Bantu klien untuk menggunakan tongkat 1. Klien meningkat dalam aktivitas fisik
saat berjalan dan cegah terhadap cedera 2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
4. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain 3. Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan
tentang teknik ambulasi kekuatan dan kemampuan berpindah
5. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi 4. Memperagakan penggunaan alat bantu untuk
6. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan mobilisasi (walker)
ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
7. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi
dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
8. Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
9. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi
dan berikan bantuan jika diperlukan
55 Ketidakefektifan pola napas NIC : NOC
berhubungan dengan disfungsi Airway Management Respiratory status : Airway patency
neuromuskular 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin
lift atau jaw thrust bila perlu Kriteria Hasil :
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
ventilasi yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
3. Identifikasi pasien perlunya mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
pemasangan alat jalan nafas buatan mudah, tidak ada pursed lips)
4. Pasang mayo bila perlu 2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal.
suction 3. Tanda tanda vital dalam rentang normal (tekanan
7. Auskultasi suara nafas, catat adanya darah, nadi, pernafasan
suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
10.Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
11.Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
12.Monitor respirasi dan status O2
Oxygen Therapy
1. Bersihkan mulut, hidung dan secret
trakea
2. Pertahankan jalan nafas yang paten
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
6. Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
6. Risiko kerusakan integritas NIC : Pressure Management Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam,
kulit b.d gangguan sirkulasi 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan diharapkan pasien mampu mengetahui dan mengontrol
pakaian yang longgar resiko dengan kriteria hasil :
2. Hindari kerutan padaa tempat tidur NOC :
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
dan kering
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) Kriteria Hasil :
setiap dua jam sekali 1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi,
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada 2. Tidak ada luka/lesi pada kulit
derah yang tertekan 3. Perfusi jaringan baik
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan
8. Monitor status nutrisi pasien kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
9. Memandikan pasien dengan sabun dan 5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
air hangat kelembaban kulit dan perawatan alami