Anda di halaman 1dari 16

MODUL AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

(EAA 401)

MODUL SESI 6
LABA PER SAHAM

DISUSUN OLEH
BARLIA ANNIS SYAHZUNI., SE., M.Ak

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 /16
LABA PER SAHAM

A. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami


penghitungan dan pelaporan Laba per saham dari :
1. Laba per saham untuk Struktur Modal Sederhana
2. Laba per saham untuk Struktur Modal Kompleks

B. URAIAN
1. Materi Perkuliahan
Perusahaan biasanya melaporkan jumlah laba per saham yang
berpengaruh terhadap item-item lainnya, seperti keuntungan atau kerugian
atas pos-pos luar biasa. Data laba per saham seringkali dilaporkan dalam
penerbitan keuangan, dan telah digunakan secara luas oleh pemegang saham
dan investor potensial dalam mengevaluasi profitabilitas keuangan.
Laba per saham (earning per share) menunjukan laba yang
dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa. Sebagai contoh, jika Oscar Co
mempunyai laba bersih sebesar $300.000 dan rata rata tertimbang biasa yang
beredar selama tahun berjalan adalah 100.000 lembar, maka laba per saham
adalah $3, yang di dapat dari $300.000 / 100.000.
Karena pentingnya informasi tentang laba per saham, Sebagian
perusahaan diwajibkan melaporkan informasi ini dalam laporan laba rugi.
Pengecualiannya adalah perusahaan nonpublic, yang karena pertimbangna
manfaat tidak perlu melaporkan hal ini. Umumnya informasi tentang laba per
saham dilaporkan di bawah laba bersih dalam laporan laba rugi. Terdapat 2
jenis penghitungan laba per saham, yaitu penghitungan laba per saham untuk
struktur modal sederhana dan penghitungan laba per saham untuk struktur
modal kompleks.
Materi ini akan membahas tentang:
a. Laba per saham untuk struktur modal sederhana
b. Laba per saham untuk struktur modal kompleks

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 /16
2. Penilaian Akhir
Untuk penilaian akhir, komponen nilai yang digunakan terdiri dari kehadiran,
UTS, UAS dan penugasan. Dalam kuliah online komponen penugasan
ditambah dengan kuis, sedangkan komponen kehadiran tidak diperhitungkan
karena ditekankan pada aspek aktivitas di website. Adapun proporsi
penilaiannya sebagai berikut :
a. UTS = 30 %
b. UAS = 30 %
c. Kuis = 20 %
d. Tugas = 20 %

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 /16
LABA PER SAHAM
(EARNING PER SHARE / EPS)

Perusahaan biasanya melaporkan jumlah laba per saham yang berpengaruh


terhadap item item lainnya, seperti keuntungan atau kerugian atas pos-pos luar biasa.
Data laba per saham seringkali dilaporkan dalam penerbitan keuangan, dan telah
digunakan secara luas oleh pemegang saham dan investor potensial dalam
mengevaluasi profitabilitas keuangan.
Laba per saham (earning per share) menunjukan laba yang dihasilkan oleh
setiap lembar saham biasa. Sebagai contoh, jika Oscar Co mempunyai laba bersih
sebesar $300.000 dan rata rata tertimbang biasa yang beredar selama tahun berjalan
adalah 100.000 lembar, maka laba per saham adalah $3, yang di dapat dari $300.000
/ 100.000.
Karena pentingnya informasi tentang laba per saham, Sebagian perusahaan
diwajibkan melaporkan informasi ini dalam laporan laba rugi. Pengecualiannya
adalah perusahaan nonpublic, yang karena pertimbangan manfaat tidak perlu
melaporkan hal ini. Umumnya informasi tentang laba per saham dilaporkan di
bawah laba bersih dalam laporan laba rugi.

