7118 21870 2 PB
7118 21870 2 PB
ABSTRACT
Job stress is an adaptive response and feedback adjustment in a condition individuals and
the environment. Dental nurses face a variety of things in their duties that can cause stress, both
physically and mentally. The objectives of this research are conducted to determine whether there is a
correlation between individual characteristics and conditions of employment factors to the occurrence
of occupational stress. The research was conducted with cross sectional design. By filling the
questionnaire conducted to 22 dental nurses. Amount of samples used total population. The independent
variables were the individual characteristics (age, sex, and years of marriage) and factor conditions
of employment (demand, support, ties up job roles). The result of the research showed that there was
a strong relationship between job stress with sex, there was a strong relationship between job stress
with the demands of work, there was enough relationship between job stress with age, tenure, support
employment, labor relations and the role of work on dental nurses. The suggestion of results this study
recommends that dental nurses need off work and do refreshing, providing training to dental nurses in
improving the capability and skills. Relating to the implementation of the tasks, it’d better to conduct
joint training among employees. They are aimed for the sake of increasing solidarity and friendshipness
among colleagues. Giving rewards to employees are also recommended for the best achievement at
work.
ABSTRAK
Perawat gigi dalam menjalankan tugasnya menghadapi berbagai hal yang dapat menyebabkan stres
baik secara fisik dan mental. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
faktor karakteristik individu dan faktor kondisi pekerjaan terhadap timbulnya stres kerja. Penelitian
dilaksanakan dengan rancangan cross sectional. Pengisian kuesioner dilakukan oleh 22 orang perawat
gigi. Jumlah sampel menggunakan total populasi. Variabel bebas penelitian ini adalah karakteristik
individu (usia, jenis kelamin, masa kerja, pernikahan) dan faktor kondisi pekerjaan (tuntutan, dukungan,
hubungan hingga peran kerja). Hasil uji statistik korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara stres kerja dengan jenis kelamin, terdapat hubungan yang kuat antara stres
kerja dengan tuntutan kerja, terdapat hubungan yang cukup antara stres kerja dengan usia, masa kerja,
dukungan kerja, hubungan kerja dan peran kerja pada perawat gigi. Saran penelitian menganjurkan
kepada perawat gigi yang mengalami stres kerja untuk cuti kerja, memberi pelatihan kepada perawat gigi
dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas,
mengadakan pelatihan bersama antar pegawai yang sifatnya bertujuan meningkatkan rasa solidaritas dan
keakraban antar sesama rekan kerja, memberikan reward kepada pegawai yang memiliki prestasi kerja.
©2017 IJPH. license doi: 10.20473/ijph.v12i1.2017.75-84. Received 23 January 2017, received in revised form 27 January
2017, Accepted 30 January 2017, Published online: 30 November 2017
76 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 1, Juli 2017: 75–84
kerja. Kondisi ini baik secara langsung Skala data yang digunakan adalah ordinal,
maupun tidak langsung dapat berpengaruh dengan 4 kategori 20–24 tahun, 25–29 tahun,
terhadap pandangan pasien maupun keluarga 30–34 tahun dan > 34 tahun. Jenis kelamin
terhadap pelayan di puskesmas yang dapat adalah jenis kelamin biologis responden
merugikan puskesmas itu sendiri. Oleh menurut KTP. Skala yang digunakan adalah
karena itu peneliti tertarik untuk meneliti skala nominal, dengan kategori laki-laki dan
hubungan faktor karakteristik individu perempuan. Masa kerja adalah jumlah tahun
dan faktor kondisi pekerjaan terhadap stres responden terhitung sejak tanggal mulai
kerja pada perawat gigi di wilayah kerja bekerja sebagai perawat gigi di instansi
Puskesmas se-Kabupaten Bangkalan. tempat bekerja sampai dengan penelitian ini
