Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN PENGOLOLAAN AIR DAN KONSERVASI AIR

Nama: M Asnawir

Nim: 1913004

1. Sumber jurnal
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan
menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama
sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada
dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau
memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukan proses aerasi. Salah satu contoh proses
pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization
pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan sebagai proses
biologis dengan biakan tersuspensi.( JURNAL TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
DENGAN PROSES BIOLOGIS)
Pengembangan Sistem Informasi Teknologi Pengolahan AirMasalah air bersih yang
memenuhi syarat kesehatan tidak hanya dialami oleh masyarakat umum, tetapai juga sering
dialami oleh masyarakat industri khususnya industri kecil dan menengah yang bergerak di dalam
industri proses khususnya proses pengolahan makanan dan minuman serta proses yang
berhubungan dengan senyawa kimia. Masalah air bersih yang kurang memenuhi syarat tersebut
sangat berpengarauh terhadap kualitas produk. Sebagai contoh di dalam industri makanan dan
minuman jika air yang digunakan kurang baik maka produk yang dihasilkan juga kurang baik,
apalagi jika air yang digunakan tidak steril maka produk yang dihasilkan dapat terkontaminasi
oleh mikroorganisme patogen yang mana dapat membayakan konsumen.(JURNAL
PENGEMBANGAN SYSTEM INFORMASI TEKNOLOGI PENGOLOLAAN AIR)
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan DAS
berazaskan pelestarian kemampuan lingkungan yangserasi dan seimbang untuk menunjang
pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia. Dilihat dari
aspek pengelolaan terpadu hutan, tanah, air, masyarakat dan lain-lain tersebut merupakan sasaran
atau obyek yang akan dikelola, dengan demikian dapat dilihat adanya keterkaitan antara
ekosistem, DAS dan pengelolaan terpadu. Pengelolaan DAS terpadu harus mengupayakan agar
unsur-unsur struktur ekosistem seperti : hutan, tanah, air, masyarakat dan lain-lain tetap dalam
keseimbangan dan keserasian. Pengelolaan DAS di Indonesia sebenarnya telah lama
diperkenalkan, yaitu sejak jaman Belanda, khususnya dalam praktek pengelolaan hutan, dimana
pembagian-pembagian daerah hutan diatur berdasarkan satuan DAS. Pada tahun 1961 diadakan
gerakan penghijauan secara massal dalam bentuk Pekan Penghijauan Nasional Pertama, di
Gunung Mas, Puncak, Bogor, Juga pada masa orde baru, gerakan penghijauan sudah menjadi
agenda rutin baik di Instansi yang membidangi kehutanan yang bekerjasama dengan ABRI pada
masa itu. Upaya pengelolaan DAS terpadu yang pertama dilaksanakan di DAS Citanduy pada
tahun 1981, dimana berbagai kegiatan yang bersifat lintas sektoral dan lintas disiplin dilakukan.
Selanjutnya pengelolaan DAS terpadu dikembangkan di DAS Brantas, Jratunseluna. Namun
proyek-proyek pengelolaan DAS saat itu lebih menekankan pada pembangunan infrastruktur fisik
kegiatan konservasi tanah untuk mencegah erosi dan banjir yang hampir seluruhnya dibiayai oleh
dana pemerintah. Baru pada tahun 1994 konsep partisipasi mulai diterapkan dalam
penyelengaraan Inpres Penghijauan dan Reboisasi, walaupun dalam tarafperencanaan. Pada tahun
1973 sampai 1981, FAO dan UNDP telah melakukan berbagai uji coba untuk memperoleh
metoda yang tepat dalam rangka rehabilitasi lahan dankonservasi tanah yang ditinjau dari aspek
fisik maupun sosial ekonomi di DAS Solo. Hasil-hasil pengujian ini antara lain diterapkan dalam
proyek Inpres Penghijauan danReboisasi sejak tahun 1976 pada 36 DAS di Indonesia.
(PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TERPADU)
Peranan sumberdaya pesisir diperkirakan akan semakin meningkat dimasa-masa
mendatang dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional, regional, maupun lokal.Sehingga,