A. EPS – Metode Struktur Modal Sederhana


Struktur modal perusahaan bersifat sederhana jika hanya terdiri dari saham
biasa atau tidak mencakup saham biasa potensial, yang pada saat di konversi
atau penggunaannya dapat mendelusi laba per saham biasa. Jadi metode struktur
modal sederhana digunakan jika hanya ada saham biasa atau tidak ada saham
biasa yang berpotensial mengurangi EPS saham biasa.
Perhitungan laba per saham untuk struktur modal sederhana melibatkan
dua pos (selain laba bersih), yaitu
- Dividen saham preferen
- Rata - rata tertimbang jumlah saham beredar

1. Deviden Saham Preferen


Jumlah dividen dari saham preferen (bukan kumulatif) yang diumumkan
bagi periode bersangkutan. Jumlah dividen preferen kumulatif yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 /16
terakumulasi bagi periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah
atau belum diumumkan. Jumlah dividen saham preferen kumulatif untuk
periode bersangkutan tidak mencakup dividen saham utama kumulatif
periode lalu meskipun dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam
periode kini. Jika perusahaan mengumumkan dividen untuk saham preferen
saat terjadi kerugian bersih, maka dividen saham preferen ditambahkan ke
komponen kerugian bersih untuk menghitung kerugian per saham.
Jika perusahaan memiliki saham biasa dan saham preferen yang
beredar, maka untuk memperoleh laba yang tersedia untuk pemegang saham
biasa adalah dengan mengurangi dividen saham preferen tahun berjalan dari
laba bersih.

2. Jumlah rata-rata saham tertimbang


Saham yang diterbitkan dalam periode itu akan mempengaruhi
jumlah saham beredar dan harus di timbang menurut bagian dari periode
peredarannya. Perusahaan harus melakukan pembobotan jumlah saham
beredar berdasarkan bagian periode saham tersebut beredar. Untuk mencari
jumlah ekuivalen dari seluruh saham yang beredar selama periode tersebut

Rumus:
• Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
= Jumlah saham yang beredar x faktor pembobot waktu

• Faktor pembobot waktu = jumlah hari beredarnya sekelompok saham


jumlah hari dalam suatu periode.

Laba per saham


= Laba bersih - Dividen Saham Preferen
Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 /16
Ilustrasi Jumlah Rata-rata saham beredar:

3. Deviden Saham dan Stock Split


Berikut ilustrasi Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar – stock split:

Laba sebelum pos luar biasa sebesar $204.000. keuntungan luar biasa
sesudah pajak sebesar $77.000. Deviden saham preferen $1/saham atas
50.000 lembar saham preferen yang beredar selama 2017.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 /16
B. EPS – Metode Struktur Modal Kompleks
Struktur modal bersifat kompleks jika mencakup sekuritas yang
mempunyai pengaruh delutif terhadap laba per saham biasa.
Perhitungan EPS dasar tidak dapat mengakui dampak potensial sekuritas
delutif perusahaan. Sekuritas ini ialah sekuritas yang dapat dikonversi menjadi
saham biasa sehingga dapat mengurangi EPS. Menjadi masalah yang signifikan
kecuali jika laporan keuangan memerhatikan kemungkinan pengaruh delutif
dengan berbagai cara.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 /16
C. Laba per Saham Dilutif
1. Sekuritas Dilutif
Terdapat 2 cara untuk mengukur sekuritas dilutif. Pertama Konversi
sekuritas konvertibel pada awal periode (saat penerbitan sekuritas). Kedua
penghapusan bunga yang berhubungan sesudah pajak. Konversi sekuritas
akan menyebabkan peningkatan rata-rata tertimbang saham beredar dan
akan meningkatkan laba bersih. Jika tarif konversi berubah selama periode
sekuritas beredar, maka perusahaan menggunakan tarif konversi yang
paling mengurangi proporsi ekuitas (paling dilutif).

Ilustrasi:
Tahun 2013, PT ABC memiliki laba bersih Rp 50 juta dengan rata-rata
tertimbang jumlah saham beredar 1 juta lembar. Perusahaan juga memiliki
2 obligasi (A dan B) yang dapat dikonversi beredar. Obligasi A berjumlah
200 lembar dengan total nilai Rp 60 juta dan memiliki bunga 8 persen.
Obligasi diterbitkan pada awal tahun dan dapat dikonversi menjadi 200.000
lembar saham. Obligasi B berjumlah 100 lembar dengan total nilai 40 juta
dan memiliki bunga 7 persen. Obligasi diterbitkan pada 1 September dan
dapat dikonversi menjadi 90.000 lembar saham. Beban bunga tahun 2013
yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas obligasi A sebesar Rp 5 juta
dan obligasi B sebesar 3 juta. Tarif pajak efektif adalah 25 persen.

