Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Rotan merupakan sumber devisa yang sangat besar bagi negara karena
Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu
rotan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pabrik atau industri, home industry,
bahan baku kerajinan, perabot rumah tangga, perabot perkantoran dan telah
(Maryana, 2010).1
batang yang dimanfaatkan sebagai bahan baku adalah jenis batang yang sudah tua.
Sebagai komoditi yang mulai dapat diandalkan untuk penerimaan negara, rotan
telah dipandang sebagai komoditi perdagangan hasil hutan non-kayu yang cukup
penting bagi Indonesia. Produk rotan ini juga telah menambah penerimaan ekspor
unggulan selain minyak dan gas bumi, serta dapat disejajarkan dengan
penerimaan ekspor utama pertanian lainnya seperti kopi, karet dan minyak sawit.
bukan migas karena: (a) memanfaatkan sumberdaya dalam negeri, (b) dapat
1
D. Martono dan Suprianal, Nana. 2011. Sari Hasil Penelitian Rotan Jasni. Melalui
<www.dephut.go.id> [24/01/2012]
1
2
memperbesar nilai tambah, (c) dapat bersaing di pasar dunia, (d) dapat menyerap
Indonesia telah menjadi pelopor dalam penyediaan produk rotan dunia, yakni
hampir 80 persen keperluan dunia dipasok dari Indonesia. Hal ini diperkuat
yang mampu menyediakan bahan baku rotan nomor satu dengan kapasitas
pada tahun 1968 1973, dan berkembang pesat sekitar tahun 1988, setelah ada
peraturan pelarangan ekspor bahan baku rotan dan barang rotan setengah jadi. 2
apabila rotan telah diolah menjadi produk seperti furniture dan aneka
kerajinan lainnya, tentunya akan memiliki nilai ekspor yang jauh lebih
tinggi.
2. Banyak tenaga kerja yang bisa diserap, yaitu tenaga kerja yang dibutuhkan
2
Janumirno. 2000. Membangkitkan Kembali Industri Mebel Rotan Indonesia. Melalui
<http://www.export-import-indonesia.com> [24/01/2012]
3
Faozi. 2008. Analisa Peluang Ekspor Kerajinan Rotan. Melalui < www.mmfaozi.com>
[ 24 Januari 2012]
3
dari rotan Indonesia terhadap kompetitor dari negara lain seperti China,
5. Ekspor rotan olahan ternyata juga akan menaikkan harga rotan mentah di
Penurunan ekspor kerajinan rotan yang sangat luar biasa terus terjadi sejak
tahun 2006 2011, penurunan ekspor kerajinan rotan ini telah berlangsung sejak
ekspor bahan mentah rotan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik, berikut ini merupakan grafik kinerja ekspor kerajinan rotan dari tahun
2005 2011 :
400
350
300
250
Nilai Ekspor Rotan
200
(US$ Juta)
150
100
50
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
terbilang masih sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai ekspor kerajinan rotan
pada masa pelarangan ekspor bahan baku rotan yang mencapai lebih dari 374 Juta
US$. Kondisi ini seakan kontradiktif bila melihat potensi Indonesia terhadap
sasaran ekspor yang masih membutuhkan produk kerajinan dalam jumlah sangat
Perancis, Belanda, dan Australia. Negara-negara itu pula yang selama ini menjadi
negara sasaran ekspor utama untuk produk kerajinan rotan asal Indonesia.
Nilai ekspor produk olahan rotan yakni mebel dan kerajinan rotan
diperkirakan bisa mencapai US$120 juta pada tahun 2012. Jumlah itu mengalami
kenaikan sekitar 20 persen dari tahun 2011 yang ditargetkan sebesar US$100 juta
atau lebih rendah 27,53 persen dari 2010 sekitar US$138 juta. Pada tahun 2011
ekspor mebel dari kayu dan rotan masih memberikan kontribusi yang terbesar, hal
tersebut diperkuat oleh data mengenai kinerja ekspor mebel pada Tabel 1 berikut :
tahun 2011 menempati urutan ketiga setelah mebel kayu dan mebel dari bahan
5
lainnya. Sehingga mebel rotan Indonesia masih memiliki potensi yang cukup
Hatta Sinatra (2011) mengatakan, telah terjadi peningkatan ekspor kerajinan rotan
terutama mebel rotan pada tahun 2011. Hal tersebut terjadi seiring dengan adanya
larangan ekspor rotan mentah dan setengah jadi oleh pemerintah. Namun kinerja
ekspor pada tahun 2012 dikhawatirkan bisa melambat apabila terkena dampak
dari krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Mengingat
kawasan Eropa dan AS yang melebihi 90 persen dari tujuan ekspor produk olahan
Indonesia pada tahun 2010 adalah 60.800 ton, sedangkan ekspor kerajinan rotan
Negara tujuan ekspor barang jadi rotan dari Indonesia ternyata cukup
4
Hatta. 2011. Peningkatan Ekspor Kerajinan Rotan. Melalui
<www.economy.okezone.com> [24 Januari 2012]
6
bersama para pelaku usaha perlu mengupayakan berbagai langkah strategis untuk
karena itu langkah nyata yang dapat diwujudkan suatu industri kerajinan rotan
cara strategi pemasaran yang mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberhasilan perusahaan.
industri kerajinan rotan tidak mungkin secara langsung jatuh ke tangan pembeli
Menghadapi kondisi pasar di tengah krisis ekonomi yang melanda wilayah Eropa
bahan mentah rotan, banyak pelaku industri pengolahan rotan yang berusaha
meningkatkan daya saing dan kualitas kerajinan untuk skala ekspor. Dalam upaya
produk atau jasanya harus memiliki rencana strategi pemasaran bersaing yang
keharusan bagi industri kerajinan rotan untuk melaksanakan strategi yang tepat
Euroindo Jaya merupakan salah satu industri mebel yang telah menghasilkan
berbagai macam produk unggulan seperti mebel jati, mebel rotan, handicraft,
stationary, placemat, table runner, dan wooden batik. Salah satu produk andalan
7
yang dihasilkan PT. Euroindo Jaya adalah kerajinan rotan berupa mebel rotan.
