Anda di halaman 1dari 9

HUKUM PERWAKAFAN

Di Susun Oleh:

Besse Elfisraq Fauziah (05120190016)

A. Khairunnisya Awaliah (05120190026)

Kelas: C1

Prodi: Hukum Keluarga Islam

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji hanya untuk Allah


SWT Tuhan Semesta Alam. Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan segala
karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah yang telah diberikan
kepada kami dengan judul Proses Wakaf.
Kami berharap agar semua pengetahuan dan pengalaman yang telah penulis
peroleh selama penyusunan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bekal dikemudian hari
Akhirnya, atas segala keterbatasan yang dimiliki oleh penulis apabila terdapat
kekurangan dan kesalahan mohon maaf, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang hendak menambah wawasan dan pengetahuan, kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga terselesaikan dengan baik, penulis menyampaikan terima kasih .

Waalaikumsalam Wr.Wb
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................

B. Rumusan masalah ........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian qawaid fiqhiyyah ........................................................

B. Ruang lingkup qawaid fiqhiyyah .................................................

C. Tujuan mempelajari qawaid fiqhiya………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................

B. Saran ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu lembaga yang dianjurkan oleh ajaran Islam untuk dipergunakan oleh
seseorang sabagai sarana penyaluran rezeki yang diberikan oleh Tuhan kepadanya
adalah wakaf. Dalam Islam, wakaf merupakan ibadah yang bercorak sosial ekonomi
yang cukup penting. Menurut sejarah Islam, wakaf telah memainkan peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kesejahteraan kaum muslimin, baik di bidang pendidikan,
pelayanan kesehatan, pelayanan sosial dan kepentingan umum, kegiatan keagamaan,
pengembangan ilmu pengetahuan serta peradaban Islam secara umum.

Beberapa permasalahan muncul dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam


.Tentunya ini mengharuskan agar didapati jalan keluar untuk penyelesaiannya. Maka
disusunlah suatu kaidah secara umum yang diikuti cabang-cabang secara lebih
mendetail terkait permasalahan yang sesuai dengan kaidah tersebut. Adanya kaidah ini
tentunya sangat membantu dan memudahkan terhadap pemecahan permasahalan yang
muncul ditengah-tengah kehidupan di zaman modern ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan disajikan sebagai berikut :

1. Menjelaskan Pengertian Wakaf


2. Menjelaskan Tata Cara atau Proses Wakaf
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Wakaf

Perkataan waqf, yang menjadi wakaf dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata kerja
bahasa Arab waqafa yang berarti menghentikan, berdiam di tempat atau menahan sesuatu.
Wakaf dalam pengertian Ilmu tajwid mengandung makna menghentikan bacaan, baik
seterusnya maupun untuk mengembil nafas sementara. Pengertian wakaf dalam makna
berdiam di tempat, dikaitkan dengan wuquf. Yakni berdiam di Arafah pada tanggal 9
Zulhijjah ketika menunaikan Ibadah Haji.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian wakaf adalah menahan harta yang
diberikan Allah yang dikelola oleh suatu lembaga dan hal tersebut sangat dianjurkan oleh
ajaran Islam karena sebagai saran mendekatkan diri kepada Allah yang ganjarannya
terbawa sampai si pewakaf meninggal dunia.

Di dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran (3) ayat 92 Allah SWT berfirman :

Artinya Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu sayangi. (Q.S Ali-Imron, 3 : 92).

Di Indonesia wakaf diatur sacara formal oleh Negara dalam sebuah lembaga yaitu Badan
Wakaf Indonesia (BWI), dimana Ikrar atau Ijab wakaf dilakukan oleh wakif di depan
pejabat yang berwenang, yaitu Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai Pejabat
Pembuat Akta Tanah Wakaf, kemudian dikeluarkan akta wakaf, jika wakaf itu dalam
bentuk tanah maka oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional atau biasa disebut Agraria
dikeluarkan sertifikat wakaf berdasarkan akta wakaf yang dibuat KUA. Dengan dibuatnya
akta dan sertifikat wakaf tersebut, maka harta wakaf itu terlindungi dari penyalahgunaan
atau gugatan pihak lain

B.  Proses Agar Terlaksananya Wakaf

Sebelum mengetahui cara wakaf tanah, waqif (sebutan untuk pemberi wakaf) harus
memahami rukun dan syarat wakaf.