• Sekuritas dijual pada harga Nominal

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 /16
• Jika sekuritas dijual dengan premi atau diskonto
Beban bunga harus disesuaikan setiap periode. Beban bunga yang
ditambahkan kembali sesudah pajak ke laba bersih adalah beban bunga
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Tingkat konversi atas
sekuritas dilutif dapat berubah selama periode sekuritas tersebut
bersedar
Jika ini terjadi maka tingkat konversi yang peling menguntungkan
pemegang saham yang digunakan. Jika surat hutang konvertibel 6%
digantikan dengan saham preferen konvertibel 6%, maka s.pref konv
dianggap sebagai shm.biasa dan shm yang beredar.

Contoh:
Menghitung EPS yang di dilusi th.2005, digunakan tingkat konversi 15
saham biasa/obligasi.
1 Jan 2005, terbit obligasi konvertibel
1 Jan 2007, tingkat konversi 10 saham biasa / obligasi
1 Jan 2010, tingkat konversi 12 saham biasa/obligasi
1 Jan 2017, tingkat konversi 15 saham biasa/obligasi

2. Opsi dan Warran


Opsi dan warran masuk dalam perhitungan EPS melalu perhitungan saham
tresuri. dengan asumsi:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 /16
1) Dikonversi pada saat penerbitan opsi/waran;
2) Perusahaan menerbitkan saham tambahan agar dapat membeli kembali
saham untuk opsi/waran.

Metode saham treasury mengasumsikan bahwa opsi atau waran


dilaksanakan pada awal tahun (atau tanggal penerbitan, jika diterbitkan
nanti) bahwa perusahaan menggunakan hasil tersebut untuk membeli saham
biasa guna mendapatkan kas. Jika harga penggunaan warran < harga
pasarnya, hasil penggunaan tidak cukup untuk membeli kembali semua
saham.
Penghitungan saham terdilusi, Saham inkremental (saham tambahan) yang
tersisa ditambahkan ke Jumlah rata rata tertimbang saham beredar.

Jumlah saham inkremental =


Harga pasar - Harga Opsi x Jumlah Opsi
Harga Pasar

Contoh:
Laba bersih periode berjalan $220.000. Jumlah rata-rata saham yang beredar
periode tersebut 100.000 lembar saham. Jumlah rata-rata opsi saham yang
beredar 5.000 lembar saham, pada harga opsi $20/lembar saham. Rata-rata
harga saham biasa selama tahun berjalan adalah $28.

3. Sekuritas Antidilusi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 /16
Sekuritas yang konversi atau penggunaannya akan meningkatkan EPS (atau
mengurangi Rugi per saham). Sekuritas ini hanya melaporkan jumlah EPS
dasar dan tidak akan melaporkan EPS yang di dilusi, karena kemungkianan
konversinya dianggap kecil. Di dalam penghitungan EPS, perusahaan perlu
memisahkan sekuritas yang secara individual benar-benar dilutive dengan
yang antidilutive.
Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutif jika menurunkan EPS
dari operasi normal berkelanjutan. Untuk menentukan efek dilutif
digunakan laba bersih dari operasi normal dikurangi dividen saham preferen
(operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan). Efek berpotensi saham biasa
bersifat antidilutif jika meningkatkan EPS dari operasi normal yang
berkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari operasi normal yang
berkelanjutan.
Perusahaan harus mengeluarkan sekuritas yang antidilutive dan tidak
boleh menggunakannya untuk menutupi sekuritas yang dilutive. Utang yang
dapat dikonversi menjadi antidilutive jika persentase tambahan income dari
beban bunga setelah pajak lebih besar daripada persentase tambahan saham
jika utang dikonversi. Opsi atau waran menjadi antidilutive jika harga
penggunaan opsi atau waran lebih besar daripada harga pasar.
Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki
dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus
dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat atau keseluruhan.
Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa dapat
mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut digolongkan dilutif atau
tidak.
Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau
setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari
yang paling dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya Sekuritas
antidilutif tidak dimasukan dalam perhitungan EPS terdilusi. Tujuan profesi
akuntan adalah menyampaikan kepada investor kemungkinan terjadinya
dilusi pada pelaporan EPS