dilaksanakan dalam hitungan tahun. Skala
METODE PENELITIAN data ordinal dengan mengklasifikasikan
Penelitian ini merupakan penelitian masa kerja < 5 tahun, 5–10 tahun dan > 10
observasional yaitu dilakukan dengan tahun. faktor kondisi pekerjaan (tuntutan
cara mengamati objek penelitian tanpa kerja, dukungan kerja, hubungan kerja,
memberikan perlakuan. Berdasarkan waktu peran kerja). tuntutan kerja adalah Pekerjaan
pelaksanaannya, penelitian ini merupakan yang harus sudah terselesaikan pada waktu
penelitian cross sectional karena data yang telah ditentukan. Skala data yang
tentang variabelnya diperoleh pada satu digunakan adalah skala data ordinal dengan
waktu, sedangkan berdasarkan sistem mengklasifikasikan tuntutan kerja rendah
analisisnya termasuk penelitian analitik, 9–21, cukup tinggi 22–23, sangat tinggi
dengan menggunakan uji korelasi spearman 34–35. Dukungan kerja adalah dorongan yang
karena ingin mengetahui kuat hubungan diperoleh dari semua lini untuk keberhasilan
antar variabel dengan kategori 0 = tidak ada pekerjaan. Skala data yang digunakan adalah
korelasi antara dua variabel, skala ordinal dengan klasifikasi dukungan
> 0–0,25: korelasi sangat lemah,· > kerja Lemah 5–11 cukup kuat 12–18, sangat
0,25–0,5: korelasi cukup, > 0,5– 0,75: korelasi kuat 19–25. Hubungan kerja adalah Interaksi
kuat, > 0,75–0,99: korelasi sangat kuat dan 1: yang dilakukan dalam melaksanakan
korelasi sempurna pekerjaan dengan skala data yang digunakan
Populasi penelitian ini yaitu semua adalah skala data ordinal dengan klasifikasi
perawat gigi di puskesmas se-Kabupaten hubungan kerja kurang baik 5–11, cukup
Bangkalan yang berjumlah 22 orang perawat baik 12–18, sangat baik 19–25. Peran kerja
gigi, sedangkan pengambilan sampel adalah keterlibatan dan keikutsertaan dalam
penelitian adalah teknik total populasi. pekerjaan, dengan skala data yang digunakan
Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas se- adalah skala data ordinal dengan klasifikasi
Kabupaten Bangkalan di mana pemilihan kurang aktif 5–11, cukup aktif 12–18,
tempat ini dikarenakan belum pernah sangat aktif 19–25, untuk variabel dependen
dijadikan lokasi penelitian sejenis dan penelitian ini yaitu stres kerja. Stres kerja
berdasarkan hasil survey didapatkan bahwa adalah respons emosional dan fisik yang
terdapat tenaga perawat gigi yang mengalami bersifat mengganggu atau merugikan yang
stres kerja karena factor kondisi pekerjaan. terjadi pada saat tuntutan tugas tidak sesuai
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober dengan kapabilitas, sumber daya, atau
2016 sampai Januari 2017. keinginan pekerja dengan skala data yang
Variabel independen pada penelitian ini digunakan adalah skala data ordinal dengan
yaitu factor karakteristik individu (usia, jenis klasifikasi stress ringan 15–18, stress sedang
kelamin, masa kerja). Usia adalah Jumlah 19–25, stres berat 26–33.
tahun yang dihitung mulai dari responden Sumber data yang digunakan adalah
lahir hingga saat penelitian berlangsung. data primer dengan cara wawancara
78 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 1, Juli 2017: 75–84
menggunakan kuesioner untuk mengetahui ini menunjukkan bahwa dari 4 kategori usia
factor kondisi pekerjaan dan stress kerja. perawat gigi, ternyata yang mengalami stres
Alat ukur yang digunakan dalam kerja terbanyak adalah perawat gigi yang
penelitian ini adalah Depression Anxiety mempunyai usia lebih dari 34 tahun yaitu
Stress Scale yang dikembangkan oleh sebanyak 7 (58,3%) orang mengalami stres
lovibond dan Lovibond (1995) merupakan kerja sedang. Hasil dari uji statistik tersebut
alat ukur tingkat depresi, kecemasan, dan diketahui bahwa nilai r sebesar -0,36 yang
stres seseorang. Pertanyaan yang harus berarti ada korelasi antara variable usia
dijawab oleh subjek penelitian terdiri dari terhadap stress kerja perawat gigi kuat dan
15 item pertanyaan. Skala depresi menilai searah.
