Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang
masih ber gantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan
kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan- pengelompokan negara
berdasarkan kondisi sosial ekonominya.
Berdasarkan ciri-ciri negara maju dan berkembang Michael Todaro dalam bukunya yang
berjudul Perkembangan Ekonomi Negara-Negara Berkembang membagi wilayah negara-
negara di dunia ini menjadi dua kawasan Utara untuk menyebut negara maju dan
kawasan selatan untuk menyebut negara-negara berkembang atau sedang berkembang.
Dalam mengarungi perekonomian global yang bersifat terbuka dan bebas saat ini, negara
sedang berkembang harus mampu menyusun strategi pembangunan yang tepat agar
mampu bersaing dengan negara maju yang notabene memiliki kemampuan yang relatif
lebih tinggi. Berdasarkan itu kami akan membahas mengenai kebijakan perdagangan
internasional seperti apa yang diterapkan oleh negara-negara sedang berkembang secara
umum.
Menghemat devisa
Afghanistan, Angola, Bangladesh, Benin, Burkina Faso, Burundi, Kamboja, Republik Afrika
Tengah, Chad, Republik Demokratik, Kongo, Djibouti, Gambia, Guinea, Bissau, Haiti,
Republik Demokratik, Rakyat Laos, Lesotho, Liberia, Madagaskar, Malawi, Mali,
Mauritania, Mozambik, Myanmar, Nepal, Niger, Rwand,a Senegal, Sierra, Leone, Pulau
Solomon, Tanzania, Togo, Uganda, Vanuatu, Yaman, Zambia, dan Sementara, delapan
negara lain yang tergolong dalam status sama juga tengah bernegosiasi untuk bergabung
dengan WTO. Negara-negara tersebut terdiri atas Bhutan, Komoro, Etiopia, Sao Tomé &
Principe, Somalia, Sudan Selatan, Sudan, dan Timor-Leste.