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 /16
Ilustrasi:
Menerbitkan obligasi 6% senilai $1.000.000, yang dapat di konversi
menjadi 10.000 lembar saham biasa. Laba bersih tahun berjalan $210.00.
Jumlah rata rata tertimbang saham biasa yang beredar adalah 100.000
lbembar saham, tarif pajak 40%. Konvesi saham dilakukan awal tahun.

D. Penerbitan Saham Kontijensi


Pihak yang mengakuisisi dapat menjanjikan untuk menerbitkan saham
tambahan. Saham kontijensi dapat terpenuhi jika memenuhi beberapa syarat.
Jika saham tersebut diterbitkan setelah pencapaian laba atau tingkat harga
tertentu pada akhir tahun, maka, saham-saham tersebut harus dianggap beredar
untuk penghitungan EPS terdilusi.

E. Penyajian dan Pengungkapan EPS


Berikut contoh penyajian dan pengungkapan EPS:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 /16
C. LATIHAN

Soal 1
PT. STU menghasilkan laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan sebesar
Rp.580.000.000 dan terdapat keuntungan dari operasi yang dihentikan sebesar
Rp.240.000.000 (setelah dikurngi pajak). Selama periode berjalan, perusahaan
mengumumkan dividen untuk pemegang saham preferen sebesar Rp1.000 per
lembar untuk 100.000 lembar yang beredar.
Berikut informasi perubahan jumlah saham biasa yang beredar pada PT. STU tahun
2016
Tanggal Perubahan Jumlah
lembar
saham biasa
1 Januari Saldo awal 180.000
1 Mei Menarik kembali 30.000 lembar saham biasa (30.000)
150.000
1 Juli Penambahan 30.000 lembar saham biasa karena
pemecahan saham (stock split 3 for 1) 300.000
450.000
1 Nov Menerbitkan 50.000 lembar saham biasa untuk
memperoleh kas 50.000
31 Des Saldo akhir 500.000

Berdasarkan informasi diatas, hitunglah jumlah rata-rata tertimbang saham, dan


Laba per saham PT.STU

Soal 2
Berikut ini adalah informasi dari PT. GHI
a. Laba dari operasi yang dilanjutkan yang dapat didistribusikan ke entitas
induk sebesar Rp.16.400.000
b. Dividen saham preferen sebesar Rp.6.400.000
c. Rugi dari operasi yang tidak dilanjutkan yang dpaat didistribusikan kepada
entitas induk adalah Rp.4.000.000,-
d. Berdasarkan informasi di atas maka laba dari operasi yang dilanjutkan yang
dapat di distribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk adalah
sebesar Rp.10.000.000,- dan laba yang dapat didistribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas induk adalah sebesar Rp.6.000.000

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 /16
e. Saham biasa beredar 2.000.000 lembar
f. Harga rata-rata saham biasa sepanjang tahun adalah Rp.75

PT. GHI memiliki beberaoa efek berpotensi saham biasa yaitu:


a. Opsi:100.000 lembar dengan harga pelaksanaan Rp.60
b. Saham preferen yang dapat di konversikan adalah 800.000 saham dengan
nilai par sebesar Rp.100 yang berhak atas dividen komulatif sebesar Rp 8
per saham. Setiap saham preferen dapat di konversi menjadi 2 saham biasa.
c. Obligasi konversi dengan bunga 5%, nilai nominal sebesar Rp.100.000.000.
Setiap obligasinya senilai Rp.1.000 dapat di kkonversi menjadi 20 saham
biasa. Tidak ada amortisasi premium atau diskon yang mempengaruhi
penetapan beban bunga. Tarif pajak 40%
Hitunglah EPS delusian.