dysphoria, purus asa, devaluasi hidup,
sikap meremehkan diri, kurangnya minat, Tabel 1. Hubungan Usia dengan Stres
anhedinia, inersia. Skor yang digunakan Kerja Perawat Gigi Puskesmas se-
menggunakan 4 kriteria yang dialami Kabupaten Bangkalan
responden selama satu minggu terakhir. Kategori Stres Kerja
dari nilai 0 yang berarti tidak sesuai atau Total
Umur Ringan Sedang Berat
tidak pernah sampai 3 yang artinya sangat
n % n % n % N %
sesuai atau sering sekali. Kemudian skor
20–24 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 100,0
dijumlahkan untuk mendapat total tingkat
stress. Instrumen Faktor karakteristik 25–29 0 0,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0
individu menggunakan kuesioner yang 30–34 1 33,3 2 66,7 0 0,0 3 100,0
berisikan pertanyaan mengenai umur, masa > 34 5 41,7 7 58,3 0 0,0 12 100,0
kerja dan jenis kelamin. Instrumen Faktor Total 22 100,0
kondisi pekerjaan yaitu kuesioner yang
terdiri atas 25 pertanyaan, di mana dari 25 Jenis Kelamin
pertanyaan itu terdiri dari 9 pertanyaan untuk Jenis kelamin merupakan jenis
kuesioner tuntutan kerja dengan skoring 1 kelamin biologis responden. Hasil dari total
yang berarti tidak pernah sampai 5 yang 22 responden perawat gigi pada penelitian ini
berarti selalu. Untuk kuesioner dukungan menunjukkan bahwa perempuan merupakan
kerja terdiri dari 4 pertanyaan dengan skoring responden yang paling banyak mengalami
1 untuk tidak pernah 5 untuk selalu. Untuk stres kerja yakni sebabnya 14 (73,3%) orang
kuesioner hubungan kerja ada 3 pertanyaan dalam kategori stres sedang. Hasil dari uji
dengan skoring tidak pernah 1 sampai selalu statistik tersebut diketahui bahwa nilai r
5, dan 2 pertanyaan lagi dengan skoring sebesar 0,557 yang berarti ada korelasi antara
sangat tidak setuju 1 dan sangat setuju 5, variable jenis kelamin terhadap stress kerja
dengan kategori kurang baik 5–11, cukup perawat gigi kuat dan searah.
baik 12–18 dan sangat baik 19–25. Kuisioner
peran kerja ada 5 pertanyaan dengan skoring Tabel 2. Hubungan Jenis Kelamin Kerja
1 untuk tidak pernah sampai 5 untuk selalu, dengan Stres Kerja Perawat
dengan pengkategorian: kurang aktif 5–11, Gigi Puskesmas se-Kabupaten
cukup aktif 12–18 dan sangat baik 19–25. Bangkalan
Kategori Stres Kerja
HASIL Jenis Total
Ringan Sedang Berat
Usia Kelamin
n % n % n % N %
Usia adalah Jumlah tahun yang
Laki laki 3 100,0 0 0,0 0 0,0 3 100,0
dihitung mulai dari responden lahir hingga
saat penelitian berlangsung. Hasil dari total Perempuan 4 21,1 14 73,7 1 4,5 19 100,0
22 responden perawat gigi pada penelitian Total 22 100,0
Rian Rosihan Ansori dan Tri Martiana, Hubungan Faktor Karakteristik Individu … 79
dari tiga kategori hubungan kerja. Ternyata Tabel 7. Hubungan Peran Kerja dengan
perawat gigi yang mengalami stres terbanyak Stres Kerja Perawat Gigi
adalah perawat gigi yang mempunyai P u s ke s m a s s e - K a bu p a t e n
hubungan kerja cukup baik yakni sebanyak Bangkalan
12 (85,7%) orang mengalami stres kerja
Kategori Stres Kerja
sedang. Hasil dari uji statistik tersebut Peran Total
diketahui bahwa nilai r sebesar -0,487 yang Ringan Sedang Berat
Kerja
berarti ada korelasi antara variable hubungan n % n % n % n %
kerja terhadap stres kerja perawat gigi cukup Kurang 0 0,0 7 100,0 0 0,0 7 100,0
dan tidak searah. Aktif
Cukup 1 25,0 2 50,0 1 25,0 4 100,0
Aktif
Tabel 6. Hubungan Kerja dengan Stres Sangat 6 54,5 5 45,5 0 0,0 11 100,0
Kerja Perawat Gigi Puskesmas se- Aktif