Melansir bwi.or.id, ada 4 rukun wakaf yang harus terpenuhi untuk melakukan wakaf, yaitu:
 Ada orang yang berwakaf
 Ada benda yang diwakafkan
 Ada pihak yang menerima wakaf
 Ada ikrak wakaf

Di samping itu ada pula syarat wakaf yang merupakan pengembangan dari rukun wakaf,
yaitu:

1. Berkaitan dengan pewakaf

• Mampu secara hukum

• Waqif merupakan pemilik harta secara penuh

• Berakal

• Cukup umur atau

2. Berkaitan dengan harta wakaf

• Barang berharga

• Diketahui kadar atau jumlahnya

• Sah kepemilikannya

• Harta tidak melekat dengan yang lain alias berdiri sendiri.

3. Berkaitan dengan penerima wakaf

• Jumlah tertentu yaitu, jelas jumlah penerimanya

• Jumlah tidak tertentu yaitu, untuk kepentingan banyak orang.

4. Berkaitan dengan Ikrar Wakaf

• Ikrak diucapkan dengan menunjukkan kekekalan wakaf yang dilakukan

• Ucapan direalisasikan segera

• Bersifat pasti

• Tidak diikuti dengan syarat yang membatalkan.

Prosedur & Cara Wakaf Tanah


Adapun cara wakaf tanah ialah:

Calon waqif datang ke KUA terdekat dengan membawa kelengkapan berupa identitas diri
dan dokumen sah atas tanah yang dimiliki

Waqif melakukan pengucapan ikrar wakaf kepada nazhir (pengelola harta wakaf) dengan
saksi Kepala KUA dan para penerima manfaat

Kepala KUA membuat akta ikrar wakaf dan surat pengesahan

Salinan akta ikrar diberikan pada waqif dan nazhir

Nazhir melakukan pendaftaran atas tanah wakaf ke Badan Pertanahan Nasional (BPN).
BAB III

KESIMPULAN

 Wakaf adalah menahan harta yang diberikan Allah yang dikelola oleh suatu lembaga
dan hal tersebut sangat dianjurkan oleh ajaran Islam karena sebagai saran
mendekatkan diri kepada Allah yang ganjarannya terbawa sampai si pewakaf
meninggal dunia.
 Syarat-syarat sahnya perwakafan sesorang adalah sebagai berikut : (a) Perwakafan
benda itu tidak dibatasi oleh waktu tertentu melainkan selamanya. (b) Tujuannya
harus jelas dan disebutkan ketika mengucapkan ijab. (c) Wakaf harus segera
dilaksanakan segera setelah ikrar wakaf dinyatakan oleh wakif. (d) Wakaf yang sah
wajib dilaksanakan, karena ikrar wakaf oleh wakif berlaku seketika dan selama-
lamanya. (e) Perlu dikemukakan syarat yang dikeluarkan oleh wakif atas harta yang
diwakafkannya.
 Status kepemilikan harta wakaf Sebelum harta diwakafkan, pemiliknya adalah
orang yang mewakafkannya. Dan setelah harta tersebut diwakafkan kepemilikanya
harta kembali kepada Allah SWT. Dan manfaatnya menjadi hak Mauquf ‘alaih.
 Di Indonesia wakaf diatur sacara formal oleh Negara dalam sebuah lembaga yaitu
Badan Wakaf Indonesia (BWI), dimana Ikrar atau Ijab wakaf dilakukan oleh wakif di
depan pejabat yang berwenang, yaitu Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai
Pejabat Pembuat Akta Tanah Wakaf, kemudian dikeluarkan akta wakaf, jika wakaf
itu dalam bentuk tanah maka oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional atau biasa
disebut Agraria dikeluarkan sertifikat wakaf berdasarkan akta wakaf yang dibuat
KUA. Dengan dibuatnya akta dan sertifikat wakaf tersebut, maka harta wakaf itu
terlindungi dari penyalahgunaan atau gugatan pihak lain.
Daftar pustaka

Ali, M. D. (1988). Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-Press.

Suryana, A. T., Alba, C., Syamsudin, E., & Asiyah, U. (1996). Pendidikan Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi. Bandung: Tiga Mutiara.

https://kumparan.com/99co/syarat-prosedur-hingga-contoh-surat-wakaf-tanah-perlu-
dipahami-1qrg9uIv9MK/full

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5355763/seputar-wakaf-pengertian-
hukum-rukun-dan-syaratnya

Anda mungkin juga menyukai