D. JAWABAN
Jumlah Penyajian Faktor Jumlah rata-
Tanggal
saham kembali pembobot rata
1 jan - 1 Mei 180,000 3 4/12 180,000
1 Mei - 1 Juli 150,000 3 2/12 75,000
1 Juli - 1 Des 450,000 6/12 225,000
1. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar 480,000

Jumlah rata-rata
Laba EPS
tertimbang saham
Laba tahun berjalan dari operasi yang
dilanjutkan tersedia untuk pemegang 480,000,000 480,000 1,000
saham (580.000.000 - 100.000.000)

Keuntungan tahun berjalan dari operasi


240,000,000 480,000 500
yang dihentikan

Laba tersedia untuk pemegang saham 720,000,000 480,000 1,500

2. Tahapan menghitung EPS delusian:


a) Untuk setiap efek berpotensi saham biasa, tentukan efek perlembar dengan
meng asumsikan efek tersebut dikonversi atau dilaksanakan (untuk opsi)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 /16
b) Peringkat hasil perhitungan pada nomer 1 di atas dengan mengurutkan efek
yang paling kecil hingga yang terbesar efeknya terhadap EPS
c) Dimulai dari EPS dasar, hitung kembali EPS dengan menambah dampak
EPS Inkremental yang terkecil dari Langkah 2. Apabila hasil kalkulasi
menghasilkan EPS yang lebih rendah dari EPS dasar atau EPS sebelumnya,
maka lanjutkan ke rekalkulasi berikutnya untuk EPS inkrementaal terkecil
selanjutnya, hingga semuaa efek yang dimiliki diperhitungkan dalam EPS
delusian. Efek yang memberikan dampak incremental yang meningkatkan
EPS (EPS antidilutif), maka efek tersebut tidak diperhitungkan dalam EPS
dilusian.
Peningkatan
Peningkatan EPS
jumlah saham
Laba Inkremental
biasa (lembar)
OPSI
Peningkatan laba -
Penambahan saham yang diterbitkan tanpa imbalan
20,000 -
((100.000 x (Rp.75 - Rp.60))/Rp.75)
Saham Preferen yang dapat dikonversi
Peningkatan laba (Rp.800.000 x 100 x 0.08) 6,400,000
Saham Inkremental (2 x 800.000) 1,600,000 4.00
Obligasi konversi dengan bunga 5%
Peningkatan laba (Rp.100.000.000 x 0.08 x (1-40%)) 3,000,000
Saham Inkremental (100.000 x 20) 2,000,000 1.50

Berdasarkan table diatas, maka dampak incremental yang menurunkan EPS adalah
obligasi konversi.

Perhitungan EPS Dilusian :


Laba dari operasi yang
dilanjutkan yang dapat
didistribusikan kepada Saham biasa EPS
pemegang saham biasa entitas
induk

Laba dilaporkan 10,000,000 2,000,000 5.00


OPSI - 20,000 -
Kenaikan / penurunn EPS 10,000,000 2,020,000 4.95 Delutif
Obligasi konversi dengan bunga 5% 3,000,000 2,000,000
Kenaikan / penurunn EPS 13,000,000 4,020,000 3.23 Delutif
Saham Preferen yang dapat dikonversi 6,400,000 1,600,000
Kenaikan / penurunn EPS 19,400,000 5,620,000 3.45 Antidilutif

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 /16
E. DAFTAR PUSTAKA
1. E. Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield. (2018).
Intermediate Accounting, Edisi 13th. Singapore: Wiley
2. Martini Dwi. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 2.
(Penerbit: Salemba Empat. 2017)
3. http://sashaannisa18.blogspot.com/2015/03/sekuritas-dilutif-dan-laba-per-
saham.html
4. https://www.academia.edu/28273537/Akuntansi_Keuangan_II_Sekuritas_
Delusian_dan_Laba_per_Saham

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 /16

Anda mungkin juga menyukai