Anda di halaman 1dari 4

Commentary Paper

BAB 12 ( Melakukan Bisnis di Negara-Negara Berkembang )

Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang
masih ber gantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan
kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan- pengelompokan negara
berdasarkan kondisi sosial ekonominya.

Berdasarkan ciri-ciri negara maju dan berkembang Michael Todaro dalam bukunya yang
berjudul Perkembangan Ekonomi Negara-Negara Berkembang membagi wilayah negara-
negara di dunia ini menjadi dua kawasan Utara untuk menyebut negara maju dan
kawasan selatan untuk menyebut negara-negara berkembang atau sedang berkembang.

Dalam mengarungi perekonomian global yang bersifat terbuka dan bebas saat ini, negara
sedang berkembang harus mampu menyusun strategi pembangunan yang tepat agar
mampu bersaing dengan negara maju yang notabene memiliki kemampuan yang relatif
lebih tinggi. Berdasarkan itu kami akan membahas mengenai kebijakan perdagangan
internasional seperti apa yang diterapkan oleh negara-negara sedang berkembang secara
umum.

A. Kebijakan Perdagangan Negara Sedang Berkembang

Menurut (Paul. L Krugman) tujuan dasar kebijakan perdagangan di negara


sedang berkembang, yaitu:
1. Memajukan industrialisasi

2. Mengatasi masalah kondisi pembangunan yang tak merata di


dalam perekonomian domestik
3. Berupaya untuk melepaskan hubungan ekonomi yg tidak adil atau
eksploitatif dengan negara maju
Kebijakan-kebijakan perdagangan yang dilakukan leh negara sedang
berkembang, yaitu:
a) Strategi Industri Subsitusi Impor

Strategi pembangunan industri yang berorientasi pada produk pengganti


impor untuk pasar dalam negeri dengan argumentasi sebagai berikut:
 Konsumen dalam negeri yg relatif banyak

 Mendorong pertumbuhan industri dalam negeri yang baru lahir

 Menghemat devisa

 Melindungi dengan tarif dan kuota impor

 Meningkatkan value added manufacturing

Dampak Industrialisasi subsitusi impor akan memajukan sektor


manufaktur tetapi tidak memberikan keuntungan yg diharapkan dalam
pertumbuhan ekonomi dan perbaikan taraf hidup masyarakat terlalu banyak
membebankan biaya dan menciptakan pola produksi yg tidak efisien.
b) Strategi Industri Promosi Ekspor

Strategi pembangunan industri yang berorientasi pada produk ekspor


untuk pasar luar negeri, dengan alasan sebagai berikut:
 Jumlah konsumen dalam negeri relatif sedikit

 Meningkatkan value added manufacturing

 Meningkatkan penerimaan devisa

Berdasarkan studi empiris yang dilakukan IMF terbukti bahwa negara


yang sedang berkembang yang memilih Strategi Industri Promosi Ekspor
memiliki pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
negara yang menggunakan Strategi Industri Subsitusi Impor.

B. Contoh-Contoh Negara Sedang Berkembang

Kemiskinan, kelaparan, pelanggaran hak asasi manusia, eksploitasi anak-


anak, bencana alam dan sebagainya merupakan fenomena yang banyak ditemui di
negara sedang berkembang. Fenomena ini jelas menggambarkan kondisi negara
yang sudah miskin dan sulit untuk keluar dari perangkap penderitaan. Penderitaan
di bidang ekonomi dan sosial ini masih ditambah dengan beban politik yang harus
ditanggung oleh penduduk miskin. Perang saudara yang tidak henti-hentinya,
kudeta dan perebutan kekuasaan dengan kekerasan merupakan masalah politik yang
rumit dan kompleks.
Melansir laman WTO, berikut adalah negara-negara yang masih menyandang status Least-
Developed Countries:

Afghanistan, Angola, Bangladesh, Benin, Burkina Faso, Burundi, Kamboja, Republik Afrika
Tengah, Chad, Republik Demokratik, Kongo, Djibouti, Gambia, Guinea, Bissau, Haiti,
Republik Demokratik, Rakyat Laos, Lesotho, Liberia, Madagaskar, Malawi, Mali,
Mauritania, Mozambik, Myanmar, Nepal, Niger, Rwand,a Senegal, Sierra, Leone, Pulau
Solomon, Tanzania, Togo, Uganda, Vanuatu, Yaman, Zambia, dan Sementara, delapan
negara lain yang tergolong dalam status sama juga tengah bernegosiasi untuk bergabung
dengan WTO. Negara-negara tersebut terdiri atas Bhutan, Komoro, Etiopia, Sao Tomé &
Principe, Somalia, Sudan Selatan, Sudan, dan Timor-Leste.

Anda mungkin juga menyukai