Kabupaten Bangkalan Total 22 100,0
Kategori Stres Kerja
Hubungan Total
Ringan Sedang Berat
Kerja lanjut. Dengan kata lain bias diartikan jika
n % n % n % n % orang dewasa biasanya mempunyai toleransi
Lemah 1 14,3 1 7,1 0 0 2 100,0 terhadap stres yang lebih baik. Hasil analisis
Cukup 1 14,3 12 85,7 1 100 14 100,0 yang dilakukan bahwa karakteristik usia
Kuat memiliki kuat hubungan cukup dan tidak
Sangat 5 71,4 1 7,1 0 0 6 100,0 searah terhadap timbulnya stres kerja. Hal
Kuat ini berarti semakin rendah usia seseorang
Total 22 100,0 maka stres kerja semakin tinggi. Smet
(1994), mengemukakan jika jenis stress yang
berisiko dan berpotensial di bagi menjadi
Peran Kerja tiga tahap dalam kehidupan yakni pada masa
Peran kerja adalah Keterlibatan kanak-kanak, masa remaja hingga masa
dan keikutsertaan dalam pekerjaan. hasil dewasa, lain halnya penelitian yang dilakukan
penelitian ini menunjukkan bahwa dari tiga Prabowo (2009), yang mengemukakan
kategori peran kerja perawat gigi. Ternyata bahwa tidak adanya hubungan antara umur
perawat gigi yang mengalami stres terbanyak seseorang dengan stres kerja. Faktor usia
adalah perawat gigi yang mempunyai peran memang sulit dianalisis tersendiri karena
kerja kurang aktif yakni sebanyak 7 (100%) masih banyak faktor dalam karakteristik
orang mengalami stres kerja sedang. Hasil individu lainnya yang ikut memengaruhi
dari uji statistik tersebut diketahui bahwa hubungan terhadap timbulnya stres kerja.
nilai r sebesar -0,498 yang berarti ada korelasi Selain itu dengan bertambahnya umur
antara variabel peran kerja terhadap stres pengalaman seseorang juga akan bertambah,
kerja perawat gigi cukup dan tidak searah. pengetahuan lebih baik dan rasa tanggung
jawab akan menjadi lebih tinggi, di mana hal
PEMBAHASAN ini akan menutupi kekurangan untuk mereka
Usia beradaptasi
Usia berhubungan dengan bagaimana Pada penelitian ini mayoritas perawat
toleransi individu terhadap stres dan jenis gigi berusia lebih dari 34 tahun yaitu
stressor yang paling mengganggu. Pada sebanyak 12 orang. pada usia dewasa
seorang yang mempunyai usia dewasa ini umumnya secara kognitif orang
biasanya mereka akan lebih mengontrol stres sudah mampu berfikir reflektif, yakni
dibanding dengan usia kanak-kanak dan usia menggunakan pertimbangan yang hati-hati
Rian Rosihan Ansori dan Tri Martiana, Hubungan Faktor Karakteristik Individu … 81
dan menerima keyakinan dan invormasi hubungan cukup terhadap timbulnya stres
berdasarkan bukti yang mendukung untuk kerja dengan nilai tidak searah yang berarti
mencapai sebuah kesimpulan. Selain semakin sedikit masa kerja maka stres kerja
itu mereka juga sudah dapat dikatakan akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan
mencapai tahap pemikiran formal di mana pendapat dengan pendapat yang dikemukakan
mereka sudah memiliki kemampuan untuk oleh Koch dkk (1982), menunjukkan bahwa
menghadapi ketidakpastian, kontradiksi, semakin lama masa kerja seseorang bekerja
ketidak konsistenan, ketidaksempurnaan maka stres kerja yang dialami akan semakin
serta dapat berkompromi dengan situasi ringan dikarenakan orang tersebut sudah
tersebut. berpengalaman dan cepat tanggap dalam
menghadapi berbagai masalah-masalah
Jenis Kelamin pekerjaan. Selain itu Atkinson dan Jacqueline
Dari hasil statistik analisis yang (1991), mengemukakan bahwa semakin
dilakukan diperoleh bahwa Jenis kelamin sedikit massa kerja cenderung mengalami
memiliki korelasi hubungan cukup kuat stress kerja.