untuk dapat memanfaatkan ruang dan sumberdaya wilayah pesisir secara optimal dan
berkelanjutan, perlu pemahaman yang mendalam tentang pengertian dan karakeristik dari
kawasan ini serta masyarakat yang mendiaminya.Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu
memiliki pengertian bahwa pengelolaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir
dilakukan melalui penilaian menyeluruh (comprehensive assesment), menentukan tujuan dan
sasaran pemanfaatan, dan kemudian merencanakan serta mengelola segenap kegiatan
pemanfaatannya. Tulisan ini berupaya memberikan pemahaman secara komprehensif dan berisi
tinjauan akademik tentang potensi wilayah pesisir, permasalahan yang terjadi dan peluang
pemanfaatannya. (PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU:SOLUSI
PEMANFAATAN RUANG, PEMANFAATAN SUMBERDAYA DAN PEMANFAATAN
KAPASITAS ASIMILASI WILAYAH PESISIR YANG OPTIMAL DAN BERKELANJUTAN)
2. Sumber buku
Pengelolaan air berperan sangat penting dan merupakan salah satu kuncikeberhasilan
peningkatan produksi padi di lahan sawah. Produksi padi sawahakan menurun jika tanaman padi
menderita cekaman air (water stress). Gejalaumum akibat kekurangan air antara lain daun padi
menggulung, daun terbakar(leaf scorching), anakan padi berkurang, tanaman kerdil, pembungaan
tertunda,dan biji hampa.(PENGOLOLAAN AIR PADA TANAH SAWAH)
Pengelolaan kualitas air adalah ilmu yang mempelajari tentang upaya mengontrolkualitas
air sehingga agar tercapai kualitas air kondisi yang diinginkan sesuai dengan peruntukannya, serta
untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Dalam kegiatan budidaya
perairan, yang dimaksud dengan yang termasuk dalam pengelolaan kualitas air meliputi program
kegiatan yang mengarahkan perairan budidaya pada keseimbangan ekosistem perairan dalam
suatu wadah yang terbatas, agar tercipta suatu kondisi perairan yang menyerupai habitat alami
biota air yang dibudidayakan, baik dari segi sifat, tingkah laku, maupun secara ekologinya.
( BUKU PENGOLOLAAN KUALITAS AIR)
Reformasi pengelolaan sumber daya air diartikan sebagai upaya meluruskan atau
mengoreksi filosofi, arah, pendekatan, metode, perencanaan, dan pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air, baik dari sisi konservasi, pendayagunaan, maupun pengendalian kerusakan.
( BUKU REFORMASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KARYA AGUS MARYONO)
Pada umumnya pengelolaan sumberdaya air (khususnya air tanah) berangkat hanya dari
satu sisi saja yakni bagaimana memanfaatkan dan mendapatkan keuntungan dari adanya air.
Namun untuk tidak dilupakan bahwa jika adanya keuntungan pasti ada kerugian. Tiga aspek
dalam penelolaan air bawah tanah yang tidak boleh dilupakan yakni aspek pemanfaatan, aspek
pelestarian dan aspek pengendalian. (ASPEK DAN PRINSIP PENGELOLAAN SUMBERDAYA
AIR)

3. Sumber website

Pada umumnya pengelolaan sumberdaya air (khususnya air tanah) berangkat hanya dari satu sisi
saja yakni bagaimana memanfaatkan dan mendapatkan keuntungan dari adanya air. Namun untuk
tidak dilupakan bahwa jika adanya keuntungan pasti ada kerugian. Tiga aspek dalam penelolaan
air bawah tanah yang tidak boleh dilupakan yakni aspek pemanfaatan, aspek
pelestariandanaspekpengendalian.
AspekPemanfaatan
Hal ini biasanya terlintas dalam pikiran manusia jika berhubungan dengan air. Baru setelah
terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan air yang tersedia, maka manusia mulai sadar
atas aspek yang lain.(ASPEK DAN PRINSIP PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR)

Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) adalah proses yang ditujukan untuk
meningkatkan pengembangan dan pengelolaan air, lahan dan sumber daya terkait secara
terkoordinasi demi tercapainya kesejahteraan ekonomi dan sosial yang maksimum dengan cara
yang adil dan secara mutlak mempertahankan keberlanjutan ekosistem yang vital.
(PENGOLOLAAN SUMBER DAYA TERPADU)

Anda mungkin juga menyukai