Mebel rotan yang dihasilkan memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan pesaing
lainnya, hal tersebut terlihat dari segi desain, warna, bentuk, ukuran, dan harga
yang ditawarkan cukup bersaing. Selain itu promosi perusahaan melalui website
telah memulai usaha dari tahun 2001, industri ini senantiasa berupaya
memanfaatkan sumber daya rotan dalam negeri yang selanjutnya diolah menjadi
produk kerajinan yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang cukup tinggi di
yang diberlakukan sejak tanggal 1 Desember 2011 merupakan peluang besar bagi
bermaksud menutup ekspor bahan baku rotan dengan keyakinan akan terjadi
penyerapan oleh industri di dalam negeri5. PT. Euroindo Jaya dalam menanggapi
karena telah menghidupi banyak orang mulai dari petani, pengumpul, pengrajin
rotan, dan para tenaga kerja lainnya. Dengan mempelajari keragaan usaha rotan
pada PT. Euroindo Jaya maka akan diketahui pentingnya keberadaan industri
pengolahan rotan dalam menjaga pasokan guna pengadaan bahan baku, proses
5
.Wirjawan, Gita. 2011. Larangan Ekspor Rotan Langsung Tuai Penolakan. Melalui
<http://www.tribunnews.com> [24/01/2012]
8
kerajinan rotan.
kandungan lokal (local content) yang sangat tinggi sehingga tidak terlalu
tergantung pada impor bahan baku. Bahan baku rotan banyak diperoleh dari hutan
dan sebagian dari hasil budidaya petani rotan. Dengan demikian secara nasional
sumber daya alam Indonesia secara optimal, menghasilkan devisa bagi negara
rotan melalui perluasan penyerapan tenaga kerja maupun sebagai mitra penyedia
dapat unggul dalam persaingan yang akan ditawarkan pada masyarakat. Pesaing
terbesar bagi industri kerajinan rotan Indonesia yang berasal dari luar adalah para
pesaing yang berasal dari Filipina karena mereka memiliki pasokan bahan baku
rotan yang cukup besar serta harga kerajinan rotan yang mereka tawarkan relatif
lebih murah di pasaran. Selain itu China telah menghasilkan produk kerajinan
yang terbuat dari willow, produk tersebut hampir menyerupai kerajinan rotan akan
6
Bank Indonesia. 2011. Pola Pembiayaan Usaha Kecil. Jakarta. Melalui
<http://www.bi.go.id> [24/01/2012]
9
Pesaing terbesar bagi PT. Euroindo Jaya yang berasal dari Indonesia
diantaranya adalah CV. Karya Wahana Sentosa, Ascarya Furniture, CV. Maha
Karya Export, dan CV. Ciremai Raya. Permasalahan utama yang dirasakan
industri kerajinan rotan Indonesia termasuk PT. Euroindo Jaya adalah krisis
ekonomi yang melanda wilayah Eropa dan Amerika Serikat. Krisis tersebut telah
tingkat produksi, dan meningkatkan kompetisi dengan para pesaing yang berasal
dari dalam maupun luar negeri. Sehingga untuk berkompetisi dengan para pesaing
juga salah satu faktor yang sangat penting, karena pemasaran akan mempengaruhi
mencapai tujuannya. Oleh karena itu, kelancaran suatu industri sangat tergantung
pada manajemen dalam menyusun strategi pemasaran yang akan datang, baik
pemasaran selalu berkaitan dengan bauran pemasaran yang terdiri dari empat
variabel yaitu product, price, place, and promotion. Dimana keempat variabel
tersebut saling berkaitan satu sama lain dan akan mempengaruhi perumusan
strategi pemasaran.
mengukur sejauh mana tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani,
investasi dalam aktiva untuk meningkatkan kapasitas produksi dan hasil konsumsi
kas.
Tingkat pertumbuhan dan pangsa pasar PT. Euroindo Jaya dapat diukur
melalui analisis matrik BCG. Analisis matrik BCG ini akan mengukur
perhitungan tingkat pertumbuhan pasar dan nilai pangsa pasar dari volume
penjualan ekspor kerajinan rotan dan strategi pemasaran PT. Euroindo Jaya
selama dua tahun, selain itu melalui analisis matrik BCG dapat dipelajari
sebagai berikut:
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas
dan terarah tentang apa yang dilakukan PT. Euroindo Jaya dalam menggunakan
setiap langkah strategis untuk menjangkau sasaran pasar kerajinan rotan. Adapun
dalam:
1. Aspek Keilmuan
para industri pengolahan rotan, sehingga hasil rotan dari para petani