terhadap timbulnya stres kerja. Hasil Pada penelitian ini mayoritas perawat
penelitian menunjukkan perempuan gigi memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun
memiliki persentase lebih besar terhadap di mana 6 (54,5%) dari mereka termasuk
terjadinya stres dibandingkan laki-laki. Hal golongan stres ringan. ringannya golongan
ini sesuai dengan teori Suma’mur (1994), stres kerja pada kelompok ini mungkin
yang mengemukakan bahwa antara laki-laki dikarenakan perawat gigi pada kelompok ini
dan perempuan memiliki kemampuan fisik mempunyai kemampuan dalam mengatasi
(otot) yang berbeda. Perempuan memiliki masalah, hal ini disebabkan oleh proses
kecenderungan cepat lelah sehingga stres belajar maupun pengalaman-pengalaman
kerja lebih banyak dialami perempuan. sebelumnya dalam menghadapi kesulitan
Selain itu stres kerja juga dipengaruhi dengan dalam bekerja. Hal ini berbeda dengan
adanya siklus haid pada wanita yang dapat kelompok masa kerja di bawahnya di mana
memengaruhi kondisi emosionalnya. Emosi pada kelompok masa kerja 5–10 tahun semua
yang tidak stabil dapat memperberat stres responden mengalami stres kerja sedang
kerja yang dialaminya. dan untuk kelompok masa kerja kurang
Jenis kelamin dapat memengaruhi dari 5 tahun 2 orang mengalami stres kerja
stres kerja pada penelitian ini dimungkinkan ringan bahkan satu orang memiliki stres
karena bagi perawat gigi yang berjenis kerja berat. Terjadinya stres sedang pada
kelamin perempuan yang memiliki dua kelompok ini dimungkinkan karena
kemampuan fisik lebih lemah dari pada masih kurangnya pengalaman mereka
laki-laki malah mereka dituntut bekerja dalam menyelesaikan dan menghadapi
lebih tinggi dari pada laki-laki. Perawat gigi permasalahan-permasalahan baru dalam
perempuan selain menghadapi pekerjaan pekerjaannya, sehingga perlu bagi mereka.
di tempat kerja mereka juga harus bekerja untuk mengatasi masalah stres kerja akibat
mulai dari pagi yaitu menyiapkan keperluan masa kerja mungkin dapat dilakukan dengan
keluarga seperti memasak, mengurus anak cara mengadakan rotasi kerja sehingga para
hal ini juga mereka lakukan setelah mereka pekerja tidak jenuh, mengadakan kegiatan
pulang dari bekerja, sehingga mereka refresing untuk menghilangkan kepenatan
cenderung mengalami kelelahan yang dapat dalam bekerja.
memicu terjadinya stres.
Tuntutan kerja
Masa Kerja Tuntutan tugas adalah pekerjaan
Hasil analisis statistik yang dilakukan yang harus sudah terselesaikan pada waktu
diperoleh jika masa kerja memiliki korelasi yang telah ditentukan. Tuntutan kerja juga
82 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 1, Juli 2017: 75–84